Anda di halaman 1dari 8

PURIFIKASI LIMBAH SPENT ACID DENGAN

PROSES ADSORPSI MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN BENTONIT

Susila Arita*, Risa Purnama Sari, Ivana Liony


*)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jln. Raya Palembang – Prabumulih Km.32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662
Email: susila_arita@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitian adalah membandingkan efektivitas adsorben jenis zeolit dan bentonit dalam pengolahan
limbah spent acid dan me-recovery asam sulfat. Pemurnian spent acid dilakukan dengan proses adsorpsi
menggunakan sistem kolom sebanyak 2 tahap secara seri. Analisa hasil dilakukan dengan uji konsentrasi
H2SO4, dilanjutkan dengan uji pH, dan uji persentase penurunan warna untuk melihat perbedaan antar
perlakuan. Adsorben jenis zeolit alam dan bentonit alam berasal dari Provinsi Jambi sedangkan spent acid
diperoleh dari PT. PERTAMINA RU III Palembang. Adsorben dimasukkan setinggi 20cm pada masing-
masing kolom. Spent acid masuk ke dalam kolom adsorber kaca masing-masing sebanyak 600 ml. Hasil
penelitian menunjukkan pengolahan spent acid pada proses adsorpsi tahap 2 dengan adsorben zeolit
didapat produk dengan spesifikasi yield sebanyak 110 ml, konsentrasi asam sulfat mencapai 97,4906
%(b/v), pH 0,21, warna 1150Pt-Co, waktu adsorpsi mencapai 325menit. Sedangkan untuk bentonit
didapat produk dengan spesifikasi yield sebanyak 70ml, konsentrasi asam sulfat 95,5389%(b/v), pH
0,23,warna 1885 Pt-Co, lama waktu adsorpsi hanya 90 menit.
Kata Kunci: adsorpsi, bentonit, spent acid, zeolit

Abstract
The research objectivewas to comparethe effectiveness ofthe adsorbenttypes zeoliteandbentonitein
treatment of spentacidand recoveringsulfuric acid. Purification ofspentacidis done
byadsorptionprocessusing a systemof columns by2 stagesin series. Analysis ofresults
conductedbyH2SO4concentration test, followed bypH test, and the percentage dropof color test tosee the
differencesbetween the treatments. Adsorbent types of natural
zeoliteandnaturalbentonitederivedfromJambi provincewhile thespentacidobtained fromPT.
PertaminaRUIIIPalembang. Adsorbentputas high as20cmon eachcolumn. Spentacidget
intoglassadsorbercolumnseach600ml. The results showedthe treatment ofspentacid
byadsorptionprocessstage2using thezeoliteadsorbentobtainedwith thespecifications ofthe productyieldas
much as110 ml, the concentration ofsulfuric acidreached97.4906% (w/v), pH0.21, color1150Pt-Co,
adsorptiontimereached325minutes. As forbentoniteproductsto the specificationsobtainedyieldas much
as70ml, sulfuric acid concentration95.5389% (w/v), pH0.23, 1885Pt-Co color, adsorption timeonly
90minutes.
Key words: adsorption, bentonite, spent acid, zeolite

1. PENDAHULUAN
Limbah merupakan masalah utama dalam kilangminyak bumi yang terus-menerus, serta
pengendalian dampak lingkungan, salah satunya permintaanasam sulfatyang tinggidi
adalah spent acid. Spent acid merupakan pasaranterusmendorongteknologi
potensial hazard dari kegiatan crude oil yang pengelolaannya agardicapaidengan
temasuk limbah bahan berbahaya dan beracun. caraekonomis, efisien, fleksibel, dan aman. Jika
Spent acid merupakan asam hasil limbah dari dilihat dari sisi efisiensi dan keekonomisan,
unit alkilasi pengolahan crude oil untuk menjadi proses adsorpsi bisa dijadikan pilihan utama
suatu gas yang berguna sebagai adiktif guna dikarenakan tidak banyak memakan biaya untuk
menaikkan angka oktan dari bahan bakar pengadaan alat-alat besardan penggunaan bahan
premium, komposisi nya sebagian besar ialah baku yang murah. Penggunaan zeolit dan
asam sulfat yang berperan sebagai katalis utama bentonit sebagai adsorben pada pengolahan
dalam reaksi antara iso butilen dan iso butana limbah spent acid dilakukan 2 tahap secara seri
yang akan bereaksi untuk membentuk iso agar mencapai hasil yang optimum. Mineral
oktana. Spent aciddianggap sebagai limbah, di alam zeolit menunjukkan sifat penukar ion,
sisi lain merupakan sumber asam adsorpsi, molecular sieving dan katalis sehingga
sulfat.Buangan limbah spent aciddari memungkinkan digunakan dalam pengolahan

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 21, Desember 2015 Page 65


limbah industri. Sedangkan bentonit juga Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam
merupakan salah satu jenis adsorben sebagai mineral anorganik yang kuat. Zat ini larut dalam
penukar kation yang baik. Penggunaan mineral air pada semua perbandingan. Asam sulfat
alam zeolit dan bentonit dalam upaya mempunyai banyak kegunaan dan merupakan
pengembangan pengolahan mineral di Indonesia salah satu produk utama industri kimia. Asam
dan meningkatkan nilai tambah mineral. sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat
Tujuan penelitian yakni membandingkan ditemukan secara alami di bumi oleh karena
perubahan warna, pH, dan konsentrasi H2SO4 sifatnya yang higroskopis. Asam sulfat 98%
yang terjadi pada sampel sebelum dan sesudah umumnya disebut sebagai asam sulfat pekat.
proses adsorpsi. Mengetahui jenis adsorben Terdapat berbagai jenis konsentrasi asam sulfat
yang paling baik dalam memurnikan limbah yang digunakan untuk berbagai keperluan
spent acid serta mengetahui apakah proses seperti kegunaan laboratorium,asam
adsorpsi dengan 2 tahapan secara seri lebih baik baterai,asam bilik atau asam pupuk,asam
dalam pengelolaan limbah spent acid. Manfaat menara atau,asam pekat.Mutu teknis H2SO4
penelitian adalah untuk menambah referensi tidaklah murni dan seringkali berwarna. Mutu
mengenai pengelolaan limbah spent acid murni asam sulfat digunakan untuk membuat
menggunakan adsorben jenis zeolit dan bentonit obat-obatan dan zat warna.
dengan proses adsorpsi 2 tahap secara seri. Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi
Ruang lingkup penelitian ialah limbah spent ketika fluida cairan maupun gas terikat pada
acid yang digunakan didapat dari PT. suatu padatan atau cairan (adsorben) dan
PERTAMINA RU III Palembang. Adsorben kemudian membentuk suatu lapisan tipis atau
yang digunakan dalam proses adsorpsi ialah film (adsorbant) pada permukaannya. Proses ini
adsorben jenis zeolit alam dan bentonit alam menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu
yang berasal dari Provinsi Jambi. dipermukaan media setelah terjadi kontak antar
Konsentrasi asam sulfat yang digunakan muka atau bidang batas cairan dengan cairan,
sebagai katalis ialah dengan kisaran mencapai cairan dengan gas atau cairan dengan padatan
98%. Secara teori, kehadiran suatu katalis pada dalam waktu tertentu.Berdasarkan fenomena
suatu reaksi kimia ialah dengan tidak ikut terbentuknya, adsorpsi dibedakan menjadi 3
bereaksi untuk membentuk suatu produk baru. jenis, yaitu adsorpsi kimia, adsorpsi fisika dan
Pada unit alkilasi ini sebagai hasil pertukaran ion. Kinetika adsorpsi suatu zat
sampingannya ialah asam yang telah encer. dapat diketahui dengan mengukur perubahan
Aliran spent acid mengalir ke beberapa proses konsentrasi zat teradsorpsi tersebut. Kinetika
selanjutnya untuk diambil hidrokarbon, dimana adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi
hidrokarbon ini akan dikembalikan kembali ke Kecepatan ini berbanding terbalik dengan
proses dan spent acid akan disimpan di kuadrat diameter partikel, bertambah dengan
penyimpanan. Konsentrasi asam sulfat pada kenaikan konsentrasi zat terlarut bertambah
proses alkilasi harus sangat hati-hati dalam dengan kenaikan temperatur dan berbanding
penanganannya, semata-mata untuk mencegah terbalik dengan konsistensi berat molekul zat
reaksi yang tidak diinginkan. Reaksi ini akan terlarut (Freeman 1989).
terjadi apabila kekuatan asam dari feed Di Indonesia, zeolit sebagai salah satu
mencapai kadar asam sulfat yang sampai 87%. penukar ion alami yang banyak tersedia, murah
Pada konsentrasi asam, kondisi reaksi tidak dan mudah didapat. Kerangka dasar sturuktur
mempengaruhi reaksi alkilasi antara olefin dan zeolit yakni terdiri dari unit tetrahedral AlO2dan
isobutana. Malahan, olefin akan bereaksi SiO2yang saling berhubungan melalui atom O,
dengan zat lain untuk membentuk polimer sehingga zeolit mempunyai rumus empiris
conjunct yang mana diketahui sebagai lumpur sebagai berikutM2/nO·Al2O3·xSiO2·yH2O. Zeolit
asam, asam pelarut minyak, dan minyak read. sebagai ion exchanger telah diketahui dan
Polimer conjunct akan terlarut di asam digunakan sebagai penghilang
sulfat dan juga akan menurunkan konsentrasi polutankimia.Akhir-akhir ini, para peneliti juga
asam sulfat tersebut, bersamaan konsentrasi banyak mempelajari prospek zeolit dalam
asam yang turun, reaksi akan membentuk pengelolaan limbah industri. Contoh
polimer conjunct tambahan yang lebih disukai pemanfaatan zeolit yang telah diteliti
dan mempercepat reaksi. Reaksi lain yang juga diantaranyauntuk pemisahan ammonia atau
terbentuk ialah oksidasi polimer oleh asam ammonium ion dari air limbah industri, untuk
sulfat. Polimer dioksidasi menjadi sebuah tar pemisahan hasil fisi dari limbah radioaktif.
dan asam sulfat pun direduksi menjadi air dan Zeolit juga digunakan antara lain pada proses
SO2, reaksi ini akan terjadi baik di unit proses pemurnian metil khlorida dalam industri karet,
alkilasi atautangki penyimpanan spent acid. pemurnian fraksi alkohol, metanol, benzen,

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 21, Desember 2015 Page 66


xylene, LPG dan LNG pada industri petro- melarutkan pengotor-pengotor yang menutupi
kimia, untuk hidrokarbon propellents-fillers pori-pori adsorben (Supeno, 2007). Bentonit
aerosol untuk pengganti freons, dan penyerap yang telah mengalami aktivasi akan
klorin,bromin dan fluorin. meningkatkan kemampuan adsorpsinya.

Tabel 1. Sifat-Sifat Psikokimia Zeolit Alami Tabel 2. Komposisi Kimia Bentonit Alami
Senyawa kimia % Senyawa Na- Ca-
SiO2 68,26 kimia Bentonit(%) Bentonit(%)
Al2O3 12,99 SiO2 61,3-61,4 62,12
Fe2O3 1,37 Al2O3 19,8 17,33
CaO 2,09 Fe2O3 3,9 5,30
MgO 0,83 CaO 0,6 3,68
K2O 4,11 MgO 1,3 3,30
TiO2 0,23 Na2O 2,2 0,50
Na2O 0,64 K2O 0,4 0,55
MnO 0,06 H2O 7,2 7,22
CEC 120 meq/100 g
Ukuran partikel < 75um (Sumber : Puslitbang Tekmira,2005)
Ukuran saluran molekul 7,9 A X 3,5 A
SBET 16,0 m2/g Penelitian mengenai pengelolaan limbah
Volum pori 0,039 cm2/g spent acid sebelumnya telah dilakukan dengan
pH 7,5 menggunakan beberapa jenis bentonit melalui
proses adsorpsi 1 tahap. Hasil penelitian
(Sumber : MSDS Oxy Chem)
menunjukkan bentonit mampu menyerap
impuritis dalam limbah spent acid dan bentonit
Bentonit merupakan istilah dalam
asal daerah Rengas merupakan bentonit dengan
dunia perdagangan untuk clay yang
kinerja yang baik dalam pemurnian limbah
mengandung monmorillonit. Bentonit berbeda
spent acid. (Prima,RA dkk,2014). Dari hasil
dari clay lainnya karena hampir seluruhnya
penelitian terdahulu maka dilakukan penelitian
(75%) merupakan mineral monmorillonit.
lanjutan pengelolaan limbah spent acid
Kandungan utama bentonit adalah mineral
menggunakan adsorben jenis zeolit dan bentonit
monmorilonit dengan rumus kimia
rengas dengan proses adsorpsi 2 tahap secara
[All.67Mg0.33(Na0.33 )]Si4O10 (OH)2. Warnanya
seri.
bervariasi dari putih ke kuning, sampai hijau
zaitun, coklat kebiruan. Bentonit merupakan
bahan baku untuk pembuatanbleaching earth, 2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium
yang diperoleh dengan aktivasi. (Hymore,
Operasi Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia
1996). Bentonit mempunyai sifatmengadsorpsi,
Universitas Sriwijayapada Agustus 2015sampai
karena ukuran partikel koloidnya sangatkecil
dengan Desember2015.
dan memiliki kapasitas permukaan yang
Alat yang digunakan pada penelitian
tinggi.Bentonit juga mempunyai struktur
antara lain furnace, kolom adsorber kaca,
berlapis dengan kemampuan mengembang
pompa vakum, ayakan 100 mesh dan 120 mesh,
(swelling) dan memiliki kation-kation yang
cawan, gelas beker, labu takar, gelas
dapat ditukarkan. Provinsi Jambi memiliki
erlenmeyer,ph meter,spectrofotometre,kertas
sumber daya alam bentonityang cukup banyak,
saring,hotplate,buret digital,statif, neraca
salah satunya berasal dari daerah Rengas.
analitik, grinder, corong kaca, batang pengaduk,
(Suharto, 1997). Peningkatan efektifitas
alumunium foil, dan gabus.
penyerapan pada bentonit dapat dilakukan
Bahan yang digunakan yaitu Limbah Spent
dengan aktivasi. Proses aktivasi dibedakan
acid PT. Pertamina RU III Palembang, Zeolit
menjadi dua cara, yaitu aktivasi secara fisika
Daerah Jambi, Bentonit Rengas, Natrium
adalah pemakaian panas hampir di semua reaksi
Karbonat (Na2CO3), Asam Klorida (HCl), Asam
yang ada tanpa pemberian zat aditif. Pemanasan
Sulfat ( H2SO4), Asam Fluorida HF 1:1, Amonia
diatas suhu 300-700oC menyebabkan proses
(NH3) 1:1, Amonium Klorida(NH4Cl),
pengeluaran molekul air dari rangkaian kristal
Indikator metil merah, Asam Oksalat, Natrium
sehingga dua gugus OH yang berdekatan saling
Hidroksida (NaOH), Indikator,
melepaskan satu molekul air (Prasetya, 2004)
AquadestPP/phenolphthalein (C20H14O4 ),
Aktivasi secara kimia dilakukan
Larutan Buffer 4,0 dan 7,0 dan Air.
dengan menggunakan asam mineral akan
meningkatkan daya serap karena asam mineral

