Anda di halaman 1dari 3

Billy Alexander Setiawan

102019024

Halo, perkenalkan nama saya billy alexander setiawan saya biasa dipanggil billy oleh teman teman
saya, saya dikenal oleh teman teman saya yang sekarang sebagai orang yang periang dan pecicilan
namun sebelum menjadi billy yang sekarang ada suatu proses yang saya jalani, semuanya berawal
dari saat saya bersekolah di bangku SD, tepatnya di SDN rawabuntu 1, ya saya bersekolah di SD
negeri yang bisa dibilang sekolah paling terburuk dan paling banyak masalah bahkan lulusannya
kebanyakan menjadi pecandu narkoba, saat bersekolah disana saya sering dibully karena saya adalah
etnis tionghoa, dan saya adalah satu satunya anak etnis tionghoa yang ada di SD itu saya sering sekali
dipukuli bahkan diludahi, tapi meskipun begitu saya selalu melawan balik, bahkan kakak kelaspun
saya lawan, sampai semua anak anak mengakui saya sebagai salah satu dari teman mereka memang
waktu itu saya bisa dibilang sangat nakal saat sd saya sudah sering melihat teman teman saya
merokok, pacaran, dll, meskipun begitu saya bersyukur karena saya memliki keluarga yang sangat
peduli terhadap saya dan menaruh perhatian lebih terhadap saya, karena itulah saya tidak terjerumus
dalam pergaulan teman teman sd saya, meskipun peduli terhadap saya tetap saja setiap keluarga
memiliki sebuah kekurangan, yaitu ayah dan ibu saya pisah rumah namun bekum cerai, ya saya
adalah anak broken home dari sd saya selalu hidup bersama ibu saya dan kedua kaka saya, ibu saya
adalah orang yang sangat sabar dalam menghadapi saya, ibu saya sering bekerja membantu pekerjaan
ayah saya, jadi saya sering ditinggal bersama kedua kaka saya, karena itulah saya sampai sekarang
menganggap kedua kakak saya sebagai orangtua saya, kedua kakak saya berbeda 10 dan 8 tahun
dengan saya, sewaktu saya smp, kedua kakak saya sudah berkuliah jadi karena itu saya seau
menganggap mereka sebagai panutan saya, kedua kakak saya juga menempuh pendidikan dokter di
ukrida, dan mereka sangat menyayangi saya meskipun mereka sangat sibuk kuliah mereka masih
sempat untuk pulang pergi dari tangerang – jakarta, hanya untuk bertemu saya setiap harinya, sewaktu
smp saya juga bersekolah di SMP negeri, tepatnya smpn 11 kota tangerang selatan yaitu adalah
sekolah smp favorit di kota tangerang, di sekolah inilah saya banyak mengaam perubahan, saya ingat
sekali kala itu saya mengikuti eskul ( ekstrakulikuler ) theater saya sering sekali disuruh tampil di
depan banyak orang bahkan teriak depan orang lain, sampai suatu ketika saya mau menyerah karena
saya malu dan saya dulu sangat pendiam, dan tiba tiba guru theater saya bilang kepada saya “ hidup
itu jangan pernah mau jadi penonton, kamu harus jadi pemain” seketika disaat itu juga saya mencoba
untuk merubah diri saya, saya ingin berubah untuk menjadi pribadi yang disukai olah banyak orang
tanpa meninggalkan jati diri saya, “ be the best part of me” dikala itu saya banyak ditertawakan oleh
orang lain, bahkan dihujat oelah teman saya sendiri, karena merea bilang saya sering dibuat buat,
namun itu tak membuat saya gundah, bahkan saya semakin membuka diri saya ke orang lain, namun
di titik itu saya sadar bahwa untuk bisa bertransformasi menjadi orang yang lebih baik diperlukan
tuhan di samping kita, jujur saya sejak sd hanya belajar mengenai agama islam, bahkan saya tidak
tahu bagimana cara berdoa sebagai kristiani, dan disaat saya mau memulai untuk mau ada dalam
tuhan yesus, ibu saya meninggal dunia di saat saya berumur 13 tahun, yaitu umur dimana kita masih
mencari jati diri kita, yaitu kriris identita dan masa masa labil, ya memang sangat sulit sekali waktu
itu untuk bisa pulih, apalagi membangun hubungan kembali bersama tuhan, saya bahkan sempat benci
kepada tuhan karena tuhan telah mengambil ibu saya, dan disaat saya ingin menangis namun tak ada
air mata lagi yang bisa dikeluarkan, saya sadar bahwa saya salah, saya salah terhadap tuhan saya
bahwa saya tidak percaya akan mukjizatnya, dan sampai sekarang saya percaya bahwa ibu saya lebih
bahagia disana ketimbang di dunia, sebelum itu izinkan saya menceritakan penyakit ibu saya, ibu saya
awalnya dibawa ke dokter karena batuk batuk, lalu dokter menyarankan ibu saya untuk berpuasa, dan
meminum beberapa obat, ketika ibu saya sudah meminum obat itu, bukannya membaik malah makin
parah, seketika ibu saya didiagnosa mengalami masalah di lambung, namun dokter tetap menyarakan
ibu saya puasa dan meminum tambahan obat sehingga ibu saya mengalami masalah jantung, dan TBC
kambuh lagi, sehingga ibu saya diharuskan untuk cuci darah seminggu 2 kali, karena dana rumah sakit
yang terlalu besar untuk cuci darah, kita sekeluarga membuat BPJS untuk ibu saya, disaat pertama ibu
saya mencuci darah memakai bpjs tiba tiba ibu saya mengalami pendarahan di bagian anus, dan
akhirnya memakai alat alat untuk mempertahankan detak jantungnya, disaat itulah kita sekeluarga
menyerah dikarenakan meskipun ibu saya hidup kualitas hidupnya akan buruk, dan disaat itu juga
saya bertanya kepada tuhan “ tuhan saya salah apa ?”, dan meskipun saya sempat membenci tuhan,
tuhan ternyata ada di samping saya seperti menunggu saya untuk menggandeng tangannya, saya
tersadar bahwa jika tak ada tuhan, tak mungkin saya bisa pulih, dan disaat itu yang awalnya saya ingin
menjadi dokter karena kedua kakak saya, saya ingin memperbaiki tenaga medis dokter agar tak ada
human error yang terjadi pada ibu saya, lalu saya bersekolah di sma ora et labora bsd disana saya
sempat menjadi anak yang sangat terkena bukan karea prestasi atau akademik, tapi karena saya
membuat geng tersendiri dan saat itu saya sempat dijauhi teman teman saya karena terlau overaktif,
dan saya juga malas untuk belajar dan saat penjurusan saya mendapatkan jurusan IPS seketika papa
saya langsung memindahkan saya ke sma erenos yaitu sekolah kristen karena ayah saya mulai
khawatir kepada saya, dan juga saya mau lebih dekat kepada tuhan, disekolah saya saya adalah
angkatan pertama karena itu setiap hari di pagi hari sekolah saya selalu melakukan renungan, dan
menulis refleksi, saya sempat merasa muak, karena setiap hari melalukan hal yang sama terus
menerus, namum saya tetap bertahan karena lama kelamaan saya mulai merasakan manfaatnya, dan
awal awal masuk sekolah bukanlah ha yang mudah bagi saya, saya sempat digosipkan dari belakang
oleh teman teman saya karena ada seorang wanita yang menyukai saya, alu saya berusaha untuk baik
kepada mereka semua sehingga saya bisa dengan cepat berteman degan mereka disaat itu saya belajar
bahwa sejahat apapun seseorang pasti akan selalu ada kelebihannya dan itu tergantung darimana kita
melihatnya, dan intinya dari semua kesalahan saya atau pengalaman pahit hidup saya, saya selalu
berfikir hal apa yang bisa dipetik, bahkan dari saat saya sd, saya belajar toleransi dari SD saya, saya
belajar untuk membuka diri dari SMP saya, pokoknya dalam setiap orang hebat yang kita temui atau
kita kenal, pasti selalu ada proses yang mereka tempuh, dan karena itu saya memilih ukrida karena
saya yakin tempat saya di ukrida bisa membuat saya memetik elajaran baru, dan juga karena motivasi
dari kedua kakak saya yang berkuliah di ukrida, sehingga saya mau dan berniat untuk menjadi dokter
lewat universitas kristen kria wacana, dan saya yakin kesuksesan seseorang ditentukan dari bagaimana
cara mereka melihat suatu masalah, dan bagaimana kerja keras mereka, dan jangan lupa tuhan kita
yang maha esa.

Anda mungkin juga menyukai