Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru

di SMK Negeri 1 Kabanjahe Tahun Ajaran 2018/2019

Susy Alestriani Sibagariang1, Antonius Gultom2

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No. 4 Pematangsiantar, Telp. (0622) 7550232 Fax. (0622) 7552017

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen
Jl. Sutomo No. 4A Medan, Telp. (061) 4522922, 4565635 Fax. (061) 4571426
website : http://www.uhn.ac.id, E-mail : uhn@uhn.ac.id , https://hkbp.or.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja
guru di SMK Negeri 1 Kabanjahe Tahun Ajaran 2018/2019. Penelitian dilakukan dengan memberikan
kuesioner kepada 30 orang guru di SMK Negeri 1 Kabanjahe, yang mana terdapat 20 pertanyaan yang
masing-masing indikator 10 pertanyaan yang berhubungan dengan kepemimpinan dan kinerja. Indikator
yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur kepemimpinan adalah konstruktif, kreatif, partisipasif,
kooperatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan dan adaptable serta
fleksibel. Sedangkan indikator yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur kinerja guru adalah
dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan terhadap
tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan
sesama guru, MGMP dan KKG, kelompok diskusi terbimbing serta layanan perpustakaan. Untuk
menganalisa data digunakan metode kuantitatif yaitu dengan korelasi Rank Spearman. Hubungan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMK Negeri 1 Kabanjahe sudah sesuai dengan teori
yang digunakan dan hasil yang diperoleh dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (rs) = 0,10, yang
berarti hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru adalah kuat dan positif.
Dalam uji hipotesis H0 ditolak karena rshitung > rstabel atau 8,772 > 1,734, yang berarti bahwa benar ada
hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru dengan tingkat keyakinan 5%. Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah mampu meningkatkan kinerja
guru di SMK Negeri 1 Kabanjahe.

Kata Kunci : Kepemimpinan dan Kinerja.

Pendahuluan pembelajaran aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan


Berbicara mengenai kepemimpinan kepala menyenangkan (PAIKEM); dan 3) peningkatan
sekolah, hampir semua kalangan tertarik untuk peran serta masyarakat dalam mendukung program
membahasnya, kenapa? karena kepemimpinan sekolah. Karena itu, kepala sekolah selayaknya
adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam memiliki kemampuan manajerial yang memadai. Selain
diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain sebagai pemimpin, kepala sekolah juga merupakan
dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk manajer, yang dituntut memiliki kemampuan
mencapai target (goal) organisasi yang telah manajerial terkait dengan terwujudnya sekolah
ditentukan, sedangkan kepala sekolah adalah guru efektif. Karena itu, kedudukan kepala sekolah tidak
yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin bisa dipegang oleh sembarang orang. Kepala
suatu sekolah yang diselenggarakan proses belajar- sekolah harus memenuhi kompetensi minimal
mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru seperti telah disebutkan sebelumnya.
yang memberi pelajaran dan murid yang menerima Nah, fenomena yang terjadi saat ini, kepala
pelajaran. sekolah tidak lagi demikian. Sesuai dengan
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah tentang Perubahan atas PP Nomor 74 Tahun 2008
telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi tentang Guru yang menyebutkan ketentuan kepala
yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sekolah tidak lagi wajib mengajar untuk
sosial. Kelima kompetensi tersebut harus melekat dalam pemenuhan syarat tunjangan profesi. Beban kerja
pribadi kepala sekolah, agar ia bisa menjadi pemimpin kepala sekolah bukan lagi guru yang mendapat
yang efektif. Dalam kerangka Manajemen Berbasis tugas tambahan. Kepala sekolah tidak lagi ada
Sekolah (MBS), kepala sekolah bertanggungjawab atas beban mengajar.
pelaksanaan: 1) manajemen sekolah; 2)

