Anda di halaman 1dari 6

KONEKSI

Standar Proses Menurut NCTM untuk Siswa Kelas 6-8

Berpikir secara matematis meliputi menentukan suatu koneksi, sehingga dengan adanya
koneksi tersebut, pemahaman siswa akan terbentuk. Tanpa adanya koneksi, siswa harus
belajar dan mengingat banyak konsep-konsep dan keterampilan yang terisolasi. Dengan
koneksi, siswa dapat membangun pemahaman baru dari pengetahuan-pengetahuan yang telah
didapatkan sebelumnya. Fokus penting matematika untuk siswa kelas menengah pertama
yaitu bilangan rasional, proporsi (rasion/perbandingan), dan hubungan linear, semua materi
ini saling berhubungan. Jadi dengan adanya koneksi, siswa akan dengan mudah memahami
seluruh konten pada matematika, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilalui
siswa bermakna bagi siswa.
Contoh pada bagian ‘Geometri’ tentang layang-layang mengajak siswa untuk memeriksa
keliling dan luas dari gambar yang sebangun untuk menginvestigasi hubungan proporsional.
Contoh pada bagian ‘Data Analisis’ mengilustrasikan bagaimana cara untuk mengumpulkan,
merepresentasikan, dan menganalisis data sehingga dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuannya ke dalam ide-ide matemtika yang lain, termasuk variasi
dan perubahan, peluang, serta rasio dan proporsi. Contoh pada bagian ‘Aljabar’ tentang
telepon seluler mendemonstrasikan bagaimana koneksi diantara bentuk-bentuk yang
bervariasi dari representasi menghasilkan wawasan/pengetahuan terkait pola dan keteraturan
dalam permasalahan. Dengan jelas terlihat bahwa konteks permasalahan yang kaya
mencakup koneksi dengan disiplin-disiplin yang lain (contohny: sains, pengetahuan sosial,
seni) ataupun dengan dunia nyata atau pengalaman sehari0hari yang dialami oleh siswa kelas
menengah pertama.

Bagaimana seharusnya koneksi digunakan untuk siswa kelas 6-8?


Kelas matematika untuk siswa kelas menengah pertama seharusnya memberikan
keuntungan pada siswa secara terus-menerus untuk menjadikan matematika sebagai
keseluruhan pengalaman yang koheren melalui kurikulum yang digunakan dan pertanyaan-
pertanyaan yang ditayakan oleh siswa maupun guru di dalam kelas. Siswa melakukan
koneksi antar ide-ide matematis apabila ia ditanyai beberapa pertanyaan, seperti: ‘Apa yang
membuat kamu berpikir seperti itu?’, ‘Dimana seharusnya kita melihat suatu permasalahan
seperti ini sebelumnya?’, ‘Apakah orang lain berpikir tentang permasalahan ini dengan cara
yang berbeda?, ‘Bagaimana keterkaitan antara materi yang kita pelajari hari ini dengan materi
yang kita pelajari sebelumnya?’. Melalui diskusi ini siswa dapat membangun pengetahuannya
sendiri dengan melihat hasil pemikiran siswa yang lain.
Apabila kurikulum dan pembelajaran fokus terhadap matematika sebagai suatu disiplin
ilmu dari ide-ide yang saling berhubungan. Tugas-tugas matematika yang kaya mengajak
siswa untuk menggunakan dan mengembangkan pemahaman dan koneksi matematika.
Permasalahan yang menantang membuat siswa berpikir terkait konsep dan prosedur sebagai
hal yang familiar untuk kemudian digunakan dalam konteks-konteks matematika yang baru.
Pada saat pembelajaran di dalam kelas, siswa yang melakukan penalaran secara matematis,
dan kemudian mengomunikasikan dengan jelas tentang solusi dari permasalahan-
permalasahan matematis secara terus-menerus, maka secara alamiah, ide-ide baru terkait
matematika akan muncul atau siswa dengan tidak sadar telah mengonstruksi pemahamannya
sendiri dari pengetahuan-pengetahuan sebelumnya. Dengan pembelajaran yang seperti ini,
siswa akan secara rutin untuk menanyakan kepada dirinya sendiri, “Bagaimana permasalahan
ini dapat saya kerjakan seperti permasalahan-permasalahan yang sudah saya kerjakan
sebelumnya? Apa perbedaannya?”

Band Southwestern Middle School mengadakan sebuah konser. Siswa-siswa kelas VII
mendapatkan bagian unttuk membuka bazar. Salah satu yang akan disajikan adalah suatu
minuman. Berikut terdapat beberapa menu berbeda (dengan komposisi yang berbeda)
yang dibuat dari bahan yang sama.
Penjelasan selanjutnya ada di ppt

Masalah "membuat minuman campuran" membawa banyak ide-ide matematis ke


garis depan: pecahan, rasio, proporsi, operasi, ukuran, skala, number sense, pola, dan
sebagainya. Dengan membawa ide-ide matematis yang dipahami sebelumnya atau proses
untuk mengatasi masalah ini, siswa mengembangkan pemahaman yang meletakkan sebuah
dasar untuk studi topik-topik di kemudian waktu seperti tingkat perubahan dan hubungan
linear.
Karena tugas mengharuskan siswa untuk menjelaskan strategi mereka, semua siswa
memiliki kesempatan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang rasio dengan
mendengarkan ide-ide orang lain yang berbeda. Misalnya, kelompok dengan resep D
menggunakan pendekatan "menebak dan memeriksa" untuk memecahkan masalah.
Kelompok dengan resep C membuat sebuah tabel dan menggunakan ide-ide skala rasio dan
menambahkan secara iterasi dengan cara yang sama dengan siswa menemukan pecahan yang
setara. Kelompok dengan resep A dan B berpikir dengan membandingkan jumlah dan
menggunakan rasio.
Tak satu pun dari para siswa menyebutkan bahwa jawaban atas dua pertanyaan
pertama akan menjadi lebih jelas jika mereka telah memecahkan masalah ketiga yang
pertama. Untuk setiap resep, kita dapat menambahkan jumlah cangkir jus cranberry dengan
jumlah cangkir air untuk menentukan berapa banyak minuman campuran yang dapat dibuat
dengan satu resep. Kami membagi angka ini menjadi 120 untuk menentukan kelipatan — 24,
10, 15, dan 24, masing-masing dari bahan-bahan yang diperlukan. Karena resep A-D
menggunakan 2, 4, 3, dan 1 cangkir jus cranberry awalnya, mereka akan menggunakan 48,
40, 45, dan 24 cangkir jus cranberry, masing-masing, ketika dikalikan untuk melayani 120
orang. Jelas, resep D memiliki rasa cranberry paling lemah dan resep A memiliki rasa terkuat.
Temuan ini mengkonfirmasi jawaban dan pendekatan siswa sebelumnya.

Apa yang seharusnya peran guru dalam mengembangkan koneksi di kelas 6 sampai 8?
Peran guru termasuk memilih masalah yang menghubungkan ide-ide matematis dalam
topik dan kurikulum; ini juga mencakup membantu siswa membangun ide-ide matematis
mereka saat ini untuk mengembangkan ide-ide baru. Orkestrasi guru dalam pelajaran
"membuat minuman campuran" memungkinkan siswa untuk membuat koneksi eksplisit dan
berfokus pada hubungan dan kesamaan antara strategi mereka. Guru mengambil keuntungan
dari sebuah kesempatan untuk mendorong kecondongan siswa untuk mencari koneksi serta
menggunakan koneksi. Dalam situasi seperti ini, sangat penting bahwa guru mengenali dan
memahami konsep-konsep matematika yang sedang dikembangkan, tidak hanya mengajarkan
manipulasi abstrak, tetapi juga untuk mengatur percakapan. Guru harus mampu membuat
keputusan yang cepat tentang langkah-langkah berikutnya. Hal ini juga penting untuk
mendorong siswa untuk menggunakan kata-kata dan notasi yang tepat untuk mendukung
pemahaman mereka tentang konsep-konsep baru, seperti proporsi dan aljabar.
Hal ini kadang-kadang cukup efektif untuk meninjau kembali masalah untuk
membantu siswa dalam menghubungkan ide-ide yang familiar untuk konsep-konsep atau
keterampilan baru. Memang, masalah " membuat minuman campuran" memiliki potensi
untuk koneksi pada proporsi dan linearitas. Sebagai contoh, siswa dapat membuat grafik,
merencanakan nilai-nilai dari baris pertama dan ketiga dari tabel dalam gambar 6.38. Titik-
titik ini berada pada sebuah garis. Jika y mewakili jumlah cangkir minuman campuran dan x
jumlah cangkir jus, maka baris memiliki persamaan y = (8/3) x (Lihat gambar 6.39). Untuk
menjawab pertanyaan 3 — yang bertanya berapa banyak jus dan berapa banyak air yang
diperlukan untuk 120 cangkir minuman campuran-siswa dapat menggantikan 120 untuk y
dalam persamaan dan menghitung x untuk menemukan jumlah cangkir jus. Mereka akan
mengurangi jumlah ini dari 120 untuk menemukan jumlah air bersoda yang diperlukan.
Persamaan ini bekerja secara sama untuk menemukan berapa banyak jus yang dibutuhkan
untuk berapapun banyak minuman campuran, sehingga mereka melihat kekuatan
mengekspresikan hubungan secara umum. Kemiringan garis adalah rasio jumlah minuman
campuran dengan jumlah jus. Tentu saja, menggunakan metode ini untuk menjawab
pertanyaan 3 untuk semua resep, siswa dapat dengan mudah menjawab dua pertanyaan
lainnya. Seorang guru juga mungkin mengulang kembali masalah " membuat minuman
campuran" untuk menilai pemahaman siswa tentang representasi tabel, grafis dan simbol
untuk hubungan linear.
Guru juga dapat meningkatkan pemahaman matematika siswa dengan menggunakan
disiplin lain sebagai sumber masalah. Ilmu pengetahuan dan ilmu sosial kaya akan
kesempatan untuk mempeajari tentang pengukuran, data, dan aljabar; seni dan komputer
grafis dapat digunakan untuk memahami bentuk, simetri, kesamaan, dan transformasi dari
bentuk geometris. Studi lingkungan menawarkan sebuah konteks untuk mempelajari bilangan
besar (menganalisis pertumbuhan penduduk), pengukuran (menemukan persentase dari
berbagai jenis sampah di landfill dengan volume dan mempertimbangkan alternatif daur
ulang), atau data dan Statistik (mempelajari efek polusi pada populasi hewan dan tumbuhan).
Di banyak sekolah, guru tertarik mengembangkan berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Guru matematika dapat bekerjasama dengan guru mata pelajaran lain untuk mengembangkan
studi unit terpadu. Sebagai contoh, kelas sains tingkat kelas menengah/SMP dapat
mempelajari populasi satwa liar seperti rusa, ikan, elang atau hiu (Lihat Curcio dan Bezuk
[1994]). Jika siswa akan diharapkan untuk menggunakan teknik-teknik sampling di kelas
sains untuk menentukan populasi spesies, penting bagi guru matematika dan ilmu
pengetahuan untuk membahas pemahaman siswa tentang perbedaan teknik sampling dan
gagasan acak. Hal ini juga penting jika guru sains memahami bahwa siswa cenderung
menggunakan skala dan rasio kesetaraan untuk memperkirakan jumlah penduduk daripada
perkalian silang dan manipulasi simbol aljabar formal untuk menemukan solusi.
Dalam semangat yang sama, guru matematika dapat membangun dan
menghubungkan disiplin selain ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu sosial. Sebagai contoh, guru
seni bahasa bisa mendeskripsikan strategi mengajar mereka untuk menulis argumen yang
meyakinkan. Guru matematika kemudian dapat membantu siswa menggunakan strategi saat
tepat dalam merumuskan argumen matematika. Mereka juga dapat dengan lebih baik
membantu siswa mengenali dan menganalisa bentuk argumentasi dan pembenaran yang khas
dalam matematika. Sekali lagi, siswa memperoleh manfaat dari upaya guru untuk memahami
bagaimana mata pelajaran lain diajarkan dan membuat hubungan antara mata pelajaran yang
eksplisit.
Percakapan tentang pengalaman siswa, pemahaman dan kefamiliaran dengan prosedur
memberikan guru mata pelajaran lain kesempatan untuk belajar tentang elemen kurikulum
matematika, seperti algoritma dan tingkat manipulasi simbol abstrak yang siswa mungkin
gunakan. Tanpa percakapan tersebut, mereka yang bukan guru matematika mungkin
mengharapkan siswa untuk memahami dan menggunakan prosedur yang bukan merupakan
bagian dari pemahaman mereka atau guru mungkin gagal untuk membangun ide-ide yang
siswa sudah kuasai. Siswa dapat melewatkan kesempatan untuk menerapkan dan memperluas
keterampilan penalaran mereka atau untuk melihat bahwa ide-ide matematis dapat digunakan
dalam disiplin lain. Hal ini tidak berarti bahwa hanya menerapkan matematika dalam ilmu
pengetahuan, ilmu sosial, atau disiplin lainnya telah mencukupkan kurikulum matematika di
kelas menengah/SMP. Intinya adalah bahwa pengalaman interdisipliner berfungsi sebagai
cara untuk meninjau kembali ide-ide matematis dan membantu siswa yang melihat kegunaan
dari matematika di sekolah dan di rumah. Jika seluruh guru kelas menangah/SMP di sekolah
melakukan yang terbaik untuk menghubungkan konten, matematika dan disiplin lain akan
terlihat sebagai penerapan kehidupan dan tidak hanya ada dalam isolasi.

Anda mungkin juga menyukai