Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Tumbuh Kembang


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling
berhubungan dan berkelanjutan pada masa bayi dan masa anak-anak.
Pertumbuhan merujuk pada peningkatan ukuran fisik. Perkembangan adalah
proses berurut yang selama proses tersebut bayi dan anak-anak memperoleh
berbagai keterampilan dan fungsi (Kyle dan Susan, 2015).
Tumbuh Kembang merupakan dua proses yang berbeda, tetapi keduanya
tidak dapat berdiri sendiri, terjadi secara simultan, saling berkaitan, dan
berkesinambungan dari masa konsepsi hingga dewasa. Pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran, besar, jumlah, atau
dimensi tingkat sel, organ, maupun individu. Pertumbuhan dapat diukur
dengan satuan berat dan panjang badan, sedangkan perkembangan
merupakan peningkatan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur serta dapat diramalkan sebagai hasil dari
proses pematangan (Fitri dkk, 2014).
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,
m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.
Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2012).

1
B. Perkembangan Biologis
Menurut Kyle dan Susan (2015) perkembangan biologis pada neonatus
terbagi menjadi :
1. Berat Badan
Kisaran berat badan bayi baru lahir adalah 3,4 kg. Bayi baru lahir
kehilangan 10% dari berat tubuhnya dalam usia 5 hari pertama. Rata-
rata bayi baru lahir kemudian bertambah berat badannya sekitar 20
sampai 30 gram perhari dan akan mendapatkan berat badan yang sama
seperti saat lahir pada usia 10 hingga 14 hari. Sebagian besar berat
badan bayi bertambah menjadi 2 kali lipat dari berat lahirnya pada usia
4-6 bulan dan bertambah menjadi 3 kali lipat dari berat badan lahir pada
saat usia mereka 1 tahun.
2. Panjang Badan
Panjang rata-rata bayi baru lahir adalah 48 sampai 53 cm saat lahir.
Selama 6 bulan pertama, panjang meningkat sebesar 2,5 cm per bulan
kemudian sekitar 0,12 cm per bulan dalam usia 6 bulan kedua.
3. Lingkar Kepala dan Dada
Rata-rata lingkar kepala bayi usia cukup bulan adalah 33 sampai 35 cm.
Lingkar kepala sekitar 2 sampai cm lebih besar dari lingkar dada, yang
rata-rata berukuran 30,5 sampai 33 cm. Lingkar kepala meningkat
dengan cepat selama usia 6 bulan pertama: rata-rata peningkatan adalah
sekitar 1,5 cm per bulan. Sejak usia 6 hingga 12 bulan, lingkar kepala
meningkat sekitar 0,5 cm per bulan. Lingkar dada tidak diukur secara
teratur setelah periode bayi baru lahir. Tetapi, ukurannya meningkat
saat bayi tumbuh.

C. Perkembangan Motorik Kasar


Menurut Kyle dan Susan (2015) perkembangan motorik kasar merupakan
keterampilan yang menggunakan otot-otot besar, seperti kontrol kepala,
berguling, duduk, dan berjalan. Keterampilan motorik kasar berkembang
dalam arah sefaokaudal (dari kepala ke ekor). Dengan kata lain, bayi belajar
mengangkat kepala sebelum belajar berguling dan duduk. Saat lahir, bayi

2
memiliki kontrol kepala yang buruk dan perlu menopang leher mereka
ketika diangkat. Mereka dapat megangkat kepala mereka tetapi hanya
sedikit dalam posisi tengkurap. Dalam beberapa bulan selanjutnya,
keterampilan motorik bayi berkembang dengan kecepatan yang dramatis.
Pertama bayi dapat mencapai kontrol kepala, kemudian mencapai
kemampuan berguling, duduk, merangkak, menarik diri untuk berdiri, dan
biasanya sekitar 1 tahun, berjalan secara mandiri. Adapun perkembangan
motorik kasar pada neonatus terbagi menjadi :
1. Mengangkat dan menggerakan kepala ke samping dalam posisi
telungkup
2. Kepala jatuh ke belakang ketika ditarik duduk
3. Punggung melengkung sewaktu didudukkan

D. Perkembangan Motorik Halus


Menurut Kyle dan Susan (2015) perkembangan motorik halus mencakup
kematangan penggunaan tangan dan jari tangan. Keteramplian motorik
halus terbentuk dalam arah proksimodistal (dari pusat ke perifer). Dengan
kata lain, bayi pertama-tama memukul-mukul benda dengan seluruh
tanganya, pada akhirnya berlanjut menggenggam benda dengan tangan
secara kasar sebelum mampu memungut benda kecil dengan ujung jari
secara halus. Pergerakan tangan bayi baru lahir bersifat involunter,
sementara bayi berusia 12 bulan mampu makan dengan jari tangannya
sendiri dan membantu berpakaian (memasukan lengan ke lengan baju).
Adapun perkembangan motorik halus pada neonatus terbagi menjadi :
1. Tangan sering kali dalam keadaan mengepal
2. Pergerakan tangan involunter

E. Perkembangan Psikososial
Erikson (1963) dalam Kyle dan Susan (2015) mengidentifikasi krisis
psikososial pada masa bayi sebagai percaya versus tidak percaya (trust vs
mistrust). Perkembangan sensasi percaya sangat penting dalam satu tahun
pertama karena berperan sebagai landasan untuk tugas psikososial

3
selanjutnya. Orang tua atau pengasuh memiliki peran besar pada
perkembangan sensasi percaya bayi. Ketika kebutuhan bayi dipenuhi secara
konsisten, bayi akan mengembangkan sensasi percaya ini. Namun, jika
orang tua atau pengasuh tidak konsisten untuk memenuhi kebutuhan bayi
dalam waktu yang sesuai, bayi akan lebih mengembangkan sensasi tidak
percaya. Berikut ini merupakan beberapa aktifitas yang dapat meningkatkan
sensasi percaya di masa bayi :
1. Pengasuh berespon terhadap kebutuha dasar bayi, seperti memberi
makan, mengganti popok, membersihkan, menyentuh, memegang, dan
berbicara dengan bayi.
2. Saat sistem saraf lebih matang, bayi menyadari bahwa mereka adalah
manusia yang terpisah dari pengasuhnya. Seiring berjalannya waktu,
bayi belajar menoleransi sejumlah kecil frustasi dan rasa percaya
meskipun kepuasan mereka tertunda.

F. Perkembangan Psikoseksual
Menurut Santrock (2006) dalam UNISSULA (2015) menjelaskan bahwa
perkembangan gender dan perkembangan seks terbagi menjadi 5 fase, yaitu:
1. Fase Oral
Fase oral terjadi pada bayi baru lahir sampai dengan usia 1 tahun. Pada
tahap ini, anak memperoleh kepuasan yang berasal dari proses
menghisap air susu dan memperoleh makan.
2. Fase Anal
Fase anal terjadi pada anak usia 1 sampai dengan 3 tahun. Pada tahap
ini, laki-laki melekatkan dorongan fantasinya pada figure ibu dan
melihat ayah sebagai competitor. Sedangkan, untuk anak perempuan
melekatkan dorongan fantasinya pada figure ayah dan melihat ibu
sebagai competitor.
3. Fase Phallic
Fase phallic terjadi pada anak usia 3 sampai dengan 5 tahun. Pada fase
ini, anak lebih berpusat pada kelaminnya sendiri dan rasa ingin tahu
mereka berkembang pesat sehingga memberikan pengaruh besar

4
terhadap sikap dan perilaku seksual anak.
4. Fase Latent
Fase latent terjadi pada anak usia 5 sampai dengan awal pubertas, masa
ini merupakan periode tertahannya dorongan-dorongan seks agrasif.
Pada tahapan ini, anak mengembangkan kemampuannya untuk
bersublimasi seperti sekolah, mengerjakan tugas dirumah, bermain, atau
olahraga.
5. Fase Genital atau Kelamin
Pada fase ini, masing-masing individu mendapat kepuasan dari
stimulasi dan manipulasi yang berada pada tubuhnya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan
psikoseksualitas pada bayi baru lahir berada pada fase oral.

G. Perkembangan Kognitif
Tahap pertama teori perkembangan kognitif Jean Piaget disebut sebagai
tahap sensorimotor (lahir sampai 2 tahun) (Piaget, 1969 dalam Kyle dan
Susan, 2015). Bayi belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia melalui
kemampuan sensorik dan motorik mereka yang sedang berkembang.
Perkembangan bayi sejak lahir sampai usia 1 tahun dapat dibagi menjadi
empat subtahap didalam tahap sensorimotor, yaitu refleks, reaksi sirkular
primer, reaksi sirkular sekunder, dan koordinasi skema sekunder. Berikut ini
adalah uraian terkait tahap sensori motor yang meliputi :
1. Subtahap 1
Subtahap 1 adalah tahap ketika bayi usia lahir sampai dengan 1 bulan
menggunakan refleksnya. Beberapa refleks yang dapat ditemukan pada
bayi baru lahir, yaitu :
a. Root

5
Refleks root terjadi ketika pipi bayi diusap, bayi akan bergerak
kearah usapan tersebut sambil mencari dengan mulutnya. Refleks ini
akan menghilang saat bayi berusia 3 bulan.
b. Moro

Refleks moro terjadi ketika kepada bayi berada dalam posisi ekstensi
mendadak, lengan akan mengalami abduksi dan bergerak ke atas dan
tangan membentuk huruf C. Refleks ini akan menghilang saat bayi
berusia 4 bulan.
c. Babinski

Refleks babinski terjadi ketika kita mengusap sepanjang area lateral


telapak kaki dan sepanjang permuukaan plantar bayi, sehingga
menghasilkan posisi hiperekstensi dan merekahnya jari kaki. Refleks
ini akan menghilang saat bayi berusia 12 bulan.
d. Menghisap

Refleks menghisap terjadi secara refleks ketika puting atau jari


dimasukan kedalam mulut bayi. Refleks ini akan menghilang saat
bayi berusia 2-5 bulan.

6
e. Leher tonik asimetrik

Refleks leher tonik asimetrik terjadi ketika bayi berbaring terlentang,


salah satu ekstermitasnya akan mengalami posisi ekstensi ke sisi
tubuh, kepala akan berpaling atau menoleh, dan ekstermitas ainnya
berada pada posisi fleksi. Refleks ini akan menghilang saat bayi
berusia 4 bulan.
f. Genggaman palmar

Refleks genggaman palmar terjadi saat kita menyentuh telapak


tangan bayi, secara refleks bayi akan langsung menggenggam tangan
kita. Refleks ini akan menghilang saat bayi berusia 4-6 bulan.
g. Genggaman plantar

Refleks genggaman plantar terjadi ketika kita memberikan tekanan


ke permukaan plantar bayi, bayi akan merespon dengan cara
menggenggam jari kita menggunakan bagian bawah kaki. Refleks ini
akan menghilang saat bayi berusia 9 bulan.
h. Melangkah

7
Refleks ini terjadi ketika kita meletakan satu kaki bayi diatas
permukaan datar, bayi akan menginjakan kaki seakan-akan ingin
melangkah. Refleks ini akan menghilang saat bayi berusia 4-8
minggu.
2. Subtahap 2
Subtahap 2 adalah tahap ketika bayi usia 1 sampai dengan 4 bulan
menunjukan reaksi sirkular primer. Adapun reaksi sirkular primer
meliputi :
a. Menghisap jempol dapar terjadi secara tidak disengaja, kemudian
bayi akan mengulanginya dengan tujuan untuk mendapatkan
kesenangan
b. Imitasi dan permanensi obyek sudah dimulai
c. Bayi menunjukan afek atau kasih sayang
3. Subtahap 3
Subtahap 3 adalah tahap ketika bayi usia 4 sampai dengan 8 bulan
menunjukan reaksi sirkular sekunder. Adapun reaksi sirkular sekunder
meliputi :
a. Bayi mengulangi tindakan utuk mendapatkan hasil yang diinginkan,
misalnya mengguncangkan kerincing untuk mendengar suara yang
dihasilkan
b. Tindakan bayi sudah memiliki tujuan
4. Subtahap 4
Subtahap 4 adalah tahap ketika bayi usia 8 sampai dengan 12 bulan
menunjukan koordinasi skema sekunder. Adapun koordinasi skema
sekunder meliputi :
a. Bayi mengkoordinasikan skema yang telah dipelajari sebelumnya
dengan perilaku yang telah dipelajari. Mereka dapat menggenggam
dan mengguncangkan kerincing secara disengaja atau merangkak
melintasi ruangan untuk menggapai mainan yang diinginkannya
b. Bayi dapat mengantisipasi sebuah peristiwa
c. Permanensi obyek dimiliki sepenuhnya pada usia sekitar 8 bulan

8
d. Bayi mulai menghubungkan simbol dengan peristiwa, seperti
melambaikan tangan berarti seseorang akan pergi

H. Perkembangan Body Image

I. Perkembangan Gender dan Identitas


Menurut Santrock (2011) dalam Tampubolon (2018) gender mengarah pada
dimensi sosial pria atau wanita. Identitas gender adalah kesadaran, termasuk
pengetahuan, pemahaman, dan penerimaan seseorang sebagai pria atau
wanita. Identitas gender pada kebanyakan anak akan muncul saat mereka
berusia 3 tahun. Perbedaan jenis kelamin dalam perilaku sosial akan
dijelasakan pada masa pra sekolah sampai dengan sekolah dasar. Identitas
gender erat kaitannya dengan peran gender (gender role). Dimana masing-
masing gender memiliki peran yang disesuaikan dengan budaya, harapan,
dan lingkungan sekitar.
Peran gender adalah serangkaian ekspetasi yang menentukan bagaimana
perempuan atau laki-laki harus berpikir, bertindak, dan merasa. Peran
gender mengarah pada sebuah pola atau rangkaian perilaku yang layak
dilakukan oleh seorang perempuan atau laki-laki dengan
memeprtimbangkan budaya tertentu (Deaux dan Gentile, 1993 dalam
Tampubulon, 2018).
Pada tahun awal perkembangan, orang tua memiliki pengaruh yang sangat
penting dalam perkembangan gender. Peran ini harus disesuaikan dengan
usia dan jenis kelamin anak. Karena ibu lebih banyak bertanggung jawab
dalam pendidikan anak selama masa awal hidupnya dibanding ayah,
penentuan peran seks lebih dilakukan oleh ibu. Besar peran ayah sebagai
penentu peran seks anak bergantung dari bagaimana hubungan ayah dengan
anaknya.

J. Perkembangan Sosial
Menurut Kyle dan Susan (2015) bayi baru lahir menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk tidur. Tetapi, bayi berusia 2 bulan sudah siap untuk

9
mulai bersosialisasi. Bayi akan memperlihatkan senyuman pertama yang
nyata pada usia 2 bulan. Saat dalam keadaan terjaga, bayi lebih banyak
menghabiskan waktu untuk mengobservasi apa yang terjadi di sekitar
mereka.

K. Perkembangan Bahasa
Menurut Kyle dan Susan (2015) selama beberapa bulan, menangis adalah
satu-satunya cara komunikasi untuk bayi baru lahir dan bayi. Alasan paling
mendasar ketika bayi menangis adalah kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Orang tua atau pengasuh harus berbicara dengan bayi agar bayi dapat
mempelajari keterampilan komunikasi. Terkadang regresi dalam
perkembangan bahasa terjadi secara singkat ketika anak memfokuskan
energi pada keterampilan lain, seperti merangkak atau berjalan. Selama
pendengaran bayi normal, pencapaian bahasa harus berlanjut untuk
perkembangan. Bayi dalam keluarga bilingual dapat mencampur bahasa
(menggunakan beberapa kata dari setiap bahasa).

L. Koping yang Berhubungan dengan Pertumbuhan dan Perkembangan


Normal
Erikson, E. (1963) dalam buku Kyle dan Susan (2015) mengidentifikasi
krisi psikososial pada masa bayi sebagai percaya versus tidak percaya (trust
vs mistrust). Perkembangan sensasi percaya sangat penting dalam satu tahun
pertama, karena berperan sebagai landasan untuk tugas psikososial
selanjutnya. Ketika kebutuhan bayi dipenuhi secara konsisten, bayi
mengembangkan sensasi percaya ini. Namun, jika orang tua atau pengasuh
tidak konsisten memenuhi kebutuhan bayi dalam waktu yang sesuai, bayi
akan mengembangkan koping sensasi tidak percaya.
Menurut Erikson, E. (1963) dalam buku Kyle dan Susan (2015) stimulus
yang dapat dilakukan untuk menciptakan koping percaya pada bayi jika
pengasuh atau orang tua berespon terhadap kebutuhan dasar bayi dengan
memberikan makan, mengganti popok, membersihkan, menyentuh,
memegang, dan berbicara dengan bayi.

10
M. Dukungan Kesehatan Anak Usia Neonatus
1. Nutrisi
Bayi baru lahir dan bayi mengalami pertumbuhan yang sangat cepat
dan memerlukan diit yang mendukung pertumbuhan yang cepat.
NAPNAP (2007) dalam Kyle dan Susan (2015) merekomendasikan
pemberian ASI sebagai metode alami dan pilihan dalam pemberian
makanan atau susu pada bayi baru lahir dan bayi. NAPNAP
mengidentifikasi bahwa ASI lebih unggul dari semua metode
pemberian susu pengganti karena ASI memberikan nutrisi yang
komplet untuk bayi. Menyusui atau memberikan ASI perah
direkomendasikan untuk semua bayi, termasuk bayi yang sakit atau
prematur. Pengecualian jika bayi mengalami galaktosemia, ibu yang
menggunakan obat-obatan terlarang dan beberapa obat yang diresepkan,
tuberkulosis aktif pada ibu yang tidak diobati, dan infeksi HIV pada
ibu.
Menurut Shelow dan Altmann (2009) dalam Kyle dan Susan (2015)
nutrisi yang adekuat sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Memberikan ASI dan susu formula melalui botol
kepada bayi merupakan cara pemberian nutrisi yang dapat diterima
pada bayi baru lahir dan bayi. Asi atau susu formula menyuplai semua
kebutuhan nutrisi harian bayi sampai bayi berusia 4 sampai dengan 6
bulan. Pada saat 6 bulan, makanan padat dapat diperkenalkan kepada
bayi. Kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir terbagi menjadi :
a. Cairan : 140-160 mL/kg/hari
b. Kalori : 105-108 kkal/kg/hari
2. Aktifitas Tidur
Menurut Fiegelman (2007) dalam Kyle dan Susan (2015) bayi baru lahir
akan tidur sekitar 20 jam sehari, bangun untuk menyusu dan dengan
cepat kembali tidur. Dalam periode bayi baru lahir, pengasuh atau orang
tua harus mencoba tidur ketika bayi tidur. Karena bayi baru lahir perlu
diberi susu tiap 1,5 sampai 3 jam sekali. Rutinitas waktu tidur yang
konsisten harus dibentuk, mungkin mandi diikuti dengan menepuk-
nepuk, bernyanyi, atau membaca. Bayi harus tidur didalam tempat
tidurnya sendiri dan bukan ditepuk-tepuk untuk tidur atau digendong
sampai tidur dan kemudian diletakkan ke atas tempat tidur.
Bayi setelah usia 4 bulan harus berlajar menenangkan diri mereka
sendiri untuk kembali tidur setelah bangun di malam hari. Bayi yang
berusia lebih tua dapat memperlihatkan membenturkan kepala sebagai
bentuk menenangkan diri dan menggunakannya untuk tertidur di malam
hari. Menurut Hagan et al., (2008) dalam buku Kyle, T. & Carman, S.

11
(2014) makan di malam hari tidak diperlukan pada usia ini dan akan
menciptakan rutinitas bangun terjaga di malam hari yang akan sulit
dihentikan. Untuk itu orang tua harus meminimalkan perhatian dan
stimulasi yang diberikan selama bangun di malam hari. Memeriksa
secara singkat bayi untuk memastikan keamanannya, diikuti dengan
menempatkan bayi kembali pada posisi berbaring dan memberi ucapan
selamat kepadanya adalah yang diperlukan.
3. Kesehatan Gigi
Gigi dan gusi yang sehat memerlukan hygiene oral yang tepat dan
suplemen flourida yang sesuai. Kelebihan menelan flourida dapat
menyebabkan perubahan warna gigi (fluorosis). Karies gigi di awal
masa anak-anak dapat terjadi akibat terkumpulnya susu atau jus di
sekitar gigi dan gusi. Sebelum gigi muncul, orang tua harus
membersihkan gusi anak setelah makan dengan waslap lembap. Setelah
gigi muncul, orang tua dapat terus menggunakan waslap lembut untuk
membersihkan gigi dan pada akhirnya menggunakan sikat gigi berbulu
lembut. Pasta gigi tidak dibutuhkan di masa bayi dan juga hindari bayi
untuk meminum susu atau jus melalui botol di tempat tidur karena
tingginya kandungan gula dakan cairan yang bersentuhan dengan gigi
disepanjang malam memicu karies gigi. American Academy of Pediatric
Dentistry merekomendasikan agar bayi menerima kunjungan gigi
pertama mereka pada usia 1 tahun.
4. Pencegahan Injuri
Pada masa bayi baru lahir fokus rasa keingin tahuannya dalam
mengeksplorasi suatu hal menggunakan mulutnya. Bayi akan
mengambil benda apapun yang dapat diakses dan memasukkan ke dalam
mulut. Untuk itu kewaspadaan orang tua perlu ditingkatkan dalam
meletakkan benda-benda kecil ataupun makanan padat yang dapat
menimbulkan bayi tersedak.
Cedera kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber cedera,
terutama bayi difiksasi secara tidak tepat. Tempat duduk bayi di dalam
mobil harus menghadap ke bagian belakang mobil sampai bayi berusia
12 bulan dan beratnya mencapai 10 kg (AAP, 2010 dalam buku Kyle, T.
& Carman, S., 2014). Tempat duduk di mobil harus difiksasi dengan
kencang di bagian tengah kursi belakang, dan jangan pernah
menempatkan bayi di bagian kursi depan yang dilengkapi balon udara.

N. Masalah Kesehatan Anak Usia Neonatus


Orang tua umumnya memiliki berbagai kekhawatiran selama pertumbuhan
dan perkembangan bayi normal. Kekhawatiran itu terjadi akibat dari kurang

12
pemahaman ibu terhadap cara mengatasi masalah yang umumnya terjadi
pada bayi.
1. Kolik
Kolik didefinisikan sebagai menangis yang tidak dapat ditenangkan
minimal 3 jam atau lebih per hari dan tanpa ada penyebab fisiknya
(Kyle, T. & Carman, S., 2014). Bayi sehat berusia 6 minggu menangis
total sekitar 3 jam setiap hari dan lebih sering terjadi di senja hari. Pada
usia 12 minggu, jumlah total menagis adalah sekitar 1 jam per hari, dan
bayi lebih mampu menenagkan diri mereka sendiri pada usia ini.
Setelah bayi usia 3 bulan, kolik biasanya selesai bertepatan dengan usia
bayi yang mampu menenagkan dirinya sendiri (misalnya mengisap
jari). Penyebab kolik diduga adalah masalah dalam sistem
gastrointestinal atau neurologi (kemungkinan imaturitas sistem),
tempramen, atau gaya menjadi orang tua sebagai ibu atau ayah.
Edukasi orang tua bahwa menangis normal meningkat pada saat anak
berusia 6 minggu dan menghilang pada sekitar 12 minggu. Ketika
dihadapkan pada bayi yang menderita kolik, orang tua harus
mengembangkan pendekatan perlangkah untuk memeriksa bahwa
semua kebutuhan dasar bayi terpenuhi. Beberapa bayi berespon
terhadap gerakan ayunan bayi atau gerakan kendaraan yang berjalan.
Vibrasi, suara dengan banyak frekuensi, tetapi berintensitas sebanding,
atau membedong bayi juga dapat membantu mengurangi rewel pada
beberapa bayi. Hal lain yang dapat dilakukan orang tua dalam
mengatasi kolik adalah dengan memberikan empeng yang memerlukan
pengisapan tambahan non-nutritif.
2. Gumoh
Gumoh (meregurgitasi sejumlah kecil isi lambung) terjadi pada semua
bayi. Bayi yang diberi makanan secara berlebihan yang makanannya
diberikan berdasarkan jadwal yang dirancang orang tua dan yang
kurang berserdawa kebih cenderung untuk gumoh. Edukasi dan ajarkan
orang tua bahwa memberikan makan dalam jumlah lebih sedikit secara
lebih sering dapat membantu menurunkan episode gumoh. Selalu

13
sendaawakan bayi minimal dua atau tiga kali per pemberian makan.
Pertahankan bayi tetap tegak selama 30 menit setelah makan dan jangan
baringkan bayi dalam posisi tengkurap setelah makan. Hindarai
mengangkat-angkat bayi atau melakukan aktivitas berlebihan sesaat
setelah pemberian makan. Jika harus menempatkan bayi ditempat tidur
setelah makan, posisikan bayi dalam posisi miring dengan kepala
tempat tidur sedikit ditinggikan (Shelov & Altmann, 2009 dalam buku
Kyle, T. & Carman, S, 2014).

DAFTAR PUSTAKA

Kyle, Terri dan Susan Carman. (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Jakarta:
EGC.

UNISSULA. (2015). Prosiding Seminar Internasional Selamatkan Indoensia


Menuju Indonesia Berkarakter. Semarang: UNISSULA Press.

Tampubulon, Gokma Nafita. (2018). Identitas dan Peran Gender pada Anak Usia
3-7 Tahun dalam Keluarga Komuter.
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://e-
journal.unipma.ac.id

14

Anda mungkin juga menyukai