Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan

dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa

dihindari bagi orang yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok

merupakan salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan

ketergantungan bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin yang

dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7 detik

nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010).

Bahaya rokok sudah banyak diketahui, tetapi masih banyak remaja

yang menjadi perokok aktif. Kebiasaan merokok umumnya dilakukan pada

saat usia remaja, kebiasaan tersebut sebanyak 47% pada remaja usia 11-15

tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita

(Caldwell, 2009).

Menurut WHO (2008) merokok dalam jangka panjang menjadi

penyebab utama penyakit yang mematikan seperti serangan jantung, kanker,

dan penyakit pada paru-paru. Laporan WHO ada 1,3 milyar orang yang

merokok didunia. Pada tahun 2008 menyebutkan bahwa 2/3 perokok tinggal

di 10 negara. Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2008 Indonesia ada

diurutan ke 28 dengan angka 1.085 batang perorang/tahun. Pengguna rokok

urutan pertama adalah di negara Serbia dengan jumlah konsumsi rokok

1
2

mencapai 2.861 perorang/tahun sedangkan urutan berikutnya diduduki oleh

negara neraga maju. Selain banyaknya negara yang penduduknya mayoritas

merokok hal tersebut juga menjadi meningkatnya angka kematian pada negara

negara tersebut akibat merokok.

Semua ahli kesehatan termasuk World Health Organization (WHO)

telah lama menyimpulkan, bahwa secara kesehatan rokok banyak

menimbulkan dampak negatif, lebih bagi anak-anak dan masa depannya.

Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan 200 jenis di antaranya bersifat

karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini

didapatkan pada asap utama yaitu asap rokok yang terhisap langsung masuk

keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu asap rokok yang dihasilkan

oleh ujung rokok yang terbakar, misalnya karbon monoksida, benzopiren, dan

amoniak (KPAI, 2013).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Small dan Hunter (2014)

menunjukkan bahwa pola komunikasi orang tua dengan anak-anak mereka

bervariasi dalam hal kualitas dan koherensi dengan rekomendasi dalam

literatur. Sebagian besar orang tua berkomunikasi dengan anak-anak mereka

tentang merokok melalui interaksi verbal, menggunakan salah satu dari tiga

pendekatan: membahas merokok dengan anak-anak mereka, mengatakan

anak-anak mereka tentang merokok, atau mengakui pemahaman anak-anak

mereka merokok.

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Ukwayi et al (2012) di

University of Calabar, Nigeria dengan menyebarkan kuisioner secara random


3

pada semua fakultas didapatkan sebanyak 29% mahasiswa adalah perokok

yang disebabkan oleh faktor stres. Selain itu berdasarkan penelitian yang

dilakukan Al Naggar et al (2011) pada Management and Science University di

negara Malaysia sebanyak 20% mahasiswa merokok diakibatkan oleh stres

dengan prevalensi paling banyak pada mahasiswa laki-laki dan pada tingkat

semester akhir.

Menurut WHO (2015) pada tahun 2015 di Indonesia diperkirakan 36%

atau sekitar 60 juta pendduduk Indonesia merokok secara rutin, hal ini berbeda

dengan jumlah konsumsi rokok di negara lain yang bisa diperkiran akan

menurun, tetapi di Indonesia bahkan sudah diperkirakan oleh WHO bahwa

pada tahun 2025 akan meningkat hingga 90% penduduk Indonesia menjadi

perokok aktif. Jika konsumsi rokok setiap tahunnya tidak bisa diminimalkan

maka angka kematian akibat merokok di Indonesia juga akan terus meningkat.

Melihat dari fenomena yang terjadi di Indonesia masih banyak

kalangan yang juga harus sadar terhadap bahaya rokok bagi kesehatan tubuh¸

seperti halnya di kalangan mahasiswa dengan keadaan yang kebanyakan

tinggal jauh dari orang tua serta memiliki uang jajan yang dapat dikatakan

lebih dari sedekar cukup mereka dengan mudahnya menghisap rokok setiap

hari tanpa memikirkan kesehatan tubuhnya. Rokok memang tidak berdampak

secara langsung bagi kesehatan tetapi dampak dari rokok akan terasa dalam

waktu 10-20 tahun. Meskipun demikian masih banyak orang-orang yang

tentunya dikalangan mahasiswa yang masih menyepelekan hal tersebut. Hal

yang menjadi permasalahan dimasa yang akan datang memang belum pasti
4

diketahui tapi dengan memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan tubuh

meminimalkan angka kematian akibat merokok. Dikalangan mahasiswa ini

mereka merupakan orang dengan pendidikan yang cukup tinggi, tetapi sejauh

mana pengetahuan mereka terhadap bahaya merokok, sedangkan sudah ada

beberapa iklan yang menayangkan korban akibat dari rokok, tetapi masih yang

merokok.

Berdasarkan fenomena dan hasil observasi beserta wawancara pada

beberapa mahasiswa laki-laki yang sedang berada dilingkungan kampus

mereka mengatakan bahwa dilingkungan kampus bertemu dengan teman-

teman atau sedang jeda kuliah mereka merokok dilingkungan kampus.

Mahasiswa tersebut ada yang dari kalangan mahasiswa kesehatan dan non

kesehatan. Sebenarnya mereka sadar akan bahaya merokok tetapi perilaku

merokok pada mahasiswa sulit dihindari. Hal ini terjadi karena dikalangan

mahasiswa tersebut ada yang sudah ketergantungan dengan rokok dan

berkumpul dengan teman-teman dalam waktu satu tahun terakhir dengan

teman yang sudah merokok sehingga bisa terjadi jika mahasiswa yang

sebelumnya tidak merokok menjadi ikut merokok.

Berdasarkan dari hal-hal diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan bahaya

merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta.
5

B. Rumusan Masalah

Merokok dilingkungan kampus sudah menjadi larangan untuk seluruh

mahasiswa. Namun, masih ada mahasiswa yang tidak mematuhi aturan

larangan merokok dilingkungan kampus.

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah peneliti

ialah: “Apakah ada hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan

perilaku merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta.”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Adapuan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara

pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa

di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan bahaya merokok pada

mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta

b. Untuk mengetahui gambaran perilaku merokok pada mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Surakarta


6

c. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan bahaya merokok

dengan perilaku merokok pada mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan

bahaya merokok dengan perilaku merokok pada mahasiwa di Universitas

Muhammadiyah Surakarta, diharapkan:

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang pentingnya pengetahuan bahaya

merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa dan sebagai bahan

masukkan untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Responden

Diharapkan bagi mahasiwa yang sering merokok di lingkungan

kampus bisa merokok pada area yang sudah ditentukan atau dikawasan

bebas merokok sehingga tidak menggangu lingkungan yang lain, serta bisa

meminimalkan perilaku untuk tidak merokok dilingkungan kampus

ataupun diluar lingkungan kampus.

3. Bagi Institusi Kesehatan

Sebagai masukkan bagi perawat atau petugas kesehetan lain dalam

melaksakan edukasi atau pendidikan kesehatan kepada para perokok

dalam memberkan informasi tentang bahaya merokok.


7

E. Keaslian Penelitian

Penelitian terkait dengan bahaya merokok bukan merupakan penelitian

yang baru, telah ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

oleh Nur Mahabbah (2015) dengan judul “Hubungan Pengetahuan Tentang

Bahaya Merokok Dengan Sikap dan Perilaku Merokok Mahasiswa Kesehatan

Di Univeritas Syiah Kuala Banda Aceh”. Penelitian dilaksanakan dengan

rancangan accidental sampling terhadap 1.141 mahasiswa dengan jumlah

responden 219 orang dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 29

pertanyaan. Uji analisa yang diganakan adalah chi square dengan taraf

signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan sikap terhadap

merokok (p-value=0.001) dan perilaku merokok mahasiswa kesehatan (p-

value=0,35).

Harsa Tri Pradana (2014), dengan judul “Hubungan Antara

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Tentang Merokok Di Program Studi

Ilmu Keperawatan Semester 4 dan 6 Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta”. Penelitian dilaksanakan dengan mengguanakan pendekatan

kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pengambilan sample dengan

dengan menggunaakan cluster sampling berjumlah 75 responden.

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian

menunjukkan 61 responden dengan pengetahuan yang baik. Nilai P

pengetahuan dan sikap adalah 0,07, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada korelasi antara dua variable. Sedangkan nilai P antara sikap dan perilaku
8

yang menunjukkan hubungan P=0,006. Hasil penelitian menunjukkan tidak

ada hubungan antara pengetahuan,sikap dan perilaku remaja tentang bahaya

merokok deprogram studi ilmu keperawatan semester 4 dan 6 Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai