Rasulullah SAW berpesan kepada Siti Fatimah az-Zahra (as), putri tercintanya: “Hai Fatimah, jangan engkau tidur
sebelum melakukan empat perkara, yaitu:
Sang putri yang Sayyidatun Nisa I’ll ‘Alamin itu bertanya kepada ayahnya: “Ya Rasulullah.. Bagaimana aku dapat
melaksanakan empat perkara seketika?”
Terima kasih kepada Kang Abdi Ole Leho, yang mengijinkan saya membagi tulisan beliau di Facebook-nya ke dalam blog ini.
Rasul yang mulia tersenyum dan bersabda: “Sebelum engkau tidur (lakukan ini):
1. Bacalah Surat Al-Ikhlas tiga kali, dengan begitu seakan-akan kau mengkhatamkan seluruh Al-Qur’an.”
[Bismillaahir rahmaanir rahiim, Qulhuallaahu ahad’ Allaahushshamad’ lam yalid walam yuulad’ walam
yakul lahuu kufuwan ahad’ (3x)].
2. Bacalah solawat untukku dan para Nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa’at di hari
kiamat“. [Bismillaahir rahmaanir rahiim, Allaahumma shallii ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad
(3x)].
3. Beristighfarlah (memohonkan ampunan) untuk para Muslimin, maka mereka semua akan meridhaimu“.
[(Astaghfirullaahal ‘adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, dzul jalaali wal ikram wa
atuubu ilaih (3x)]
4. Perbanyaklah bertasbih (menyucikan Alla), bertahmid (mensyukuri Allah), bertahlil (mentauhidkan
Allah) dan bertakbir (mengagungkan Allah), maka seakan-akan kau telah melaksanakan ibadah Haji dan
Umrah“. [Bismillaahir rahmaanir rahiim, SubhanAllaahi alhamdulillaahi walaa ilaaha illa Allahu
wAllaahu akbar (3x)]
————–
Selanjutnya, Nabi SAW juga mengajarkan kepada the Lady of Light ini satu hal yang jauh lebih penting dari
permintaan sederhananya melalui suaminya, Imam Ali bin Abithalib (as).
Ceritanya begini.
Pada waktu Rasulullah wafat, Siti Fatimah (as) merasakan kehilangan yang luar biasa. Setiap hari beliau mengunjungi makam ayahnya,
sang ‘Kekasih Allah’ itu, biasanya sambil memeluk dan menggenggam kubur Baginda Rasul.
Suatu saat beliau mengambil tanah dari kubur tersebut dan membuat butiran-butiran tanah yang selanjutnya digunakan sebagai alat untuk
menghitung Tasbih Az-Zahra di atas. Inilah asal muasalnya tasbih yang kita kenal sekarang. Tasbih mengunakan butiran-butiran itu
sunnah Keluarga (Ahlul Bait) Rasulullah SAW.