Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

STATIKA 3

OLEH:

NAMA: FREDY LATUL


NPM: 121222011800
KELAS: A
Warisan Budaya Indonesia yang Pernah
Diklaim Malaysia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan
budaya karena beragam suku yang ada di Indonesia. Beberapa
negara tetangga mempunyai kemiripan budaya dengan Indonesia
karena kesamaan akar budaya. Namun tentunya hal tersebut
bukan alasan untuk mengklaim warisan budaya yang jelas-jelas asli
Indonesia.
Contohnya saja Malaysia. Negara tetangga ini kerap
mengklaim budaya-budaya asli Indonesia sebagai warisan budaya
mereka. Hal tentu saja memancing kemarahan masyarakat
Indonesia. Lalu apa saja budaya-budaya Indonesia yang pernah
diklaim Malaysia?

1. Wayang Kulit

Wayang kulit pernah diklaim oleh Malaysia sebagai bagian


dari budaya mereka. Hal ini dikarenakan beberapa orang Indonesia
yang menetap di sana kerap mengadakan pertunjukan wayang
kulit. Untunglah, pada tanggal 27 November 2003 UNESCO
mengakui Wayang Kulit sebagai warisan kebudayaan Indonesia.

2. Lagu Rasa Sayange


Lagu yang satu ini pernah digunakan Malaysia di salah satu
iklan pariwisata Malaysia. Selanjutnya meluncur pernyataan bahwa
lagu Rasa Sayange merupakan kebudayaan milik Malaysia. Ricuh
tersebut segera disudahi oleh Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan
Warisan Budaya Malaysia Rais Yatim yang mengakui lagu Rasa
Sayange adalah milik Indonesia.

3. Batik
Malaysia pernah mengklaim budaya Indonesia yang satu ini
sebagai bagian dari budaya mereka. Untuk menghindari polemik
berkepanjangan, pemerintah Indonesia pun segera mendaftarkan
batik ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan. Meski telah
didaftarkan sejak 3 September 2008, UNESCO baru mengakui
batik sebagai warisan budaya Indonesia pada 2 Oktober 2009
setelah dilakukan pengujian.

4. Reog Ponorogo
Klaim Malaysia yang mengatakan Reog adalah bagian dari
budaya mereka, jelas mengada-ngada. Dari namanya saja sudah
tampak bahwa Reog berasal dari Ponorogo. Untuk menutupi hal
tersebut, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia segera membantah
bahwa Malaysia pernah mengklaim Reog sebagai warisan budaya
mereka.

5. Rendang

Masakan yang disebut-sebut sebagai masakan terenak di


dunia versi CNN ini pun tak lepas dari klaim Malaysia. Rendang
pernah diklaim Malaysia sebagai warisan budaya mereka karena
banyak orang Sumatera Barat yang tinggal di sana dan memasak
rendang.

6. Angklung

Alat musik khas Sunda ini pun pernah diklaim oleh Malaysia
sebagai warisan budaya mereka. Kisruh berakhir setelah angklung
terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan
Nonbendawi Manusia di UNESCO pada bulan November 2010.

7. Tari Pendet dan Tari Piring


Masyarakat Indonesia pernah dikejutkan dengan munculnya
dua tarian ini di iklan pariwisata Malaysia. Malaysia menganggap
dua tarian ini merupakan warisan budaya mereka. Padahal sudah
jelas-jelas Tari Pendet berasal dari Bali dan Tari Piring berasal dari
Sumatera Barat.

8. Kuda Lumping

Meski berasal dari Jawa, Malaysia pernah mengklaim kuda


lumping sebagai budaya mereka. Hal ini dikarenakan banyaknya
orang-orang Jawa yang menetap di Malaysia mewariskan budaya
tersebut kepada anak-anaknya di sana.

PENYEBAB PENGKLAIMAN BUDAYA


INDONESIA OLEH NEGARA LAIN
Keberagaman budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia
sering kali mengundang perhatian dari negara – negara lain untuk
ingin tahu lebih dalam tentang keunikan – keunikan budaya yang
kita miliki. Indonesia terkenal sebagai bangsa yang luhur. Memiliki
keragaman budaya yang tersebar di pelosok-pelosok nusantara.

Dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat


mewarnai keragaman bangsa ini. Tidak heran jika begitu
banyaknya budaya yang kita miliki, justru membuat kita tidak
mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita
sendiri pun sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya
daerah kita. Sangat ironis rasanya, orang Indonesia tetapi tidak
mengenal ciri khas bangsanya sendiri. Ketertarikan budaya yang
semakin meluntur juga sangat nampak pada diri generasi muda
saat ini.

Adapun faktor – faktor penyebabnya adalah sebagai berikut :

Ø Pengklaiman budaya kita oleh Malaysia


1. Karena adanya kesamaan antara suku dan ras masyarakat
indonesia dengan malaysia

2. Faktor bisnis (terutama pengenalan visit malaysia kepada


masyarakat dunia).

3. Faktor perkembangan masyarakat yang notabene pembentuk


ras melayu (jawa,minang,bugis,mandailing) yang awlnya berasal
dari Indonesia lalu berimigrasi ke malaysia yang sebelumnya
membawa kebudayaan asli indonesia lalu mengenalkannya ke
khalayak di seluruh kawasan negara malaysia.

4. Faktor pameran kesenian indonesia di malaysia yang secara


tidak sengaja juga ikut mengajarkan kebudayaan indonesia secara
terperinci kepada masyarakat malaysia yang tertarik kepada
kebudayaan negara Indonesia.

5. Keminiman budaya asli negara malaysia.

6. Kesamaan ciri khas kebudayaan indonesia dengan malaysia dari


faktor kesamaan alat musik nada sebuah lagu, serta adat budaya
tersebut.

7. Kebudayaan tradisional yang notabene telah berabad – abad


ada dan tidak adanya saksi hidup pencipta kebudayaan tersebut
(ex : lagu daerah memang tanpa pencipta).

8. Budayawan kita yang kurang mengerti akan kebudayaan sendiri,


namun budayawan malaysia mengerti dan paham akan seluk beluk
kebudayaan negara indonesia (khususnya melayu).

9. Penyampaian budaya sendiri (minimal:khusus daerah jawa


tengah mengerti akan budaya jawa tengah) yang kurang tetapi
penyampaian info di kancah internasional lebih luas dan terperinci.

10. Kesamaan ras yang mungkin mengakibatkan adanya ideologi


bahwa indonesia dan malaysia itu satu di mata orang – orang
malaysia jadi kepemilikan budaya pun bisa di samakan (intinya
antara indonesia dan malaysia itu sama semua jadi klaim
mengklaim itu tidak salah di mata malasyia ).

11. Faktor awal lahirnya negara indonesia dengan malaysia ,


malaysia beranggapan bahwa antara malaysia dengan Indonesia
itu lebih tua malaysia , jadi malaysia berhak mengklaim
kebudayaan Indonesia karena mereka beranggapan kebudayaan
Indonesia ada karena kebudayaan malaysia jadi asal usul
kebudayaan Indonesia berawal dari malaysia.
Ø Faktor pengklaiman karena globalisasi.
Era globalisasi, tentu akan berpengaruh pada dinamika
budaya di setiap negara. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa
dirasakan dan sangat menonjol saat ini. Begitu bebas budaya yang
masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah
juga sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut.
Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan
dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya
budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini.
Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life style), segi iptek,
maupun adat-istiadat. Kesemua itu berdampak sangat buruk dan
dapat dengan mudah dapat menggeser budaya asli yang ada di
Indonesia.
Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya
hidup kita semakin menjurus ke arah barat yang individual dan
liberal. Budaya gotong-royong pun semakin memudar. Dari segi
iptek, sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni
penyalahgunaan teknologi kerap kali terjadi. Kemudian, belum ada
filterisasi budaya yang masuk. Begitu mudah budaya masuk tanpa
ada penyaringan kesesuaian dengan budaya asli kita. Akibatnya
kita seperti berjalan mengikuti perkembangan zaman yang semakin
modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang dulu melekat dalam
diri, perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang
ada justru kita abaikan.
Dampak yang paling buruk terjadi ialah hilangnya budaya-
budaya yang menjadi ciri khas di beberapa daerah. Bahkan terjadi
pencurian atau sering kita dengar pengklaiman budaya nasional
oleh negara lain. Sungguh disayangkan hal itu bisa dialami bangsa
Indonesia. Akhir-akhir ini negara tetangga kita mengklaim begitu
banyak budaya dari Indonesia. Bisa kita ambil contoh, batik, reog
ponorogo, masakan rendang dari Sumatra Barat, kuda lumping,
lagu rasa sayange, alat musik angklung, gamelan dari Jawa serta
tari piring. Sampai yang terkini adalah tari pendet dari Bali, dan
masih banyak lagi. Ini semakin menunjukkan bahwa kita lemah
dalam menjaga jati diri dan mudah kecolongan oleh negara lain.

Ø Kesadaran generasi muda yang kurang akan pentingnya


budaya.
Untuk mempertahankan budaya memang sangat dibutuhkan
kesadaran yang kuat. Tidak hanya mengakui tetapi harus ikut serta
dalam pelestarian budaya. Dari kesadaran itulah akan muncul
upaya-upaya menjaga, melindungi budaya asli daerah sehingga
akan tetap utuh. Sehingga, tidak mungkin akan diakui negara lain.

Ø Perpindahan penduduk menyebabkan budaya kita diakui


oleh negara lain.
Saat ini banyak penduduk Indonesia yang bekerja di luar
negeri. Bahkan banyak pula yang telah menetap di sana menjadi
warga negara tempat ia tinggal. Perpindahan tersebut tidak
menutup kemungkinan akan diikuti perpindahan budaya. Budaya-
budaya dari Indonesia pasti ada yang diterapkan di negara lain
tempat mereka bekerja. Inilah yang menyebabkan keinginan
negara lain untuk mengakui budaya Indonesia. Karena mereka
menganggap budaya itu sudah biasa mereka lihat di negaranya.

Ø Pemerintah kurang perhatian terhadap kekayaan budaya


nasional.
Buktinya, salah satu kesenian dari Jawa Timur yaitu Reog
Ponorogo sempat menjadi perdebatan kepemilikan dengan pihak
Malaysia. Padahal dari namanya saja sudah jelas bahwa itu milik
Indonesia. Sebenarnya hal itu bisa disiasati dengan mendaftarkan
hak cipta budaya. Supaya dunia internasional mengakui atas
kememilikan budaya Indonesia. Kemudian, kurangnya sarana
untuk menampilkan budaya asli Indonesia kepada masyarakat luas.
Ini bukan masalah yang kecil, melainkan masalah yang
menyangkut ciri khas bangsa kita. Harus segera diatasi, agar tidak
ada lagi budaya kita yang diambil pihak luar.

Anda mungkin juga menyukai

  • Balok Gerber
    Balok Gerber
    Dokumen27 halaman
    Balok Gerber
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Geologi Presntsi
    Geologi Presntsi
    Dokumen9 halaman
    Geologi Presntsi
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Makalah Mekanika Fluida Baru
    Makalah Mekanika Fluida Baru
    Dokumen4 halaman
    Makalah Mekanika Fluida Baru
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • PKN 1
    PKN 1
    Dokumen4 halaman
    PKN 1
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-2
    Bab Ii-2
    Dokumen25 halaman
    Bab Ii-2
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen8 halaman
    Tugas
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Tegangan Dan Regangan-Libre
    Tegangan Dan Regangan-Libre
    Dokumen18 halaman
    Tegangan Dan Regangan-Libre
    PasyaHumendru
    Belum ada peringkat
  • Teori Tektonik Lempeng
    Teori Tektonik Lempeng
    Dokumen52 halaman
    Teori Tektonik Lempeng
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Geologi
    Geologi
    Dokumen2 halaman
    Geologi
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • PPKN
    PPKN
    Dokumen4 halaman
    PPKN
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Kliping
    Kliping
    Dokumen31 halaman
    Kliping
    Ester Parera
    Belum ada peringkat
  • Kliping
    Kliping
    Dokumen31 halaman
    Kliping
    Ester Parera
    Belum ada peringkat