Anda di halaman 1dari 3

Judul Jurnal :

The Relationship Between Psychosocial Conditions With Less Nutritional Status At


Elderly In Clinic Salomekko, Bone Regency, South Sulawesi, Indonesia

Sumber :

International Journal Of Scientific & Technology Research (ISSN 2277-8616)

Volume :

Volume 7, Issue 1, January 2018

Penulis :

Darwis, Novianti

Riviewer :

Hafid WM

Tanggal :

6 Oktober 2019

Latar Belakang :

Lansia adalah bagian dari proses menanam bunga. Orang lansia tidak tiba-
tiba menjadi tua, tetapi tumbuh dari bayi, anak-anak, orang dewasa dan akhirnya
menjadi tua. Lansia adalah proses alami yang ditentukan oleh Allah SWT. Dimana
orang lansia mengalami kemunduran fisik mental dan sosial secara bertahap. Usia
bukan satu-satunya faktor yang menentukan bagaimana orang berorientasi diri
menuju penuaan. Keadaan pikiran, kebiasaan yang berkaitan dengan kesehatan dan
pandangan sosial/psikososial juga menentukan penyesuaian terhadap penuaan.
Sistem kekebalan tubuh lansia semakin menurun, rentan terhadap penyakit,
kemampuan mencerna makanan menjadi lamban, kehilangan elastisitas dan
flesibilitas sendi dan tulan mulai keropos. Lansia juga mengalami perubahan
psikologis dimana sering berbeda dalam mempersepsikan sesuatu, kurang cepat
dalam aktivitas motorik atau respon untuk stimulasi, penurunan intelektual dan
perubahan dalam kepribadian. Perubahan itu bisa menyebabkan lansia menjadi
stres dan merasa tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam, sering
bingung, panik dan depresi. Perubahan sosial juga sering kali dirasakan secara
negatif yang menganggap lansia tidak berdaya, sakit-sakitan, tidak produktif
sehingga seringkali diperlakukan sebagai beban keluarga, komunitas bahkan sering
kali dikirim ke Panti Jompo.

Tujuan :

Untuk mengetahui hubungan antara kondisi Psikososial dengan status gizi kurang
pada Lansia di Klinik Salomekko Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.

Metodologi :

Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan desain cross sectional, dimana
peneliti melakukan pengamatan dan pengukuran variabel hanya sekali waktu yaitu
waktu memgumpulkan data. Sampel penelitian ini adalah komunitas lansia di Klinik
Salomekko Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Sampel yang digunakan sebanyak 42
orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
menggunakan lembar kuesioner dan data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan
program SPSS untuk menemukan distribusi frekuensi data dan hubungan antara
variabel dengan uji Schi Square melalui uji fisher.

Hasil :

Karakteristik responden : responden lansia sebagian besar berusia 71-75 tahun,


berjenis kelamin laki – laki, pendidikan terakhir SMP, tidak bekerja, dengan status
gizi kurang 54,8% dan status gizi baik 45,2%, lansia dengan kondisi psikososial baik
sebesar 59,5% dan kondisi psikososial tidak baik sebesar 40,5 %.

Berdasarkan uji statistik uji Chi Square melalui uji Fisher, nilai p diperoleh = 0,011.
Jika nilai p <a (0,011 <0,1) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga
interpretasinya terdapat hubungan antara kondisi psikososial dengan status gizi
kurang pada lansia.

Pembahasan :

Hubungan antara kondisi psikososial dengan kurang status gizi di pusat kesehatan
lansia di Salomekko Kabupaten Bone Hasil uji statistik Chi-Square tes melalui uji
Fisher nilai p yang diperoleh = 0,011. Jika nilai p <a (0,011 <0,1) yang berarti Ho
ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat hubungan antara kondisi psikososial
dengan status gizi di lansia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Isywara (2013)
dengan judul “the relationship caregiver against nutritional status and quality of life
of the elderly in the ethnic bugis” dan Frihandini (2009) dengan judul “the
relationship between psychosocial aspects with the intake of nutrients on the Group
seniors [pepabri] anggora in gisik village, semarang barat” bahwa terdapat
hubungan yang bermakna kondisi psikososial dengan status gizi kurang pada lansia.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi kurang dari berbagai tempat
memiliki signifikan hasil: 0,001 p atau p <α .. Diketahui sebanyak 19 % lansia yang
tinggal dalam perawatan menderita malnutrisi dan 57% menderita status gizi
kurang, dan hanya 23% status nilai gizi adalah normal, sedangkan lansia yang tinggal
dengan keluarga di rumah mereka sendiri hanya 2% menderita malnutrisi dan status
gizinya normal sebanyak 83% sehingga hasil hubungan di atas sangat mempengaruhi
status gizi kurang dengan kondisi psikososial pada lansia.

Kesimpulan :

Penelitian yang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2014 sampai dengan 12 Juli 2014
dengan sampel sebanyak 42 orang bisa ditarik kesimpulan ada hubungan antara
kondisi psikososial dengn status gizi di pusat kesehatan lansia di Solomekko Bone.
Hasil uji korelasi antara 2 variabel penelitian telah dilakukan menunjukkan nilai
signifikan antara kondisi psikososial dengan status gizi kurang pada lansia yaitu
0,011 dimana p<0,1.

Kelebihan Penelitian :

- Penjelasan sangat detail dan dasar teori yang tepat


- Teknik pengambila sampel sudah baik untuk menghindari bias/faktor
perancu penelitian yaitu adanya kriteria inklusi dan eksklusi yang ada pada
teknik purposive sampling.

Kekurangan Penelitian :

Masih kurangnya analisis yang dilakukan oleh peneliti untuk faktor lain yang
menyebabkan gizi kurang pada lansia selain faktor psikososial seperti praktik PBHS,
penyakit yang diderita dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai