Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu unsur yang penting untuk menjadikan sumber daya
manusia yang berkualitas dan produktif dan kesehatan bukanlah semata-mata merupakan
tanggung jawab departemen kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dan seluruh sektor,
termasuk masyarakat dan swasta. Derajat kesehatan masyarakat sangat di pengaruhi oleb
upaya pembangunan dan kondisi lingkungan sosial masyarakat yang kondusif bagi
terciptanya status kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan pembangunan berwawasan
kesehatan, partisipasi aktif lintas sektoral dan seluruh potensi masyarakat termasuk swasta
sangatlah diharapkan.
Menciptakan kondisi kesehatan masyarakat telah terbingkai dalam pembangunan
kesehatan yang tertuang dalam Undang - undang No 23 tahun 1992, bertujuan untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu tujuan dan
pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan
kesehatan. Pelayanan yang berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di seluruh sarana
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Dengan pelayanan bermutu ini diharapkan
masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan Rumah
Sakit dan sarana pelayanan kesehatan Iainnya.
Rumah Sakit menyediakan dan menawarkan beberapa bentuk pelayanan medis
sebagai bentuk pendukung dan pelayanan bermutu kapada masyarakat, salahsatu diantaranya
adalah pelayanan Radiologi. Pelayanan Radiologi merupakan pelayanan penunjang medis
yang bertujuan memberikan hasil diagnosa. Radiologi dalam operasionalnya memanfaatkan
radiasi pengion dalarn hal ini Sinar - X , yang telah diketahui selain manfaatnya juga efek
atau dampak negative dan sinar- X perlu mendapat perhatian . Sehingga dalam pemanfaatan
sinar - X nya dapat memperhatikan kaidah -kaidah dan keselamatan pasien.
Untuk mencapai hal-hal tersebut diperlukan Standar Pelayanan Unit Radiologi ini
yang disusun dan berbagai buku acuan dan standar yang berlaku, yang disesuaikan dengan
kondisi RSU An Nisaa’ sehingga dapat memberikan gambaran Pelayanan Unit Radiologi dan
sisi landasan hukum. Mekanisme pelayanan, sarana pendukung SDM, logistik dan fasilitas
serta peralatan. sanitasi dan K3, dan tak kalah penting pembiayaan dan pengawasan dan
pengendalian mutu.” Buku Standar Pelayanan Unit radiologi ini juga merupakan acuan bagi
pelaku pelayanan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.

B. Ruang Lingkup
Pelayanan Radiologi di RSU An-Nisaa’ mempunyai ruang lingkup Radiodiagnostik
sederhana dan Ultrasonografi (USG)

1
C. Batasan Operasional
1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion dan
bentuk energi lainnya (nonpengion) dalam bidang diagnostik imejing dan terapi, yang
meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh generator dan bahan radio aktif seperti
antara lain Sinar Rontgen (Sinar X), sinar gama, pancaran partikel pengion (elektron.
neutron, positron dan proton) serta bukan energi pengion (non pengion) seperti antara
lain gelombang ultrasonik, gelombang infrared, gelombang magnetis. gelombang
mikro (microwave) dan radio frekwensi.
2. Radiodiagnostik Imaging adalah cabang dan Ilmu Radiologi dalam bidang diagnosik
yang rnenggunakan alat-alat yang memancarkan energi radiasi pengion maupun bukan
pengion (nonpengion) yang dihasilkan oleh generator dan bahan radio aktif yang
menghasilkan citra (imej) dan morfologi tubuh manusia dan faal tubuh manusia untuk
diagnosis medis yang menggunakan sinar rontgen (sinar x), sinar inframerah, radio
nuklir, gelombang ultrasonik, gelombang magnetis dan emisi positron
3. Radioterapi adalah cabang dan Ilmu Radiologi dalam bidang terapi yang
menggunakan alat - alat yang menghasilkan radiasi pengion dan bukan pengion
(nonpengion) yang dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktif yang
mengeluarkan sinar rontgen(sinai x), sinar gamma, pancaran partikel pengion dan
gelombang yang menghasilkan panas yang dihasilkan antara lain oleh gelombang
mikro,gelombang radio frekwensi dan gelombang ultrasonik.
4. Pelayanan Radiologi Sederhana adalah pelayanan penunjang untuk diagnostik dan
terapi dengan menggunakan peralatan radiologi sederhana yang meliputi pemeriksaan
Thorax dan Abdomen polos
5. Standar Pelayanan Radiologi adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat
atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang
menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.
6. Pesawat X-Ray Sederhana adalah peralatan radiodiagostik yang paling sederhana
(radiografi dan fluroskopi)
7. Tenaga Profesional / Formal Radiologi adalah tenaga yang mencakup dokter
spesialis radiologi (Radiologist), Radiografer, Fisikawan Medik.
8. Tenaga Penunjang Radiologi adalah tenaga yang mencakup Teknisi Pesawat
rontgen pesawat radiologi, dokier umum ditatar dibidang radiologi, paramedis, ditatar
dibidang radiologi, petugas administrasi radiologi, petugas kamar gelap.
9. Standar Prosedur Operasional (SOP) adalah kumpulan instruksi/langkah-langkah
yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
10. Tim Monitoring Pelayanan Radiologi adalah tim yang berada di Dinas Kesehatan
yang bertugas memonitor dan membina pelayanan radiologi yang berada
diwilayahnya.

2
11. Foto Rontgen adalah pemeriksaan organ tubuh manusia yang menggunakan sinar X,
yaitu gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang sangat
pendek (0,05A- 0,125A) sehingga mempunyai daya tembus tinggi.
12. Fluoroscopy adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan sinar -X dimana petugas
radiologi dapat secara langsung melihat obyek dengan menggunakan layar (screen)
atau monitor TV.
13. Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan gelombang suara yang frekwensinya 1-10juta Hz.
14. CT Scan (Computerizes Tomografi Scaner ) adalah suatu alat pencitraan dengan
menggunakan sinar- X yang bergerak secara memutar dan hasil gambarnya diproses
dengan komputer.
15. Informed Concent adalah surat persetujuan pasien/keluarga untuk pelaksanaan
tindakan medis.
16. Apron adalah alat pelindung diri dari radiasi sinar- X
17. Grid adalah suatu alat berbentuk lempengan berisi kisi-kisi, berfungsi untuk
menghilangkan sinar hambar yang mengenai kaset.
18. Developer dan Fixer adalah zat kimia yang berfungsi untuk memproses film
sehingga terbentuk bayangan tampak.
19. Marker adalah tanda atau kode yang terbuat dan bahan tidak tembus sinar X yang
berfungsi untuk indentifikasi pasien.
20. Kaset adalah alat yang digunakan untuk menempatkan film sehingga terlindung dari
cahaya pada saat pemeriksaan rontgen.
21. Pemeriksaan khusus dengan Media kontras adalah pemeriksaan yang
menggunakan media kontras, meliputi : BNO- IVP, colon in loop. myelografi,
cystografi, urethrografi, HSG, barium follow through, fistulografi, CT Scan Abdomen
Kontras, Kepala Kontras. Thorax Kontras, SPN Kontras dli ).
22. AP (Antero Posterior) yaitu arah sinar dan sisi pasien menuju ke sisi belakang pasien
sejajar bidang sagital.
23. Lateral yaitu arah sinar dari sisi samping pasin atau sejajar dengan bidang coronal
pasien.
24. Oblique yaitu arah sinar membentuk sudut 450 dan bidang sagital atau coronal
pasien.
25. Prosedur Mutu adalah prosedur kerja yang mengatur pekerjaan secara umum di unit
radiologi
26. lnstruksi kerja adalah pedoman langkah-langkah kerja tehnis di Unit Radiologi

3
D. Landasan Hukum
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di sarana
pelayanana kesehatan. Pelayanan Radiologi sebagai bagian yang terintegrasi dari pelayanan
kesehatan yang menyeluruh merupakan bagian dari amanat Undang – Undang Dasar 1945,
dimana kesehatan adalah hak fundamental setiap rakyat dan amanat Undang – Undang
Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Bertolak dari hal tersebut maka makin
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, akan pelayanan radiologi
sudah selayaknya diberikan pelayanan yang berkualitas.

BAB II
4
STANDAR KETENAGAAN

Untuk menjalankan pelayanan Radiologi didukung oleh tenaga profesional radiologi dan tenaga
penunjang radiologi.

A. Jumlah Tenaga menurut Kualifikasi


Berikut ini adalah daftar kualifiasi SDM di Unit Radiologi. Adapun daftar kualifikasi
No Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah
1 Ka.Unit Radiologi D3 Radiolog 1
dan Staf Pelaksana

B. Penetapan Jam Kerja


Hari kerja di Perusahaan adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja
standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. RSU An-Nisaa’ merupakan rumah
sakit yang beroperasional 24 jam sehari untuk melayani masyarakat umum dan disesuaikan
dengan ketentuan jam kerja standar perusahaan..
Adapun di Unit Radiologi RSU An-Nisaa’, pelayanan tidak 24 jam tetapi untuk
mendukung pelayanan 24 jam diberlakukan dengan jadwal ON CALL terlampir. Untuk
perhitungan system On Call mengikuti perhitungan system dari HRD.

Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut :


a. Batas toleransi keterlambatan karyawan dalam satu bulan adalah 30 menit
b. Apabila keterlambatan karyawan terjadi melebihi dari batas toleransi yang diberikan
maka karyawan tersebut akan mendapatkan evaluasi kedisiplinan dari atasan langsung.
c. Apabila terjadi keterlambatan selama 3 bulan dalam satu tahun, karyawan akan diberikan
surat peringatan
d. Izin meninggalkan dinas maksimal adalah 3 jam dalam satu hari kerja dengan persyaratan
mengisi form izin meninggalkan dinas (IMD) yang ditanda tangani oleh atasan langsung
dan dapat dipertanggung jawabkan turgensinya
Aturan tenaga kerja di RSU An-Nisaa’ berdasarkan non shif dapat dilihat sebagai berikut :
Karyawan Non Shift
 Senin – Sabtu : 07.00 – 14.00 wib
C. Kuantitas SDM
Pengaturan tenaga kerja di Unit Radiologi RSU An-Nisaa’ berdasarkan non shift / shift .
Tenaga kerja di unit saat ini berjumlah 1 orang yang memegang tanggung jawab sebagai Ka
Operasional dan Staf Radiologi. Tenaga di Unit Radiologi ini bekerja setiap hari Senin – Sabtu
dimulai dari pukul 07.00-14.00 wib.
BAB III
STANDAR FASILITAS RADIOLOGI

A. Bangunan Radiologi
5
1. Lokasi atau Denah
lnstalasi Radiologi berdiri pada lahan seluas 12 m2. Unit Radiologi memiliki
fasilitas ruang yang terdiri dari :
 1 Ruang Radiologi Konvensional
 I Ruang Operator Radiologi
 Ruang Tunggu Pasien
2. Luas Ruang Kerja
a. Ruang Radiologi Konvensional (Ruang Allenger 100 mA).
Ruang pemeriksaan dengan ukuran 2 m x 4 m m. Tembok terbuat dan bata dengan
ketebalan 20 cm dilapisi dengan timbal setebal 2 mm. Ruang ini digunakan untuk
pemeriksaan radiologi kontras dan non kontras
b. Ruang Operator
Ruang operator dengan ukuran 2 m x 4 m. Tembok terbuat dari bata dengan
ketebalan 20cm dilapisi dengan timbal setebal 2 mm. Ruang ini digunakan untuk
pengoperasian alat radiologi.
c. Ruang Kamar Gelap
Kamar Gelap berukuran 2 m x 2 m
d. Ruang Tunggu pasien
Berukuran 2 m x 2 m
B. Penyimpanan Arsip
1. Almari Arsip / Filling Cabinet
Adalah alat yang digunakan untuk menyimpan arsip dalam bentuk lemari terbuat dari
kayu, alumunium,besi baja anti karat
2. Rak Arsip

C. Sarana Dan Prasarana


a. Standar Pelayanan Minimal
Pelayanan di Unit Radiologi RSU An-Nisaa’ belum 24 jam.
1. Pelayanan On call
Adalah pelayanan yang dilakukan petugas radiologi diluar jam kerja Radiologi.
Adapun tujuan dilakukannya pelayanan diluar jam kerja / on call yaitu :
a. Agar pelayanan radiologi diluar jam kerja tetap berjalan
b. Agar tindakan pemeriksaan pasien cepat tertangani

2. Pelayanan Pemeriksaan dengan perjanjian


Pelayanan oleh petugas radiologi yang dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.
Hal ini dikarenakan pemeriksaan tersebut butuh persiapan / perencanaan sesuai
dengan prosedur yang sudah ditetapkan.
Adapun tujuan dilakukan pemeriksaan dengan perjanjian adalah sebagai berikut :
a. Agar pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan yang direncanakan
b. Mempersiapkan keadaan pasien secara psikologis

6
c. Agar pelaksanaan pemeriksaan lebih terjadwal dan teratur
b. Standar Sarana dan Prasarana
Di Unit Radiologi RSU An-Nisaa’, meliputi :
1. Ruang Radiografi
2. Ruang Kamar gelap
3. Ruang Loket penerimaan dan pengambilan hasil
4. Ruang tunggu pasien
c. Standar Minimal Peralatan
Peralatan di Unit Radiologi RSU An-Nisaa’, meliputi :

No Nama Peralatan Jumlah Keterangan


1 Pesawat x-ray allenger 100 mA 1 buah Kondisi baik
2 Manual Prossesiing 1 buah Kondisi baik
4 Kamar Gelap 1 buah
5 Safe light 1 buah
6 Tangki Developer 20 liter 2 buah Dev + fixer
7 Exhaust fan 1 buah
8 Bak air bersih 1 buah
9 Hanger 24cmx24 cm 2 buah
10 Hanger 30cmx40cm 1 buah
11 Hanger 35cmx35cm
12 Labeling 1 buah
13 Meja Stationer tanpa bucky
14 Control table
15 Termometer dinding dikamar gelap Tdk ada
16 Meja tulis 1 buah
19 Apron 1 buah
20 Film Badge 1 buah
22 Bangku tunggu pasien 1 buah
23 Lampu Baca 1 buah
24 Tiang infuse 1 buah
25 Kaset 3 buah
26 Grid Lysolm uk.24
27 Grid Lysolm uk.30 1 buah
28 Grid Lysolm uk.35
30 Rak arsip 1 buah
31 Tangga tempat tidur 1 buah
33 Kursi plastik 1 buah

7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENINGKATAN MUTU PELAYANAN


Pemeriksaan radiologi harus berdasarkan permintaan dari dokter. Dalam hal ini dokter
yang meminta pemeriksaan dapat terjadi kemungkinan sebagal berikut
1) Dokter Internal RSU An-Nisaa’ :
a. Dokter mengirim pasien rawat inap maupun rawat jalan harus mengisi Formulir
Permintaan Pemeriksaan Radiologi di sertai klinisnya sebelum dilakukan pemeriksaan
radiologi.
b. Pasien rawat jalan membawa sendiri Formulir Permintaan Pemeriksaan Radiologi dan
dokter pengirim ke Unit Radiologi. Perawat ruangan mengantarkan pasien rawat map
untuk pemeriksaan Radiologi ke Unit Radiologi. Apabila pemeriksaan memerlukan
persiapan, perawat cukup menghubungi radiografer untuk menjadwalkan
pemeriksaan.
2) Dokter Eksternal RSU An-Nisaa’ :
Pasien rawat jalan dan luar yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi harus membawa
surat pengantar pemeriksaan radiologi dan dokter pengirirnnya.
8
B. JENIS PELAYANAN
1. Pemeriksaan Rutin (Non Kontras I Tanpa Persiapan)
a. Kepala
b. Abdomen / BNO
c. Sinus Paranasal (SPN)
d. Abdomen 3 Posisi
e. Thorax AP/PA/Lateral /RLD
f. Pelvis
g. Extremitas Atas ( Humerus, Antebrachi, Manus)
h. Columna Vertebrae (Cervical, Thoracal, Lumbal, Sacral, Cocygeus)
i. Extremitas Bawah (Femur, Cruris,Pedis, Cruris, Pedis, Genu, Ankle,Caicaneus
Hip Joint)

2. Pemeriksaan Khusus (Dengan Kontras / Dengan Persiapan)


Pemeriksaan radiologi yang memerlukan persiapan adalah
1. BNO – IVP
Dalam pelaksanaan persiapan pemeriksaan, persiapan pasien rawat inap dilakukan
oleh perawat, sedangkan pasien rawat jalan dilakukan oleh petugas Radiologi.

C. INFORMED CONSENT
Pemeriksaan radiologi yang memerlukan informed concent adalah :
1. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras intravena
2. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras peroral
Bila diperlukan tindakan medis di Radiologi maka pasien atau keluarga pasien
menandatangani Formulir Persetujuan Tindakan Medis yang telah disediakan

D. PENYERAHAN HASIL RADIOLOGI


 Pasien Rawat Jalan
Semua pemeriksaan radiologi yang telah dilakukan mendapat expertise dari dokter
spesialis radiolog dan diasistensi oleh petugas radiologi. Pasien rawat jalan
mengambil sendiri dengan menyerahkan kwitansi pembayaran dan tanda tangan pada
buku pengambilan hasil
 Pasien Rawat Inap
Petugas ruangan atau perawat mengambil foto dan hasil pemeriksaan setelah ditelepon
dari petugas radiologi dan tanda tangan pada buku pengambilan hasil

9
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan barang – barang logistik radiologi terdiri dari :


1. Obat –obtan dan bahan abis pakai (BHP)
2. Barang rumah tangga (RT) dan alat tulis kantor (ATK)
Pengelolaan keduanya meliputi alur , perencanaan, permintaan, penyimpanan,
penggunaan, pencatatan dan pelaporn
A. Obat – Obatan Dan Bahan Habis Pakai (BHP)
Alur

Pelaksana Ka.Unit.Radiologi Bag.Logistik


Sarana Farmasi

B. Perencanaan
Petugas radiologi mendata kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai setiap tahun
dan mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian Farmasi. Rencana kebutuhan berdasar
pemakaian tahun lalu dan ditambah 10%

C. Permintaan

10
Petugas radiologi mengajukan permintaan cetakan,Alkes ,ATK berdasarkan kebutahan
tiap bulan

D. Penyimpanan dan Pemakaian


Penyimpanan dilakukan digudang radiologi untuk pemakaian selama sebulan sesuai
kebutuhan.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dad insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat rnelaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumab sakit.
b. Meningkatakan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
c. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
C. Tata laksana Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang dilakukan
melalui assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

11
Ianjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Di RSU An-
Nisaa’ kegiatan ini dilakukan melalui : monitoring indicator mutu pelayanan tiap unit
kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan patien safety, tindakan preventif,
pengendalian proses/produk tidak sesuai, tindakan korektif dan audit mutu internal
1. Monitoring indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan
rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan,
Pedoman mutu pelayanan unit Radiologi secara rinci ada pada Bab.IX Pengendali Mutu.
Indikator Mutu merupakan milik unit kerja,ditentukan periode pengambilan data dan
analisisnya.
Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian tidak diinginkan, pimpinan unit
melaporkan pada pertemuan manajemen seperti diatur pada tindakan preventif.

2. Tindakan Preventif
Tindakan preventif sebenamya dalah sistem yang diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif dilakukan
melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang memenuhi K3 dan
pertemuan rutin di rapat struktural seminggu sekali, morning report, evaluasi prosedur
tiap 3 bulan dan audit internal.
3. Pengendalian proses/produk tidak sesuai
Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien. Kejadian tidak diinginkan yang menyangkut keselamatan pasien juga
merupakan salah satu mekanisme pengendalian proses/produk tidak sesuai.
Identifikasinya melalui: audit mutu internal, audit mutu eksternal, temuan okh
manajemen, laporan pelanggan. Laporan identifikasi tersebut ditindak lanjuti melalui:
rapat tertututup direksi dan kepala bidang, ketua komite dan unit terkait untuk
menemukan akar permasalahan dan jalan keluarnya. Kepala bidang melakukan perbaikan
sesuai dengan tindakan korektif.
4. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dan
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko Tindakan korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam pertemuan
tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi . Hasil inspeksi harus
menunjukan telah dilakukannya tindakan koreksi.
5. Audit Mutu Internal
Audit mutu internal dilakukan tiap 6 bulan. Audit mutu ekstemal tiap tahun. Audit
mutu dilakukan untuk menilai proses dan sasaran mutu, termasuk didalamnya pe!
aksanaan keselamatan pasien melalui indikator mutu pelayanan.
12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Pelayanan di Unit Radiologi menggunakan peralatan yang menggunakan zat radio aktif
atau sumber radiasi lainnya. Zat-zat tersebut mengandung resiko bahaya radiasi terhadap pekerja,
pasien, maupun Iingkungan, maka memerlukan pengamanan. Pengamanan petugas, pasien dan
Iingkungan dan bahaya radiologi diatur dalam Prosedur Mutu, sebagai berikut:
1. Bangunan.
Bangunan ruang X- Ray didesain sesuai dengan persyaratan Depkes RI untuk
pengamanan bagi petugas. pasien dan lingkungan dan bahaya radiasi.
2. Petugas dan Pasien
a. Dokter radiologi. petugas radiologi dan pengantar pasien wajib memakai apron
apabila berada di area radiasi pada saat pemeniksaan
b. Petugas melarang orang yang tidak berkepentingan berada diruang pemeriksaan pada
saat pemeriksaan berlangsung.
c. Unit Radiologi menolak permintaan foto rontgen untuk pasien wanita hamil kecuali
ada indikasi penting, dan pada pelaksanaan permotretan daerah abdomen ditutup
dengan apron.
3. Pengelolaan Film Badge Sesuai dengan lnstruksi Kerja Pengelolaan Film Badge
a. Dokter Radiologi dan petugas radiologi wajib memakai alat monitor sinar X (film
badge) pada saat bertugas

13
b. Petugas Proteksi radiasi (PPR) mengirimkan Film Badge ke BPFK untuk dievaluasi
dan hasil evaluasi film badge dikirim kembali ke radiologi untuk dicatat dalam kartu
dosis dan diarsipkan.
4. Pengukuran Paparan Sinar X dan Kalibrasi Pesawat Sinar X
a. Setiap dua tahun sekali dilakukan kalibrasi pesawat sinar X dan pengukuran paparan
radiasi disekitar ruang rontgen.
b. Apabila ada pesawat sinar X baru atau perubahan bangunan ruang rontgen maka PPR
koordinasi dengan Instalasi Pemeliharaan Peralatan Medis untuk melakukan kalibrasi
dengan pengukuran paparan radiasi disekitar ruang rontgen yang akan dilakukan oleh
BPFK. Dalam upaya kompensasi terhadap bahaya radiasi setiap tenaga professional
radiologi niendapat tunjangan bahaya radiasi yang melekat pada gaji.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
Mutu Pelayanan harus memiliki standart mutu yang jelas, artinya setiap jenis
pelayanan haruslah mempunyai indikator dan standarnya. Dengan demikian pengguna jasa
dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standartnya

B. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Unit Radiologi


Mutu terkait dengan Input , Proses, Output Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat
diukur dengan menggunakan 3 variabel, yaitu : Indikator mutu input, proses dan
output.Pengukuran ketiga indikator tersebut sebagai berikut:
1. Indikator input
Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan,
diantaranya tenaga. , fasilitas. peralatan,. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan
dukungan input yang bermutu pula. indikator input Unit Radiologi diperlukan agar manajemen
dapat mengevaluasi sejauh mana kemampuan manajemen memenuhi sumber daya di unit
Radiologi.
Indikator input adalah kelengkapan peralatan, kelayakan peralatan dan ketersediaan SDM.,
sebagai berikut :
a. Kelengkapan Peralatan
 Tujuan

14
Untuk menilai sampai sejauh mana manajemen berhasil memenuhi kelengkapan
minimal peralatan medis pada masing — masing unit pe!ayanan.
 Cara Mengukur :
Bobot Peralatan yang ada
Bobot Peralatan sesuai Standar
 Sumber Data
Daftar Inventaris Rumah sakit / Sistern Informasi Manajemen Aset
 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Buku
 Petugas Pengukur: Masing — masing Unit Peiayanan
 Pemilik Indikator Bidang Petayanan Medis
 Standart: 80%
b. Kelayakan Peralatan
 Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana Manajemen berhasil memenuhi kelayakan
minimal peralatan medis pada masing — masing unit pelayanan.

 Cara Mengukur
Peralatan yang memiliki sertifikat kalibrasi
X 100%
Peralatan yang wajib kalibrasi

Peralatan dengan kondisi baik


X 100%
Peralatan yang ada

 Sumber Data :Laporan Hasil Inventarisasi Peralatan


 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
 Petugas Pengukur : Masing - masing Unit Pelayanan
 Pemilik Indikator: IPAM E
 Standart: 80%
c. Ketersediaan SDM
 Tujuan
Untuk menilai sarnpai sejauh mana Rumah sakit berhasil memenuhi ketersediaan
tenaga pelayanan minimal sesuai Rumah Sakit Type D
 Cara Mengukur:
Tenaga per unit pelayanan x Bobot
X 100%
15
Tenaga sesuai Standar x Bobot
 Sumber Data: Daftar Pegawai
 Waktu Pengukuran: Akhir Tahun Anggaran
 Petugas Pengukur: PJ Personalia Unit Radiologi
 Pemilik Indikator : Sub Bagian Kepegawaian
 Standart: 80%
d. Ketersediaan Ruangan
 Tujuan
Untuk memenuhi sampai sejauh mana Manajemen berhasil memenuhi
kelengkapan minimal luas ruangan pe!ayanan medis sesuai Rumah Sakit Type D
 Cara Mengukur:
luas ruangan per unit pelayanan
X 100%
luas ruangan sesuai standar
 Sumber Data: Daftar Inventaris Gedung
 Waktu Pengukuran : Akhir Tahun Anggaran
 Petugas Pengukur: PJ Sarana prasaran
 Pemilik Indikator: Sub Bag Rumah Tangga
 Standar : 80%
2. Indikator proses
Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien/masyarakat).
Proses ini merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
a. Dilaksanakannya Audit Mutu Internal setahun 2X, sesuai dengan Prosedur Mutu
Audit
b. Dilaksanakannya survey akreditasi tahap 3 tahun sekali, sesuai dengan jadwal
suvei akreditasi.
c. Dilaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan Unit Radiologi tiap bulanan
3. Indikator output
Output ialah basil pelayanan kesehatan, merupakan alat untuk menilai mutu
pelayanan.
Indikator Mutu Pelayanan Radiologi

NO JENIS INDIKATOR STANDART


PELAYANAN PELAYANAN
MINIMAL (SPM)
1. RADIOLOGI 1. Angka keterlambatan penyerahan hasil : 10%
a. Foto polos
b. Foto polos cito
c. Foto kontras
d. USG
16
2. Angka pengulangan pemeriksaan
3. Angka penolakan expertise
4. Angka kejadian yg tdk
10%
diharapkan(KTD)
5. Angka ketidakpuasan pasien 10%
10%

10%

Agar indikator tersebut dapat dimonitor dan dievaluasi diperlukan informasi formula
penghitungan, standar minimal, periode pengukuran, sumber data, pengumpul data,
pembuat laporan dan periode analisa. Hal tersebut dijelaskan pada profil indikator
kinerja. Penjelasan profil indikator kinerja mutu masing-masing indikator sebagai
berikut :

Profil Indikator Kinerja Angka keterlambatan penyerahan hasil foto


1.Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (waktu)
2.Indikator Kinerja Keterlambatan penyerahan hasil
3.Tujuan Untuk mengetahui ketepatan waktu pelayanan
4.Formula Jml px foto yg selesai melebihi waktu px yg ditetapkan
X100%
Jumlah seluruh px foto sesuai jenisnya
5.Standart Kerja minimal Foto polos rutin dan cito 10%
Foto kontras rutin 15%
USG rutin 10%
6.Periode pengukuran Tiap bulan
7.Sumber data Penyerahan hasil yang terlambat
8.Pengumpul data Pj Administrasi
9.Pembuat Laporan Pj Pelayanan radiologi
10.Pemilik indikator Unit radiologi
11.Catatan Analisa dilakukan tiap 6 bulan
Standart waktu pelayanan :
Foto polos rutin
Foto polos cito
Foto kontras
USG rutin

Profil Indikator Kinerja Angka Pengulangan Pemeriksaan


1.Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan
2.Indikator Kinerja Pengulangan pemeriksaan
3.Tujuan Untuk mengetahui kompetensi Radiografer

17
4.Formula Jumlah foto yang diulang
X 100%
Jumlah pemeriksaan
5.Standart Kerjaan 5%
minimal
6.Periode pengukuran Tiap bulan
7.Sumber data Data foto yang diulang
8.Pengumpul data Pelaksana kamar gelap unit radiologi
9.Pembuat Laporan Pj kamar gelaP

10.Pemilik indikator Unit Radiologi


11. Catatan Analisa dilakukan 3 bulan :
Perhitungan foto yang diulang diukur dari total foto
yang rusak dan beberapa factor pengulangan spt : Faktor
exposi(FE),posisi,prossessing,dan lain-lain

Profil Indikator Kinerja Angka penolatan expertise


1.Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan
2.Indkator Kinerja Angka penolakan expertise
3.Tujuan Untuk mengetahui kompetensi dokter radiologi
4.Formula Jumlah expertise yang ditolak
X 100%
Jumlah seluruh expertise
5.Standart Kerja Minimal 2%
6.Periode pengukuran Tiap bulan
7.Sumber data Data penolakan expertise
8. Pengumpul data Pj Rekam mediK
9.Pembuat Laporan Dr.Spesialis Radiologi
10.Pemilik Indikator Unit Radiologi
11. Catatan Analisa dilakukan tiap 6 bulan

Profil Indikator Kinerja Keterlambatan Foto Ruangan


1.Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan
2.Indikator Kinerjs Keterlambatan Foto Ruangan
3.Tujuan Mengetahui Kualitas Pelayanan terhadap psaien
ruangan
4.Formula Jumlah Keterlambatan foto ruangan
X 100%
Jumlah seluruh foto ruangan
5.Standart Kerja Minimal 2%
6.Periode pengukuran Tiap bulan
7.Sumber data Data keterlambatan foto ruangan
8.Pengumpul data Pj rekam medik
9.Pembuat laporan Dr spesialis Radiologi
10.Pemilik indicator Unit Radiologi
11.Catatan Analisa tiap 6 bulan

Profil Indikator Kinerja Angka Kejadian yang tidak diharapkan (KTD)

18
1.Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (Keselamatan Pasien)
2.Indikator Kinerja Angka kejadian yang tidak diharapkan (KTD)

3.Tujuan Untuk mengetahui pelaksanaan keselamatan pasien

4.Formula Jumlah kejadian tidak diinginkan


X 100%
Jumlah seluruh pasien
5.Standar kejadian minimal 0%
6.Periode pengukuran Tiap bulan
7.Sumber data Data KTD Radiologi
8.Pengumpul data PJ pelayanan radiologi
9.Pembuat Laporan Ka.inst.radiologi
10.Pemilik indikator Unit Radiologi
11.Catatan Analisa dilakukan tiap 6 bulan

Profil Indikator Kinerja Angka Ketidak puasan Pelanggan


1.Jenis Kinerja Kinerja Pelayanan (kepuasan pasien)
2.Indikator kinerja Ketidak puasan pasien
3.Tujuan Untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap
radiologi
4.Formula Jumlah complain pasien
X 100%
Jumlah pasien
5.Standar Kejadian minimal 20%
6.Periode pengukuran Tiap 3 bulan
7.Sumber data Jumlah complain pasien
8.Pengumpul data PJ administrasi radiologi
9.Pembuat Laporan PJ Pelayanan radiologi
10.pemilik indikat Radiologi
11.Catatan Analisa dilakukan tiap 6 bulan

BAB IX
PENUTUP

Era globalisasi menuntut perkembangan pengetahuan dan tehnologi disegala bidang,


termasuk bidang kesehatan. Pelayanan Radiologi di RSU An-Nisaa’ sebagai bagian dan
pelayanan kesehatan rumah sakit tentunya senantiasa perlu penyesuaian mengikuti
perkembangan tersebut.

19
Pelayanan Radiologi RSU An-Nisaa’ merupakan bagian integral dari system
pelayanan RSU An-Nisaa’. Upaya peningkatan mutu pelayanan radiologi berarti peningkatan
mutu pelayanan numah sakit
Upaya peningkatan mutu pelayanan memerlukan landasan hukum dan batasan
operasinal, standart ketenagaan, standart fasilitas, tata laksana, logistik. Hal tersebut
diperlengkapi dengan keselamatan pasien, keselamatan kerja dan proteksi radiasi agar
diperoleh mutu yang optimal. Untuk mengukur mutu pelayanan diperlukan indikator mutu
pelayanan. Pengukuran indikator mutu input, proses, output dan outcome dapat memberikan
gambaran mutu Unit Radiologi. Standart Pelayanan Unit Radiologi ini disusun untuk
memberikan informasi tentang hal-hal tersebut.
Pedoman standart Pelayanan Radiologi ini diharapkan menjadi acuan bagi pelaksanan
kegiatan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan, sehingga iridikator mutu output dapat
dicapai. Bagi manajemen pedoman ini berharap dapat bermanfaat untuk pemenuhan
kebutuhan sumberdaya sehingga indikator mutu input dapat tercapai.
Semoga pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak dengan harapan mutu pelayanan
dapat dijaga. Tidak lupa, sesuai perkembangan hendaknya buku ini secara berkala dievaluasi
dan direvisi.

20

Anda mungkin juga menyukai