Anda di halaman 1dari 3

1.

Judul jurnal :
Penyakit Virus Ebola: Review Pada Epidemiologi, Gejala,
Pengobatan Dan Patogenesis.
2. Penulis :
M. goeijenbier, JJA van Kampen, CBEM Reusken, MPG
Koopmans, ECM van Gorp.
3. Identitas jurnal :
1. Departemen Viroscince, Erasmus MC, Rotterdam, Belanda. Pusat
Koordinasi Nasional Untuk Penyakit Menular. (CIB) Institute
Nasional Untuk Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan. Email:
e.vangorp@erasmusmc.nl.
2. The Journal Of Medicine.
3. Volume 7 2 No 9 November 2014.
4. Pendahuluan :
Pada tanggal 8 Agustus 2014 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan penyakit virus Ebola (EVD) wabah di Afrika Barat Health
Emergency Masyarakat Peduli Internasional (PHEIC), menekankan
perlunya perhatian internasional dan kolaborasi untuk mengendalikan
wabah. Pada saat ini (18 September 2014) total 5335 kasus dengan
2622 dilaporkan kematian telah diberitahu, di Guinea, Liberia, dan
Sierra Leone.
Virus yang menyebabkan wabah telah ditandai sebagai Zaire
Ebolavirus (EBOV). Virus ini pertama kali ditemukan di desa
Yambuku (Zaire), tepatnya di Sungai Ebola, negara Kongo. Wabah
ebola pertama ditemukan di Afrika Barat pada tahun 1979-1994
diakibatkan seekor simpanse yang terinfeksi. Mengalami peningkatan
pada tahun 1994. Kasus indeks dari wabah terkait di negara Kongo
diakibatkan karena telah mengkonsumsi daging semak.
Gejala pada pasien EDV biasanya terjadi setelah masa inkubasi 4-
10 hari, dengan kisaran 2-21 hari. Fase penyakit ini ditandai dengan
potensi komplikasi perdarahan dan kegagalan organ multiple.
Ribavirin, salah satu obat antivirus yang digunakan untuk pengobatan
virus ebola.
5. Tujuan :
6. Manfaat :
7. Hasil dan pembahasan
1. Hasil
Wabah virus ebola saat ini menekankan sistem kesehatan
masyarakat di negara-negara yang terkena dampak, tetapi juga memicu
peningkatan kesadaran bagi di negara-negara beresiko.
2. Pembahasan
Virus yang menyebabkan wabah telah ditandai sebagai Zaire
Ebolavirus (EBOV). Kasus indeks dari wabah terkait di negara Kongo
diakibatkan karena telah mengkonsumsi daging semak. Gejala pada
pasien EDV biasanya terjadi setelah masa inkubasi 4-10 hari, dengan
kisaran 2-21 hari penderita mengalami mual, sakit perut, muntah dan
diare, Sakit kepala, kelemahan mendalam dan koma, Batuk, dyspnoea
dan rhinorrhoea. Fase penyakit ini ditandai dengan potensi komplikasi
perdarahan dan kegagalan organ multiple. Mual, sakit perut, muntah dan
diare, Sakit kepala, kelemahan mendalam dan koma, Batuk, dyspnoea
dan rhinorrhoea
Spesies yang terlibat dalam penginfeksi virus pada manusia
diantaranya, Simpanse, Gorila, Kelelawar buah, Dapat tertular melalui
cairan tubuh (air liur, urin, feses, dan keringat). Setelah infeksi,
perkembangan penyakit sangat kompleks interaksinya antara virus, host,
dan lingkungannya. Virus ebola masuk ke tubuh manusia melalui
permukaan mukosa, lecet dan luka-luka di kulit. Virus ebola masuk di
dalam aliran darah dan memiliki akses keseluruh tubuh sehingga dapat
menginfeksi berbagai jenis sel. Dimana sel-sel yang terinfeksi ini akan
mati sehingga menurunkan kemampuan sistem kekebalan tubuh atau
penurunan produksi pembekuan.
8. Kesimpulan :
Wabah virus ebola saat ini menekankan sistem kesehatan
masyarakat di negara-negara yang terkena dampak, tetapi juga memicu
peningkatan kesadaran bagi di negara-negara beresiko, terutama bagi
tenaga kesehatan yang menangani pasien yang terinfeksi virus ebola.
Saat ini strategi perawatan hanya mengandalkan obat antivirus yang
masih dalam tahap percobaan.
9. Kekurangan jurnal :
10. Kelebihan jurnal :
11. Rekomendasi :

Anda mungkin juga menyukai