Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS METODE

PERCOBAAN PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM KELAS V DI SEKOLAH DASAR
Tri Oktavia Kurnia Ningtyas
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas PGRI Yogyakarta
Oktaviakurnia89@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas media LKS berbasis metode percobaan
ditinjau dari aspek desain dan aspek penyajian, mengetahui kualitas materi LKS berbasis metode percobaan
ditinjau dari aspek isi dan aspek perbelajaran berbasis percobaan, mengetahui respon siswa terhadap LKS
berbasis metode percobaan, mengetahui hasil nilai evaluasi dari kelas kontrol dan kelas eksperimen,
mengetahui efektivitas produk LKS IPA berbasis metode percobaan pada pembelajaran di sekolah.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Triwidadi pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VB SD Triwidadi sebanyak 26 siswa dan kelas VA sebanyak 21 siswa. Teknik
dan pengumpulan data: angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan tes. Teknik analisis data
yang digunakan adalah statistik deskriptif yang terdiri terdiri dari konversi skala 5 dan persentase skala 5, uji
prasyarat yang digunakan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, serta uji hipotesis dengan menggunakan
uji t.
Hasil penelitian pengembangan kualitas media ditinjau dari aspek desain menurut ahli materi 1
dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 90% dengan rata-rata skor 91% memiliki kriteria baik sekali.
Kualitas ahli media ditinjau dari aspek penyajian menurut ahli media 1 dan ahli media 2 memperoleh skor
89% dan 87% dengan rata-rata skor 88% dengan kriteria baik sekali. Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek
isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 87% dengan rata-rata skor 89,5%
memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut
ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor 88,5% memiliki kriteria
baik sekali. Rata-rata hasil evaluasi kelas kontrol memiliki kriteria cukup yaitu 65,45% dan rata-rata hasil
evaluasi kelas eksperimen memiliki kriteria baik sekali yaitu 85,96%. Hasil dari uji normalitas memperoleh
nilai signifikansi 0,897 dan 0,797 > 0,05 data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas memperoleh nilai
signifikansi 0,856 > 0,05 data bersifat homogen. Hasil uji hipotesis pada uji t diperoleh nilai signifikansinya
adalah 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa
ada perbedaan nilai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis metode
percobaan.

Kata kunci: Pengembangan Lembar Kerja Siswa, Metode Percobaan,Ilmu Pengetahuan Alam

ABSTRACT
This study aims to determine the quality of media worksheet media-based on experimental
methods in terms of the design aspects and aspects of the presentation, knowing the quality of worksheets
based on experimental methods in terms of the content aspect and the aspect of learning-based
experiments, knowing the students' response to the worksheet-based experimental method, knowing the
results of the evaluation of control class and experimental class, examine the effectiveness of nature
worksheet products based on the experimental method of teaching in schools.
This study was conducted in Triwidadi Elementary School in the second semester of the
Academic Year 2014/2015. The subjects were 26 students and VA class were 21 students. Techniques and
data collection: questionnaire, interview, observation and tests. The data analysis technique used descriptive
statistics comprising conversion scale consists of 5 and 5 percentage scale, the test used the prerequisite
test for normality and homogeneity, as well as hypothesis testing used t test.
Results of the research development of quality media from the aspect of the design according to
experts and 1st expert material and 2nd material 2 to obtain a score of 92% and 90% with an average score of
91% had both criteria at all. Media expert quality review of aspects of the presentation according to 1 st media
expert and 2nd expert media obtained a score of 89% and 87% with an average score of 88% with good
criteria once. Results from the aspect of material quality according to the content matter of 1 st experts and 2nd
materials experts to obtain a score of 92% and 87% with an average score of 89.5% had both criteria at all.

1
Quality materials from the aspect of the experiment according to an expert based learning 1st materials and
2nd materials experts to obtain a score of 92% and 85% with an average score of 88.5% had both criteria at
all. The average results of the evaluation of the control class had sufficient criteria, namely 65.45% and the
average results of the evaluation of the experimental class had excellent criteria, namely 85.96%. Results of
the test for normality gain significant value 0.897 and 0.797> 0.05 normal distribution of data. Homogeneity
test results derive significant value 0.856> 0.05 Data was homogeneous. Hypothesis test results on the t test
values obtained significance is 0.000 <0.05. It can be concluded there was a difference. The conclusion from
this study was that there was a difference in value between the control class and experimental class used
experimental methods based worksheets.

Keywords: Development of Student Worksheets, The Experimental Method, Science

PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia berlandaskan yang diberikan. Bahan ajar tidak hanya memuat
pada kepribadian bangsa sebagai negara yang materi saja tetapi harus memenuhi kebutuhan
mempunyai nilai-nilai budi luhur, budaya tanah belajar dan meningkatkan daya pikir peserta
air, dan respon terhadap setiap keadaan. didik. Tuntutan kurikulum mewajibkan guru
Sekolah sebagai lembaga formal merupakan harus mampu mengembangkan bahan ajar
sarana dalam rangka pencapaian tujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta
pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa didik. Saat ini, cetakan bahan ajar banyak
belajar berbagai macam hal. beredar di pasaran oleh penerbit buku.
Dalam pendidikan formal, belajar Bentuknya pun terdiri dari berbagai macam
menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya seperti modul, buku teks, lembar kerja siswa
positif sehingga pada tahap akhir akan didapat (LKS), handout dan sebagainya. Lembar kerja
keterampilan, kecakapan dan pengetahuan siswa (LKS) adalah salah satu bentuk bahan
baru. Belajar merupakan suatu proses usaha ajar yang sering digunakan oleh guru dalam
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh menyampaikan topik pembelajaran. LKS sendiri
suatu perubahan yang baru, sebagai hasil memuat materi maupun pertanyaan atau tugas
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan untuk diselesaikan peserta didik. Dalam
lingkungannya (Sobry Sutikno, 2013: 3). pembelajaran ilmu pengetahuan alam di SD,
Adanya “perubahan” merupakan hasil belajar. adanya LKS membantu guru dalam
Sedangkan, pembelajaran adalah upaya yang menyampaikan topik pembelajaran mengenai
dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi ilmu alam.
proses belajar pada siswa. Di dalam Pendidikan IPA berhubungan dengan
pembelajaran ada kegiatan memilih, cara mencari tahu tentang alam secara
menetapkan, dan mengembangkan metode sistematis, sehingga IPA bukan hanya
untuk mencapai hasil pembelajaran yang penguasaan kumpulan pengetahuan yang
diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
pada cara-cara untuk mencapai tujuan yang prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
berkaitan dengan bagaimana cara proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
mengorganisasikan materi pelajaran, dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
menyampaikan materi pelajaran, dan mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
mengelola pembelajaran. prospek pengembangan lebih lanjut dalam
Salah satu upaya guru dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-
mempermudah penyampaian materi hari. Proses pembelajarannya menekankan
pembelajaran kepada peserta didik yaitu pada pemberian pengalaman langsung untuk
penggunaan bahan ajar. Bagi guru, bahan ajar mengembangkan kompetensi agar menjelajahi
merupakan bagian yang penting dalam dan memahami lam sekitar secara ilmiah.
pembelajaran di sekolah. Bahan ajar berisi Tujuan pengajaran IPA di SD adalah untuk
topik/materi pembelajaran harus sesuai agar memupuk minat siswa dalam belajar dan
meningkatkan keaktifan dan mengefektifkan pengembangan anak didik terhadap dunia
waktu belajar sehingga mendapat hasil yang secara ilmiah.
optimal. Salah satu faktor guru dalam memilih Pendekatan, metode dan media yang
cetakan bahan ajar yaitu materi yang sesuai diterapkan dalam proses pembelajaran
dengan tingkatan usia peserta didik sehingga diusahakan sesuai dengan dunia anak-anak SD
peserta didik mampu memahami konsep materi yang suka bermain. Ketepatan dalam meilih

2
pendekatan, metode, dan media sangat besar pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
pengaruhnya bagi anak-anak sekolah dasar (IPA) Kelas V Sekolah Dasar.
dalam berupaya menguasai konsep IPA. Rumusan masalah pada penelitian ini
Pembelajaran IPA tidak hanya mengajarkan sebagai berikut: 1) Bagaimana kualitas media
konsep-konsep saja, tetapi merupakan konsep LKS Berbasis Metode Percobaan pada Mata
abstrak yang dikonkritkan melalui benda-benda Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa
dan lngsung dilakukan sendiri. kelas V Sekolah Dasar menurut ahli media 1
Hal tersebut dikarenakan belum adanya dan ahli media 2? 2) Bagaimana kualitas materi
pemanfaatan sumber belajar yang maksimal LKS Berbasis Metode Percobaan pada Mata
oleh guru. Guru belum mengembangkan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan kelas V Sekolah Dasar menurut ahli materi 1
kemampuan peserta didiknya, sehingga dan ahli materi 2? 3) Bagaimana respon siswa
Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran terhadap penggunaan LKS berbasis metode
IPA belum tercapai dengan maksimal. Pada percobaan pada pembelajaran IPA? 4)
kenyataannya guru hanya menggunakan Bagaimana nilai evaluasi kelas kontrol dan
sumber belajar berupa buku pelajaran saja. kelas eksperimen? 5) Bagaimana efektivitas
Siswa akan bosan karena hanya produk LKS Berbasis Metode Percobaan pada
mendengarkan ceramah dari guru dan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada
mengerjakan soal-soal dari buku tanpa siswa kelas V Sekolah Dasar?
