Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS GALAT

Misalkan 𝑎̂ adalah nilai lampiran terhadap nilai sejati 𝑎, maka selisih


𝜀 = 𝑎 − 𝑎̂
disebut galat. Contoh : jika 𝑎̂ = 10,45, maka galatnya adalah 𝜀 = ‐0.01. Jika tanda galat (positif
atau negatif) tidak dipertimbangkan, maka galat mutlak dapat didefinisikan sebagai
|𝜀| = |𝑎 − 𝑎̂|.
Ukuran galat 𝜀 kurang bermakna sebab tidak diceritakan seberapa besar galat itu dibandingkan
dengan nilai sejatinya. Sebagai contoh, seorang anak melaporkan panjang sebatang kawat 99 cm,
padahal panjang sebenarnya 100 cm. Galatnya adalah 100 ‐ 99 = 1 cm. Anak yang lain
melaporkan panjang sebatang pensil 9 cm, padahal panjang sebenarnya 10 cm, sehingga galatnya
adalah 1 cm, namun galat 1 cm pada pengukuran panjang pensil lebih berarti daripada
pengukuran panjang kawat. Jika tidak diketahui panjang sebenarnya, kita mungkin menganggap
kedua galat tersebut sama saja. Untuk mengatasi intrepretasi nilai galat ini, harus dinormalkan
terhadap nilai sejatinya. Gagasan ini melahirkan galat relatif.
Galat relative didefinisikan sebagai
𝜀
𝜀𝑅 =
𝑎
atau dalam presentase
𝜀
𝜀𝑅 = × 100%
𝑎
Karena galat dinormalkan terhadap nilai sejati, maka galat relative sejati. Maka pengukuran
1
panjang kawat mempunyai galat relative sejati = = 0.01, sedangkan pengurun panjang pensil
100
1
mempunyai galat relative sejati = 10 = 0.1.

Dalam praktek kita tidak mengetahui nilai sejati 𝑎, sehingga galat 𝜀 seringkali dinormalkan
terhadap solusi hampirn, sehingga dinamakan galat relatif hampiran:
𝜀
𝜀𝑅𝐴 =
𝑎̂
Contoh :
10
Nilai sejati = dan nilai hampiran = 3.3333. Hitung galat, galat mutlak, galat relative, dan galat
3

relative hampiran.
Penyelesaian :
10 10 3333 1
galat = − 3.333 = − 1000 = 3000 = 0.000333
3 3

galat mutlak = |0.000333|


0.000333 1 3 1
galat relative = 10 = 3000 × 10 = 10000 = 0.0001
3

1 1
galat relative hampiran = 3000 ∶ 3.333 = 9999

Perhitungan galat reatif hampiran menggunakan pendekatan lelaran (iteration),


𝑎𝑟+1 − 𝑎𝑟
𝜀𝑅𝐴 =
𝑎𝑟+1
𝑎𝑟+1 adalah nilai hampiran lelaran sekarang dan 𝑎𝑟 adalah nilai hampiran lelaran sebelumnya.
Proses lelaran dihentikan apabila
|𝜀𝑅𝐴 | < 𝜀𝑠
𝜀𝑠 adalah toleransi galat yang dispesifikasikan. Nilai 𝜀𝑠 menentukan ketelitian solusi numeric ,
semakin kecil nilai 𝜀𝑠 , semakin teliti solusinya, namun semakin banyak proses lelarannya.
Contoh :
Prosedur lelaran sebagai berikut :
(−𝑥𝑟 3 +3)
𝑥𝑟+1 = dengan r = 0, 1, 2, 3,….
6

Lelaran dihentikan jika kondisi |𝜀𝑅𝐴 | < 𝜀𝑠 , 𝜀𝑠 adalah toleransi galat yang diinginkan. Misalkan
dengan memberikan 𝑥0 = 0.5 dan 𝜀𝑠 = 0.00001, maka diperoleh runtutan :
𝑥0 = 0.5
𝑥1 = 0.4791667 ; |𝜀𝑅𝐴 = (𝑥1 − 𝑥0 )/𝑥1 | = 0.043478 > 𝜀𝑠
𝑥2 = 0.4816638 ; |𝜀𝑅𝐴 = (𝑥2 − 𝑥1 )/𝑥2 | = 0.0051843 > 𝜀𝑠
𝑥3 = 0.4813757 ; |𝜀𝑅𝐴 = (𝑥3 − 𝑥2 )/𝑥3 | = 0.0005984 > 𝜀𝑠
𝑥4 = 0.4814091 ; |𝜀𝑅𝐴 = (𝑥4 − 𝑥3 )/𝑥4 | = 0.0000693 > 𝜀𝑠
𝑥5 = 0.4814052 ; |𝜀𝑅𝐴 = (𝑥5 − 𝑥4 )/𝑥5 | = 0.0000081 < 𝜀𝑠 , maka lelaran berhenti.
Pada lelaran ke 5, |𝜀𝑅𝐴 | < 𝜀𝑠 sudah terpenuhi sehingga lelaran dapat dihentikan.
SUMBER UTAMA GALAT NUMERIK
Sumber utama penyebab galat dalam perhitungan numeric :
1. Galat Pemotongan (truncation error)
2. Galat Pembulatan (round off error)
Sumber galat lainnya, yaitu :
a. Galat eksperimental adalah galat yang timbul dari data yang diberikan, misalkan karena
kesalahan pengukuran, ketidaktelitian alat ukur, dan sebagainya.
b Galat pemrograman adalah galat yang terdapat dalam program yang sering dinamakan
dengan kutu (bug), dan proses penghilangan galat ini dinamakan penirkutuan
(debugging).
GALAT PEMOTONGAN
Tipe galat pemontongan pada metode komputasi yang digunakan untuk penghampiran sehingga
disebut dengan galat metode. Misalnya, turunan pertama fungsi 𝑥𝑖 dihampiri dengan formula
𝑓(𝑥𝑖+1 ) − 𝑓(𝑥𝑖 )
𝑓′(𝑥𝑖 ) ≈

h adalah lebar absis 𝑥𝑖+1 dengan xi. Galat yang ditimbulkan dari penghampiran turunan tersebut
merupakan galat pemotongan.
Galat pemotongan muncul karena penghentian suatu deret atau runtutan langkah ‐ langkah
komputasi yang tak berhingga menjadi runtutan langkah yang berhingga.
Contoh : hampiran fungsi cos (x) dengan bantuan deret Taylor disekitar x = 0 :
𝑥2 𝑥4 𝑥6 𝑥8 𝑥 10
cos (x)≈ 1 − + − − 10! + ⋯
2! 4! 6! 8!

nilai hampiran galat pemotongan

pemotongan

Deret Taylor cos (x) sebenarnya merupakan deret tak berhingga, namun deret tersebut kita
potong sampai orde tertentu, misalkan suku orde n = 6. Jumlah suku selanjutnya setelah
pemotongan merupakan galat pemotongan untuk cos (x). Untuk menghampiri galat pemotongan,
kita dapat menggunakan rumus suku sisa :
(𝑥−𝑥0 )(𝑛+1)
𝑅𝑛 (𝑥) = (𝑛+1)!
𝑓 (𝑛+1) (𝑐), 𝑥0 < 𝑐 < 𝑥
Pada contoh soal diatas,
𝑥7
𝑅6 (𝑥) = cos(𝑐), 0 < 𝑐 < 𝑥
7!

Nilai Rn yang tepat hampir tidak pernah dapatdiperoleh, karena kita tidak mengetahui nilai c
sebenarnya kecuali diketahui bahwa nilai c terletak pada suatu selang tertentu. Maka, kita harus
mencari nilai maksimum yang mungkin dari |𝑅𝑛 | untuk c dalam selang yang diberikan, yaitu :

(𝑛+1) (𝑥 − 𝑥0 )𝑛+1
|𝑅𝑛 (𝑥)| < 𝑀𝑎𝑥|𝑓 (𝑐)| ×
𝑛 + 1!
Contoh :
Gunakan deret Taylor orde 4 di sekitar 𝑥0 = 1 untuk menghampiri ln(0.9) dan berikan taksiran
untuk galat pemotongan maksimum yang dibuat.
Penyelesaian :
Tentukan turunan fungsi f(x) = ln(x) terebih dahulu
f(x) = ln(x), f(1) = 0
1
f’(x) = 𝑥 , f’(1) = 1
1
f’’(x) = ‐𝑥 2 , f’’(1) = ‐1
2
f’’’(x) = 𝑥 3 , f’’’(1) = 2
6
f(4) = ‐𝑥 4 , f(4)(1) = ‐6
24 24
f(5) = 𝑥 5 , f(5)(c) = 𝑐 5

Deret Taylornya adalah


(𝑥 − 1)2 (𝑥 − 1)3 (𝑥 − 1)4
ln(𝑥) = (𝑥 − 1) − + − + 𝑅4 (𝑥)
2 3 4
dan
(−0.1)2 (−0.1)3 (−0.1)4
ln(0.9) = −0.1 − + — + 𝑅4 (𝑥) = −0.1053583 + 𝑅4 (𝑥)
2 3 4
juga
24 (−0.1)5
|𝑅5 (0.9)| < max | 5 | ×
0.9<𝑐<1 𝑐 5!
24
Nilai max|𝑐 5 | di dalam selang 0.9 < c < 1 adalah pada c = 0.9, sehingga

24 (−0.1)5
|𝑅5 (0.9)| < max | 5 | × ≈ 0.0000034
0.9<𝑐<1 0.9 5!
Jadi ln(0.9) = ‐0.1053583 dengan galat pemotongan lebih kecil dari 0.0000034.

Contoh :
Deret Taylor dapat digunakan untuk menghitung integral fungsi yang sulit diintegralkan secara
1 2 2
analitik. Hitunglah hampiran nilai ∫0 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 secara numeric, yaitu fungsi f(x) = 𝑒 𝑥 dihampiri
dengan deret Maclaurin orde 8.
Penyelesaian :
2
Deret Maclaurin orde 8 dari fungsi f(x) = 𝑒 𝑥 adalah
2 𝑥4 𝑥6 𝑥8
𝑒 𝑥 = 1 + 𝑥2 + + +
2! 3! 4!
Dengan demikian maka
1 1
𝑥2
𝑥4 𝑥6 𝑥8
2
𝑥3 𝑥5 𝑥7 𝑥9 𝑥 = 1
∫ 𝑒 𝑑𝑥 ≈ ∫ ( 1 + 𝑥 + + + )𝑑𝑥 = 𝑥 + + + + |
0 0 2! 3! 4! 3 10 42 216 𝑥 = 0
1 1 1 1 397836
=1+ + + + = ≈ 1.4617724
3 10 42 216 272160

Anda mungkin juga menyukai