MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Virologi
Dosen
Iis Kurniati, S.Pd., M.Kes
NIP. 19600220 198103 2 001
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Ariyanto P17334116002
Ossy Wardhanty P17334116023
Annisa Ghina Mahirah P17334116035
Kelas 3 A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Aspek
Patogen dan respon Imun Terhadap Infeksi Virus”. Penulisan makalah adalah
merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Virologi.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa hambatan
apapun. Demikian tugas makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat dan
dapat menambah ilmu pengetahuan. Aamiin.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
penyakit atausebagai agen pewaris sifat tergantung darisel-sel inangnya dan
kondisi lingkungan.
Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya
apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati
karena ia dapat dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus
dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus
mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan
sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.Virus merupakan
organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma,
organel sel, dan tidak bisa membelah
diri sendiri.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas penulis menetapkan
judul makalah “Aspek patogen dan respon terhadap infeksi virus”
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Virus
Virus adalah mikroorganisme yang sedemikian kecilnya sehingga hanya
dapat dilihat pada pembesaran yang disediakan oleh mikroskop elektron. Virus
memperbanyak diri hanya pada sel-sel hidup, karena inilah mereka disebut parasit
intra obligat. Virus dapat lolos melewati pori-pori saringan yang tidak
memungkinkan lewatnya melalui bakteri. Mereka bergantung pada sel-sel
inangnya untuk melakasanakan fungsi-fungsi yang vital. Virus berpindah dari satu
sel inang ke sel inang lainnya dalam bentuk paket-paket kecil berupa gen.
2.2 Patogenesis
Patogenesis adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan
penyait, sedangkan infeksi adalah invas inang oleh mikroba yang memperbanyak
dan berasosiasi dengan jaringan inang. Patogenesis virus merupakan suatu
tahapan akhir terjadinya penyakit setelah infeksi virus. Patogenesis virus ini
berakibat timbulnya suatu penyakit klinis atau subklinis (tidak bergejala) yang
merupakan hasil interaksi antara beberapa faktor antara virus dan inang.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Plasenta – Virus mencapai plasenta jika ibu mengalami viremia. Virus
dapat berkembang biak dahulu dalam plasenta atau langsung masuk ke
janin. Kelainan yang terjadi tergantung dari jenis virus dan usia kehamilan.
Contoh dari virus ini adalah virus rubella, cytomegalo virus dan kadang-
kadang virus varicela.
2. Replikasi Primer
Setelah mendapatkan masuk ke host potensial, virus harus memulai infeksi
dengan memasukkan sel rentan. Hal ini sering menentukan apakah infeksi akan
tetap terlokalisasi di tempat masuk atau menyebar menjadi infeksi sistemik.
7
Menyeberang melalui jaringan
6. Replikasi Sekunder
Terjadi pada infeksi sistemik ketika virus mencapai jaringan lain di mana
ia mampu replikasi, misalnya Virus polio (usus epitel – neuron di otak & sumsum
tulang belakang) atau Lentivirus (makrofag – CNS + jaringan lainnya). Jika virus
dapat dicegah dari jaringan luas di mana replikasi sekunder dapat terjadi,
umumnya tidak ada hasil penyakit.
8
kelumpuhan atau kematian (biasanya karena kegagalan pernapasan) untuk Virus
polio.
Dua mekanisme memungkinkan virus influenza untuk mengubah
konstitusi antigeniknya :
Antigenik Drift akumulasi bertahap mutasi kecil (misalnya substitusi
nukleotida) dalam genom virus yang mengakibatkan halus diubah coding
potensial dan karena itu diubah antigenisitas, yang mengakibatkan
penurunan pengakuan oleh sistem kekebalan tubuh. Proses ini terjadi pada
semua virus sepanjang waktu, tetapi pada tingkat yang sangat berbeda,
misalnya RNA virus => virus DNA. Sebagai tanggapan, sistem kekebalan
tubuh selalu beradaptasi dengan pengakuan dan respon terhadap struktur
antigenik baru – tetapi selalu satu langkah di belakang. Namun dalam
banyak kasus, sistem kekebalan tubuh akhirnya mampu mengalahkan
virus, sehingga izin.
9
spesifik terhadap virus tersebut. Pengenalan dan pemusnahan sel yang
terinfeksi virus sebelum terjadi replikasi sangat bermanfaat bagi pejamu.
Permukaan sel yang terinfeksi virus mengalami modifikasi, terutama
dalam struktur karbohidrat, menyebabkan sel menjadi target sel NK. Sel
NK mempunyai dua jenis reseptor permukaan. Reseptor pertama
merupakan killer activating receptors, yang terikat pada karbohidrat dan
struktur lainnya yang diekspresikan oleh semua sel. Reseptor lainnya
adalah killer inhibitory receptors, yang mengenali molekul MHC kelas I
dan mendominasi signal dari reseptor aktivasi. Oleh karena itu sensitivitas
sel target tergantung pada ekspresi MHC kelas I. Sel yang sensitif atau
terinfeksi mempunyai MHC kelas I yang rendah, namun sel yang tidak
terinfeksi dengan molekul MHC kelas I yang normal akan terlindungi dari
sel NK. Produksi IFN-α selama infeksi virus akan mengaktivasi sel NK
dan meregulasi ekspresi MHC pada sel terdekat sehingga menjadi resisten
terhadap infeksi virus. Sel NK juga dapat berperan dalam ADCC bila
antibodi terhadap protein virus terikat pada sel yang terinfeksi.
Beberapa mekanisme utama respons nonspesifik terhadap virus,
yaitu :
10
b. Respons Imun Spesifik Terhadap Infeksi Virus
11
Infeksi virus lain, seperti influenza dan common cold, mempunyai
masa inkubasi yang pendek, dan organ target virus sama dengan pintu
masuk virus. Waktu yang dibutuhkan respons antibodi primer untuk
mencapai puncaknya menjadi terbatas, sehingga diperlukan produksi cepat
interferon untuk mengatasi infeksi virus tersebut. Antibodi berfungsi
sebagai bantuan tambahan pada fase lambat dalam proses penyembuhan.
Namun, kadar antibodi dapat meningkat pada cairan lokal yang terdapat di
permukaan yang terinfeksi, seperti mukosa nasal dan paru. Pembentukan
antibodi antiviral, khususnya IgA, secara lokal menjadi penting untuk
pencegahan infeksi berikutnya. Namun hal ini menjadi tidak bermanfaat
apabila terjadi perubahan antigen virus.
Peran antivirus dari IFN cukup besar terutama IFN-a dan IFN-b. Kerja IFN
sebagai antivirus adalah :
1. Meningkatkan ekspresi MHC kelas I
2. Aktivasi sel NK dan makrofag
3. Menghambat replikasi virus
12
4. Menghambat penetrasi ke dalam sel atau budding virus dari sel yang
terinfeksi.
13
antigen yang homolog dengan region berbeda dari protein virus yang
sama, dari protein berbeda dari virus yang sama atau bahkan dari virus
yang berbeda. Aktivasi oleh virus kedua tersebut dapat menimbulkan
memori dan imunitas spontan dari virus lain setelah infeksi virus inisial
dengan jenis silang. Demam dengue dan demam berdarah dengue
merupakan infeksi virus akut yang disebabkan oleh empat jenis virus
dengue. Imunitas yang terjadi cukup lama apabila terkena infeksi virus
dengan serotipe yang sama, tetapi bila dengan serotipe yang berbeda maka
imunitas yang terjadi akan berbeda. Gangguan pada organ hati pada
demam berdarah dengue telah dibuktikan dengan ditemukannya RNA
virus dengue dalam jaringan sel hati dan organ limfoid. Virus dengue
ternyata menyerang sel kupffer dan hepatosit sehingga terjadi gangguan di
hati.
14
BAB IV
PENUTUP
1.1 Simpulan
Virus adalah mikroorganisme yang sedemikian kecilnya sehingga hanya
dapat dilihat pada pembesaran yang disediakan oleh mikroskop elektron.
Virus memperbanyak diri hanya pada sel-sel hidup, karena inilah mereka
disebut parasit intra obligat.
Proses dasar dari penyakit adalah terjadinya siklus replikatif virus
sebagian atau lengkap dalam sel inang. Penyakit virus mengakibatkan
beberapa abnormalitas atau struktural dan fungsional yang dihasilkan dari
infeksi virus pada organisme inang.
Uraian singkat mengenai langkah-langkah dalam patogenesis virus adalah
sebagai berikut: masuknya virus terhadap inang, replikasi primer virus,
penyebaran virus, cidera sel, respons imun inang, pembersihan virus atu
infeksi menetap secara persisten dan pelepasan virus.
Mekanisme Pertahanan Tubuh (Respons Imun) terhadap Infeksi Virus,
terdiri dari:
a. Respons Imun Nonspesifik Terhadap Infeksi Virus
Secara jelas terlihat bahwa respons imun yang terjadi adalah
timbulnya interferon dan sel natural killler (NK) dan antibodi yang
spesifik terhadap virus tersebut
b. Respons Imun Spesifik Terhadap Infeksi Virus
Mekanisme respons imun spesifik ada dua jenis yaitu respons
imunitas humoral dan selular.
1.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16