Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum membahas mengenai laporan keuangan syariah maka kita mengetahui tentang
apa akuntansi syariah dan laporan keuangan. Akuntansi syariah adalah bidang akuntansi yang
menekankan pada 2 (dua) hal yaitu akuntabilitas dan pelaporan. Akuntabilitas tercermin dari
tauhid yaitu dengan menjalankan segala aktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan Islam.
Sedang pelaporan ialah bentuk pertanggungjawaban kepada Allah dan manusia. Laporan
keuangan adalah hasil akhir dari proses pencatatan transaksi keuangan suatu perusahaan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan tersebut pada satu periode akuntansi dan
merupakan gambaran umum mengenai kinerja suatu perusahaan.

Akuntansi Syariah, tidak akan lepas dengan perhitungan keuangan yang mesti tertulis
secara terperinci dan jelas, agar dapat menghasilkan laporan keungan yang mudah dipahami
oleh semua pihak dan dapat membantu suatu perusahaan dalam menganalisis keuangannya.
Dalam suatu laporan keuangan akuntansi syariah, ada beberapa faktor yang harus kita
pahami sebelumnya, untuk menunjang laporan-laporan keuangan baik yang masuk maupun
yang keluar dalam suatu perusahaan atau perbankan. Faktor-faktor yang ada akan menjadi
acuan dalam laporan akuntansi adalah : pernyataan posisi keuangan, pernyataan pendapatan,
pernyataan perubahan dalam saham pemilik atau pernyataan laba ditahan, pernyataan aliran
kas, pernyataan perubahan dalam investasi terbatas dan setaranya, pernyataan sumber dan
penggunaan dana zakat serta dana sosial, dan pernyataan sumber dan penggunaan dana dalam
Qaradh. Faktor-faktor inilah yang akan kita kaji dalam makalah ini untuk membuat kerangka
laporan keuangan syariah secara baik.
Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang di sajikan dalam laporan
keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat di perbandingkan. Akan tetapi,
perlu di sadari pula bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkin di butuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan bank karena secara umum
laporan keuangan hanya menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak
di wajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Ada beberapa perbedaan unsur antara laporan keuangan lembaga syariah dan laporan
lembaga keuangan konvensional. Unsur-unsur yang ada dalam laporan keuangan lembaga
syariah antara lain, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas,

1
laporan perubahan dana investasi terikat, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq
dan shodaqoh, laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan. Sedangkan unsur-unsur
yang ada dalam laporan keuangan lembaga konvensional adalah neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja karakteristik laporan keuangan akuntansi syariah ?
2. Apa saja laporan keuangan entitas syariah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik laporan keuangan akuntansi syariah.
2. Untuk mengetahui apa saja laporan keuangan entitas syariah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu


diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik
yang merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat
memenuhi kualitas yang dikehendaki adalah relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami.

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan
dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan:

 Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) Informasi memungkinkan pengguna


untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi di masa lalu.
 Memiliki manfaat prediktif (predictive value) Informasi dapat membantu pengguna
untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian
masa kini.
 Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga berpengaruh dan berguna dalam pengambilan
keputusan.
 Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup
semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan
memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir

3
informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar
kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2. Keandalan

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan
material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin
relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi
karakteristik:

 Penyajian
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
 Dapat Diverifikasi (verifibility)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian
dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan
simpulan yang tidak berbeda jauh.
 Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak
tertentu.

3. Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas
pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila
entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas
pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi
yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4
4. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.

2.2 LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENTITAS SYARIAH


Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan keuangan atas kegiatan komersial dan
atau sosial. Laporan keuangan kegiatan komersial meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan sedangkan laporan keuangan atas kegiatan sosial
meliputi laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan laporan sumber dan penggunaan dana
kebajikan.
Penyajian laporan akuntansi entitas syariah telah diatur dalam Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntasi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI).
Laporan keuangan bank syariah yang terlengkap terdiri komponen-komponen berikut:
2.2.1 Neraca
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam neraca laporan keuangan syariah adalah sebagai
berikut:
a. Aktiva, adalah sumber daya dalam bentuk harta benda atau hak yang dikuasai oleh
perusahaan. Aktiva terbagi menjadi dua yaitu aktiva lancar (current asset) dan aktiva
tidak lancar. Aktiva lancar (current asset) adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat
kurang dari satu tahun, diantaranya adalah kas (cash), surat berharga (marketable
securities), deposito jangka pendek, piutang usaha (account resevaible), sediaan
(inventory) dan pendapatan yang masih harus diterima (accruals recevaible).
Sedangkan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun, diantaranya adalah aktiva tetap (fixed asset), investasi jangka panjang
(invesment) dan aktiva tidak berwujud (intangible asset).

5
b. Kewajiban, adalah hutang perusahaan masa kini yang tibul dari peristiwa masa
lalu dan harus di selesaikan di masa datang. Kewajiban terbagi menjadi dua yaitu
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek
adalah hutang-hutang yang harus di selesaikan dalam kurun waktu kurang dari satu
tahun, diantaranya adalah hutang usaha, hutang wesel, hutang bunga, hutang pajak dan
uang muka penjualan. Sedangkan kewajiban jangka panjang adalah hutang-hutang
yang dapat dilunasi dalan jurun waktu lebih dari satu tahun, diantaranya adalah hutang
obligasi dan hutang hipotik.
c. Investasi tidak terikat, adalah dana yang diterima oleh bank dengan kriteria sebagai berikut:
 Bank mempunyai hak untuk menggunakan dan menginvestasikan dana, termasuk
hak untuk mencapur dana yang dimaksud dengan dana lain.
 Keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati.
 Bank tidak memiliki kewajiban secara mutlak untuk mengembalikan dana tersebut
jika mengalami kerugian.
d. Ekuitas, adalah hak residu (nilai sisa) dari aktiva perusahaan dikurangi kewajiban,
diantaranya yaitu modal disetor, tambahan modal disetor dan saldo laba (rugi).
2.2.2 Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi entitas syariah disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi
minimal mencakup pos-pos berikut:
(a) pendapatan usaha.
(b) bagi hasil untuk pemilik dana.
(c) beban usaha.
(d) laba atau rugi usaha
(e) pendapatan dan beban nonusaha.
(f) laba atau rugi dari aktivitas normal.
(g) beban pajak.
(h) laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan
oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk
menyajikan kinerja keuangan entitas syariah secara wajar.

6
2.2.3 Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang
diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode. Penyajian
laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 mengenai Laporan Arus Kas dan PSAK 31
mengenai Akuntansi keuangan. Adapun manfaat dari arus kas itu sendiri adalah:
a. Untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi
perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan
kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap
keadaan dan peluang yang berubah.
b. Untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai.
c. Untuk membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari
berbagai entitas dan meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas.
2.2.4 Laporan Perubahan Ekuitas
Entitas syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama
laporan keuangan, yang menunjukkan:
(a) laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.
(b) setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang
berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait diakui secara langsung dalam
ekuitas.
(c) pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan
mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait.
(d) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
(e) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya.
(f) rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan
pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
2.2.5 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zaakat, Infak dan Shadaqah
Zakat merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki untuk diserahkan kepada
mustahiq. Pembayaranya menjadi wajib jika nisbah (haul)nya terpenuhi dan hartanya
memenuhi kriteria wajib zakat. Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah pada bank syariah
berasal dari zakat dari bank syariah, zakat dari pihak luar bank syariah, infaq dan shadaqah
baik dari dalam maupun dari luar bank syariah.

7
Adapun mengenai penyaluran dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah sama
seperti yang si syariatkan dan di laksanakan oleh amil-amil pada umumnya yaitu merujuk
kepada ayat Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60 :
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk [1] orang-orang fakir, [2] orang-orang
miskin, [3] amil zakat, [4] para mu’allaf yang dibujuk hatinya, [5] untuk (memerdekakan)
budak, [6] orang-orang yang terlilit utang, [7] untuk jalan Allah dan [8] untuk mereka yang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. At Taubah: 60).

2.2.6 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan merupakan laporan yang memberikan
informasi agar para pemakai dapat mengevaluasi aktivitas Bank dalam mengelola dana
kebajikan

Entitas menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan sebagai komponen
utama laporan keuangan, yang menunjukkan:

(a) sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan : infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, pengembalian dana kebajikan produktif,
denda, dan pendapatan nonhalal.

(b) penggunaan dana kebajikan untuk : dana kebajikan produktif, sumbangan, dan penggunaan
lainnya untuk kepentingan umum.

(c) kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan.

(d) saldo awal dana penggunaan dana kebajikan.

(e) saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan.

Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meliputi sumber dan penggunaan
dana selama jangka waktu tertentu, serta saldo dana kebajikan yang menunjukkan dana
kebajikan yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.

8
Entitas syariah mengungkapkan dalam catatan atas Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Kebajikan, tetapi tidak terbatas, pada: (a) sumber dana kebajikan; (b) kebijakan penyaluran
dana kebajikan kepada masing-masing penerima;dan (c) proporsi dana yang disalurkan untuk
masing-masing penerima dana kebajikan diklasifikasikan atas pihak terkait, sesuai dengan
yang diatur dalam PSAK 7: Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa,
dan pihak ketiga.

2.2.7 Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat


Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikatdan
sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer investasi berdasrkan akad mudharabah
muqayyadah atau sebagai agen investasi. Investasi terikat bukan merupakan merupakan aktiva
maupun kewajiban bank karena bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau
mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan
atau menangggung resiko investasi.

2.2.8 Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil pada Bank Syariah
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil adalah laporan yang menyajikan
rekonsiliasi antara pendapatan Bank yang menggunakan dasar akrual dengan pendapatan
dibagihasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas.

Bank syariah menyajikan Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil yang
merupakan rekonsiliasi pendapatan bank syariah, yang menggunakan dasar akrual (accrual
basis), dan pendapatan yang dibagihasilkan kepada pemilik, dana yang menggunakan dasar
kas (cash basis). Perbedaan dasar pengakuan tersebut mengharuskan bank syariah menyajikan
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil sebagai bagian komponen utama laporan
keuangannya.

Dalam Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil, bank syariah menyajikan:

(a) Pendapatan usaha utama.

(b) Penyesuaian atas pendapatan usaha utama periode berjalan yang kas atau setara kasnya
belum diterima dan pendapatan usaha utama periode sebelumnya yang kas atau setara kasnya
diterima di periode berjalan.

9
(c) Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil.

(d) Bagian bank syariah atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil.

(e) Bagian pemilik dana atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil ada dua yaitu:

 Bagi hasil yang sudah didistribusikan ke pemilik dana.


 Bagi hasil yang belum didistribusikan ke pemilik dana.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

http://mukhsin94.blogspot.com/2016/10/laporan-keuangan-entitas-syariah.html

Nurhayati, Sri., Wasilah, 2018, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta, Salemba Empat

Bayinah, Ai Nur., dkk, 2017, Akuntansi Syariah, Jakarta, Salemba Empat

12

Anda mungkin juga menyukai