Kelas : XI Ipa3
Tentang :
Gampangnya, bank konvensional bisa kita definisikan sebagai bank umum. Contoh dari bank
konvensional misalnya BCA, BNI, BRI, MANDIRI, dan sebagainya. Sudah pada tau kan bank-
bank tersebut menjalankan operasinya secara konvensional menerapkan sistem bunga.
Besaran bunga sudah diatur berdasarkan prosedur dan ketentuan yang sudah ditetapkan.
Bagaimana bank syariah bisa memperoleh keuntungan? Caranya iyalah uang tabungan dari
nasabah dibuat untuk usaha. Tentunya usaha yang sesuai agama islam baik. Lalu bila usahanya
memperoleh hasil, keuntungan tersebut dibagi antara pihak bank dan nasabah yang disebut nisbah.
Bunga pada bank konvensional tidak sama dengan nisbah pada bank syariah. Bunga sudah
ditentutan tetap. Pihak bank, mau rugi atau untung banyak harus membayar sejumlah bunga yang
didapat nasabah tersebut. Sedangkan perhitungan nisbah pada bank syariah tidak seperti itu. Dari
awal memang sudah ada perjanjian persentase (misal, bank 80% dan nasabah 20%). Jadi
seandainya usaha yang menggunakan modal milik nasabah memperoleh keuntungan besar,
nasabah bisa mendapatkan bagi hasil yang lebih banyak juga. Kalau sedikit ya sedikit. Tidak
menentu.
Tidak semua nasabah bank syariah bisa memperoleh nisbah. Ini tergantung pada akad saat
pembukaan rekening. Akad yang paling umum digunakan iyalah wadiah (titipan) dan mudharabah
(bagi hasil). Jadi untuk nasabah yang memilih akad wadiah hanya memperoleh jaminan titipan uang
yang ditabung aman, bisa diambil kapan saja, dan menikmati fasilitas bank yang disediakan. Meski
demikian kadang-kadang pihak bank juga memberikan bonus sesuai kerelaan dan kebijakan
masing-masing bank.
Lebih lanjut mengenai ini, silakan baca: Pengertian dan perbedaan akad wadiah dan mudharabah
pada bank syariah
Oh ya, penamaan bank syariah ini hanya di Indonesia saja. Di tempat lain bank seperti ini lebih
terkenal dengan nama bank islam. Contoh bank syariah misalnya bank muamalat / muamalah, BNI
syariah (iB nasabah), BCA Syariah, BRI Syariah (BRIS), Bank Syariah Mandiri (BSM), dan
sebagainya.
Akad
Akad di sini adalah perjanjian antara nasabah dengan pihak bank. Akad pada bank
konvensional berpatokan hukum positif, sedangkan bank syariah berdasarkan hukum agama
islam. Ya seperti akad wadiah dan mudharabah di atas contohnya.
Sedangkan bagi bank syariah, sistem bunga seperti itu adalah riba yang harus dihindari oleh
umat muslim. Sebagai gantinya, bank islami ini menerapkan sistem nisbah pada akad
mudharabah dan bonus untuk akad wadiah.
Dewan pengawas
Agar memperoleh keuntungan, pihak bank menggunakan uang nasabah untuk modal usaha. Di
bank syariah diwajibkan adanya dewan pengawas untuk mengawasi apakah usaha dan
operasional yang dilakukan pihak bank sesuai aturan islam atau justru berlawanan. Sedangkan
pada bank konvensional tidak harus adanya dewan pengawas seperti ini.
Hubungan antara pihak bank syariah dengan nasabahnya lebih erat dibanding di bank
konvensional. Mengapa? Ya karena bank syariah memperlakukan nasabah sebagai partner
atau mitra usaha. Selain itu nasabah bank syariah punya hak untuk tau uang simpanannya
digunakan untuk apa saja.
Promosi
Promosi yang dilakukan bank syariah biasanya disampaikan kepada masyarakat lebih jelas
isinya, transparan dan tidak ambigu. Demikianlah pengertian dan perbedaan bank konvensional
dengan bank syariah.
Contoh soal :
2. Ketiga fungsi bisa di jalankan satu individu merupakan sejarah Bank Syariah pada
zaman?
A. Zaman Bani Umayah dan Abasiah
B. Zaman di Eopa
C. Zaman Nabi
D. Zaman syariah modern
E. Zaman syariah tradisional
3. Aplikasi perbankan Safe Deposit Box dan Rahn merupakan aplikasi dalam bentuk...
A. Wadiah yad al amanah
B. Wadiah yad dhamanah
C. Wadiah yad amanh
D. Murabahah
E. Bank syariah
5. 1. Ba`i = penjual
2. Musytari= pembeli