Anda di halaman 1dari 25

ANALISA NUMERIK

PENDAHULUAN
Umum

Metode numerik  Teknik untuk menyelesaikan permasalahan–


permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan
cara operasi hitungan.

Persamaan yang sulit diselesaikan secara analitis, diselesaikan


secara numeris.

Hasil penyelesaian numeris merupakan nilai perkiraan atau


pendekatan dari penyelesaian analitis atau eksak.
Kesalahan (Error)

Bawaan

Kesalahan Pembulatan

Pemotongan
1. Kesalahan Bawaan

Kesalahan bawaan adalah kesalahan dari nilai data. Kesalahan


tersebut bisa terjadi karena kekeliruan dalam menyalin data,
salah membaca skala, atau kesalahan karena kurangnya
pengertian mengenai hukum-hukum fisik dari data yang diukur.
2. Kesalahan Pembulatan

Kesalahan pembulatan terjadi karena tidak diperhitungkannya


beberapa angka terakhir dari suatu bilangan. Kesalahan ini
terjadi apabila bilangan perkiraan digunakan untuk
menggantikan bilangan eksak. Suatu bilangan dibulatkan pada
posisi ke-n dengan membuat semua angka di sebelah kanan
dari posisi tersebut nol.
Contoh:
8632574 dapat dibulatkan menjadi 8633000
3,142857143 dapat dibulatkan menjadi 3,14
3. Kesalahan Pemotongan

Kesalahan pemotongan terjadi karena tidak dilakukannya hitungan


sesuai dengan prosedur matematik yang benar. Sebagai contoh suatu
proses tak terhingga diganti dengan proses berhingga.

𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝒙𝟒
𝒆𝒙 = 𝟏 + 𝒙 + + + +⋯
𝟐! 𝟑! 𝟒

Nilai eksak dari ex diperoleh apabila semua suku dari deret tersebut
diperhitungkan. Dalam praktek, sulit memperhitungkan semua suku
sampai tak terhingga. Apabila hanya diperhitungkan beberapa suku
pertama saja, maka hasilnya tidak sama dengan nilai eksak.
Kesalahan karena hanya diperhitungkannya beberapa suku pertama
disebut dengan kesalahan pemotongan.
Kesalahan Absolut dan Relatif

Hubungan antara nilai eksak, nilai perkiraan, dan kesalahan:

𝒑 = 𝒑 ∗ +𝑬𝒆

dengan:
p = nilai eksak
p* = nilai perkiraan
Ee = kesalahan terhadap nilai eksak
Kesalahan Absolut dan Relatif

Kesalahan absolut:

𝑬𝒆 = 𝒑 − 𝒑 ∗

Kesalahan relatif:
𝑬𝒆
𝜺𝒆 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝒑
dengan:
p = nilai eksak
p* = nilai perkiraan
Ee = kesalahan terhadap nilai eksak
εe = kesalahan relatif terhadap nilai eksak
Kesalahan Absolut dan Relatif
Dalam metode numerik, biasanya nilai eksak tidak diketahui. Untuk itu kesalahan
dinyatakan berdasarkan nilai perkiraan terbaik dari nilai eksak, sehingga:

𝑬𝒂
𝜺𝒂 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝒑∗
dengan:
εa = kesalahan relatif terhadap nilai perkiraan
Ea = kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik
p* = nilai perkiraan terbaik
Kesalahan Absolut dan Relatif
Dalam metode numerik, sering dilakukan pendekatan secara iteratif. Pada
pendekatan tersebut perkiraan sekarang dibuat berdasarkan perkiraan sebelumnya.
Dalam hal ini, kesalahan adalah perbedaan antara perkiraan sebelumnya dan
perkiraan sekarang, dan kesalahan relatif diberikan dalam bentuk:

𝒑 ∗𝒏+𝟏 − 𝒑 ∗𝒏
𝜺𝒂 = 𝒏+𝟏
𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝒑∗
dengan:
p*n = nilai perkiraan pada iterasi ke n
p*n+1 = nilai perkiraan pada iterasi ke n+1
Contoh Soal

1. Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil


9999 cm dan 9 cm. Apabila panjang yang benar (eksak)
berturut-berturut adalah 10.000 cm dan 10 cm, hitung
kesalahan absolut dan relatif.

2. Hitung kesalahan yang terjadi dari nilai ex dengan x=0,5


apabila hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja.
Nilai eksak dari e0,5 = 1,648721271.
𝑥2 𝑥3 𝑥4
𝑒𝑥 =1+𝑥 + + + +⋯
2! 3! 4!
Penyelesaian 1

a. Kesalahan absolut
 Jembatan:
𝐸𝑒 = 10.000 − 9999 = 1 𝑐𝑚
 Pensil:
𝐸𝑒 = 10 − 9 = 1 𝑐𝑚
b. Kesalahan relatif
 Jembatan:
𝐸𝑒 1
𝜀𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 0,01%
𝑝 10.000
 Pensil:
𝐸𝑒 1
𝜀𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 10%
𝑝 10
Penyelesaian 2

a. Diperhitungkan satu suku pertama:


𝑒𝑥 ≈ 1
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak dihitung dengan:
𝐸𝑒 1,648721271 − 1
𝜀𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 39,35%
𝑝 1,648721271
b. Diperhitungkan dua suku pertama:
𝑒𝑥 = 1 + 𝑥
untuk x=0,5 maka:
𝑒 0,5 = 1 + 0,5 = 1,5
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak dihitung dengan:
𝐸𝑒 1,648721271 − 1,5
𝜀𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 9,02%
𝑝 1,648721271
Kesalahan berdasarkan perkiraan terbaik dihitung dengan:
𝐸𝑎 1,5−1
𝜀𝑎 = 𝑥100% = 𝑥100% = 33,33%
𝑝∗ 1,5
Penyelesaian 2

c. Diperhitungkan tiga suku pertama:


2
𝑥
𝑒𝑥 = 1 + 𝑥 +
2!
untuk x=0,5 maka:
2
0,5
𝑒 0,5 = 1 + 0,5 + = 1,625
2
Kesalahan relatif terhadap nilai eksak dihitung dengan:
𝐸𝑒 1,648721271 − 1,625
𝜀𝑒 = 𝑥100% = 𝑥100% = 1,44%
𝑝 1,648721271
Kesalahan berdasarkan perkiraan terbaik dihitung dengan:
𝐸𝑎 1,625 − 1,5
𝜀𝑎 = 𝑥100% = 𝑥100% = 7,69%
𝑝∗ 1,625
Contoh 1:

Soal :

Isna membeli kabel listrik 30 meter dari sebuah toko


alat-alat elektronika. Setelah diukur ulang oleh Isna
sesampainya di rumah, kabel tersebut ternyata
hanya mempunyai panjang 29,97 meter. Berapa
kesalahan absolut dan kesalahan relatif hasil
pengukuran yang dilakukan oleh Isna?
Penyelesaian :

Diketahui :
V = 30 meter
V’ = 29,97 meter
Kesalahan absolut
a =  30 – 29,97 = 0.03 meter
Kesalahan relatif
r =  0.03/ 30  * 100% = 0.1%
Deret Taylor
Deret Taylor
Deret Taylor

Persamaan Deret Taylor yang mempunyai suku sebanyak tak terhingga akan
memberikan perkiraan nilai suatu fungsi sesuai dengan penyelesaian eksaknya.
Dalam praktek sulit memperhitungkan semua suku tersebut dan biasanya hanya
diperhitungkan beberapa suku pertama saja.
1. Memperhitungkan satu suku pertama (order nol) 𝒇 𝒙𝒊+𝟏 ≈ 𝒇 𝒙𝒊

2. Memperhitungkan dua suku pertama (order 1) ∆𝒙


𝒇 𝒙𝒊+𝟏 ≈ 𝒇 𝒙𝒊 + 𝒇′ 𝒙𝒊
𝟏!

∆𝒙 ∆𝒙𝟐
3. Memperhitungkan tiga suku pertama (order 2) 𝒇 𝒙𝒊+𝟏 ≈ 𝒇 𝒙𝒊 + 𝒇′ 𝒙𝒊 + 𝒇′′ 𝒙𝒊
𝟏! 𝟐!
Deret Taylor
Deret Taylor
Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode
numerik, terutama penyelesaian persamaan diferensial. Jika suatu fungsi f(x)
diketahui di titik xi dan semua turunan dari f terhadap x diketahui pada titik tersebut,
maka dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1 yang terletak pada
jarak Δx dari titik xi.

∆𝒙 ∆𝒙𝟐 ∆𝒙𝟑 ∆𝒙 𝒏
𝐟 𝒙𝒊+𝟏 = 𝒇 𝒙𝒊 + 𝒇′ 𝒙𝒊 + 𝒇′′ 𝒙𝒊 + 𝒇′′′ 𝒙𝒊 + ⋯ + 𝒇𝒏 𝒙𝒊 + 𝑹𝒏
𝟏! 𝟐! 𝟑! 𝒏!
dengan:
f(xi) = fungsi di titik xi
f(xi+1) = fungsi di titik xi+1
f’, f’’, ..., fn = turunan pertama, kedua, ..., ke n dari fungsi
Δx = langkah ruang (jarak antara xi dan xi+1)
Rn = kesalahan pemotongan
! = operator faktorial
Deret Taylor

Kesalahan pemotongan Rn, diberikan oleh bentuk berikut:

∆𝒙𝒏+𝟏 ∆𝒙𝒏+𝟐
𝑹𝒏 = 𝒇𝒏+𝟏 𝒙𝒊 + 𝒇𝒏+𝟐 𝒙𝒊 +⋯
𝒏+𝟏 ! 𝒏+𝟐 !
Deret Taylor

1. Diketahui suatu fungsi f(x) = 0,25x3 + 0,5x2 + 0,25x + 0,5.


Dengan menggunakan deret taylor order nol, satu, dua dan tiga ;
perkirakan fungsi tersebut pada titik xi+1 = 1, berdasar nilai
fungsi pada titik xi=0. Titik xi+1 =1 berada pada jarak ∆x = 1 dari
titik xi = 0.

2. Diketahui suatu fungsi f(x) = -2x3 + 12x2 - 20x + 8,5. Dengan


menggunakan deret taylor order nol, satu, dua dan tiga ;
perkirakan fungsi tersebut pada titik xi+1 = 1, berdasar nilai
fungsi pada titik xi=0. Titik xi+1 =1 berada pada jarak ∆x = 1 dari
titik xi = 0.
Deret Taylor

3. Hitung kesalahan yang terjadi dengan hanya diperhitungkannya


beberapa suku pertama (sampai 5 suku pertama) dari deret
berikut, dan hitung pula kesalahan relatifnya.
𝑥2 𝑥4 𝑥6 𝑥8
F(x) = 1 - + − + − ………..
2! 4! 6! 8!

3. Diketahui suatu fungsi f(x) = 0,25x3 + 0,5x2 + 0,25x + 0,5.


Perkirakan turunan pertama (kemiringan kurva) dan turunan
kedua dari persamaan tersebut di titik x = 0,5 dengan
menggunakan langkah ruang ∆x = 0,5.

Anda mungkin juga menyukai