39
Dalam PP Nomor 19 Tahun 2017 itu memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di
disebutkan, beban tugas kepala sekolah meliputi dukung oleh guru yang memiliki kinerja baik,
tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, profesional dan berkualitas. Guru benar-benar di
serta supervisi guru dan tenaga kependidikan. tuntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan
Namun ada pengecualian kepala sekolah tetap bisa kinerja tinggi maka tingkat sumber daya manusia
mengajar apabila di sekolah tersebut memang di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit
kekurangan guru dan tenaga kependidikan. meningkatkan terutama para generasi muda
Sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 19 Indonesia. Sehingga terciptalah bangsa yang cerdas
Tahun 2017 yang menjelaskan ketentuan bahwa dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa
guru tidak lagi harus memenuhi kewajiban 24 jam depan. Guru memikul tugas dan tanggung jawab
mengajar melainkan diubah menjadi 40 jam kerja yang tidak ringan.di samping itu dia harus
dalam seminggu yang terdiri dari beberapa tugas membuat pinter anak muridnya secara akal,
selain tatap muka dengan siswa. Ketentuan (mengasah kecerdesan IQ).
tersebut juga berlaku bagi kepala sekolah yang Keberhasilan pendidikan sebagaian besar di
harus memenuhi 40 jam kerja dalam seminggu. tentukan oleh kinerja guru. Baik kinerja guru
Pada kenyataanya, sesuai dengan hasil dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru
observasi yang dilakukan penulis langsung ke dalam pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru
SMK Negeri 1 Kabanjahe, Kepala Sekolah dalam evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru
sepertinya tidak lagi memiliki kepribadian yang dalam di siplin tugas.
kuat, sikap empati dan memberi contoh Di SMK Negeri 1 Kabanjahe masih banyak
keteladanan sudah berkurang, kurang memahami terlihat adanya masalah kinerja guru, seperti guru
kondisi guru, pegawai dan siswa, kurang masih ada yang belum membuat persiapan
menghargai guru, hampir tidak pernah lagi pembelajaran sebelum mengajar, guru yang belum
memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dapat mengkondusifkan keadaan kelas menjadi
dan memberikan gagasan-gagasan baru dalam tenang ketika ada siswa yang melakukan keributan
pembelajaran,kurang memiliki visi dan dikelas, guru dalam pelaksanaan pembelajaran juga
memahami misi sekolah, tidak lagi belum menggunakan strategi pembelajaran yang
memberdayakan guru sebagai tim kerja dalam bervariasi sehingga yang terjadi pembelajaran
pelaksanaan program kegiatan, program supervisi terasa membosankan bagi siswa, belum lagi kasus
dan melaksanakan kepada guru yang mengajar di guru yang tertidur di kelas saat proses belajar
kelas dan memberikan penugasan kepada guru mengajar berlangsung.
untuk penyusunan rencana kerja, kurang memiliki Dengan fenomena-fenomena tersebut, apakah
kemampuan dalam mengambil keputusan, kurang kita sebagai akademisi membiarkan dan tidak
kemampuan dalam berkomunikasi dan masih memberi solusi atau masukan demi perbaikan ke
banyak lagi saat ini yang tidak lagi dimiliki oleh arah yang lebih baik.
kepala sekolah sebagai pemimpin.
Demikian juga dengan kinerja guru, saat ini Masalah
banyak kalangan mengakui bahwa persoalan Bagaimana hubungan kepemimpinan kepala
pendidikan merupakan persoalan yang pelik, sekolah dengan kinerja guru di SMK Negeri 1
namun semuanya merasakan bahwa pendidikan Kabanjahe Tahun Ajaran 2018/2019?.
merupakan tugas yang penting. Secara khusus
SMK Negeri 1 Kabanjahe, cara dan sistem Teori
pendidikan yang ada sering menjadi sasaran kritik Miftah Toha (2009:89) mengatakan bahwa
dan kecaman karena seluruh daya guna sistem Kepemimpinan (leadership) adalah merupakan
pendidikan tersebut diragukan. Namun tanpa hubungan antara seseorang dengan orang lain,
melalui pendidikan, tidak mungkin dapat mencapai pemimpin mampu mempengaruhi orang lain
tujuan-tujuan yang diinginkan, baik untuk agar bersedia bekerja bersama-sama dalam tugas
menumbuh kembangkan watak kepribadian yang berkaitan untuk mencapai tujuan yang
bangsa, memajukan kehidupan dan kesejahteraan diinginkan.
bangsa dalam berbagai kehidupan. Menurut Mulyasa (2010:17) mendefinisikan
Guru memang merupakan komponen yang kepemimpinan sebagai seni membujuk bawahan
paling berpengaruh terhadap terciptanya proses agar mau mengerjakan tugas-tugas dengan
dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena yakin dan semangat.
itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk Seorang kepala sekolah yang efektif
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan berdasarkan penelitian Nasional Association of

40
Secondary School Principals merupakan paduan yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan
antara sifat-sifat pribadi dan gaya kepemimpinan, dengan kinerja guru, wujud perilaku yang
yaitu : (1) memberikan contoh: (2) berkepentingan dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses
dengan kualitas ; (3) bekerja dengan landasan pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja
hubungan kemanusiaan; (4) memahami guru Supardi (2014:49) dalam buku kinerja guru
masyarakat sekitar; (5) memiliki sikap mental oleh pengawas menjelaskan bahwa:
yang baik dan stamina fisik yang prima; 6) Standar kinerja guru itu berhubungan
berkepentingan dengan staff dan sekolah; (7) dengan kualitas guru dalam menjalankan
melakukan kompromi untuk mencapai tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa
kesepakatan; (8) mempertahankan stabilitas; (9) secara individual, (2) persiapan dan perencanaan
mampu mengatasi stress; (10) menciptakan pembelajaran, (3) pendayagunaan media
struktur agar sesuatu bisa terjadi; (11) pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam
mentoilelir adanya kesalahan; (12) tidak berbagai pengalaman belajar, dan (5)
menciptakan konflik pribadi; (13) memimpin kepemimpinan yang aktif dari guru.
melalui pendekatan yang positif; (14) tidak UU Republik Indonesia No. 20 Tahun
menjauhi atau mendahului orang-orang yang 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2),
dipimpinnya; (15) mudah dihubungi oleh orang; menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga
(16) memiliki keluarga yang serasi. Soebagyo profesional yang bertugas merencanakan dan
Atmodiwiro (2013:12). melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
Mulyasa (2010:21), aktivitas kepala sekolah pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
sebagai seorang manajer meliputi pengelolaan 3 pelatihan serta melakukan penelitian dan
M, yaitu pertama, manusia sebagai faktor pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
penggerak utama aktivitas sekolah, kedua, pendidik pada perguruan tinggi.
money yaitu sebagi modal aktivitas, ketiga, Keterangan lain menjelaskan dalam UU No.
method sebagai alat untuk mengarahkan manusia 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru
dan uang menjadi efektif dalam mencapai tujuan. dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi
Namun peranan kepala sekolah sebagai manajer kerja guru dalam melaksanakan tugas
tidaklah cukup. keprofesionalannya, guru berkewajiban
Kepemimpinan kepala sekolah pada merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses
hakikatnya adalah kepala sekolah yang memahami pembelajaran yang bermutu serta menilai dan
dan menguasai kemampuan manajerial dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok
kepemimpinan yang efektif. Kepala sekolah guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan
merupakan leader yang memiliki kepribadian yang belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru.
kuat; memahami kondisi guru, pegawai dan Pendapat lain diutarakan Soedijarto (2008)
siswa; memiliki visi dan memahami misi menyatakan ada empat tugas gugusan
sekolah; memiliki kemampuan mengambil kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang
keputusan dan kemampuan berkomunikasi. guru. Kemampuan yang harus dikuasai oleh
Soetjipto, Raflis Kosasi (2017:68), adapun seorang guru, yaitu: (1) merencanakan program
yang menjadi indikator kepemimpinan kepala belajar mengajar; (2) melaksanakan dan
sekolah, adalah : a) Memiliki kepribadian yang memimpin proses belajar mengajar; (3) menilai
kuat; b) Memahami kondisi guru, pegawai dan kemajuan proses belajar mengajar; (4) membina
siswa; c) Memiliki visi dan memahami misi hubungan dengan peserta didik. Sedangkan
sekolah; d) Memiliki kemampuan mengambil berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007
keputusan; dan e) Kemampuan berkomunikasi. tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan
Basri, Hasan (2014) sebagai pemimpin Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup
tentunya prinsip-prinsip kepemimpinannya harus kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran;
dipahami dalam rangka mengembangkan (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai
sekolahnya. Prinsip-prinsip kepemimpinan secara hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih
umum antara lain: a) Konstruktif; b) Kreatif; c) peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan.
Partisipasif; d) Kooperatif; e) Delegatif; f) Sedangkan Mulyasa (2007:157)
Integratif; g) Rasional dan objektif; h) Pragmatis; menjelaskan tentang manfaat penilaian tenaga
i) Keteladanan; dan j) Adaptable dan Fleksibel. pendidikan:
Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. “Penilaian tenaga pendidikan biasanya
Kinerja guru dapat dilihat dan diukur difokuskan pada prestasi individu, dan peran
berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini

41
tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga Teknik pengambilan sample yang
penting bagi tenaga kependidikan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan
bersangkutan. Bagi para tenaga kependidikan, pemilihan sample jenuh. Sampling Jenuh adalah
penilaian berguna sebagai umpan balik terhadap teknik penentuan sampel bila semua anggota
berbagai hal, kemampuan, ketelitian, populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
kekurangan dan potensi yang pada gilirannya dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, atau hanya dari 30 orang, atau penelitian yang
rencana, dan pengembangan karir. Bagi ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sekolah, hasil penilaian prestasi tenaga sangat kecil.
kependidikan sangat penting dalam mengambil Untuk mendapatkan data dalam menyusun
keputusan berbagai hal, seperti identifikasi penelitian ini, penulis menggunakan teknik
kebutuhan program sekolah, penerimaan, pengumpulan data menggunakan dua metode
pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, dalam pengumpulan data yaitu : Metode riset
sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan kepustakaan (library research method) dan Metode
proses pengembangan sumber daya manusia riset lapangan (field research method) dengan cara
secara keseluruhan”. : Wawancara terstruktur (secara tertulis);
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Wawancara tidak terstruktur (secara lisan); dan
(2010:337) indikator penilaian terhadap kinerja Kuesioner. Sebelum data diolah, langkah-langkah
guru dilakukan terhadap tiga kegiatan yang perlu dilakukan adalah: Editing dan Tabulasi
pembelajaran dikelas sebagai berikut : data.
a. Perencanaan Guru dalam Program Kegiatan Untuk menganalisa data tentang hubungan
Pembejaran. kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru
b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran. menggunakan analisa korelasi Rank Spearman, hal
c. Evaluasi/penilaian Pembelajaran. ini dikarenakan penulis menggunakan data skala
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan ordinal kemudian dilakukan uji hipotesis dengan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggunakan uji t.
Nomor 16 Tahun 2009 menyebutkan penilaian
kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir Pembahasan
kegiatan tugas utama guru dalam rangka Adapun yang menjadi tolak ukur indikator
pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatan. Aspek dalam menilai kepemimpinan sebagai berikut :
yang dinilai dalam menentukan kinerja seorang 1. Konstruktif ada 9 responden (30%)
guru yaitu harus memiliki kemampuan : (1) menyatakan sangat setuju, sebanyak 18
menyusun kurikulum, silabus dan rencana responden (60%) menyatakan setuju,
pelaksanaan pembelajaran pada satuan selebihnya sebanyak tiga responden (10%)
pendidikan; (2) menyusun alat ukur/soal sesuai menyatakan abstain
mata pelajaran; (3) menilai dan mengevaluasi 2. Kreatif ada sebanyak 13 responden (43%)
proses dan hasil belajar pada mata pelajaran menyatakan sangat setuju, sebanyak 12
yang diampunya; (4) menganalisis hasil responden (40%) menyatakan setuju,
penilaian pembelajaran; (5) melaksanakan selebihnya 5 responden (16%) menyatakan
pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan abstain.
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi; (6) 3. Partisipasif ada sebanyak 6 responden (20%)
menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap menyatakan sangat setuju, sisanya 24
proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan responden (80%) menyatakan setuju.
nasional; (7) membimbing guru pemula dalam 4. Kooperatif ada sebanyak 16 responden (53%)
program induksi; (8) membimbing siswa dalam menyatakan sangat setuju, sebanyak 11
kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran; responden (36%) menyatakan setuju,
(9) melaksanakan pengembangan diri; (10) selebihnya tiga responden (10%) menyatakan
melaksanakan publikasi ilmiah, dan membuat abstain.
karya inovatif. 5. Delegatif ada sebanyak dua responden (6%)
menyatakan sangat setuju, sebanyak 13
Metode Penelitian responden (43%) menyatakan setuju,
Dalam penelitian ini, penulis memperoleh selebihnya 15 responden (50%) menyatakan
data langsung dari SMK Negeri 1 Kabanjahe yang abstain.
berlokasi di Jl. Kabanjahe No. 5. Jenis Data yang 6. Integratif ada sebanyak 6 responden (20%)
digunakan adalah data primer dan data sekunder. menyatakan sangat setuju, sebanyak 23

