Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/307861610

Modul Praktikum Sistem Komunikasi Digital

Article · January 2006

CITATIONS READS

0 2,016

1 author:

Wahyu Pamungkas
Institut Teknologi Telkom Purwokerto
57 PUBLICATIONS   18 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Internet of Thing View project

Wireless Communications System View project

All content following this page was uploaded by Wahyu Pamungkas on 07 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MODUL PRAKTIKUM
SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

DIBUAT OLEH:
WAHYU PAMUNGKAS, ST

LABORATORIUM
SWITCHING DAN TRANSMISI
AKATEL SANDHY PUTRA PURWOKERTO
2006

1
MODUL PRAKTIKUM
SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL
SIFAT-SIFAT SINYAL PAM

I. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa memahami prinsip kerja dari sebuah low pass filter
2. Mahasiswa memahami proses Sampling And Hold
3. Mahasiswa memahami rangkaian dari sebuah Pulse Amplitude Modulator
4. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur osciloscope digital

II. Peralatan yang dibutuhkan


1. PAM Modulator 73606
2. PAM Demodulator 72607
3. Function Generator 72695
4. Power Supply 72686
5. Frequency Counter 72699
6. Osciloscope Leader 100 Mhz
7. Probe dan connecting Lead

III. Dasar Teori


Konversi sinyal analog menjadi sinyal digital dibagi menjadi 3 bagian penting
yaitu:
1. Sampling
Merupakan proses pencuplikan dari sinyal informasi yang akan diproses.
Frekuensi sinyal sampling menurut aturan Nyquist adalah sebesar 2 fm, dengan
fm adalah sinyal informasi yang akan disampling
2. Quantizing
Merupakan proses penghargaan suatu sinyal yang sudah disampling dengan
membawa sinyal tersebut pada penghargaan bit-bit biner yang dibutuhkan.

2
3. Encoding
Merupakan proses pengubahan kode-kode biner menjadi kode-kode tertentu
sesuai dengan aplikasi dari sinyal digital yang dimaksud
Pada sebuah proses sampling bisa dilakukan dengan menggunakan dua jenis
sinyal yaitu pulsa maupun impulse. Modulasi dengan sinyal PAM ini merupakan proses
pendigitalisasian sinyal dengan input sinyal berupa pulsa. Pembentukan sinyal PAM pada
proses digitalisasi menggunakan pulsa merupakan langkah pertama dengan cara
membangkitkan sinyal pulse dari pulse generator dengan mengatur lebar pulse (To)
secara diskret. Namun selanjutnya perlu dipahami bahwa ternyata bentuk sinyal PAM
yang dihasilkan adalah:
 Sinyal PAM adalah berbentuk diskrete pada kawasan waktu dan kontinue
levelnya
 Sinyal PAM bentuknya tidak murni sinyal analog dan juga tidak murni berbentuk
sinyal digital
Dalam praktiknya pada komunikasi digital, sinyal PAM kurang disukai karena
bentuk karakteristik sinyalnya menyebabkan sinyal ini tidak tahan terhadap error karena
faktor kekontinuitasanya. Pada dasarnya, bentuk umum dari sebuah sinyal PAM adalah
merupakan perkalian dari sebuah sinyal sinus kontinue S(t) dengan sebuah sinyal pulsa
disekret Sp(t) dengan:
S(t) = A cos (2ηfs t)
SPAM (t) = k s(t) sp (t) di mana:
K = konstanta pengali
S(t) = sinyal informasi kontinue
Sp(t) = sinyal pulse diskret
Pada sebuah blok diagram PAM Modulator, akan terdiri dari bagian Low Pass
Filter yang akan melewatkan frekuensi di bawah 3,4 Khz dan bagian Sampler yang akan
menjumlahkan sinyal informasi hasil pemfilteran dengan sinyal pulsa yang dibangkitkan
dari generator pembangkit pulsa (G) yang ada di bagian bawah. Bagian lain yang ada
pada sebuah PAM Modulator adalah bagian Hold yang akan memproses sinyal hasil
sampling menjadi sinyal tercuplik yang dimemory serta bagian sinkronisasi clock yang

3
terhubung ke masing-masing bagian trainer. Antara bagian modulator PAM dengan
bagian Demodulator PAM haruslah sinkron frekuensi clock satu sama lain.
Pada sebuah blok diagram PAM Demodulator, akan terdiri dari bagian yang lebih
sederahana karena hanya terdiri dari saklar komutator ( pemutar) dan bagian low pass
filter. Keluaran dari bagian Modulator PAM berupa sinyal PAM akan dipilih oleh saklar
komutator jika input masukanya banyak. Hasil sinyal keluaran dari saklar komutator
masih sama dengan hasil Modulator PAM. Sedangkan pada bagian output LPF, sinyal
termodulasi PAM akan difilter sehingga keluaranya akan sama dengan sinyal masukan
dari AFG.
Salah satu metode pendigitalisasian sinyal adalah dengan menggunakan sistem PCM (
Pulse Code Modulation ) selain dengan metode Delta Modulator yang jarang digunakan.
Pada sebuah sistem PCM input sinyal berupa sinyal analog yang diproses terlebih dahulu
dengan Pulse Amplitude Modulation untuk mengubah sinyal analog kontinue dari AFG
menjadi sebuah sinyal digital diskret melalui proses Sampling and Hold. Hasil ini
kemudian dilanjutkan dengan proses Quantizing dan encoding pada sisi PCM Modulator.
Quantizing yang digunakan di sini menggunakan 8 level quantizing yang dihasilkan oleh
Analog to Digital Converter pada PCM Modulator. Semakin tinggi level Quantizing pada
sebuah PCM maka semakin bagus proses penghargaan sebuah sinyal analog yang akan
didigitalisasi. Namun bila level penghargaan terlalu tinggi akan menyebabkan bit-bit
yang dihasilkan akan terlalu lebar sehingga boros Bandwitdth.
Pada sisi PCM Modulator, input sinyal PAM berupa sinyal pulsa diskret akan diubah
menjadi sinyal impulse diskret dengan menggunakan ADC ( Analog to Digital
Converter). Hal ini bisa dilakukan karena pada sisi PCM Modulator ada proses
synkronisasi dari pulsa digital menjadi impulse pada bagian bawah trainer.
Output PCM Modulator akan menjadi input bagi PCM Demodulator yang akan
mengubah bentuk impulse diskret menjadi bentuk pulse tersampling. Output Pulse
tersampling ini selanjutnya akan menjadi input bagi PAM Demodulator dan melalui
proses LPF maka sinyal pulse tersampling tersebut akan diubah dalam bentuk sinyal
aslinya seperti pada bagian output AFG.
Pada bagian Sampling PAM Modulator, generator sinyal pulsa akan dibangkitkan
dengan mengatur frekuensi sampling dan nilai . Nilai  merupakan perbandingan antara

4
periode sinyal bagian atas dengan periode sinyal keseluruhan bagian bawah. Jika nilai
frekuensi sampling fp diambil terlalu kecil maka akibatnya sinyal informasi yang akan
disampling tidak terwakili semuanya, akibatnya hasil keluaran sinyal PAM menjadi
cacat. Pada bagian PAM demodulator, akan mengakibatkan peristiwa Aliasing, di mana
spektrum masing-masing sinyal akan saling bertabrakan. Bila frekuensi sampling diambil
terlalu besar akan mengakibatkan level bandwidth yang terlalu besar untuk
ditransmisikan.

IV. Langkah Praktikum


A. Mengetahui Respon Low Pass Filter
1. Susun gambar rangkaian seperti pada plan 3
2. Pada Function Generator aturlah posisi jenis gelombang pada gelombang sinus
3. Aturlah frekuensi kerja pada frekuensi fs1 = 500 Hz dan amplitudo statis pada posisi
5 V (Ao). Catat gelombangnya di titik Vss pada Function Generator.
4. Amati gelombang pada keluaran LPF pada bagian PAM Modulator dan catat berapa
frekuensinya dan amplitudonya (A1)
5. Ulangi langkah 3 dan 4 dengan mengatur masukan LPF dari 1000 Hz – 5 Khz dengan
step 1000 Hz, amati perubahan amplitudo (A1) dan frekuensinya. Penguatan LPF
akan berlaku seperti V = Ao / A1.
6. Gambarkan respon dari LPF tersebut dari frekuensi 1000 Hz – 5 Khz

B. Mengatur pembangkit gelombang pulsa


1. Atur AFG dengan jenis gelombang adalah sinus, frekuensi 1000 Hz dan amplitudo 5
V
2. Atur pembangkit gelombang pulsa pada PAM Modulator dengan cara mengatur fp
pada frekuensi maksimum dan posisi  pada 3 / 10
3. Ukur keluaran pembangkit gelombang pulsa dan gambarkan hasilnya

C. Mengetahui Keluaran Sampling dengan variasi input frekuensi yang berbeda

5
1. Pada Output sampling, ukurlah gelombang yang dihasilkan dengan mengubah
frekuensi masukan dari AFG mulai dari 1000 Hz – 5 Khz gelombang sinus.
2. Catat perubahan gelombang yang dihasilkan oleh sampling prosesnya pada selang
frekuensi 1000 Hz, 2 Khz, 3 Khz, 4 Khz dan 5 Khz untuk masing-masing
gelombang sinus.

D. Mengetahui Keluaran Switch pada Demodulator PAM


1. Pada Output Switch, ukurlah gelombang yang dihasilkan dengan mengubah frekuensi
masukan dari AFG mulai dari 1000 Hz – 5 Khz gelombang sinus.
2. Catat perubahan gelombang yang dihasilkan oleh sampling prosesnya

E. Mengetahui Keluaran LPF pada Demodulator PAM


1. Pada Keluaran LPF, ukurlah outputnya dan bandingkan dengan input frekuensi
generatornya untuk range frekuensi 1000 Hz – 5 Khz
2. Apakah ada perbedaan antara input frekuensi dengan output LPF Demodulator ?

F. Mengetahui Pengaruh LPF Pada PAM Modulator


1. Lepaslah konektor antara LPF dengan sampler PAM Demodulator
2. Hubungkan langsung antara output AFG dengan Input Sampler
3. Amati Keluaran Gelombang Pada Output Sampler dengan variasi input frekuensi
antara 1 – 5 Khz dengan step 1000 Hz

G. Mengetahui Pengaruh Hold Pada PAM Modulator


1. Kemballikan setting trainer seperti pada semula, gunakan pengaruh LPF pada PAM
Modulator
2. Hubungkan keluaran Sampler dengan Input dari HOLD
3. Amati keluaran Hold untuk berbagai macam input frekuensi
4. Amati keluaran PAM2 untuk berbagai macam input frekuensi

6
V. PERTANYAAN
1. Pada output keluaran LPF apakah pengaruh frekuensi input di bawah 3,4 Khz dan
di atas 3,4 Khz ?
2. Pada output sampler, jelaskan pengaruh frekuensi inputnya bila di bawah 3,4 Khz
dan bila frekuensi inputnya di atas 3,4 Khz !
3. Pada output PAM Demodulator, apakah pengaruhnya jika frekuensi sampling < dari
dua kali frekuensi AFG ?
4. Pada output PAM Demodulator apakah pengruhnya bila frekuensi sampling terlalu
besar bila dibandingkan frekuensi input AFG?
5. Apakah pengaruh dari  setter pada output LPF PAM Demodulator ?

7
LEMBAR PENGAMATAN
PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL
AKATEL SANDHY PUTRA PURWOKERTO

A. Mengetahui Respon LPF


 Gelombang Vss pada Function Generator:
Frekuensi = …………..Hz
Amplitudo = ………..V

 Output LPF
No Frek AFG Frekuensi LPF Amplitudo LPF Gain A0 / 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9

8
 Respon Frekuensi dan Magnitude LPF

Catatan: - Horisontal sumbu Frekuensi


- Vertikal Sumbu Magnitude
B. Hasil Keluaran Pulse Generator PAM Modulator
Amplitudo = …………….V
Frekuensi = ………………Hz

C. Hasil Output Sampler dengan variasi input yang berbeda

9
 Sumber Gelombang Sinus

D. Hasil Keluaran Switch pada Demodulator PAM

Hasil dari beberapa jenis gelombang dan frekuensi yang berbeda:

10
Sinus Frekuensi 500 Hz: Gelombang ……………………

11
E. Hasil Keluaran LPF Pada Demodulator PAM
Gelombang…………………………

F. Hasil Pengaruh dilepasnya LPF pada PAM Modulator


1. Bagaimana pendapat anda tentang tidak adanya LPF pada PAM Modulator?
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

12
………………………………………………………………………………………………
2. Apakah ada perbedaan dengan dipakainya LPF dengan dilepasnya LPF pada output
sampler?

G. Hasil pengaruh proses HOLD pada PAM Modulator


 Keluaran output HOLD

13
 Hasil Keluaran PAM2

14
15

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai