Anda di halaman 1dari 3

3.2.

1 SaranaPeribadatan
Penduduk Kabupaten Majokerto memiliki keragaman beragama terdapat 5 (
Lima ) agama yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu,dan
Budha,. Berdasakan Kabupaten mojekerto dalam angka 2019 jumlah penganut
agama terbesar pada tahun 2018 adalah agama islam dengan jumlah penganut 1
093 493 orang, Protestan 8 850 orang, Katolik 1 991 orang,Hindu 1 372 orang
dan Budha 335 orang.
Sarana peribadatan tersebar diseluruh kecematan yang berada di kabupaten
mojekerto berdasar Kabupaten mojekerto dalam angka 2019 jumlah tempat
ibadah terbanyak yaitu musholla sebanyak 3 682 unit, Hal ini sesuai dengan
banyak penduduk di Kabupaten Mojeketo yang memeluk agama Islam. Namun
demikian masih adanya sarana peribadatan lain yang tersebar di beberapa
kecematan menandakan bahwa terjadinya toleransi dan komunikasi yang baik
antar pemeluk agama di Kabupaten mojekerto.
Data sarana peribadatan di Kabupaten Mojekerto Tahun 2018 terlihat pada
tabel berikut.

No Kecamatan Masjid Musho Gereja Gereja Pura Viharra


lla protestan Katolik
1. Sooko 58 250 - - - -
2. Puri 77 196 - - - -
3. Trowulan 69 142 - 1 - 1
4. Bangsal 48 190 1 - 1 1
5. Gedeg 35 168 - 3 - -
6. Jetis 72 319 6 - - -
7. Kemlagi 43 180 4 - - -
8. Dewarblandong 63 26 7 1 - -
9. Mojosari 59 236 - - 1 -
10 Pungging 75 282 - - 1 -

11 Ngoro 70 463 2 - -
12 Dlanggu 63 196 3 - - -
13 Kutorejo 102 127 2 - - -
.
No Kecamatan Masjid Musho Gereja Gereja Pura Viharra
lla protestan Katolik
14 Jatirejo 60 196 - - - -
15 Gondang 56 178 4 - 3 -
16 Pacet 81 217 5 1 - -
17 Trawas 34 144 - 1 - -
18 Mojoanyar 44 173 - 2 - -
Total 1 109 3 682 34 9 6 2
Sumber : Kabupaten Mojekerto Dalam Angka 2019
3.2.2 Irigasi

Sistem irigasi di kabupaten sampai saat ini masih difokuskan pada kawasan ibu
kota kabupaten dan kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi.Jaringan drainase
yang ada umumnya masih menjadi satu dengan sistem jaringan jalan. Selain itu sistem
pembuangan air limbah masih menjadi satu atau belum terpisah dengan sistem
pembuangan air hujan. Sistem penyaluran air hujan berdasarkan sistem grafitasi atau
mengikuti garis kontour tanah, aliran dari permukaan masuk ke saluran pembuang untuk
kemudian masuk ke sistem pembuang utama (sungai) yang ada. Di semua wilayah studi,
sistem jaringan yang ada belum terbagi menurut sistem blok pelayanan sesuai dengan
area yang (mungkin) dilayani. Sehingga ketidak-sesuaian antara debit yang ada dengan
kapasitas saluran merupakan permasalahan yang umum terjadi.

Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan

Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan dipaparkan pada gambar


berikut.

Gambar xx. Sistem Drainase Perkotaan

Sumber: Direktorat Pengembangan PLP

Dalam pembangunan sistem drainase perkotaan, pemerintah pusat mempunyai


peran dengan mengembangkan sistem yang terintegrasi dengan sistem makro, serta
memfasilitasi pilot drainase mandiri. Sedangkan, pemerintah kabupaten kota berperan
dalam penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, dan pemberdayaan
masyarakat pasca konstruksi (utama et all,2017)

Anda mungkin juga menyukai