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 21, Desember 2015 Page 67


3) Menghubungkan lubang khusus pada kolom
Pretreatment Pretreatment adsorber dengan selang yang terhubung ke
Spent Acid Adsorben pompa vakum.
Proses Adsorpsi
1) Memasukkan zeolit/ bentonit ke dalam
adsorber kaca setinggi 20cm dan dihitung
Analisa SA/ Analisa beratnya.
Bahan Baku Adsorpsi Nisbah Si/Al
2) Setelah dimasukkan, pompa vakum
dihidupkan untuk memadatkan zeolit yang
berada dalam adsorber kaca kolom I
3) Sampel limbah kemudian dimasukkan dari
atas adsorber kaca
Proses Adsorpsi 4) Hidupkan pompa vakum, tunggu sampai
2 Tahap Secara Seri sampel kolom I turun kebawah dan
ditampung Erlenmeyer
5) Sampel hasil adsorpsi dari kolom I
selanjutnya diabsorbsi kembali secara seri
Analisa Hasil Adsorpsi untuk kolom II.
6) Langkah a-e dilakukan hal yang sama
dengan untuk penggunaan bentonit sebagai
adsorben.
Prosedur Analisa
pH Warna 1) Analisa Kadar SiO2 dan Al2O3
Konsentrasi
Analisa kadar silika dan alumina dilakukan
H2SO4 pada zeolit dan bentonit setelah aktivasi untuk
Gambar1. Diagram proses penelitian mengetahui kadar silika dan alumina yang
pemurnian spent acid dimilikinya. Analisa dilakukan untuk
mendapatinformasi awal potensi adsorben
Adapun prosedur penelitian yaitu sebagai dalam pengelolaan limbah spent acid.
berikut: 2) Analisa Sampel Hasil Adsorpsi
Pre Treatment Adsorben Analisa sampel hasil adsorbsi dilakukan
1) Adsorben dijemur dibawah sinar matahari untuk mengetahui perubahan konsentrasi
secara langsung. H2SO4, pH, dan warna yang terjadi pada limbah
2) Adsorben dihaluskan dengan bantuan spent acid setelah diolah dengan zeolit dan
grinder dan diayak dengan dengan lolosan bentonit. Sampel terdiri atas 6 jenis
100 mesh dan tertahan di lolosan 120 mesh yakni:Sampel 1 (spent acid murni), sampel
3) Adsorben yang berbentuk bubuk dicuci 2(spent acid hasil pengenceran), sampel 3
dengan 2x pencucian menggunakan (larutan spent acid hasil adsorpsi oleh zeolit
aquadest dan disaring menggunakan kertas pada kolom 1), sampel 4 (larutan spent acid
saring. hasil adsorpsi oleh zeolit pada kolom 2), sampel
4) Setelah pencucian, Adsorben diaktivasi 5 (larutan spent acid hasil adsorpsi oleh bentonit
dengan suhu tinggi menggunakan furnace pada kolom 1), sampel 6 (larutan spent acid
pada suhu 400 oC selama 6 jam hasil adsorpsi oleh bentonit pada kolom 2)
5) Setelah 6 jam, Adsorber didinginkan dan
disimpan di tempat kering. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pre TreatmentSpent acid Larutan spent acid dialirkan dalam kolom
1) Spent acid diencerkan dengan perbandingan adsorber dengan adsorbennya adalah zeolit dan
pengenceran 1/5 (1 bagian untuk spent acid bentonit. Tujuan proses adsorpsi adalah untuk
dan 5 bagian untuk air) menyerap impuritis yang ada dalam larutan
2) Kemudian spent acid disaring dengan kertas spent acid agar H2SO4 dapat direcovery.
saring sebanyak 2 lapis. Limbah spent acid diencerkan dengan air pada
Persiapan Proses Adsorpsi perbandingan 1/5 sebagai treatment awal.
1) Adsorber kaca dipasang pada statif dan Proses ini dilakukan untuk membantu
dikencangkan. penyaringan solid pada slurryspent acid.
2) Menghubungkan keluaran adsorber dengan Apabila proses penyaringan dilakukan pada
Erlenmeyer spent acid murni maka kertas Whitman sebagai
media penyaring akan terbakar (Arita S, dkk,
2014).Sebelum proses adsorpsi, dilakukan

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 21, Desember 2015 Page 68


proses peningkatan kualitas zeolit dan bentonit adsorpsi. Spent acid turun melewati adsorben
alam diawali dengan penggerusan diikuti dibantu dengan pompa yang dihubungkan dari
dengan pengayakan dan aktivasi. Aktivasi bawah kolom guna mempercepat turunnya spent
adsorben dilakukan secara fisika dengan acid. Proses adsorpsi dilakukan hingga seluruh
pemanasan pada temperatur 400oC selama 6 jam feed turun dan ditampung erlenmeyer di bawah
sebagai treatment awal. Berdasarkan penelitian kolom. Outlet kolom adsorpsi tahap I yang
terdahulu, daya adsorpsi optimum yang mampu telah didapat kemudian dijadikan inlet untuk
diperoleh zeolit yakni dengan aktivasi pada kolom adsorpsi tahap II. Sehingga didapat
temperatur 400°C sebesar 9,05 %. Daya sampel akhir hasil adsorpsi yakni sampel
adsorpsi tanpa aktivasi fisik sangat kecil yaitu 4dengan adsorben zeolit sebanyak 110 ml dan
sebesar 1,5 %. sampel 6 dengan adsorben bentonit sebanyak
Analisa nisbah Si/Al dilakukan untuk 70ml. Pada gambar 4.1. dapat dilihat bahwa
mendapatkan informasi awal potensi adsorben adsorben jenis bentonit mengeluarkan output
dalam pengelolaan limbah spent acid. Analisa yang lebih sedikit. Hal ini juga menandakan
dilakukan pada adsorben yang sudah diaktivasi bahwa bentonit memiliki daya serap terhadap
untuk mengetahui keberhasilan aktivasi dalam larutan spent acidyang lebih besar.
peningkatan kadar silika dan alumina. Analisa konsentrasi H2SO4dilakukan
Tabel 2.Kadar SiO2 dan Al2O3pada Zeolit dan dengan metode titrasi yang bertujuan untuk
Bentonit Alam setelah Aktivasi mengetahui perubahan konsentrasi asam sulfat
Jenis Kadar Kadar Rasio dari larutan spent acid setelah melewati proses
Adsorben SiO2 Al2O3 Si/Al adsorpsi. Hasil analisa konsentrasi dapat dilihat
(%) (%) pada gambar di bawah ini.
Zeolit 79,01 2,59 30,51
Alam
100
konsentrasi H2SO4 ( %)(b/v)

Bentonit 74,05 2,07 36,26


Alam 95
Dari hasil analisa, terbukti bahwa aktivasi
dapat meningkatkan nisbahSiO2 dan Al2O3 dan 90
didapat kesimpulan bahwa zeolit memiliki 85
nisbah Si/Al yang lebih rendah dibanding
bentonit sehingga zeolit berpotensi lebih baik 80
dalam pengelolaan limbah spent acid.
75
Spent Spent Hasil Hasil
650 acid acid encer Adsorbsi Adsorbsi
Volume Spent acid (ml)

