Anda di halaman 1dari 6

AREA OF CONCERN DAN ANALISIS FRAMEWORK,

METHOD, DAN BOUNDARY QUESTION PENELITIAN


Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu:
Ida Widianingsih S. IP., M.A., Ph.D.
Dr.Drs. Asep Sumaryana, M.Si
Ramadhan Pancasilawan, S.Sos., M.Si

Kelompok 12
M. Rivaldy Rizky Alviansyah 170110170038
M. Dafa Asidiq 170110170087
Afif Afrilyansyah 170110170108

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
A. AREA OF CONCERN

- What : Apa yang di yang akan di teliti ?


- Where : Dimana wilayah yang akan di teliti ?
- Who : siapa saja yang terlibat dengan yang diteliti ?
- How : Bagaimana realitas tata ruang yang ada di kecamatan Jatinamgor ?
B. FRAMEWORK
1. SOSIAL
1.1 Kriminalitas
1.2 Perilaku arogansi dan konflik horinzol
1.3 Tata Ruang Kota semrawut
2. EKONOMI
2.1 Terhambatnya laju distribusi barang/jasa
2.2 Biaya bahan bakar bertambah
2.3 Pedagang asongan/kaki lima
2.4 Kecenderungan inflasi
2.5 Ongkos kendaraan membengkak sehingga cenderung merugi
3. LINGKUNGAN HIDUP
3.1 Populasi Tanah (sampah yang di buang dimana saja)
3.2 Flora dan Fauna sekitar terganggu
3.3 Dapat terjadi Bencana seperti Banjir, tanah longsor.
3.4 Kurangnya daya serap air dari pohon – pohon yang asal tebang
3.5 Global Warming
4. KESEHATAN
4.1 Dampak dari tata ruang yang semrawut akan menyebabkan berbagai penyakit
4.2 Penyakit Fisik (peningkatan tekanan darah ISPA, sakit kepala, nyeri sendi, resiko
penyakit stroke dan jantung Obesitas, varises dan Asma)
C. METHODS (METODE)

A. WAWANCARA, terhadap masyarakat yang

tinggal di sekitar Kecamatan Jatinangor baik itu


Warga yang tinggal, PKL, dan mahasiswa yang
tinggal di Jatinangor.

bB. OBSERVASI, Di sekitar Wilayah Kecamatan


Jatinangor, Sumedang
D. BOUNDARY QUESTION (ULRICH : 1983)
1. Who is the actual user of system design?
Masyarakat yang tinggal di Jatinangor, baik itu pedagang ataupun warga lokal asli yang
tinggal di Jatinangor.
2. What is the purpose of the systems design
Mengetahui seberapa baik implementasi kebijakan tata ruang wilayah di kecamatan
Jatinangor.
3. What is its build in measure of success?
Pengukuran yang dilihat dari lapangan seperti kemacetan, Pedagang Kaki Lima (PKL) liar
Tempat Tinggal Kumuh atau yang Tidak Layak Huni, dan Sampah yang dapat
diminimalisir.
4. Who is actually the decision maker?
BAPPEDA, dan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
5. What conditions of successful planning and implementation of the system are really
controlled by the decision maker ?
Sukses dalam perencanaan dan Implementasi sesuai dengan yang terkandung pada Undang
– Undang Nomor. 26 tahun 2007 Pasal 26 ayat 1 tentang Acuan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten.
6. What conditions are not controlled by the decision maker ?
Urbanisasi (pendatang) yang sangat pesat dan tak terkendali, rendahnya kesadaran dan
pengetahuan warga sekitar terkait rencana tata ruang wilayah
7. Who is actually involved as planner ?
BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)
8. Who is involved as expert, and of what kind is the expertise ?
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan , Kawasan, Pemukiman dan
Pertanahan.
9. Who amongst the involved witnesses represents the concern of the affected? Who is or
may be affected without being involved?
Warga Lokal yang tinggal disana, mahasiswa, beserta pengguna jalan
10. What world view is actually underlying the designs of the system? Is it the world view of
some of the involved or some of the affected?
Permasalahan sudah baik atau belumnya tata ruang di kecamatan jatianangor masuk
kedalam salah satu agenda atau permasalahn di Sdg’s Poin Ke 11 yaitu mengenai
menjadikan kota dan pemukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan kota dan
komunitas. Maka dari poin itu, kaitannya adalah bagaimana sistem perencanaan dan
pengelolaan tata laksana dari pembangunan tata ruang yang baik dan layak akan menunjang
kepada pembangunan kota yang inklusif baik itu dalam sektor ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup serta mewujudkan kualitas kota yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai