Anda di halaman 1dari 4

Judul Berita: Konflik Poso

Konflik yang terjadi antara kelompok Muslim dengan kelompok


Kristen ini terjadi dalam beberapa fase sepanjang akhir 1998 hingga
2001.
Secara umum Human Right Watch mencatat, konflik menjadi
besar akibat ketidakmampuan otoritas hukum dan keamanan dalam
mengatasi konflik-konflik kecil. Selain itu, faktor politik ikut
memperparah situasi.

KOMPAS/SIDIK PRAMONO
Kerinduan untuk kembali ke tempat asal membuat para pengungsi asal Poso rela
berdesak-desakan untuk mempersiapkan kembali rumah-rumah mereka yang rusak
dan ditinggalkan selama konflik.
Sejumlah rekonsiliasi pun dilakukan untuk meredakan konflik.
upaya itu kemudian menemui hasil dengan ditandatanganinya
deklarasi Malino pada 20 Desember 2001.
Selain rekonsiliasi, Deklarasi Malino juga menyepakati
rehabilitasi sosial, pemulangan pengungsi, serta sejumlah program
yang mendukung normalisasi kehidupan warga Poso.
Belum diketahui secara pasti jumlah korban akibat Konflik
Poso. Namun, dikutip dari dokumentasi Kompas, pasca-Deklarasi
Malino pemerintah menyiapkan anggaran Rp 100 miliar sebagai
santunan atas korban tewas yang diprediksi mencapai 1.000 orang.

Disintegrasi
Disintegrasi adalah rusaknya persatuan dan kesatuan dalam masyarakat yang terjadi karena perbdaan
kepentingan antara individu dengan masyarakat, masyarakat dengan pemerintah, ataupun indvidu dengan
individu lainnya yang dapat menimbulkan beragam konflik sosial.

Disintegrasi Bangsa
Pengertian disintegrasi bangsa adalah perpecahan hidup dalam masyarakat yang disebabkan karena adanya
pengaruh dari negara lain. Disintegrasi bangsa ini bisa disebabkan pula pengaruh negaranya sendiri, seperti
kekuarang terimaan terhadap perbedaan sehingga tidak munculnya sikap tolerasi.

Ciri-ciri disintegrasi adalah sebagai berikut:


1. Terjadinya pergeseran norma.
2. Hancurnya suatu hubugan masyarakat.
3. Tidak adanya persamaan tujuan, pandangan, pemahaman, dan ideologi antar masyarakat.
4. Hilangnya sikap toleransi dan saling menghargai.
5. Perilaku masyarakat yang cenderung melanggar, melawan, dan membantah terhadap
peraturan atau norma-norma yang berlaku.

Faktor penyebab disintegrasi adalah sebagai berikut:


1. Perbedaan pandangan, pendapat, dan lain-lain.
2. Tidak memahami konteks permasalahan atau tidak saling memahami.
3. Tidak ada yang mengalah atau egois.
4. Adanya ketidakadilan, ketidakjujuran, dan ketidakpuasan dalam suatu permasalahan.
Faktor penyebab konflik di posso

1. Agama
Tidak diragukan lagi, Poso dulunya memiliki mayoritas masyarakat yang
menganut agama Islam. Namun sejak bersatunya beberapa daerah bergabung
dalam rangka pemekaran poso, agam kristenlah yang menjadi dominan. Bukan
hanya agama kristen saja, agama yang berada dalam suku-suku juga ada.
Perbedaan agama yang signifikan inilah yang membuat ketidak cocokan antara
masyarakat satu dengan lainnya. Didukung dengan rasa kurang toleransi, konflik
pun dapat dengan mudah terjadi. Agama juga dijadikan alasan untuk
menghancurkan masyarakat lain yang memiliki konflik pribadi dengan masyarakat
tertentu, apalagi juga dengan perbedaan kepentingan yang membuat mereka
dibutakan oleh amarah dan akhirnya berujung dengan tumpah darah.
Sebetulnya, konflik sudah ada jauh sebelum tahun 1998, yaitu pada saat 1992
dimana ada seorang pemuda kristen bernama Roy Rantu yang melakukan
pembacokan kepada Ahmad Riwan, salah satu pemoda Islam di Poso. Aksi ini
tentunya membuat orang Islam di Poso marah, dan mengajukan protes terhadap
tindakan orang kristen yang dianggap meresahkan warga dan merugikan
masyarakat luas. Hal itulah yang menyebabkan aksi balas dendam dari beberapa
warga kristen yang akhirnya melakukan pengrusakan dengan melempari batu ke
beberapa masjid di Poso. Mereka tidak terima lantaran agama mereka dianggap
jelek dan tidak baik. Namun, ternyata konflik tidak berhenti di situ saja, pihak islam
juga melakukan aksi balas dendam. Aksi terjadi pada 1995 dimana 3 rumah orang
kristen dirusak oleh pemuda Islam, lantaran mereka juga tidak terima perlakuan keji
masyarakat kristen dulu. Konflik ini terus berlanjut dan tidak berhenti dikarenakan
rasa tidak terima berkepanjangan. Tidak ada pihak yang mengalah, tidak ada yang
sabar menerima kenyataan. Semua pihak harus melakukan perlawanan, setidaknya
itulah yang ada di pikiran mereka.

2. Politik
Bukan hanya agama, berbagai faktor kemanusiaan manusia seperti politik
menjadi salah satu Penyebab Konflik Poso. Seperti yang kita tahu, politik tidak
hanya dipenuhi oleh berbagai cara seseorang untuk menang dengan jalan
kebijaksanaan dan faktor kepemimpinan saja, tapi ada beragam cara yang busuk di
dalamnya. Seperti halnya yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
bernama Herman Parimo yang menjadi tersangka karena meletusnya kerusuhan
Poso 1. Penyerangan ini dilakukan untuk membuat Poso “damai” kembali, melalui
jalan yang tidak damai. Segala musuh disingkirkan demi memenangkan si calon
agar tidak ada lagi calon lain yang berani untuk menyaingi. Cara yang dilakukan tadi
berbuah menjadi konflik yang amat besar, dengan diprovokasi manusia yang tidak
bertanggung jawab. Kemungkinan terjadi, dalang dari konflik ini berujung pada
DPRD tingkat 1 Poso, mengapa? Karena adanya ancaman yang berada dalam surat
kabar yang isinya apabila Damsyik Jaelani tidak diangkat, maka akan timbul
kerusuhan Poso 2 yang lebih dahsyat dari kerusuhan Poso 1. Semua itu masih
menjadi bayang-bayang,siapakah sebenarnya oknum di DPRD yang mengeluarkan
ancaman itu. Apakah itu semua keinginan dari DPRD sendiri, atau memang ada
oknum jelek yang sedang bersarang di DPRD itu sendiri? Kita tidak tahu.
3. Penegak Hukum yang Tidak Adil
Selain dua faktor di atas, ada satu lagi sekaligus faktor yang terakhir adalah
dari aparat hukumnya di sini. Bukan karena malas menegakkan hukum, tapi kepada
hukuman yang diberikan kepada pelaku. Sikap Simpati nampaknya sudah lenyap,
yang tinggal hanyalah kebencian terhadap masyarakat itu sendiri. Tindakan yang
keji kerap dilakukan hanya untuk sekedar menghukum para pelaku supaya jera.
Padahal tidak. Apalagi sewaktu penggeledahan, yang berhasil menemukan
berbagai senjata milik masyarakat. Aparat yang berwajib, langsung menghukum
mereka tanpa ampun. Semua pelaku kejahatan dihukum rata, tidak memandang
pelanggaran itu berat atau ringan. Semua masyarakat yang entah bersalah atau
tidak, mendapatkan hukuman berat yang sama. Satu sama dengan lainnya. Karena
inilah, masyarakat menganggap bahwa penegak hukum tidak ada lagi. Yang ada
cuman penghukum saja. Tidak ada hukum yang ditegakkan. Masyarakatpun
menderita tanpa alasan yang jelas. Karena hal itulah, daripada bersusah-susah
berurusan dengan penegak hukum yang dinggap tidak benar itulah, bila ada konflik
di daerah seperti Poso, mereka berusahan menyelesaikannya dengan cara mereka
sendiri. Mereka sendirilah yang turun tangan. Jadilah, mereka menggunakan apa
yang mereka anggap “benar” dalam menyelesaikan masalah. Padahal, solusi
mereka juga berujung konflik.

Anda mungkin juga menyukai

  • PKN
    PKN
    Dokumen13 halaman
    PKN
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-2
    Bab Ii-2
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii-2
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Makalah Mekanika Fluida Baru
    Makalah Mekanika Fluida Baru
    Dokumen4 halaman
    Makalah Mekanika Fluida Baru
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Geologi Presntsi
    Geologi Presntsi
    Dokumen9 halaman
    Geologi Presntsi
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Tegangan Dan Regangan-Libre
    Tegangan Dan Regangan-Libre
    Dokumen18 halaman
    Tegangan Dan Regangan-Libre
    PasyaHumendru
    Belum ada peringkat
  • PKN 1
    PKN 1
    Dokumen4 halaman
    PKN 1
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen8 halaman
    Tugas
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Teori Tektonik Lempeng
    Teori Tektonik Lempeng
    Dokumen52 halaman
    Teori Tektonik Lempeng
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Balok Gerber
    Balok Gerber
    Dokumen27 halaman
    Balok Gerber
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Geologi
    Geologi
    Dokumen2 halaman
    Geologi
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Kliping
    Kliping
    Dokumen31 halaman
    Kliping
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Kliping
    Kliping
    Dokumen31 halaman
    Kliping
    Ester Parera
    Belum ada peringkat