Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM IPA 1
INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN DI
SAWAH

Dosen : Purwanti Widhy Hastuti S.Pd.,M.Pd.

Oleh :

Nama: Candrawati Irma M


Kelas : Pendidikan IPA A 2017
NIM : 17312244022

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2018
A. Judul
Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan di Sawah
B. Tujuan Percobaan
1. Mengidentifikasikan macam vegetasi dan hewan di sawah
2. Mengetahui bentuk interaksi makhluk hidup dengan lingkungan yang ada di sawah
C. Dasar Teori
Di alam ini, terdapat organisme hidup dengan lingkungannya yang saling
berinteraksi dan saling memengaruhi satu sama lain yang merupakan sistem. Dalam hal
ini makhluk hidup biasa disebut dengan biotik, sedangkan makhluk yang tidak hidup
disebut abiotik. Sistem tersebut terdapat dua aspek yang sangat penting yaitu arus energi
atau aliran energi dan daur materi. Aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan,
keragaman biotik, dan siklus bahan atau pertukaran bahan-bahan antara bahan hidup dan
tidak hidup. Sistem ini disebut ekosistem. (Irwan, ZoerainiDjamal, 2012 : 27)

Menurut Undang-undang lingkungan hidup (UULH, 1982) ekosistem adalah


tatanan kesatuan secaara utuh menyeluruh antara segenap unsure lingkungan hidup yang
saling memengaruhi. Dalam ekosistem, terdapat makhluk hidup dan lingkungannya.
Makhluk hidup terdiri dari tumbuhan, hewan dan manusia. Sedangkan lingkungan adalah
segala sesuatu yang berada di luar individu. Menurut UULH Tahun 1982, lingkungan
hidup adalah suatu kesatuan ruang, dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan
peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas, atau
merupakan kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi antar
hubungan. Disini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja,
tetapi juga segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta
energi yang menjadi sumber kekuatan. Untuk mendapatkan energi dan materi, yang
diperlukan untuk kelangsungan hidup semua komunitas bergantung kepada lingkungan
abiotik. Organisme produsen memerlukan energi, cahaya, oksigen, air, dan garam-garam
yang semuanya diambil dari lingkungan abiotik. Energi dan materi dari konsumen tingkat
pertama diteruskan ke konsumen tingkat kedua dan seterusnya melalui jaring-jaring
makanan (Irwan, Zoeraini Djamal, 2012 : 28).
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel. Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari
sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya(Suzyanna, 2013:58).

Menurut Irwan, Zoeraini Djamal (2012: 29) kaidah-kaidah ekosistem meliputi:

a. Suatu ekositem diatur dan dikendalikan secara alamiah.

b. Suatu ekosistem mempunyai daya kemampuan yang optimal dalam keadaan


berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosistem tidak lagi terkendali, dengan
akibat menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan atau krisis lingkungn yang
tidak lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan organisme.

c. Terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang saling


memengaruhi dan bersifat timbal balik.

d. Interaksi terjadi antara:

1) Komponen komponen biotik dengan komponen abiotik.

2) Sesama komponen biotik.

3) Sesama komponen abiotik.

e. Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk
mencapai suatu optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat ditimbulkan
terhadapnya dalam ukuran batas-batas kesanggupan.

f. Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas di samping yang umum dan
secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan terhadap
ekosistem keseluruhannya.
g. Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengruhi oleh faktor tempat, waktu dan
masing-masing membentuk basis-basis perbedaan di antara ekosistem itu sendiri
sebagai pencerminan sifat-sifat yang khas.

h. Antara satu dengan yang lainnya, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri
untuk memiliki interaksinya pula secara tertentu.

Dari segi keperluan deskriptif, komponen-komponen dalam ekosistem terdiri dari:

a. Komponen abiotik

1) Air

Variasi drastis dalam ketersediaan air di antara habitat-habitat yang


berbeda merupakaan sebuah faktor penting lain dalam distribusi spesies.
Spesies yang hidup di pesisir atau di lahan basah pasang dapat terdesikasi
(mengering) sewaktu padang surut. Organisme darata menghadapi ancaman
desikasi yang nyaris terus menerus dan distribusi spesies darat mencerminkan
kemampuan memperoleh dan mengonversi air. Organisme gurun misalnya
menunjukkan berbagai adaptasi untuk memperoleh dan mengonversi air di
lingkungan kering. (Campbell, et all : 1999: 23)

2) Suhu

Suhu lingkungan merupakan faktor yang penting dalam distribusi


organisme karena efeknya terhadap proses-proses biologis. Sel-sel mungkin
pecah jika air yang dikandung membeku, dan protein-protein kebanyaka
organisme terdenaturasi pada suhu di atas 45°C. Selain itu, hanya sedikit
organisme yang dapat mempertahankan metabolisme aktif pada suhu yang
amat rendah atau amat tinggi. (Campbell, et all : 1999 : 23)

3) Senyawa –senyawa ion organik (C, H, CO2, H2O dan lainnya) yang terlibat
dalam siklus hahan mineral.(Irwan, ZoerainiDjamal, 2012: 30)

4) Senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak dan sebagainya) yang


menghubungkan biotik dan abiotik. (Irwan, ZoerainiDjamal, 2012: 30)
b. Komponen biotik

Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di
bumi, baik tumbuhan maupun hewan (Nana,2011: 4).

1.) Produsen : tumbuhan hijau dan bakteri (autotrof)

2.) Konsumen : herbivora, karnivora (heterotrof)

3.) Dekomposer : bakteri

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan
waktu tertentu. Contoh populasi dapat berupa populasi rumput, populasi ikan, populasi
kepiting, popuasi kerang, populasi padi, populasi tikus, populasi ular, dan lain-lain.
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam komunitasnya (Irwan, ZoerainiDjamal, 2012:
32).
Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut (Irwan, ZoerainiDjamal, 2012: 33):
1. Alelopati
Merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat
yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon
walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan
zat yang bersifat toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai
anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
2. Kompetisi
Merupakan interaksi antarpopulasi, bila antar populasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh,
persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis,
baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi
lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme
dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut (Irwan, ZoerainiDjamal,
2012: 33):
1. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu
organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya
sehingga bersifat merugikan inangnya.
2. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies
dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies
diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon
yang ditumpanginya.
3. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang
saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup
pada bintil akar kacang-kacangan.

D. Metodologi Percobaan
1. Waktu dan Tempat
Hari Tanggal : Rabu, 5 Desember 2018
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : Sawah dekat rumah Indah
2. Alat dan Bahan
a. Kamera
b. Alat tulis
3. Desain Percobaan
1,5 m

1,5 m

4. Prosedur percobaan

Menentkan lokasi pengamatan di sawah

Membuat plot 1,5 mX1,5 m untuk membatasi sawah tersebut

Mengamati macam vegetasi dan hewan di sawah


Mengamati bentuk interaksi yang terjadi

Mencatat pada lembar kerja

E. Data Hasil Percobaan


1. Macam-macam vegetasi dan hewan

No Macam Biotik Jumlah


1 Capung 3
2 Angga-angga air 7
3 Keong 2
4 Siput 2
5 Mawar air 15
6 Padi Banyak
7 Rumput Banyak

2. Jenis interaksii

No Nama organisme yang Gejala interaksi Jenis interaksi


terlibat
1 Capung dengan air Cacing menempel di air Netralisme
2 Angga-angga air dengan Angga-angga air diatas Netralisme
air air
3 Keong dengan tanah Keong jalan diatas tanah Netralisme
4 Mawar air dengan air Mawar air yang tmbuh Netralisme
diatas air
5 Ulat dan rumput Ulat yang menempel di Parasitisme
rumput

F. Pembahasan
Praktikum yang berjudul Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan di Swah
memiliki tujuan mengidentifikasikan macam vegetasi dan hewan di sawah dan
mengetahui bentuk interaksi makhluk hidup dengan lingkungan yang ada di sawah.
Pengamatan ini dilakukan pada hari rabu tanggal 5 Desember 2018 di sawah dekat rumah
Indah.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu tali untuk membuat plot pada sawah dengan
ukuran 1,5 m X 1,5 m, kamera yang berfungsi untuk mengabadikan foto, alat tulis untuk
mencatat hasil pengamatan.
Menurut Undang-undang lingkungan hidup (UULH, 1982) ekosistem adalah tatanan
kesatuan secaara utuh menyeluruh antara segenap unsure lingkungan hidup yang saling
memengaruhi. Dalam ekosistem, terdapat makhluk hidup dan lingkungannya. Makhluk
hidup terdiri dari tumbuhan, hewan dan manusia. Sedangkan lingkungan adalah segala
sesuatu yang berada di luar individu.
Interaksi terjadi antara: Komponen komponen biotik dengan komponen abiotic,
sesama komponen biotik dan sesama komponen abiotik.

Pada percobaan ini, yang dilakukan yaitu menentkan lokasi pengamatan di sawah,
kemudian membuat plot 1,5 mX1,5 m untuk membatasi sawah tersebut, mengamati
macam vegetasi dan hewan di sawah, mengamati bentuk interaksi yang terjadi. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa plot sawah dengan ukuan 1,5 m X 1,5 m dihuni oleh
capung, angga-angga air, keong, siput, mawar air, padi, rumput. Dalam se plot sawah ini
terjalin interaksi yaitu pada ulat dan rumput, ulat ini menempel pada rumput, bentuk
interaksi yang terjadi yaitu parasitisme karena rumput dirugikan oleh keberadaan ulat
yang memakan daun dari rumput. Pada angga-angga air dengan air, gejala interaksi yang
terjadi yaitu angga-angga air diatas air, bentuk interaksinya yaitu netralisme karena tidak
saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Pada capung dengan air, gejala
interaksi yang terjadi yaitu cacing menempel di air dan bentuk interaksi yang terjadi yaitu
netralisme karena capung dengan air tidak saling mengganggu dan tidak ada yang
diuntungkan maupun dirugikan. Keong dengan tanah gejala interaksi yang terjadi yaitu
Keong jalan diatas tanah, bentuk interaksi yaitu netralisme karena keong yang berjalan di
atas tanah ini tidak saling mengganggu dan tidak ad yang dirugikan ataupun
diuntungkan. Mawar air dengan air gejjala interaksi yang terjadi yaitu mawar air diatas
air bentuk interaksi yaitu netralisme karena mawar air dengan air inin tidak saling
mengganggu dan tidak ada pihak yang dirugikan maupun diuntungkan.

Pada lingkungan plot sawah dan penghuni di dalamnya ini menunjukkan bahwa
organisme yang menempati suatu lingkungan berperan dan berinteraksi aktif terhadap
lingkungannya. Lingkungan ini merupakan ruang tiga dimensi dan organisme yang ada di
dalamnya merupakan bagian yang menghuninya. Lingkungan disini bersifat dinamis dan
dapat berubah-ubah setiap saat. Perubahan dan perbedaan yang terjadi secara mutlak
maupun relatif dari faktor-faktor lingkungan terhadap tumbuhan maupun hewan akan
berbeda-beda menurut waktu, tempat dan keadaan organime itu sendiri.

Organisme dan lingkungannya terjalin hubungan timbal balik yang sangat erat.
Tanpa lingkungan, organisme tidak mungkin ada, dan sebaliknya jika lingkungan tanpa
organisme tidak berarti apa-apa. Di samping itu lingkungan akan memenuhi standar
kehidupan jika lingkungan itu harus dapat mencukupi kebutuhan minimum dari
kehidupan, serta lingkungan tidak dapat memengaruhi hal yang bertentangan dengan
kehidupan organisme. Banyak persyaratan dari organisme terhadap lingkungan agar
mereka dapat hidup terus. Jika makhluk hidup itu tidak dapat menyesuaikan dengan
perubahan lingkungan maka ia akan mati. Banyak dari organisme yang mati ketika masih
muda. Hal itu disebabkan, sebagian besar individu yang masih muda mati bukan karena
cacat atau kekurangan secara alami, akan tetapi adalah disebabkan oleh ketidakmampuan
dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Walaupun tetap ada kelahiran-kelahiran
individu itu mempunyai cacat dari lahir atau cacat bawaan itu bukanlah faktor utama.

G. Simpulan

Dari pengamatan yang dilakukan di sawah dapat di simpulkan bahwa ;

1. Macam vegetasi dan hewan yang ditemukan disawah adalah tanaman padi, rumput,
mawar air, capung, angga-angga air ulatdan keong.
2. Bentuk interaksi yang terjaadi adalah netralisme (capung dengan air, angga-angga air
dengan air, keong dengan tanah, dan mawar air dengan air) dan parasitisme (ulat
dengan rumput).

Daftar Pustaka

Campbell. 1999. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga.


Irwan, Zuraini D. 2012. Prinsip-Prinsip Ekologi, Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya.
Jakarta : Bumi Aksara.
Nana. 2011. Makhluk Hidup dengan Lingkungan. Jurnal Pendidikan Luar Biasa. Diakses
pada //file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031-
NANA_JUMHANA/FINALISASI_IPA_PJJ/UNIT_5.pdf pada hari kamis tanggal 6
Desember 2018 pukul 06.30 WIB.

Suzyanna. 2013. Interaksi Antara Predator-Prey dengan Faktor Pemanen Prey.


Juournal of Scientific Modeling & Computation, Volume 1 No. 1. Diakses melalui
natural-a.ub.ac.id/index.php/natural-a/article/download/103/100 pada hari kamis
tanggal 6 Desember pukul 05.25 WIB.

Undang Undang Lingkungan Hidup. 1982. Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai