Anda di halaman 1dari 7

Contoh 9.

10
Polinomial 𝑓(𝑥) = 2𝑥 2 + 3𝑥 + 4 tepat mempunyai dua akar yang tidak kongruen modulo 3,
yaitu 𝑥 ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 3) dan 𝑥 ≡ 2(𝑚𝑜𝑑 3).

Contoh 9.11
Polinomial 𝑓(𝑥) = 3𝑥 2 + 5 tidak mempunyai akar modulo 7

Contoh 9.12
Teorema kecil fermat menyatakan jika 𝑝 adalah bilangan prima, maka polynomial ℎ(𝑥) =
𝑥 𝑝−1 − 1 memiliki tepat 𝑝 − 1 akar yang tidak kongruen pada modulo 𝑝, yaitu 𝑥 ≡
1,2,3, … , 𝑝 − 1 (𝑚𝑜𝑑 𝑝)

Teorema 9.6 (Teorema Lagrange)


Jika 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + … + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0 adalah suatu polinomial
berderajad 𝑛
dengan koefisien bulat dan 𝑎𝑛 tidak habis dibagi oleh suatu bilangan prima p, maka
𝑓(𝑥) paling banyak mempunyai r akar tidak kongruen modulo 𝑝.
Bukti :
Induksi matematika kita gunakan untuk membuktikan teorema 9.8.
Hubungan berlaku untuk 𝑛 = 1, yaitu 𝑓(𝑥) = 𝑎1 𝑥 + 𝑎0 dengan p tidak membagi 𝑎1 , mempu-
nyai satu akar, karena banyaknya akar dari 𝑓(𝑥) modulo 𝑝 adalah banyaknya selesaian dari
kongruensi linier 𝑎1 𝑥 ≡ −𝑎0 (𝑚𝑜𝑑 𝑝). Kongruensi ini mempunyai satu selesaian sebab p tidak
membagi a1 atau (𝑎1 , 𝑝) = 1.
Misalkan hubungan berlaku untuk polinomial berderajad 𝑛 − 1, dan 𝑓(𝑥) adalah polinomial
berderajad 𝑛 dengan koefisien pertama tidak habis dibagi oleh 𝑝 :
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑘 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑘−1 𝑥 𝑛−1 + … + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
dan misalkan 𝑓(𝑥) mempunyai 𝑘 + 1 akar yang tidak kongruen, yaitu 𝑡0 , 𝑡1 , … , 𝑡𝑛 sehingga
𝑓(𝑡𝑘 ) ≡ 0(𝑚𝑜𝑑 𝑝) untuk 𝑘 = 0, 1, … , 𝑛.
Dengan demikian :
f(x) – f(t0) = an(xn – t0n) + an-1(xn-1 – t0n-1) + … + a1(x – t0)
= an(x – t0)(xn-1 + xn-2t0 + … + xt0n-2 + t0n-1) +
an-1(x – t0)(xn-2 + xn-3t0 + … + xt0n-3 + t0n-2) + … + a1(x – t0)
= (x – t0) g(x)
dengan 𝑔(𝑥) adalah polinomial berderajad 𝑛 – 1
Kita akan tunjukkan bahwa t1, … , tn-1, tn semuanya adalah akar dari 𝑔(𝑥) modulo 𝑝, dan
ditentukan bahwa 𝑘  𝑍 dan 1 ≤ 𝑘 ≤ 𝑛 . Selanjutnya, f(tn) ≡ f(t0) ≡ 0(mod p) sehingga :
f(tn) – f(t0) = (tn – t0)g(tn) ≡ 0(mod p)
Dengan demikian g(tn) ≡ 0(mod p) karena tn – t0 tidak kongruen 0(𝑚𝑜𝑑 𝑝). Jadi tn adalah akar
dari 𝑔(𝑥) 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑜 𝑝. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa polinomial 𝑔(𝑥) yang berderajad 𝑛 −
1 dan koefisien pertama tidak habis dibagi 𝑝, mempunyai 𝑛 akar yang tidak kongruen, berarti
terjadi kontradiksi. Jadi 𝑓(𝑥) mempunyai paling banyak n akar tidak kongruen modulo 𝑝.

Teorema 9.7
Jika 𝑝 adalah suatu bilangan prima, dan 𝑑 adalah suatu pembagi dari 𝑝 – 1, maka poli
nomial 𝑥 𝑑 – 1 tepat mempunyai 𝑑 akar yang tidak kongruen modulo p.
Bukti :
𝑑 │𝑝 – 1 , maka 𝑝 – 1 = 𝑑𝑡 dengan 𝑡  𝑍.
xp-1 – 1 = (xd – 1)(xd(t-1) + xd(t-2) + … + xd + 1 = (xd – 1)g(x)
Menurut teorema kecil Fermat, dapat ditentukan bahwa xp-1 – 1 mempunyai p – 1 akar tidak
kongruen modulo p, atau suatu akar dari 𝑔(𝑥) 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑜 𝑝.
Sesuai dengan teorema Lagrange, 𝑔(𝑥) mempunyai paling banyak 𝑑(𝑡 – 1) = 𝑝 – 𝑑 – 1 akar
modulo 𝑝. Karena akar dari xp-1 – 1 modulo p yang bukan akar dari 𝑔(𝑥) 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑜 𝑝 adalah akar
dari xd – 1 modulo p, maka dapat ditentukan bahwa polinomial xd – 1 paling sedikit mempunyai
(𝑝 – 1) – (𝑝 – 𝑑 – 1) = 𝑑 akar yang tidak kongruen modulo p, sedangkan teorema Lagrange
menyatakan bahwa xd – 1 paling banyak mempunyai d akar tidak kongruen modulo p. Jadi xd – 1
tepat mempunyai d akar tidak kongruen modulo p.

Lemma 9.1
Jika p adalah bilangan prima dan d adalah pembagi positif dari 𝑝 − 1. Maka banyaknya
bilangan bulat positif kurang dari p dari d modulo p tidak lebih dari  (d).
Buktikan
Untuk bilangan bulat positif d membagi 𝑝 − 1, misalkan F(d) adalah notasi banyaknya
bilangan bulat positif derajat d di modulo p kurang dari p.
Jika (𝑑) = 0 , maka jelas bahwa F(d) ≤  (d) . Dengan kata lain, ada suatu bilangan
bulat derajat d modulo p . Karena ordpa = d, bilangan bulat
a,a2,…ad
tidak kongruen dengan modulo p. Lebih jauh lagi, setiap pangkat dari a adalah akar dari xd – 1
modulo p, karena (ak)d = (ad)k ≡ 1 (mod p) untuk semua bilangan bulat positif k. Berdasarkan
teorema 9.7, kita tahu bahwa xd – 1 tepat memiliki d akar yang tidak kongruen dengan modulo p,
jadi setiap akar modulo p kongruen dengan 1 pangkat dari a.
Sekarang, dengan teorema 9.4 kita tahu bahwa pangkat dari a dengan derajat 𝑑 yang
dinotasikan dengan 𝑎𝑘 dan (𝑘, 𝑑) = 1. Pasti memiliki 𝜙(𝑑) sedemikian sehingga bilangan bulat
𝑘 dari 1 ≤ 𝑘 ≤ 𝑑 dan berakibat jika satu elemen dari derajat 𝑑 𝑚𝑜𝑑 𝑝 pasti memiliki 𝜙(𝑑)
sehingga bilangan bulat positifnya kurang dari 𝑝. Sehingga, 𝐹(𝑑) ≤ 𝜙(𝑑).
Kita sekarang dapat menentukan berapa banyak bilangan bulat yang tidak kongruen
dengan 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑜 𝑝.

Teorema 9.8
Jika p adalah suatu bilangan prima dan d adalah pembagi positif dari p – 1, maka
bilangan bulat tingkat d yang tidak kongruen modulo p adalah sama dengan  (d).
Bukti.
Untuk setiap bilangan bulat positif 𝑑|𝑝 − 1 misalkan 𝐹(𝑑) dinotasikan sebagai banyaknya
bilangan bulat positif berderajat 𝑑 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑜 𝑝 yanng kurang dari 𝑝. Karena, derajat 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑜 𝑝
adalah suatu bilangan bulat yang tidak habis dibagi 𝑝 tetapi membagi 𝑝 − 1. Sehingga,

𝑝 − 1 = ∑ 𝐹(𝑑)
𝑑|𝑝−1

Berdasarkan Teorema 7.7, kita tahu bahwa

𝑝 − 1 = ∑ 𝜙(𝑑)
𝑑|𝑝−1

Berdasarkan Lemma 9.1, 𝐹(𝑑) ≤ 𝜙(𝑑) dengan 𝑑|𝑝 − 1. Pertidaksamaan ini, bersamaan
dengan persamaan
∑ 𝐹(𝑑) = ∑ 𝜙(𝑑)
𝑑|𝑝−1 𝑑|𝑝−1

Hal ini berakibat bahwa 𝐹(𝑑) = 𝜙(𝑑) untuk setiap pembagi positif 𝑑 dari 𝑝 − 1.
Oleh sebab itu, kita dapat menyimpulkan bahwa 𝐹(𝑑) = 𝜙(𝑑), hal ini memberitahu kita bahwa
tepat bilangan bulat 𝜙(𝑑) tidak kongruen dengan derajat 𝑑 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙𝑜 𝑝.

Corollary 9.8.1
Setiap bilangan prima mempunyai suatu akar primitive.
Bukti.
Misalkan 𝑝 suatu bilangan prima. Berdasarkan Teorema 9.8 kita tahu bahwa terdapat 𝜙(𝑝 −
1) tidak kongruen dengan bilangan bulat berderajat 𝑝 − 1 𝑚𝑜𝑑 𝑝. Karena berdasarkan Definisi
akar primitive, 𝑝 memiliki 𝜙(𝑝 − 1) akar primitive.
Catat bahwa Corollary 9.8.1 menyediakan bukti keberadaan akar primitive modulo prima
yang tidak konstruktif. Akar primitive terkecil untuk setiap bilangan prima kurang dari 1000
telah diberikan pada table 3 dari Appendix E. Kita lihat bahwa 2 adalah akar primitive terkecil
dari banyak bilangan prima 𝑝. Apakah 2 adalah akar primitive dari tak hingga banyaknya
bilangan prima? Jawaban dari pertanyaan ini tidak diketahui, dan tidak diketahui juga kapan kita
mengganti 2 dengan bilangan bulat lain sehingga ±1 atau kuadrat sempurna. Bukti ini menjadi
dasar untuk Emil Artin membuat konjektur.

Teorema 9.12
(2𝑘 )
Misalkan 𝑘 bilangan bulat dengan 𝑘 ≥ 3 maka 𝑜𝑟𝑑2𝑘 = 𝜙 = 2𝑘−2 .
2

Bukti.
Teorema 9.11 menyatakan bahwa
𝑘−2
52 ≡ 1 (𝑚𝑜𝑑 2𝑘 ) untuk 𝑘 ≥ 3
Berdasarkan teorema 9.1 kita tahu bahwa 𝑜𝑟𝑑2𝑘 5|2𝑘−2 sehingga kita lihat bahwa 𝑜𝑟𝑑2𝑘 5 ∤ 2𝑘−3
sehingga kesimpulannya adalah 𝑜𝑟𝑑2𝑘 5 = 2𝑘−2 .
Untuk menunjukkan 𝑜𝑟𝑑2𝑘 5 ∤ 2𝑘−3, kita gunakan bukti induksi matematika untuk 𝑘 ≥ 3.
𝑘−3
52 ≡ 1 + 2𝑘−1 ≢ 1 (𝑚𝑜𝑑 2𝑘 )
Untuk 𝑘 = 3, kita punya
5 ≡ 1 + 4 (𝑚𝑜𝑑 8)
Asumsikan bahwa
𝑘−3
52 ≡ 1 + 2𝑘−1 (𝑚𝑜𝑑 2𝑘 ),
ini artinya ada bilangan bulat 𝑑 sedemikian sehingga
𝑘−3
52 ≡ (1 + 2𝑘−1 ) + 𝑑2𝑘
Akarkan kedua ruas sehingga kita dapatkan
𝑘−2
52 ≡ (1 + 2𝑘−1 )2 = 1 + 2𝑘 + 22𝑘−2 ≡ 1 + 2𝑘 (𝑚𝑜𝑑 2𝑘+1 )
Maka pembuktian dengan menggunakan induksi telah lengkap, dan menunjukkan bahwa
(2𝑘 )
𝑜𝑟𝑑2𝑘 5 = 𝜙 .
2

Teorema 9.13
Jika 𝑛 adalah bilangan bulat positif yang pangkatnya tidak prima atau pangkatnya prima, maka
𝑛 tidak memiliki akar primitive.
Bukti.
Misalkan 𝑛 adalah bilangan bulat positif dengan faktorisasi pangkat prima
𝑡 𝑡 𝑡
𝑛 = 𝑝11 𝑝22 ⋯ 𝑝𝑚𝑚
Misalkan kita asumsikan bahwa 𝑛 memiliki akar primitif 𝑟 artinya (𝑟, 𝑛) = 1 dan 𝑜𝑟𝑑𝑛 𝑟 =
𝜙(𝑛). karena (𝑟, 𝑛) = 1 maka 𝑝𝑡 adalah satu dari pangkat prima yang muncul dalam faktorisasi
𝑡
𝑛. Berdasarkan Teorema Euler, kita tahu bahwa 𝑟 𝜙(𝑝 ) ≡ 1(𝑚𝑜𝑑𝑝𝑡 ).
𝑡 𝑡 𝑡
Sekarang, misalkan 𝑈 adalah kelipatan persekutuan terkecil dari 𝜙(𝑝11 ), 𝜙(𝑝22 ), … , 𝜙(𝑝𝑚𝑚 ),
sehingga
𝑡 𝑡 𝑡
𝑈 = [ 𝜙(𝑝11 ), 𝜙(𝑝22 ), … , 𝜙(𝑝𝑚𝑚 )].
𝑡
Karena 𝜙(𝑝𝑖 𝑖 )|𝑈, kita tahu bahwa
𝑡
𝑟 𝑈 ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 𝑝𝑖 𝑖 )
Untuk 𝑖 = 1,2, … , 𝑚. Menggunakan Teorema 4.8,
𝑟 𝑈 ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 𝑛)
Hal ini berakibat bahwa
𝑜𝑟𝑑𝑛 𝑟 = 𝜙(𝑛) ≤ 𝑈
Berdasarkan teorema 7.4, karena 𝜙 adalah multiplikatif, kita punya
𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡
𝜙(𝑛) = 𝜙(𝑝11 𝑝22 ⋯ 𝑝𝑚𝑚 ) = 𝜙(𝑝11 )𝜙(𝑝22 ) ⋯ 𝜙(𝑝𝑚𝑚 )
Rumus ini untuk 𝜙(𝑛) dan pertidaksamaan 𝜙(𝑛) ≤ 𝑈 berakibat
𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡 𝑡
𝜙(𝑝11 )𝜙(𝑝22 ) ⋯ 𝜙(𝑝𝑚𝑚 ) ≤ [𝜙(𝑝11 )𝜙(𝑝22 ) ⋯ 𝜙(𝑝𝑚𝑚 )] .
Karena hasil kali dari himpunan bilangan bulat adalah kurang dari atau sama dengan
kelipatan persekutuan terkecilnya hanya jika bilangan bulat tersebut adalah pasangan yang relatif
𝑡 𝑡 𝑡
prima, bilangan bulat 𝜙(𝑝11 ), 𝜙(𝑝22 ), ⋯ , 𝜙(𝑝𝑚𝑚 ) haruslah pasangan yang relatif prima.
Kita tahu bahwa 𝜙(𝑝𝑡 ) = 𝑝𝑡−1 (𝑝 − 1), sehingga 𝜙(𝑝𝑡 ) adalah genap jika 𝑝 ganjil, atau jika 𝑝 =
𝑡 𝑡 𝑡
2 dan 𝑡 ≥ 2 sehingga banyaknya 𝜙(𝑝11 ), 𝜙(𝑝22 ), ⋯ , 𝜙(𝑝𝑚𝑚 ) bukan pasangan yang relatif prima
tidak kurang dari 𝑚 = 1 dan 𝑛 adalah pangkat prima atau 𝑛 = 2 dan 𝑛 = 2𝑝𝑡 dengan 𝑝 adalah
bilangan ganjil prima dan 𝑡 adalah bilangan bulat positif.
Sekarang kita memiliki batas perhatian pada bilangan bulat dalam bentuk 𝑛 = 2𝑝𝑡 dengan 𝑝
suatu bilangan ganjil prima dan 𝑡 adalah bilangan bulat positif. Sekarang kita dapat melihat
bahwa semua bilangan bulat memiliki akar primitif.

Teorema 9.14

Jika 𝑝 adalah bilangan prima ganjil dan 𝑡 adalah bilangan bulat positif, maka 2𝑝𝑡 adalah
akar primitif. Faktanya, jika 𝑟 adalah akar primitif pada modulo 𝑝𝑡 , maka jika 𝑟 adalah bilangan
ganjil, maka 𝑟 juga merupakan akar primitif pada modulo 2𝑝𝑡 . Jika 𝑟 genap , maka 𝑟 + 𝑝𝑡
adalah akar primitif pada modulo 2𝑝𝑡 .
Bukti.
Jika 𝑟 adalah akar primitif pada modulo 𝑝𝑡 , maka
𝑡
𝑟 𝜙(𝑝 ) ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 𝑝𝑡 )
Tidak ada bilangan eksponen positif yang lebih kecil dari pada (𝑝𝑡 ) . berdasarkan teorema
𝑡
7.4, kita tahu bahwa 𝜙(2𝑝𝑡 ) = 𝜙(2)𝜙(𝑝𝑡 ) = 𝜙(𝑝𝑡 ) , jadi 𝑟 𝜙(2𝑝 ) ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 2)
𝑡
Selanjutnya, menggunakan corollary 4.8.1, kita tahu bahwa 𝑟 𝜙(2𝑝 ) ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 2) . tidak memiliki
pangkat terkecil dari kongruensi 1 mod 2𝑝𝑡 . Sehingga suatu pangkat akan kongruen dengan 1
mod 𝑝𝑡 , konradiksi dengan aasumsi bahwa r adalah akar primitive dari 𝑝𝑡 . Maka 𝑟 adalah akar
primitive modulo 2𝑝𝑡 .
Dengan kata lain, jika 𝑟 adalah genap maka 𝑟 + 𝑝𝑡 adalah ganjil, sehingga,
𝑡
(𝑟 + 𝑝𝑡 )𝜙(2𝑝 ) ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 2)
Karena 𝑟 + 𝑝𝑡 ≡ 𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑝𝑡 ), kita lihat bahwa ,
𝑡
(𝑟 + 𝑝𝑡 )𝜙(2𝑝 ) ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 𝑝𝑡 )
𝑡
Dengan demikian (𝑟 + 𝑝𝑡 )𝜙(2𝑝 ) ≡ 1(𝑚𝑜𝑑 𝑝𝑡 ) , dan bukan sebagai pangkat terkecil dari 𝑟 + 𝑝𝑡
yang kongruen dengan 1 modulo 2𝑝𝑡 ,maka 𝑟 + 𝑝𝑡 adalah akar primitive modulo 2𝑝𝑡 .

Contoh 9.16
Di awal pembahasan ini, kita melihat bahwa 3 adalah akar primitive modulo 7𝑡 untuk
semua bilangan bulat positif 𝑡. Karena 3 adalah bilangan ganjil, teorema 9.14 menyatakan bahwa
3 adalah akar primitive modulo 2. 7𝑡 untuk setiap bilangan bulat positif 𝑡. Singkatnya 3 adalah
akar primitive modulo 14.
Mirip dengan kasus diatas, kita tahu bahwa 2 adalah akar primitive dari modulo 5𝑡 untuk
semua bilangan bulat positif 𝑡 . karena 2 + 5𝑡 adalah bilangan ganjil, teorema 9.14 menyatakan
bahwa 2 + 5𝑡 adalah akar primitive modulo 2. 5𝑡 untuk setiap bilangan bulat positif 𝑡.
Contohnya, 27 adalah akar primitive dari modulo 50.

Mengumpulkan dan mengombinasikan Corollary 9.8.1 dan Teorema 9.10, 9.11, 9.13, 9.14
kita dapat menggambarkan bilangan bulat positif memiliki suatu akar primitif.
Teorema 9.15
Bilangan bulat positif 𝑛, 𝑛 > 1 sebagai suatu akar primitive jika dan hanya jika 𝑛 =
2, 4, 𝑝𝑡 atau 2𝑝𝑡 dengan 𝑝 adalah bilangan ganjil prima dan 𝑡 adalah bilangan bulat positif.

Anda mungkin juga menyukai