550 murni KOLOM KOLOM


I II
450 ZEOLIT
BENTONIT
350 Gambar 3. Perubahan Konsentrasi Asam Sulfat
250 Gambardiatas menunjukkan bahwa sampel
150 1 dan 2 memiliki konsentrasi H2SO4 yang
hampir sama yakni mendekati 83% dan juga
50 merupakan konsentrasi asam sulfat yang paling
Inlet KI Outlet K Outlet K rendah. Hal ini karena sampel belum diadsorpsi
I/ Inlet II dan hanya melewati proses penyaringan
KII sehingga masih mengandung impuritis ditandai
ZEOLIT BENTONIT dengan warna sampel yang masih hitam pekat.
Perubahan konsentrasi H2SO4 mulai terjadi pada
sampel 3 hingga 6 yang merupakan produk atau
Gambar 2.Volume Sampel Input dan Output
hasil adsorpsi. Pada hasil adsorpsi kolom I
Kolom Adsorpsi
terjadi peningkatan konsentrasi H2SO4 yang
lebih besar dibandingkan pada hasil adsorpsi
Proses adsorpsi 2 tahap (seri) dilakukan
kolom II. Sedangkan pada perbandingan jenis
dengan menggunakan zeolit dan bentonit
adsorben didapat bahwa penggunaan zeolit
dengan tinggi yang sama yakni 20 cm dimana
menghasilkan larutan spent acid dengan
input kolom I adalah spent acid encer sebanyak
konsentrasi H2SO4 yang lebih besar
600 ml yang dialirkan dari atas kolom kemudian
dibandingkan bentonit. Konsentrasi asam sulfat
melewati adsorben sehingga terjadi proses

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 21, Desember 2015 Page 69


tertinggi mencapai 97,4906%(b/v) yang
diperoleh dari hasil adsorpsi kolom II 50.000

Intensitas Warna (Pt-Co)


menggunakan zeolit. Peningkatan tersebut 45.000
sebesar 18,1% terhadap konsentrasi asam sulfat 40.000
35.000
dari bahan baku adsorpsi (sampel 2). Sedangkan 30.000
penggunaan adsorben jenis bentonit hanya 25.000
mencapai peningkatan konsentrasi asam sulfat 20.000
sebesar 15,74% setelah melalui 2 tahap proses 15.000
10.000
adsorpsi. 5.000
0
0,5
0,45
0,4
Zeolit Bentonit
0,35
Gambar 5. Perubahan Intesitas Warna pada
0,3
pH

Sampel Larutan Spent acid


0,25
0,2 Dari gambar diatas terlihat bahwa sampel
0,15 1 yakni spent acid murni memiliki kepekatan
0,1 warna yang paling tinggi yakni sebesar 46250
Spent Spent Hasil Hasil
Pt-Co, secara kasat mata berwarna hitam pekat.
acid acid Adsorbsi Adsorbsi Semakin gelap warna, semakin sulit dan mahal
murni encer Kolom I Kolom II proses pemurnian yang dibutuhkan. Selain itu
Zeolit warna yang gelap juga menandakan kualitas
Bentonit larutan yang rendah. Pada sampel berikutnya
Gambar 4. Perubahan pH pada Sampel kepekatan warna semakin menurun. Proses
LarutanSpent acid adsorpsi dengan zeolit menunjukkan perubahan
warna yang lebih baik jika dibandingkan dengan
Dari pengukuran pH didapat bahwa penggunaan bentonit. Perubahan warna paling
sampel 2 memiliki pH paling tinggi yakni 0,37 drastis ditunjukkan pada tahap 1 proses adsorpsi
dan sampel 4 memiliki angka pH paling rendah dengan zeolit. Proses adsorpsi tahap 2
yakni 0,21. Sampel 2 mengalami kenaikan pH membantu menghasilkan produk dengan warna
setelah melalui tahap pengenceran dan yang lebih baik. Warna produk hasil adsorpsi
penyaringan solid ukuran besar dimana tahap 2 dengan adsorben zeolit memiliki
sebelumnya memiliki pH 0,34 (sampel 1). kualitas warna terbaik yakni sebesar 1150 Pt-
Setelah melalui proses adsorpsi, hasil Co, secara kasat mata berwarna kuning bening.
pengukuran pH menunjukkan bahwa sampel Hal ini mengidentifikasikan bahwa zeolit lebih
mengalami penurunan nilai pH. Hal ini banyak menyerap pengotor hitam sehingga
menunjukkan hubungan antara pH dan produk hasil adsorpsi menjadi lebih terang.
konsentrasi asam pada sampel dimana semakin
rendah nilai pH maka semakin tinggi 200
konsentrasi asam pada sampel.
Analisa warna dilakukan pada 6 sampel 150
untuk mengetahui seberapa besar perbedaan
warna yang dihasilkan dari proses adsorpsi.
100
Perbedaan warna menandakan perbedaan
jumlah impuritis didalam sampel. Warna yang
semakin pekat menunjukkan semakin 50
banyaknya impuritis terkandung pada sampel
dan sebaliknya. Analisa warna dilakukan 0
dengan metoda spectrofotometri dimana Zeolit Zeolit Bentonit Bentonit
semakin pekat warna sampel maka hasil Kolom1 Kolom2 Kolom1 Kolom2
kepekatan warna akan semakin besar dan
Lama Waktu Adsorbsi (menit)
sebaliknya.
Gambar 6.Lamanya Waktu Adsorpsi

Gambar diatas menunjukkan lama waktu


adsorpsi yang diperlukan oleh adsorben untuk

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 21, Desember 2015 Page 70


memurnikan sampel spent acid. Dari gambar kontak limbah dan adsorben menjadi lebih
dapat dilihat bahwa penggunaan zeolit sebagai lama, penggunaan adsorben yang fresh pada
absorben menunjukkan hasil yang buruk jika tahap ke2 sehingga menjadikan proses adsorpsi
dibandingkan dengan bentonit karena zeolit menjadi lebih optimal. Namun akan lebih baik
memerlukan waktu hingga 180 menit atau jika proses adsorpsi dengan multitahap secara
sekitar 3 jam sedangkan bentonit hanya seri dilakukan perhitungan jumlah penggunaan
memerlukan waktu 55 menit untuk adsorben pada tiap kolom sehingga dapat
mengadsorpsi sampel spent acid. Pada kolom memperoleh produk dengan kemurnian yang
ke-2 adsorben memerlukan waktu yang lebih diinginkan dan juga perolehan yield yang lebih
sedikit untuk mengadsorpsi sampel yakni 145 banyak.
menit untuk zeolit dan 35 menit untuk bentonit.
Dari indikator konsentrasi asam sulfat, pH, 4. KESIMPULAN
dan perubahan warna didapatkan kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat ditarik
bahwa zeolit alam menunjukkan kinerja yang dalam penelitian ini:
lebih baik dalam pengolahan limbah spent acid 1. Perubahan pH, warna, dan konsentrasi
dibanding bentonit rengas. Bentonit rengas H2SO4 terjadi pada limbah spent acid setelah
sendiri berdasarkan penelitian terdahulu ialah proses adsorpsi baik dengan menggunakan
bentonit dengan kinerja yang baik dalam adsorben zeolit maupun bentonit dan juga
penanganan limbah spent acid. Hal ini terjadi pada hasil adsorpsi tahap 1 maupun
dimungkinkan karena nisbah Si/Al pada zeolit tahap 2. Dari hasil penelitian, terbukti proses
lebih rendah dibanding bentonit. Karena secara adsorpsi mampu memurnikan spent acid dan
umum, semakin tinggi rasio Si/Al maka me-recoveryH2SO4 karena perubahan pH,
semakin rendah kapasitas tukar ion. Selain itu warna, dan konsentrasi H2SO4 menunjukkan
dari perlakuan aktivasi, air meninggalkan hasil yang baik.
struktur mikroporos zeolit yang meliputi 50% 2. Dari indikator perubahan konsentrasi asam
volume rongganya sehingga pori-pori kosong sulfat, pH, warna, dan banyaknya yield,
pada zeolit cukup bersih dan berdaya adsorpsi zeolit menunjukkan kinerja yang lebih baik
yang juga cukup besar (Husaini, 2003). dalam pengolahan spent acid dibanding
Sedangkan untuk indikator lamanya waktu bentonit. Hasil pengolahan spent acid pada
adsorpsi, zeolit menunjukkan hasil yang kurang proses adsorpsi 2 tahap dengan adsorben
baik sehingga kurang ekonomis untuk zeolit didapat produk dengan spesifikasi
digunakan dalam proses di industri. Hal ini sebanyak 110 ml, konsentrasi asam sulfat
dikarenakan kelemahan zeolit pada teknik mencapai 97,4906 %(b/v), pH 0,21 , warna
kolom adalah clogging (aliran influen 1150Pt-Co, waktu adsorpsi mencapai
terhambat). 325menit. Sedangkan untuk bentonit didapat
Secara menyeluruh zeolit menjadi pilihan produk dengan spesifikasi yield sebanyak
yang lebih baik dalam pengolahan limbah spent 70ml, konsentrasi asam sulfat
acid. Terlebih zeolit menghasilkan yield yang 95,5389%(b/v), pH 0,23,warna 1885 Pt-Co,
lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik. lama waktu adsorpsi hanya 90 menit.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena kristal 3. Proses adsorpsi dengan 2 tahap
zeolit yang telah terdehidrasi merupakan menghasilkan produk yang lebih baik
adsorben yang selektif atau mempunyai dibandingkan hanya 1 tahap. Hal ini terlihat
efektivitas adsorpsi yang tinggi. Berbeda dari spesifikasi produk hasil adsorpsi tahap 2
dengan bentonit yang meskipun memiliki daya yang menunjukkan adanya peningkatan
serap lebih tinggi terhadap spent acid namun kemurnian asam sulfat, pH, serta penurunan
kurang selektif. Hal ini terlihat dari yield yang kepekatan warna yang menandakan
sedikit dengan kualitas yang lebih rendah. Daya berkurangnya impuritis pada sampel.
serap yang tinggi pada bentonit dikarenakan
sifat bentonit yang mudah mengembang dan DAFTAR PUSTAKA
melunak seperti bubur bila terkena air (Ciullo, Anugrah R, dkk. 2011. Percontohan
1996). Hal ini disebabkan oleh kerapatan ruah pengolahan Zeolit dan bentonit Skala
(bulk density) bentonit yang rendah sehingga pilot. Bandung: Puslitbang Teknologi
daya menyerap airnya tinggi (Gupta, 533). Mineral Dan Batubara – tekMIRA.
Pada penelitian ini juga didapat Arita S,dkk. 2014. Purifikasi Limbah Spent Acid
kesimpulan bahwa pengolahan limbah spent dengan Menggunakan Proses Adsorpsi.
acid dengan proses adsorpsi 2 tahap Indralaya : Universitas Sriwijaya.
menghasilkan produk yang lebih baik dibanding Bergaya,et al.2006. Handbook of Clay Science.
hanya 1 tahap. Hal ini dikarenakan waktu United Kingdom: Elsevier Ltd, Oxford.

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 21, Desember 2015 Page 71


Fikri, M.Edkk,Regenerasi Bentonit Bekas Muslimin, Ali. 2013. Bahan Baku, Pengolahan
Secara Kimia Fisika Dengan Aktivator Crude, RU III PERTAMINA. Indralaya:
Asam Klorida Dan Pemanasan Pada Universitas Sriwijaya.
Proses Pemucatan Cpo. Lampung: Nugroho, Wahyu dan Setyo Purwoto. 2013.
Universitas Lampung. Removal Klorida, Tds Dan Besi Pada
Fisli A, dkk. 2003. Pembuatan Dan Air Payau Melalui Penukar Ion Dan
Karakterisasi Katalis Oksida Mangan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif Dengan
Dengan Pendukung Bentonit Berpilar Karbon Aktif Waktu. Surabaya: Teknik
Alumina Untuk Oksidasi Gas CO. Lingkungan Universitas PGRI Adi
Bandung: Badan Buana.
Hilyati dkk. 1991. Adsorpsi Zat Warna Tekstil Rini, D.K, dkk .2010. Optimasi Aktivasi Zeolit
Pada Zeolit Alam dari Bayah. Jurnal Alam Untuk Dehumidifikasi.Semarang:
Kimia Terapan Indonesia. Vol. 1, No. 2. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Husaini. 2003. Peningkatan Nilai Tambah Universitas Diponegoro.
Zeolit Alam dan Hasil Aplikasinya. Setiyono. 1999. Sistem Pengelolaan Limbah B-
Bandung: Badan Litbang Energi dan 3 Di Indonesia. Jakarta: Kelompok
Sumber Daya Mineral, Puslitbang Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan
Teknologi Mineral dan Batubara. Limbah Cair, Direktorat Teknologi
Jens Kristen Laursen, Haldor Topsøe. 2007. Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi
Details Advances In Sulfur Recovery by Informasi, Energi, Material dan
the WSA Process. A/S, Denmark: Lingkungan. Badan Pengkajian dan
Hydrocarbon Engineering. Penerapan Teknologi.
Las T dkk. 1996. Pratomo Budiman S, Potensi
Zeolit Untuk Pengolahan Limbah
Industri. Padang: Universitas Andalas.

Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 21, Desember 2015 Page 72

Anda mungkin juga menyukai