42
responden (76%) menyatakan setuju, menyatakan abstain, selebihnya satu
selebihnya satu responden (3%) menyatakan responden (3%) menyatakan tidak setuju.
tidak setuju. 7. Hubungan Interpersonal Dengan Sesama
7. Rasional dan Objektif ada sebanyak 7 Guru ada sebanyak 6 responden (20%)
responden (23%) menyatakan sangat setuju, menyatakan sangat setuju, sebanyak 23
selebihnya 23 responden (76%) menyatakan responden (76%) menyatakan setuju,
setuju. selebihnya satu responden (3%) menyatakan
8. Pragmatis ada sebanyak 15 responden (50%) tidak setuju.
menyatakan sangat setuju, selebihnya 15 8. MGMP dan KKG ada sebanyak 18
responden (50%) menyatakan setuju. responden (60%) menyatakan sangat setuju,
9. Keteladanan ada sebanyak 5 responden (16%) sebanyak 10 responden (33%) menyatakan
menyatakan sangat setuju dan 25 responden setuju, selebihnya dua responden (6%)
(83%) menyatakan setuju. menyatakan abstain.
10. Adaptable dan Fleksibel ada sebanyak tiga 9. Kelompok Diskusi Terbimbing ada sebanyak
responden (10%) menyatakan sangat setuju, 6 responden (20%) menyatakan sangat setuju,
sebanyak 25 responden (83 %) menyatakan sebanyak 23 responden (76%) menyatakan
setuju, selebihnya 2 responden (6%) setuju, selebihnya satu responden (3%)
menyatakan abstain. menyatakan abstain.
Dan adapun yang menjadi tolak ukur indikator 10.Layanan Perpustakaan ada sebanyak 2
dalam menilai kinerja guru sebagai berikut : responden (6%) menyatakan sangat setuju,
1. Dorongan Untuk Bekerja ada sebanyak 7 sebanyak 12 responden (40%) menyatakan
responden (23%) menyatakan sangat setuju, setuju, sebanyak 15 responden (50%)
sebanyak 22 responden (73%) menyatakan menyatakan abstain. Selebihnya satu
setuju, selebihnya satu responden (3%) responden (3%) menyatakan tidak setuju.
menyatakan abstain. Analisis hubungan kepemimpinan dengan
2. Tanggung Jawab Terhadap Tugas ada kinerja guru dengan analisa rank spearman.
sebanyak 10 responden (33%) menyatakan Analisa ini untuk menunjukan terdapatnya
sangat setuju, sebanyak 19 responden (63%) hubungan antara variabel kepemimpinan (variabel
menyatakan setuju, sebanyak satu responden X) dengan variabel kinerja (variabel Y).
(3 %) menyatakan abstain. a. Perhitungan jumlah nilai x = 2311,5
3. Minat Terhadap Tugas ada sebanyak 10 b. Perhitungan jumlah nilai y = 2177,5
responden (33%) menyatakan sangat setuju, c. Perhitungan koefisien korelasi Rank
sebanyak 19 responden (63%) menyatakan Spearman = 0,0136. Nilai koefisien
setuju, sebanyak satu responden (3%) korelasi Rank Spearman = 0,10. Dapat
menyatakan abstain. diketahui bahwa rs = 0,10, hal ini berarti
4. Penghargaan Terhadap Tugas ada sebanyak bahwa ada hubungan yang positif dan kuat
17 responden (56%) menyatakan sangat sekali antara kepemimpinan dengan
setuju, sebanyak 12 responden (40%) kinerja.
menyatakan setuju, selebihnya satu responden d. Uji hipotesis
(3%) menyatakan tidak setuju. Hal tersebut Taraf signifikan,  = 0,05. Tolak Ho, jika
juga menggambarkan bahwa penghargaan rshitung > rs 0,05 (30-2) atau rshitung > 1,734.
untuk tugas diberikan dengan baik. Statistik uji t
5. Peluang Untuk Berkembang ada sebanyak 7 0,10 30 − 2
t hitung =
responden (23%) menyatakan sangat setuju, 1 − (0,10)
2

sebanyak 10 responden (33%) menyatakan


0,10x5,29
setuju selebihnya 13 responden (43%) =
menyatakan abstain. Hal tersebut juga 0,994
menggambarkan bahwa peluang untuk 0,529
=
berkembang yang dilakukan sekolah kepada 0,994
guru berjalan dengan baik serta diharapkan = 0,532
meningkat. Karena nilai rshitung > 1,734, maka Ho ditolak
6. Perhatian Dari Kepala Sekolah ada sebanyak dan Hi diterima, yang artinya terdapat hubungan
8 responden (26%) menyatakan sangat setuju, yang kuat dan positif antara kepemimpinan dengan
sebanyak 20 responden (66%) menyatakan kinerja guru pada SMK Negeri 1 Kabanjahe, pada
setuju, sebanyak satu responden (3%) tingkat  = 5%.

43
Kesimpulan Soedijarto, 2008. Landasan dan Arah Pendidikan
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah Nasional Kita. Jakarta : Kompas.
dengan kinerja guru pada SMK Negeri 1 Kaban Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala
Jahe Tahun Ajaran 2018/2019, memiliki Sekolah Tinjauan Teoritik dan
hubungan yang positif dan kuat sekali, dengan Permasalahannya. Jakarta : PT Rajawali
nilai koefisien korelasi Rank Spearman = 0,10, Grafindo.
pada tingkat  = 5%. Soebagyo Atmodiwiro. 2013. Manajemen
Pendidikan Indonesia. Jakarta :
Daftar Pustaka Ardadizya Jaya.
Soetjipto, Raflis Kosasi. 2017. Profesi Keguruan.
Ali, Sambas. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jakarta : Rineka Cipta.
Lajur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka
Setia.
Basri, Hasan. 2014. Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Bandung: CV Pustika Setia.
Dajan, Anto. 2004. Pengantar Metode Statistik,
Cetakan 17. Jakarta : LP3ES
Danim, Sudarwan. 2009. Manajemen dan
Kepemimpinan Transformasional Kekepala
sekolahan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Dharma, Surya. 2010. Manajemen Kinerja,
Falasafah Teori & Penerapannya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Fattah, Nanang. 2004. Konsep Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan. Sekolah.
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Gibson,R L; Mitchell, Marianne H. 2011.
Bimbingan dan Konseling (Edisi. Indonesia-
Edisi ke Tujuh). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hani, T. Handoko. 2014. Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta.:
BPFE.
Mangkuprawira. 2014. Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategik. Jakarta : Penerbit. Ghalia.
Indonesia,
Mathis, Robert & H. Jackson, John. 2011. Human
Resource Management (edisi. 10). Jakarta :
Salemba Empat.

Miftah Thoha. 2009. Kepemimpinan Dalam


Manajemen Suatu Pendekatan Prilaku.
Jakarta : PT. Grafindo Persada.
……, 2010. Kepemimpinan Dalam Manajemen.
Jakarta : Rajawali Pers.
Mulyasa E., 2010. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional. Bandung : PT. Remaja.
Nazir, Moh., 2013. Metode Penelitian. Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Robbins, P.Stephen dan Timothy A. Judge. 2012.
Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba
Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta: PT Raja
Grafindo.

44

Anda mungkin juga menyukai