Laporan Operasi :
a. Jenis anastesi : Spinal Anestesi
b. Diagnose Preoperative : G1 P0 A0 + KPD Post SC
c. Pasien berbaring terlentang dengan infuse RL di tangan kiri
d. Jam 08.45 Wita dilahirkan dengan SC, bayi lahir dengan jenis kelamin
perempuan, BB 2100 gram ( BBLR ), panjang badan 45 cm, nilai apgar skore 7/8
4. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi : Makan 3x sehari, jenis makannan nasi, sayur, lauk dan
buah
2. Eliminasi : terpasang keteter tetap dan belum buang air besar(-)
3. Personal Hygiene : bidan mengajarkan keluarga ibu untuk membersihkan ibu
dengan cara melap badan ibu dengan waslap.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis,
TTV : TD: 110/70 mmHg,
N : 84 x/m,
S : 37℃,
P : 20x/m.
Kulit kepala bersih, tidak mudah rontok, ekspresi wajah tampak meringis,
tidak ada oedema, konjungtifa agak pucat sclera putih, kelopak mata tidak
oedema, bibir agak kering, gigi tidak ada karies, tidak ada pembesaran kelenjar
gondok dan kelenjar limfe, payudara simetris, putting menonjol kiri dan
kanan, aerola mammae hitam, teraba lembek, tidak ada nyeri tekan, kolostrum
sudah ada bila sudah di pencet abdomen tampak luka operasi tertutup
verband, tfu setinggi pusat, nyeri pada luka operasi kandung kemih kosong,
terpasang keteter tetap.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium sebelum seksio
HB : 12 gr%, leukosit : 11,5 Tibu/uI, eritrosit : 4,48 juta / uI, trombosit 204 tibu /
uI, albumin : negatif, reduksi : negatif
D. PENGETAHUAN
Ibu sudah mengerti tentang personal hygiene terutama kebersihan alat genetalia
serta manfaat ASI untuk bayinya.
Kriteria :
1. Tfu setinggi pusat, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
pengeluaran lochea rubra , TTV dalam batas normal : Tekanan darah systole
tidak meningkat atau menurun 30 mmHg dan diastole tidak meningkat /
menurun 15 mmHg ( TD : 110/70 mmHg, P : 18 x/, N : 88 x/m, S : 36,5℃ )
2. Ibu bisa melakukan mobilisasi secara bertahap wajah kadang masi meringis
Rencana asuhan :
1. Memberikan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya
2. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 8 jam
Rasional : Tanda-tanda vital dapat menggambarkan keadaan
umum ibu dan merupakan indikator dalam pengambilan
tindakan selanjutnya.
3. Mengobservasi involusio tinggi fundus, kontraksi, uterus, lochia tiap 12 jam
( pagi dan sore )
Rasional : TFU, Kontraksi, uterus dan lochea atau indikator
untuk menilai involusio berjalan baik atau tidak.
4. Menganjurkan pasien untuk mobilisasi dini
Rasional : Dengan mobilisasi dini dengan cara miring kanan,
miring kiri dapat mempercepat penyembuhan luka operasi
5. Menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri dan ajarkan teknik relaksasi
Raional : Dengan menarik nafas panjang lewat hidung dang
menghembuskan secara perlahan lahan lewat mulut. Maka
dapat mengurangi nyeri yang di rasakan
6. Meganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi terutama yang
banyak mengandung vitamin dan protein
Rasional : Dengan mengonsumsi makanan bergizi dapat
meningkatkan daya tahan tubuh, mempercepat
pemulihan dan memproduksi ASI
7. Memberitahu ibu untuk lebih sering menyusui bayinya
Rasional : Dengan menyusui bayi sering mungkin dapat
merangsang hormon prolaktin untuk produksi asi dan hormon
oksitoxin untuk pengeluaran ASI.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 08 November 2018, Pukul 19.00 wita
Hasil : ibu tersenyum saat diberi salam dan mengucapkan terima kasih
2. Mengobservasi TTV
N : 84x/menit
S : 37°C
P : 20X/menit
3. Mengobservasi involusio
Hasil : TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar lochea
rubra, ganti pembalut setiap kali basah
4. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri dan mengajarkan teknik relaksasi
yaitu tarik nafas panjang lewat hidung dan menghembuskan lewat mulut secara
perlahan-lahan
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu miring ke kanan dan ke kiri
6. Memberi tahu ibu tentang pentingnya makanan bergizi terutama yang banyak
mengandung vitamin dan mineral
Hasil : ibu mengerti dan bersedia menyusui bayinya setiap saat dan memberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan tanda makanan pendamping.
1. Post secsio hari 1 berlangsung normal ditandai dengan tanda-tanda vital dalam
batas normal. TD : 120/60 mmHg, N : 84 x/m, S36,5℃, P : 20 x/m
2. Nyeri luka operasi masih terasa namun dapat teratasi ditandai dengan ibu tidak
mengeluh lagi dan telah melakukan mobilisasi dengan miring ke kanan dan ke
kiri.
(DS)
1. Ibu masuk RS tanggal 06 November 2018 pukul 09.35 WITA
2. Pengeluaran cairan putih, putih, keruh dari luka seksio sesaria
3. Ibu di opersi tanggal 07 November 2018 pukul 08.00 WITA karena ketuban
pecah dini
4. Ibu mengeluh nyeri hilang timbul pada luka seksio sesaria setwlah pulih dari
anestesi sehingga ibu membatasi gerakan namun nyeri tidak berkurang.
(DO)
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis
2. Ekspresi wajah meringis dan luka tertutup verband
3. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar , TFU 2 jbpst
4. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi
5. Terpasang infuse RL ditangan kiri dan kateter tetap
Assesment (A)
Post seksio Sesaria hari I dengan masalah nyeri pada luka operasi, potensial
terjadi infeksi
Planning (P)
Tanggal 08 November 2018, Pukul 19.00 wita
1. Memberikan selamat kepada ibu atas kelahiran bayinya
Hasil : ibu tersenyum saat diberi salam dan mengucapkan terima kasih
2. Mengobservasi TTV
N : 84x/menit
S : 37°C
P : 20X/menit
3. Mengobservasi involusio
Hasil : TFU setinggi pusat, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar lochea
rubra, ganti pembalut setiap kali basah
4. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri dan mengajarkan teknik relaksasi
yaitu tarik nafas panjang lewat hidung dan menghembuskan lewat mulut secara
perlahan-lahan
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukan teknik relaksasi
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu miring ke kanan dan ke kiri
6. Memberi tahu ibu tentang pentingnya makanan bergizi terutama yang banyak
mengandung vitamin dan mineral
Hasil : ibu mengerti dan bersedia menyusui bayinya setiap saat dan memberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan tanda makanan pendamping.