dan
Edukasi
Kesehatan
Manajemen
Psikologi
Perbankan
Ekonomi
Politik
Hukum
IT
Home / Pharmacology / Pengertian Lemak dan Minyak serta Penentuan Bilangan Asam
Pengertian Minyak
Minyak merupakan bahan cair dalam suhu kamar yang disebabkan rendahnya kandungan
asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak tak jenuh, yang memiliki ikatan
rangkap satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga memiliki
titik lebur yang rendah. Minyak mengandung trigliserida (Winarno, 1992).
Pengertian Lemak
Lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar. Lemak mengandung asam lemak jenuh
yang tinggi, tidak memiliki ikatan rangkap sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi.
Contoh asam lemak jenuh yang banyak terdapat di alam adalah asam palmitat dan asam
stearat (Winarno, 1992).
Lemak adalah komponen paling penting dari bagian komponen organik yang dikenal sebagai
lipida. Lipida tidak hanya mengandung lemak tetapi mengandung lilin dan beberapa bahan
lain yang bermacam-macam. Lilin adalah lapisan pelindung alami yang merupakan ester dari
asam lemak berantai panjang dan alkohol berantai panjang. Lilin adalah padatan mantap
bertitik leleh rendah yang ditemui pada tumbuhan dan hewan (Winarno, 1992).
Lemak yang berasal dari tumbuhan terdapat di dalam biji tanaman. Lemak digunakan untuk
proses perkecambahan sebagai sumber energi sebelum fotosintesis berlangsung. Fotosintesis
tidak dapat berlangsung hingga tumbuhan dalam bentuk kecambah. Sebelum itu,
pertumbuhan tanaman didukung oleh cadangan energi yang ada pada biji (Lawson, 1985).
Lemak merupakan bahan berbentuk padat pada suhu kamar hal ini disebabkan tingginya
kandungan asam lemak jenuh yang secara struktur tidak mengandung ikatan rangkap
sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi contoh asam lemak jenuh yang banyak
terdapat di alam adalah asam palmitat dan asam stearat. Sedangkan minyak merupakan bahan
cair pada suhu kamar, hal ini disebabkan rendahnya kandungan asam lemaktak jenuh, yang
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga memiliki
titik lebur yang rendah (Winarno, 1982).
Bilangan asam adalah jumlah miligram KOH/NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan
asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak. Bilangan asam digunakan untuk
mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak (Ketaren,
1986).
Bilangan asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula. Asam lemak
bebas tersebut dapat dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang
baik. Terkadang bilangan asam juga dinyatakan sebagai derajat asam yaitu banyaknya
mililiter KOH/NaOH 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan 100 gram minyak atau lemak
(Sudarmadji, 1989).
1. Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik
berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang memiliki rantai
karbon panjang (Poedjiadi, 2006).
Asam lemak alamiah selalu mengandung jumlah atom karbon genap, dengan rumus umum
CnH2nO2 dengan n=4,6,8 dan seterusnya sampai 13. Deretan asam-asam lemak ini termasuk
deretan asam-asam lemak jenuh. Anggota deretan ini yang memiliki jumlah atom terkecil
(n=4) ialah asam butyrat, yang terdapat didalam mentega, susu, dengan kadar 6 persen.
Asam lemak jenuh yang memiliki atom terbanyak ialah asam stearat (n=18) (Sediaoetama,
1983).
Asam lemak jenuh dengan jumlah karbon sampai 6 buah, disebut asam lemak rantai pendek,
sedangkan yang mempunyai jumlah karbon 8-12 termasuk asam lemak rantai intermediate
dan sisanya memiliki jumlah atom karbon lebih dari 12, disebut asam lemak rantai panjang.
Semakin pendek rantai karbonnya, semakin mudah larut didalam air dan semakin sukar larut
dalam zat-zat pelarut lemak (Sediaoetama, 1983).
Asam miristat, asam palmitat dan asam stearat, terdapat pada sebagian besar lemak nabati
maupun hewani. Asam lemak tak jenuh yang terbanyak ialah asam oleat. Lemak yang
semakin banyak mengandung asam lemak tak jenuh konsistensinya semakin lunak dan dapat
pula berbentuk cair, sehingga disebut minyak. Lemak nabati pada umumnya berbentuk
minyak (Sediaoetama, 1983).
Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh proses hidrolisa dan oksidasi biasanya bergabung
dengan lemak netral dan pada konsentrasi sampai 15%, belum menghasilkan rasa yang tidak
disenangi (Ketaren, 1986).
Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih dari 1%, jika dicicipi akan terasa membentuk
film pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun intensitasnya tidak bertambah
dengan bertambahnya jumlah asam lemak bebas (Ketaren, 1986).
Winarno, F. G. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit Gramedia. Hal. 86-93.
Lawson. H. W. (1985). Standards For Fats & Oils. Amerika: United Stated. Hal. 45-46
Ketaren, S. (1986). Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Hal.6-11, 24-25, 139-
151.
Poedjiadi, A. (2006).Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Hal. 3, 8-10.
Sudarmadji, S. (1996). Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Hal. 30-35.
Share on:
Related Articles :
Pengertian Besi Fe besi dalam tubuh manusia Akibat Kelebihan dan Kekurangan
Zat Besi Pengertian Besi (Fe) adalah logam transisi dan memiliki nomor atom 26.
Bilangan oksidasi Fe adalah +3 dan +2. Fe memiliki berat atom ...
Pengertian Tablet Obat dan Syarat Pengertian Tablet adalah bentuk sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan, ta ...
Pemanis Alami Buatan Tujuan Penggunaan Sintetis Jenis dan Contoh Pemanis
Alami dan Buatan - Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokkan menjadi
pemanis alami dan pemanis buatan (sintetis). Peman ...
0 comments:
Post a Comment
Popular Post
Pengertian Otoritas Jasa Keuangan Definisi, Tujuan, Fungsi, Tugas, dan Wewenang
serta Latar Belakang Pembentukan
Pengertian Rasio Profitabilitas Definisi Menurut Para Ahli dan jenis Terdiri dari
Categories