Berpikir secara matematis meliputi menentukan suatu koneksi, sehingga dengan adanya
koneksi tersebut, pemahaman siswa akan terbentuk. Tanpa adanya koneksi, siswa harus
belajar dan mengingat banyak konsep-konsep dan keterampilan yang terisolasi. Dengan
koneksi, siswa dapat membangun pemahaman baru dari pengetahuan-pengetahuan yang telah
didapatkan sebelumnya. Fokus penting matematika untuk siswa kelas menengah pertama
yaitu bilangan rasional, proporsi (rasion/perbandingan), dan hubungan linear, semua materi
ini saling berhubungan. Jadi dengan adanya koneksi, siswa akan dengan mudah memahami
seluruh konten pada matematika, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilalui
siswa bermakna bagi siswa.
Contoh pada bagian ‘Geometri’ tentang layang-layang mengajak siswa untuk memeriksa
keliling dan luas dari gambar yang sebangun untuk menginvestigasi hubungan proporsional.
Contoh pada bagian ‘Data Analisis’ mengilustrasikan bagaimana cara untuk mengumpulkan,
merepresentasikan, dan menganalisis data sehingga dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuannya ke dalam ide-ide matemtika yang lain, termasuk variasi
dan perubahan, peluang, serta rasio dan proporsi. Contoh pada bagian ‘Aljabar’ tentang
telepon seluler mendemonstrasikan bagaimana koneksi diantara bentuk-bentuk yang
bervariasi dari representasi menghasilkan wawasan/pengetahuan terkait pola dan keteraturan
dalam permasalahan. Dengan jelas terlihat bahwa konteks permasalahan yang kaya
mencakup koneksi dengan disiplin-disiplin yang lain (contohny: sains, pengetahuan sosial,
seni) ataupun dengan dunia nyata atau pengalaman sehari0hari yang dialami oleh siswa kelas
menengah pertama.
Band Southwestern Middle School mengadakan sebuah konser. Siswa-siswa kelas VII
mendapatkan bagian unttuk membuka bazar. Salah satu yang akan disajikan adalah suatu
minuman. Berikut terdapat beberapa menu berbeda (dengan komposisi yang berbeda)
yang dibuat dari bahan yang sama.
Penjelasan selanjutnya ada di ppt
Apa yang seharusnya peran guru dalam mengembangkan koneksi di kelas 6 sampai 8?
Peran guru termasuk memilih masalah yang menghubungkan ide-ide matematis dalam
topik dan kurikulum; ini juga mencakup membantu siswa membangun ide-ide matematis
mereka saat ini untuk mengembangkan ide-ide baru. Orkestrasi guru dalam pelajaran
"membuat minuman campuran" memungkinkan siswa untuk membuat koneksi eksplisit dan
berfokus pada hubungan dan kesamaan antara strategi mereka. Guru mengambil keuntungan
dari sebuah kesempatan untuk mendorong kecondongan siswa untuk mencari koneksi serta
menggunakan koneksi. Dalam situasi seperti ini, sangat penting bahwa guru mengenali dan
memahami konsep-konsep matematika yang sedang dikembangkan, tidak hanya mengajarkan
manipulasi abstrak, tetapi juga untuk mengatur percakapan. Guru harus mampu membuat
keputusan yang cepat tentang langkah-langkah berikutnya. Hal ini juga penting untuk
mendorong siswa untuk menggunakan kata-kata dan notasi yang tepat untuk mendukung
pemahaman mereka tentang konsep-konsep baru, seperti proporsi dan aljabar.
Hal ini kadang-kadang cukup efektif untuk meninjau kembali masalah untuk
membantu siswa dalam menghubungkan ide-ide yang familiar untuk konsep-konsep atau
keterampilan baru. Memang, masalah " membuat minuman campuran" memiliki potensi
untuk koneksi pada proporsi dan linearitas. Sebagai contoh, siswa dapat membuat grafik,
merencanakan nilai-nilai dari baris pertama dan ketiga dari tabel dalam gambar 6.38. Titik-
titik ini berada pada sebuah garis. Jika y mewakili jumlah cangkir minuman campuran dan x
jumlah cangkir jus, maka baris memiliki persamaan y = (8/3) x (Lihat gambar 6.39). Untuk
menjawab pertanyaan 3 — yang bertanya berapa banyak jus dan berapa banyak air yang
diperlukan untuk 120 cangkir minuman campuran-siswa dapat menggantikan 120 untuk y
dalam persamaan dan menghitung x untuk menemukan jumlah cangkir jus. Mereka akan
mengurangi jumlah ini dari 120 untuk menemukan jumlah air bersoda yang diperlukan.
Persamaan ini bekerja secara sama untuk menemukan berapa banyak jus yang dibutuhkan
untuk berapapun banyak minuman campuran, sehingga mereka melihat kekuatan
mengekspresikan hubungan secara umum. Kemiringan garis adalah rasio jumlah minuman
campuran dengan jumlah jus. Tentu saja, menggunakan metode ini untuk menjawab
pertanyaan 3 untuk semua resep, siswa dapat dengan mudah menjawab dua pertanyaan
lainnya. Seorang guru juga mungkin mengulang kembali masalah " membuat minuman
campuran" untuk menilai pemahaman siswa tentang representasi tabel, grafis dan simbol
untuk hubungan linear.
Guru juga dapat meningkatkan pemahaman matematika siswa dengan menggunakan
disiplin lain sebagai sumber masalah. Ilmu pengetahuan dan ilmu sosial kaya akan
kesempatan untuk mempeajari tentang pengukuran, data, dan aljabar; seni dan komputer
grafis dapat digunakan untuk memahami bentuk, simetri, kesamaan, dan transformasi dari
bentuk geometris. Studi lingkungan menawarkan sebuah konteks untuk mempelajari bilangan
besar (menganalisis pertumbuhan penduduk), pengukuran (menemukan persentase dari
berbagai jenis sampah di landfill dengan volume dan mempertimbangkan alternatif daur
ulang), atau data dan Statistik (mempelajari efek polusi pada populasi hewan dan tumbuhan).
Di banyak sekolah, guru tertarik mengembangkan berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Guru matematika dapat bekerjasama dengan guru mata pelajaran lain untuk mengembangkan
studi unit terpadu. Sebagai contoh, kelas sains tingkat kelas menengah/SMP dapat
mempelajari populasi satwa liar seperti rusa, ikan, elang atau hiu (Lihat Curcio dan Bezuk
[1994]). Jika siswa akan diharapkan untuk menggunakan teknik-teknik sampling di kelas
sains untuk menentukan populasi spesies, penting bagi guru matematika dan ilmu
pengetahuan untuk membahas pemahaman siswa tentang perbedaan teknik sampling dan
gagasan acak. Hal ini juga penting jika guru sains memahami bahwa siswa cenderung
menggunakan skala dan rasio kesetaraan untuk memperkirakan jumlah penduduk daripada
perkalian silang dan manipulasi simbol aljabar formal untuk menemukan solusi.
Dalam semangat yang sama, guru matematika dapat membangun dan
menghubungkan disiplin selain ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu sosial. Sebagai contoh, guru
seni bahasa bisa mendeskripsikan strategi mengajar mereka untuk menulis argumen yang
meyakinkan. Guru matematika kemudian dapat membantu siswa menggunakan strategi saat
tepat dalam merumuskan argumen matematika. Mereka juga dapat dengan lebih baik
membantu siswa mengenali dan menganalisa bentuk argumentasi dan pembenaran yang khas
dalam matematika. Sekali lagi, siswa memperoleh manfaat dari upaya guru untuk memahami
bagaimana mata pelajaran lain diajarkan dan membuat hubungan antara mata pelajaran yang
eksplisit.
Percakapan tentang pengalaman siswa, pemahaman dan kefamiliaran dengan prosedur
memberikan guru mata pelajaran lain kesempatan untuk belajar tentang elemen kurikulum
matematika, seperti algoritma dan tingkat manipulasi simbol abstrak yang siswa mungkin
gunakan. Tanpa percakapan tersebut, mereka yang bukan guru matematika mungkin
mengharapkan siswa untuk memahami dan menggunakan prosedur yang bukan merupakan
bagian dari pemahaman mereka atau guru mungkin gagal untuk membangun ide-ide yang
siswa sudah kuasai. Siswa dapat melewatkan kesempatan untuk menerapkan dan memperluas
keterampilan penalaran mereka atau untuk melihat bahwa ide-ide matematis dapat digunakan
dalam disiplin lain. Hal ini tidak berarti bahwa hanya menerapkan matematika dalam ilmu
pengetahuan, ilmu sosial, atau disiplin lainnya telah mencukupkan kurikulum matematika di
kelas menengah/SMP. Intinya adalah bahwa pengalaman interdisipliner berfungsi sebagai
cara untuk meninjau kembali ide-ide matematis dan membantu siswa yang melihat kegunaan
dari matematika di sekolah dan di rumah. Jika seluruh guru kelas menangah/SMP di sekolah
melakukan yang terbaik untuk menghubungkan konten, matematika dan disiplin lain akan
terlihat sebagai penerapan kehidupan dan tidak hanya ada dalam isolasi.