mencoba secara langsung. Kurangnya minat Manfaat yang akan diperoleh dari
siswa dalam belajar IPA, menyebabkan penelitian ini dapat ditinjau melalui dua aspek,
suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif. yaitu : 1) Manfaat Teoritis, dari aspek teoritis,
Berdasarkan latar belakang masalah di penelitian ini akan memberikan manfaat
atas, perlu dicari solusi media pembelajaran berupa, kontribusi pemikiran dalam
yang efektif dan menyenangkan sebagai alat mengembangkan sumber belajar, terutama
bantu dalam pelaksanaan pembelajaran IPA metode percobaan dalam pengembangan LKS
bagi siswa. Salah satu media yang dapat berbasis metode percobaan IPA pada siswa
dijadikan alat bantu pembelajaran IPA adalah kelas V Sekolah Dasar, sebagai referensi bagi
penggunaan bahan ajar dalam bentuk LKS kegiatan penelitian pengembangan produk LKS
yang berbasis metode percobaan. Sistem berbasis metode percobaan, menghasilkan
belajar menggunakan variasi seperti LKS yang LKS yang berbasis pada metode percobaan
berbasis pada metode percobaan sangat IPA, yang dapat dijadikan variasi
memengaruhi semangat siswa untuk terus dalamkegiatanpembelajaran IPA, LKS yang
belajar.Sehingga kegiatan pembelajaran IPA berbasis pada metode percobaan IPA sebagai
menjadi menarik dan menyenangkan. salah satu upaya untuk mengembangkan
Banyak kelebihan yang ditawarkan pada sumber belajar dalam dunia pendidikan. 2)
LKS ini, sehingga dipandang layak untuk Manfaat Praktis, secara praktis, penelitian ini
dikembangkan lebih lanjut. Dengan bertumpu akan memberikan banyak manfaat dan
pada kelebihan-kelebihan LKS yang berbasis pengetahuan baru bagi beberapa pihak, di
pada metode percobaan, perlu dikembangkan antaranya sebagai berikut, bagi siswa
media pembelajaran tersebut dalam membantu siswa untuk belajar secara mandiri
pembelajaran IPA di SD. Kegiatan di luar proses pembelajaran, sehingga siswa
pengembangan media tersebut dapat dilakukan dapat belajar kapan saja untuk meningkatkan
salah satunya melalui pembuatan LKS. Sejauh prestasi siswa, bagi guru hasil dari penelitian ini
ini belum banyak proses pengembangan media akan meningkatkan pengetahuan dan
pembelajaran IPA yang berupa LKS kreatifitas guru untuk menemukan berbagai
pembelajaran yang dikembangkan sendiri oleh cara terbaik dalam mengajar, bagi sekolah
guru. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan manfaat yang diperoleh oleh sekolah berupa
upaya pengembangan guna meningkatkan pengetahuan mengenai konsep yang baru
kualitas pendidikan SD di Indonesia, khususnya dalam menerapkan pembelajaran yang menarik
pada mata pelajaran IPA. bagi siswa sehingga dapat meningkatkan
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas kualitas pembelajaran di sekolah tersebut, bagi
maka penulis tertarik untuk mengadakan peneliti dari penelitian yang dilakukan, memberi
penelitian tentang “Pengembangan Lembar banyak manfaat bagi peneliti. Peneliti
Kerja Siswa (LKS) Berbasis Metode Percobaan menemukan suatu pengalaman baru dan
pengalaman yang didapat menjadi tambahan

3
ilmu bagi peneliti. Ilmu yang didapat kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan
semogadapatdiaplikasikan pada bidang berfikir logis, akan tetapi hanya dengan
pendidikan khususnya dan kehidupan berbeda-beda yang bersifat konkret. Anak
masyarakat pada umumnya, bagi pemerintah sudah tidak perlu coba-coba dan membuat
diharapkan dengan adanya penelitian ini, bisa kesalahan, karena anak sudah dapat berfikir
memberikan tambahan informasi mengenai dengan menggunakan model “kemungkinan”
solusi-solusi untuk masalah pendidikan dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat
sekarang. menggunakan hasil yang telah dicapai
sebelumnya. Anak mampu menangani sistem
KAJIAN TEORI klasifikasi.
Ilmu pengetahuan Alam Walaupun anak telah dapat melakukan
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengklasifikasian, pengelompokan dan
rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu pengaturan masalah (ordering problems) ia
untuk mempelajari fenomena alam yang faktual tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-
(factual), baik berupa kenyataan (reality) atau prinsip yang terkandung di dalamnya. Namun
kejadian (event) dan hubungan sebab- taraf berpikirnya sudah dapat dikatakan maju.
akibatnya. (Asih, 2014:22) Anak sudah tidak memusatkan diri pada
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya karakteristik perseptual pasif. Untuk
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan menghindari keterbatasan berfikir anak perlu
percobaan (induktif) namun pada diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh menelaah persoalan. Sungguhpun demikian
dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). anak 7-12 tahun masih memiliki masalah
Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan mengenai berfikir abstrak. Secara psikologi
dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, masa anak usia 7-12 tahun disebut masa
pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan kanak-kanak. Para pendidik menganggap masa
faktual, konseptual, prosedural, dan tersebut sebagai “Masa berkelompok” atau
metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu “Masa penyesuaian Diri”.
kerja ilmiah. Saat ini obyek kajian IPA menjadi Berdasarkan uraian di atas, dapat
semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, disimpulkan bahwa karakteristik anak kelas V
nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam SD Triwidadi pada umumnya berkisar usia
kehidupan, sehari-hari, dan kreativitas antara 9 sampai 11 tahun berada pada masa
(kemendiknas, 2011). perkembangan dan pertumbuhan. Siswa kelas
Menurut Carin dan Sund (Asih, 2014:24) V sekolah dasar digolongkan ke dalam stadium
mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang operasional konkret, dimana anak telah mampu
sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku berpikir secara logis, berkembang rasa ingin
umum, (universal) dan berupa kumpulan data tahunya dan dapat memahami pembelajaran
hasil observasi dan eksperimen” dengan menggunakan percobaan. Anak sudah
Berdasarkan pengertian Ilmu mulai terdorong untuk memahmi pembelajaran-
pengetahuan alam menurut para ahli, sehingga pembelajaran di sekolahnya, serta mulai
dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan melihat sesuatu berdasarkan persepsinya tetapi
alam adalah suatu ilmu pengetahuan yang hanya melalui pengertian konkret, anak belum
menggunakan metode ilmiah dan memiliki mampu berpikir secara abstrak.
obyek yang perlu diajarkan di sekolah dasar, Bahan Ajar
memiliki karakteristik khusus mempelajari Bahan ajar merupakan segala bahan
tentang fenomena alam yang faktual, (baik informasi, alat, maupun teks) yang
konseptual, prosedural, metakognitif dan disusun secara sistematis, yang menampilkan
pengetahuan yang tersusun sistematis secara sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
teratur. peserta didik dan digunakan dalam proses
Karakteristik Siswa Kelas V pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan
Menurut Piaget dalam Sudarman Danim penelaahan implementasi pembelajaran (Andi
(2010: 31) menyatakan bahwa siswa kelas V Prastowo, 2011 : 17).
SD termasuk pada tahap operasional konkrit Bahan ajar merupakan informasi, alat,
(umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun). Pada tahap dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk
ini siswa memiliki ciri pokok yaitu anak sudah perencanaan dan penelaahan implementasi
mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk
dan logis, dan ditandai adanya reversible dan bahan yang digunakan untuk membantuk

4
pendidik/guru dalam melaksanakan kegiatan Menurut Andi Prastowo (2011: 216), untuk
belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas membuat sebuah LKS yang kaya manfaat,
(Daryanto dan Aris D, 2014 : 171-173). Bahan maka kita harus menjadikannya sebagai bahan
tersebut dapat berupa bahan tertulis maupun ajar yang menarik bagi peserta didik. Sehingga,
bahan tidak tertulis. Bahan ajar adalah dengan keberadaan LKS tersebut, peserta didik
seperangkat materi yang disusun secara menjadi tertarik untuk belajar keras dan belajar
sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis cerdas. Dalam rangka mengembangkan LKS
sehingga akan menciptakan yang kaya manfaat, maka kita perlu
suasana/lingkungan yang memungkinkan siswa memperhatikan desain pengembangan dan
untuk belajar. langkah-langkah pengembangannya yaitu;
Lembar Kegiatan Siswa ukuran, kepadatan halaman, penomoran,
Lembar kegiatan siswa (student work kejelasan.
sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas Metode Percobaan
yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar Percobaan merupakan serangkaian
kegiatan berisi petunjuk. Langkah-langkah kegiatan dimana setiap tahap dalam rangkaian
untuk menyelesaikan tugas. Tugas-tugas yang benar-benar teridentifikasi dilakukan untuk
diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan menemukan jawaban tentang permasalahan
praktik (Daryanto dan Aris D, 2014 : 175). yang diteliti melalui suatu pengujian hipotesis.
Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa Pola atau cara penerapan tindakan-
yang digunakan untuk melakukan kegiatan tindakan(perlakuan dan nonperlakuan) dalam
penyelidikan atau pemecahan masalah suatu percobaan pada kondisi/lingkungan
(Trianto, 2010 : 111). Lembar kegiatan siswa tertentu yang kemudian menjadi dasar
dapat berupa panduan untuk latihan penataan dan metode analisis statistic terhadap
pengembangan aspek kognitif maupun data hasilnya disebut rancangan percobaan.
panduan untuk pengembangan semua aspek (Kemas:2014)
pembelajaran dalam bentuk panduan Metode percobaan memerlukan adanya
eksperimen atau demonstrasi. Lembar kegiatan suatu sarana penunjang yang baik agar
siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan
mendasar yang harus dilakukan oleh siswa menggunakan metode ini dapat mencapai
untuk memaksimalkan pemahaman dalam tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu sarana
upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai penunjang yang digunakan oleh guru adalah
indikator pencapaian hasil yang ditempuh. L:embar Kerja Siswa (LKS) sebagai lembar
Pengaturan awal (advance organizer) dari petunjuk percobaan.
pengetahuan dan pemahaman siswa Metode ekperimen merupakan
diberdayakan melalui penyediaan media belajar serangkaian percobaan yang dilakukan
pada setiap kegiatan sehingga situasi belajar ekperimenter di dalam laboratorium atau
menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan ruangan tertentu (Sobry Sutikno, 2013:101).
ddengan baik pada pemahaman siswa. Karena Dari penjelasan diatas dapat diambil
nuansa keterpaduan konsep merupakan salah kesimpulan percobaan adalah suatu rangkaian
satu dampak pada kegiatan pembelajaran tindakan coba-coba yang dirancang untuk
maka muatan materi setiap lembar kegiatan menguji keabsahan dari suatu hipotesis dapat
siswa pada setiap kegiatannya diupayakan mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta
agar dapat mencerminkan hal itu. sebagai serangkaian kegiatan dimana setiap
Lembar kerja siswa yaitu materi ajar yang taha dalam rangkaian benar-benar
sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga terindentifikasi dan percobaan tersebut dengan
peserta didik diharapkan dapat mempelajari mengalamai sendiri sesuatu yang dipelajari
materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam atau melakukan sendiri mnegikuti suatu proses.
LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, Langkah-langkah Metode Percobaan
ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan Pembelajaran dengan metode
materi. Selain itu, peserta didik juga dapat eksperimen menurut Palendeng (2003:82)
menemukan arahan yang terstruktur untuk meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1)
memahami materi yang diberikan. Dan pada percobaan awal, pembelajaran diawali dengan
saat yang bersamaan, peserta didik diberi mengamati fenomena alam. (2) pengamatan,
materi serta tugas yang berkaitan dengan merupakan kegiatan siswa saat guru
materi tersebut (Andi Prastowo, 2011 : 204). melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk
mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. (3)

5
hipoteis awal, siswa dapat merumuskan siswa, nilai evaluasi, uji persyaratan (uji
hipotesis sementara berdasarkan hasil normalitas, uji homogenitas), dan Uji t.
pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk
membuktikan kebenaran dari dugaan awal HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui Pada subbab ini, peneliti akan
kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan membahas mengenai hasil data penelitian yang
hasil percobaan dan membuat kesimpulan, telah diperoleh serta mengaitkan hasil terhadap
selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.
aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan Adapun aspek yang dibahas adalah sebagai
dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan berikut; 1) Berdasarkan validasi ahli media 1
dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan dan ahli media 2 terhadap aspek desain, skor
pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) total yang diperoleh dari ahli media 1adalah 46
evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah dengan rata-rata 92% dan skor total yang
selesai satu konsep. diperoleh dari ahli media 2 adalah 45 dengan
rata-rata 90%. Rata-rata skor yang diperoleh
METODE PENELITIAN dari kedua ahli media adalah 45,5 dengan rata-
Penelitian dilaksanakan di SD Triwidadi rata 91%. Dilihat dari aspek desain berdasarkan
Pajangan Kabupaten Bantul dimulai pada bulan pedoman penilaian yang digunakan pada
April. Waktu pelaksanaan penelitian pada penilaian ini, karena x = 85%-100% maka
semester genap tahun ajaran 2014/2015. media pembelajaran IPA menggunakan LKS
Model penelitian yang digunakan peneliti berbasis metode percobaan di kelas V
yaitu penelitian penelitian pengembangan atau berkriteria baik sekali. Hasil membuktikan
Research and Development (R & D). Penelitian bahwa hipotesis 1 yang menyebutkan bahwa
pengembangan yaitu metode penelitian yang kualitas media LKS berbasis metode percobaan
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu terhadap proses pembelajaran Ilmu
dan menguji keefektifan produk tersebut Pengetahuan Alam adalah baik, tidak terbukti.
(Sugiyono, 2012 :409). Menurut Sugiyono, Tidak terbuktinya hipotesis tersebut karena
langkah-langkah penelitian pengembangan ternyata nilai yang diberikan oleh penilai pada
atau R & D meliputi, (1) potensi dan masalah, LKS menyatakan baik sekali. Berdasarkan
(2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli media 1 dan ahli media 2 terhadap
validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba aspek penyajian, skor total yang diperoleh dari
produk, (7) revisi produk, (8) uji coba ahli media 1 dari aspek penyajian adalah 40
pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi dengan rata-rata 89% dan skor yang diperoleh
massal. dari ahli media 2 adalah 39 dengan rata-rata
Desain uji coba desain dalam penelitian 87%. Rata-rata skor yang diperoleh dari kedua
ini menggunakan desain posttest only control ahli media adalah 38,5 dengan rata-rata 88%.
group. Subjek dalam penelitian pengembangan Berdasarkan pada pedoman penilaian yang
ini melibatkan beberapa pihak, yaitu: guru digunakan dalam penilaian ini, karena x = 85%
Kelas V SD Triwidadi dan siswa Kelas V A dan - 100% maka media pembelajaran IPA
V B SD Triwidadi. Obyek penelitiannya yaitu menggunakan LKS berbasis metode percobaan
Lembar Kerja Siswa IPA berbasis metode di kelas V berkriteria baik sekali. Hasil
percobaan pada pembelajaran dengan materi membuktikan bahwa hipotesis 1 yang
daur air. Penelitian ini menggunakan jenis data menyebutkan bahwa kualitas media LKS
berupa data kualitatif dan kuantitatif. Instrumen berbasis metode percobaan terhadap proses
pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah
dan digunakan oleh penelitian dalam baik, tidak terbukti. Tidak terbuktinya hipotesis
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut karena ternyata nilai yang diberikan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah oleh penilai pada LKS menyatakan baik sekali.
olehnya. Pengumpulan data menggunakan Berdasarkan validasi dari ahli materi 1 dan ahli
instrumen; angket ahli materi dan ahli media, materi 2 pada aspek isi skor total yang
angket respon siswa, wawancara/interview, diperoleh dari ahli materi 1 adalah 72 dengan
teknik tes, dokumentasi. Teknik analisis data rata-rata 92% dan skor yang diperoleh dari ahli
yang digunakan adalah statistik deskriptif yang materi 2 adalah 65 dengan rata-rata 87%. Rata-
meliputi kualitas produk skor yang diperoleh rata skor yang diperoleh dari kedua ahli materi
dari lembar angket produk LKS yang sudah adalah 68,5 dengan rata-rata 89,5%.
divalidasi ahli media, ahli materi, angket respon Berdasarkan pada pedoman penilaian yang

6
digunakan dalam penilaian ini, karena x = 85% kelas kontrol yaitu kelas yang tidak diberikan
- 100% maka media pembelajaran IPA LKS berbasis metode percobaan diberikan
menggunakan LKS berbasis metode percobaan perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen
di kelas V berkriteria baik sekali. Berdasarkan yaitu dengan memberikan soal evaluasi kepada
validasi ahli materi 1 dan ahli materi 2 terhadap seluruh siswa setelah melaksanakan kegiatan
aspek pembelajaran berbasis metode belajar IPA pada KD yang sama yaitu 7.4 Daur
percobaan skor total yang diperoleh dari ahli ulang air. Hasil nilai rata-rata dari pelaksanaan
materi 1 adalah 72 dengan rata-rata 92% dan evaluasi yag diikuti oleh 21 siswa adalah
skor total yang diperoleh dari ahli materi 2 65,45% dengan kriteria cukup. Dari hasil belajar
adalah 64 dengan rata-rata 85%. Rata-rata skor siswa yang cukup maka minat siswa dan
yang diperoleh dari kedua ahli media adalah 68 prestasi belajarnya terhadap pembelajaran IPA
dengan rata-rata 88,5%. Berdasarkan pada masih cukup dan perlu ditingkatkan.
pedoman penilaian yang digunakan dalam Data uji prasyarat, uji normalitas
penilaian ini, karena x = 85% - 100% maka berdasarkan tabel hasil uji normalitas
media pembelajaran IPA menggunakan LKS menggunakan data nilai UTS siswa prestasi
berbasis metode percobaan di kelas V belajar IPA mempunyai nilai signifikansi kelas
berkriteria baik sekali. Hipotesis 2 yang kontrol 0,897 dan kelas eksperimen 0,797 lebih
menyatakan kualitas materi LKS berbasis besar dari alpha yang ditetapkan yaitu 0,05
metode percobaan pada pembelajaran IPA (5%) sehingga Ho diterima. Dengan demikian
adalah baik, tidak terbukti karena hasil dari dapat disimpulkan variabel penelitian
validasi ahli materi 1 dan ahli materi 2 adalah membentuk distribusi normal terhadap
baik sekali. Analisis respon siswa terhadap lks populasinya. Uji homogenitas berdasarkan
berbasis metode percobaan dari delapan tabel hasil uji homogenitas menggunakan data
pertanyaan yang disediakan tidak selurulnya nilai UTS siswa prestasi belajar IPA mempunyai
siswa menjawab “Ya” sebagian siswa nilai signifikansi 0,856 lebih besar dari alpha
menjawab “Tidak”. Hasil dari angket respon yang ditetapkan yaitu 0,05 (5%) sehingga H o
siswa terhadap LKS berbasis metode diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan
percobaan ini diisi oleh 26 siswa. Keseluruhan bahwa taraf signifikansi 5% semua kelompok
skor dengan jumlah 164 maka hasil persentase yang digunakan dalam penelitian mempunyai
dari jumlah maksimal skor 208 adalah 78,8%. variansi kelompok yang homogen atau kedua
Berdasarkan pedoman penilaian yang kelompok bervarian sama. Uji Hipotesis/ Uji t
digunakan pada penilaian ini, nilai presentase dalam penelitian ini adalah uji t untuk
yang dapat diubah dalam bentuk nilai. mengetahui perbedaan. Kriteria pengambilan
Pengubahan nilai presentase mengacu pada keputusan yaitu Ha diterima apabila nilai
konversi presentase 5. Skor yang diperoleh Asymp.Sig. (2-tailed) < tingkat alpha yang
78,8%, karena x = 75% – 84% maka dapat diterapkan yaitu 0,05. Berdasarkan tabel hasil
disimpulkan bahwa sebagian besar siswa dari uji t dapat diperoleh nilai 0,000 < 0,05,
mempunyai respon yang baik terhadap LKS maka sesuai dengan pengambilan keputusan
berbasis metode percobaan tersebut. Hipotesis dalam uji t, maka dapat disimpulkan Ho ditolak
terbukti karena respon siswa adalah baik. dan Ha diterima. yang artinya ada perbedaan
Hasil nilai evaluasi siswa pada kelas antara rata-rata nilai evaluasi kelas kontrol
eksperimen dan kelas kontrol: 1) hasil uji coba dengan kelas eksperimen.
LKS berbasis metode percobaan pada kelas Ada perbedaan dari kedua data tersebut.
eksperimen diukur dengan mengkunakan soal Perbedaan tersebut dapat dilihat dari perlakuan
evaluasi yang diberikan kepada seluruh siswa yang diberikan pada saat pembelajaran IPA
setelah mengerjakan LKS berbasis metode berlangsung, dimana kelas kontrol hanya
percobaan. Hasil nilai rata-rata dari hasil menggunakan LKS dan kelas eksperimen yang
evaluasi dari 26 siswa adalah 85,96% dengan menggunakan LKS berbasis metode
criteria baik sekali. Nilai rata-rata yang percobaan. Dari penggunaan LKS berbasis
diperoleh siswa sudah baik sehingga dapat metode percobaan minat dan hasil belajar serta
diketahui bahwa prestasi belajar siswa kemampuan afektif siswa meningkat.
menggunakan LKS berbasis metode percobaan
sudah baik. Minat siswa terhadap pembelajaran SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
IPA dengan menggunakan LKS berbasis Berdasarkan hasil penelitian dan
metode percobaan juga baik didukung dengan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa;
hasil angket respon siswa, 2) hasil evaluasi dari 1) Hasil kualitas LKS IPA berbasis metode

7
percobaan dari validator ahli media 1 ditinjau keputusan yaitu Ha diterima apabila nilai
dari aspek desain memiliki kriteria baik sekali, Asymp.Sig. (2-tailed) < tingkat alpha yang
dengan skor 92% dan ahli materi 2 memiliki diterapkan yaitu 0,05. Berdasarkan hasil dari
kriteria baik sekali, dengan skor 90%. Rata-rata uji t dapat diperoleh nilai signifikansi 0,000 <
hasil kualitas media menurut ahli media 1 dan 0,05, maka sesuai dengan pengambilan
ahli media 2 ditinjau dari aspek desain adalah keputusan dalam uji t, maka dapat disimpulkan
baik sekali, dengan skor 91%. Hasil kualitas Ho ditolak dan Ha diterima. yang artinya ada
LKS IPA berbasis metode percobaan dari perbedaan antara rata-rata nilai evaluasi kelas
validator ditinjau dari aspek penyajian juga kontrol dengan kelas eksperimen.
