Disusun Oleh:
Kelompok 6
Tingkat 2B
Citra Nur Pathonah P17324118043
Hasnah Aribahanifah P17324118001
Rani Widiana Putri P17324118060
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu
intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
keluarga dan masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia.
Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi
kontrasepsi, misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah
pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan
levonorgestrel. Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih banyak
tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan efektif.
Salah satu alat kontrasepsi yang akan di bahas pada makalah ini
adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Kontrasepsi
berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan
sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis kontrasepsi AKDR?
2. Bagaimana cara kerja kontrasepsi AKDR?
3. Apa saja keuntungan, keterbatasan dan efek samping kontrasepsi
AKDR?
4. Siapa saja yang dapat menggunakan dan tidak dapat menggunakan
AKDR?
5. Kapan waktu mulai menggunakan dan cara penggunaan AKDR?
6. Bagaimana instruksi kepada klien dan jadwal kunjungan kontrasepsi
AKDR?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja jenis kontrasepsi AKDR
2. Mengetahui cara kerja kontrasepsi AKDR
3. Mengetahui apa saja keuntungan, keterbatasan dan efek samping
AKDR
4. Mengetahui siapa saja yang dapat menggunakan dan tidak dapat
menggunakan kontrasepsi AKDR
5. Mengetahui kapan waktu mulai menggunakan dan cara penggunaan
AKDR
6. Mengetahui bagaimana instruksi kepada klien dan jadwal kunjungan
kontrasepsi AKDR
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Copper-T
Gambar 2.1 Jenis IUD Copper-T (Imbarwati : 2009)
3. Multi load
2. Keterbatasan AKDR
Adapun, keterbatasan kontrasepsi AKDR hormonal dan AKDR
nonhormonal
a. AKDR hormonal
1) Diperlukan pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi genitalia
sebelum pemasangan AKDR
2) Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan
AKDR
3) Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat, sehingga sangat
tergantung pada tenaga kesehatan
4) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea
5) Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (<1/1000 kasus)
6) Kejadian hamil ektopik relative tinggi
7) Bertambahnya risiko mendapat penyakit radang panggul sehingga
dapat menyebabkan infertilitas
8) Mahal
9) Memperburuk perjalanan penyakit kanker payudara
10) Progestin dapat mempengaruhi jenis-jenis tertentu hiperlidemia
11) Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus
b. AKDR nonhormonal
Efek samping yang mungkin terjadi:
- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
- Haid lebih lama dan banyak
- Pendarahan (spotting antar menstruasi saat haid lebih sedikit)
- Saat haid lebih sedikit
8
3. Efek Samping AKDR
Efek samping yang sering dijumpai pada pemakaian AKDR umumnya
tidak berbahaya, sedangkan efek yang serius jarang terjadi. Efek samping
tersebut ialah:
a. Perforasi uterus
Efek samping paling awal adalah efek yang berkaitan dengan
pemasangan. Efek samping tersebut antara lain adalah perforasi uterus yang
dapat terjadi secara klinis nyata atau tersamar sewaktu memasang sonde
atau memasukkan AKDR. Frekuensi komplikasi ini bergantung pada
keterampilan pemasang dan tindakan pencegahan. Perforasi dapat partial
dimana sebagian AKDR masih berada didalam uterus atau komplit dimana
seluruh bagian AKDR masuk kedalam cavum abdomen.
b. Kram dan perdarahan uterus
Kram dan perdarahan uterus kemungkinan besar timbul segera setelah
pemasangan dan menetap dalam waktu yang berbeda-beda. Pada keadaan
ini AKDR tidak perlu dilepaskan kecuali bila perdarahan terus berlangsung
sampai lebih dari 8-10 minggu. Kram dapat dikurangi dengan pemberian
obat anti inflamasi nonsteroid sekitar 1 jam sebelum pemasangan.
c. Menoragia
Pengeluaran darah selama haid biasanya meningkat dua kali lipat pada
pemakaian Copper T 380A dan dapat sedemikian banyak sehingga
menyebabkan anemia defisiensi besi.
d. Infeksi
Infeksi panggul, aborsi septik, dan abses tubo-ovarium dapat terjadi pada
pemakian AKDR. Jika dicurigai terjadi infeksi, alat harus dikeluarkan dan
wanita yang bersangkutan diterapi dengan antibiotik. Karena adanya risiko
sterilisasi akibat infeksi panggul yang parah, pemakaian AKDR tidak
dianjurkan bagi wanita berusia kurang dari 25 tahun atau paritas rendah.
Setelah pemasangan AKDR, terjadi peningkatan kecil risiko infeksi
panggul hingga 20 hari pertama. Risiko utama infeksi adalah disebabkan
oleh pemasangan dan tidak meningkat seiring dengan pemakaian jangka
panjang.
e. Kehamilan dengan AKDR dalam uterus
Kehamilan biasanya terjadi pada tahun pertama insersi. Pada keadaan ini
mungkin terjadi ekspulsi atau perforasi. Kehamilan yang terjadi bersamaan
dengan adanya AKDR, dapat menyebabkan abortus spontan atau kehamilan
ektopik. Jika diketahui terdapat kehamilan dengan benang terlihat keluar
dari serviks, AKDR harus dikeluarkan. Tindakan ini akan membantu
mengurangi komplikasi selanjutnya, seperti abortus pada kehamilan tahap
lanjut, sepsis, dan persalinan prematur.
f. Kehamilan ektopik
Karena AKDR tidak dapat diandalkan untuk mencegah kehamilan diluar
uterus, maka wanita yang memang berisiko tinggi mengalami kehamilan
9
ektopik seperti mereka yang mempunyai riwayat kehamilan ektopik atau
pembedahan tuba sebaiknya tidak menggunakan AKDR.
10
Waktu AKDR dengan progestin dipasang.
11
b) Lippes Loop dan First Generation Cu IUD: 2 kehamilan per 100
wanita per tahun.
c) Second Generation Cu IUD <1 kehamilan per 100 wanita per
tahun dan 1,4 kehamilan per 100 wanita setelah 6 tahun
pemakaian.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Saefuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
14