memiliki kriteria baik sekali, dengan skor 89% Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
dan ditinjau dari validator ahli media 2 juga dapat dikemukakan implikasinya sebagai
memiliki kriteria sangat baik, dengan skor 87%. berikut; implikasi teoritis, hasil penelitian
Rata-rata hasil kualitas media menurut ahli menunjukkan bahwa produk LKS berbasis
media 1 dan ahli media 2 ditinjau dari aspek percobaan dapat digunakan di dalam kegiatan
penyajian adalah baik sekali, dengan skor 88%. pembelajaran. Penggunaan LKS ini dapat
2) Hasil kualitas LKS IPA berbasis metode meningkatkan respon siswa terhadap
percobaan dari validator ahli materi 1 ditinjau pembelajaran, serta hasil penelitian
dari aspek isi memiliki kriteria sangat baik, menunjukkan bahwa nilai IPA siswa baik
dengan skor 92% dan hasil kualitas LKS IPA dengan penerapan LKS berbasis percobaan.
berbasis metode percobaan dari validator ahli Implikasi praktis, hasil penelitian ini secara
materi 2 memiliki kriteria sangat baik, dengan praktis dapat digunakan sebagai bahan
skor 87%. Rata-rata hasil kualitas materi pertimbangan bagi guru, terutama ketika akan
menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 ditinjau mengajar mata pelajaran IPA agar lebih
dari aspek isi adalah baik sekali, dengan skor mempersiapkan kebutuhan siswa, sehingga
89,5%. Hasil kualitas materi LKS ditinjau dari siswa dapat menerima penjelasan dari guru
aspek pembelajaran berbasis metode dengan baik. Pemanfaatan alat dan bahan
percobaan menurut ahli materi 1 memiliki yang ada di sekolah dapat dikemas dalam
kriteria sangat baik, dengan skor 92% dan dari bahan ajar dapat menjadikan siswa memahami
dari ahli materi 2 memiliki kriteria baik, dengan teori yang ada fdalam buku dengan
skor 85%. %. Rata-rata hasil kualitas materi membuktikannya secara langsung melalui
menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 ditinjau percobaan. Pengembangan bahan ajar
dari aspek pembelajaran adalah baik sekali, berbasis percobaan dapat diterapkan ke dalam
dengan skor 88,5%. 3) Hasil respon siswa mata pelajaran secara lebih lanjut dengan tetap
terhadap minat LKS berbasis metode memperhatikan karakteristik lingkungan dan
percobaan dengan keseluruhan skor 164 dari kebutuhan belajar siswa.
skor total 208 maka diperoleh persentase 79 Adapun saran-saran yang dikemukakan
%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian sebagai berikut; perlu adanya penelitian
besar minat siswa memiliki kriteria baik dalam kembali untuk menguji perbedaan antara siswa
menggunakan LKS yang berbasis metode yang mengikuti pembelajaran dengan
percobaan. 4) Hasil uji coba LKS berbasis menggunakan LKS berbasis Percobaan dan
metode percobaan pada kelas eksperimen siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa
diukur dengan mengkunakan soal evaluasi menggunakan LKS berbasis Percobaan,
yang diberikan kepada seluruh siswa setelah perlunya peningkatan kualitas produk baik dari
mengerjakan LKS berbasis metode percobaan. aspek materi maupun aspek media agar hasil
Rata-rata hasil nilai evaluasi yang diperoleh yang didapatkan dapat maksimal.
adalah 85,96 dengan kriteria baik sekali,
sedangkan hasil evaluasi dari kelas kontrol DAFTAR PUSTAKA
yaitu kelas yang hanya menggunakan LKS Andi Prastowo. 2011. Panduan Kreatif
hasil nilai dari evaluasi yang dilaksanakan Membuat Bahan Ajar Inovatif.
seluruh siswa masih kurang. Rata-rata hasil Yogyakarta: DIVA Press.
nilai evaluasi yang diperoleh hanya 65,45 Aris Daryanto, D. 2014. Pengembangan
dengan kriteria cukup. Sehingga dapat Perangkat Pembelajaran. Yogyakarta:
disimpulkan hasil nilai evaluasi kelas Gava Media.
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan Asih Wisudawati & Eka Sulistyawati. 2014.
nilai evaluasi kelas kontrol. 5) Hasil dari uji Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:
hipotesis dengan kriteria pengambilan Bumi Aksara.

8
Kemas Alif Hanafiah. 2014. Rancangan Pembelajaran yang Berasil”. Lombok:
Percobaan Teori dan Aplikasi. Holistica.
Palembang: Fakultas Pertanian Sudarman Danim. 2010. Perkembangan Peserta
Universitas Sriwijaya Palembang. Didik. Bandung: Alfabeta.
Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
Pendidikan Nasional. D). Bandung: Alfabeta.
Palendeng. 2003. Strategi Pembelajaran Aktif. Trianto. 2010. Model Pembelajaran terpadu
Jakarta: Rineka Cipta Konsep, Strategi, dan Implementasinya
Sobry Sutikno. 2013. Belajar dan Pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan
“Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai