3. Setiap operasi mendefinisikan dengan jelas dan pasti, dalam arti tidak
menimbulkan keraguan.
Sasaran akhir dari perhitungan secara numerik adalah diperolehnya metode
yang terbaik untuk mendapatkan jawaban yang berguna dari persoalan
matematika yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk sederhana.
Menyatakan bentuk sederhana dalam matematika tidak boleh dilakukan
sembarangan. Seringkali kita menginginkan penulisan bilangan desimal dengan
memotong sampai beberapa angka (digit) dari bilangan itu sesuai kebutuhan.
Proses pemotongan bilangan itu disebut pembulatan. Pembulatan suatu bilangan
desimal harus memperhatikan aturan baku. Aturan membulatkan bilangan
desimal sampai ke 𝑛𝑛 angka signifikan adalah: Hilangkan setiap bilangan yang
ada di sebelah kanan angka ke 𝑛𝑛. Dan jika bilangan yang dihilangkan tersebut:
a. Kurang dari 5, maka angka ke 𝑛𝑛 tetap.
b. Lebih dari atau sama dengan 5, maka angka ke 𝑛𝑛 bertambah 1.
Bilangan yang dibulatkan dengan mengikuti aturan tersebut di atas disebut teliti
sampai 𝑛𝑛 angka signifikan.
Suatu contoh terkait dengan pembulatan di atas adalah nilai 𝜋𝜋 atau 22. Nilai
7
𝜋𝜋 = 3,141542. .., sementara nilai yang sering digunakan adalah 𝜋𝜋 ≈ 3,14. Selisih
antara 3,141542. .. dengan 3,14 adalah 0,001542… disebut galat. Contoh lain yang
sejenis adalah deret Taylor tak hingga dari 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛 𝑥𝑥 yang biasanya ditulis:
∞
2𝑛𝑛+1
𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛 𝑥𝑥 = �(−1)𝑛𝑛 𝑥𝑥 ; 𝑛𝑛 ∈ 𝑁𝑁
(2𝑛𝑛 + 1)!
𝑛𝑛=0
𝑥𝑥3 𝑥𝑥5 𝑥𝑥7
Jika bentuk 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛 𝑥𝑥 = 𝑥𝑥 − + − yang kita gunakan, maka selisih kedua nilai 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛 𝑥𝑥
3! 5! 7!
9 𝑥𝑥 11
𝑥𝑥
di atas adalah − +. .. disebut galat. Kedua contoh pembulatan yang disajikan
9! 11!
ini, memberikan dua jenis galat yang berbeda dan akan dijelaskan secara rinci
pada uraian selanjutnya.
1. Galat pembulatan
Galat ini diperoleh atau terjadi sebagai akibat dari pemakaian nilai hampiran
suatu bilangan untuk menyatakan bilangan eksak.
Contoh.
Nilai eksak 𝑥𝑥 =
1 atau 𝑥𝑥 = 0,3333333…
3
Bentuk (1.1) di atas selanjutnya dinamakan galat mutlak disimbol 𝐸𝐸𝐴𝐴 . Sehingga
𝐸𝐸𝐴𝐴 = 𝑥𝑥 − 𝑥𝑥 !. Sedangkan galat relatif disimbol 𝐸𝐸𝑅𝑅 didefinisikan sebagai hasil bagi
antara galat mutlak dengan nilai eksak yang dinyatakan:
𝐸𝐸 𝑥𝑥−𝑥𝑥 ! ………………………. (1.2)
=𝐴𝐴
𝐸𝐸 =
𝑅𝑅 𝑥𝑥 𝑥𝑥
Sedangkan prosentase galat ditulis:
𝐸𝐸𝑃𝑃 = 100𝐸𝐸𝑅𝑅 ……………………………… (1.3)
Istilah lain yang berhubungan dengan perhitungan galat di atas adalah ukuran
ketelitian mutlak disimbol dengan 𝛥𝛥𝑥𝑥. Jika 𝑥𝑥 adalah suatu bilangan real yang
dibulatkan ke 𝑛𝑛 tempat desimal, maka ukuran ketelitian mutlaknya adalah:
1
𝛥𝛥𝑥𝑥 = ⋅ 10−𝑛𝑛 ……………………………. (1.4)
2
Keberadaan pengertian ketelitian mutlak di atas, maka dapat ditafsirkan
adanya batas atas pengukuran disimbol 𝑥𝑥𝑚𝑚𝑚𝑚𝑥𝑥 dan batas bawah pengukuran
yang disimbol 𝑥𝑥𝑚𝑚𝑚𝑚𝑛𝑛 masing-masing didefinisikan:
𝑥𝑥𝑚𝑚𝑚𝑚𝑥𝑥
� = 𝑥𝑥 + ∆𝑥𝑥 ……………………………… (1.5)
𝑥𝑥𝑚𝑚𝑚𝑚𝑛𝑛
Sedangkan ukuran ketelitian relatif didefinisikan sebagai hasil bagi antara
ukuran ketelitian mutlak dengan nilai eksak yang dinyatakan:
𝛥𝛥𝑥𝑥 𝛥𝛥𝑥𝑥 ……………………………. (1.6)
|𝑥𝑥| ≈ �𝑥𝑥 !�
𝐸𝐸 𝐸𝐸𝐴𝐴 0,05
= = = 0,0079
𝑅𝑅 𝑥𝑥 6,3
Contoh 2.
Satu butir kapsul obat anu ditimbang dengan berat 2,34 mg. Tentukan toleransi
dan prosentase galat dari hasil pengukuran tersebut.
Jawab.
Hasil pengukuran 𝑥𝑥 = 2,34 yang berarti dibulatkan sampai 2 tempat desimal
𝛥𝛥𝑥𝑥 = 1 ⋅ 10−2 = 0,005
𝑥𝑥𝑚𝑚𝑚𝑚𝑥𝑥 2
� = 2,34 + 0,005 = 2,345
𝑥𝑥𝑚𝑚𝑚𝑚𝑛𝑛
𝑇𝑇𝑐𝑐𝑁𝑁𝑇𝑇𝑁𝑁𝑁𝑁𝑛𝑛𝑠𝑠𝑠𝑠 = 2,345 − 2,335 = 0,01
𝐸𝐸𝐴𝐴 = |2,34 − 2,235| = 0,005
𝐸𝐸 𝐸𝐸𝐴𝐴 0,005
= = = 0,0021
𝑅𝑅 𝑥𝑥 2,34
𝐸𝐸𝑃𝑃 = 100 × 0,0021 = 0,21
Banyak nilai fungsi yang sangat sulit dan bahkan tidak bisa dicari melalui
fungsi asalnya. Untuk mencari nilai fungsi tersebut terpaksa dihampiri oleh suku
banyak atau polinom. Dan polinom tersebut dijadikan sebagai pengganti fungsi
asalnya. Polinom yang biasa digunakan untuk menghampiri sutu fungsi adalah
polinom Taylor.
Rumus polinom Taylor merupakan perluasan dari teorema Nilai Rata-rata
Taylor dalam Kalkulus yang menyatakan: Misal 𝑓𝑓 adalah suatu fungsi yang
mempunyai turunan ke n dan kontinu pada selang [𝑁𝑁, 𝑏𝑏]. Jika 𝑓𝑓(𝑛𝑛+1)(𝑥𝑥) ada untuk
setiap𝑥𝑥 ∈ (𝑁𝑁, 𝑏𝑏), maka terdapat 𝑐𝑐 ∈ (𝑁𝑁, 𝑏𝑏) sehingga:
Kedudukan bilangan 𝑏𝑏 pada teorema (1.8) di atas dapat digantikan oleh suatu
variable 𝑥𝑥 sehingga diperoleh rumus atau bentuk polinom yaitu:
f (x) f (a) 1 𝑓𝑓 (2) (𝑚𝑚)(𝑥𝑥−𝑚𝑚)2 𝑓𝑓 (𝑛𝑛) (𝑚𝑚)(𝑥𝑥−𝑚𝑚)𝑛𝑛
f (a)(x a) 2! + ....+ 𝑛𝑛!
𝑓𝑓 (𝑛𝑛+1)(𝑐𝑐)(𝑥𝑥−𝑚𝑚)(𝑛𝑛+1)
+ . …………………. (1.9)
(𝑛𝑛+1)!
Bentuk (1.9) ini dikenal dengan nama Polinom Taylor derajat atau orde 𝑛𝑛 dari
fungsi 𝑓𝑓 disekitar 𝑥𝑥 = 𝑁𝑁. Khususnya jika kita mengambil𝑥𝑥 = 0, maka bentuk (1.9)
di atas menjadi:
1 𝑓𝑓(2)(0)𝑥𝑥2 𝑓𝑓(𝑛𝑛)(0)𝑥𝑥𝑛𝑛 𝑓𝑓(𝑛𝑛+1)(0)𝑥𝑥(𝑛𝑛+1)
f (x) f (0) f (0)x +. . . . + + + … (1.10)
2! 𝑛𝑛! (𝑛𝑛+1)!
Bentuk yang dinyatakan oleh (1.10) ini dikenal dengan nama polinom Maclaurin.
Tentu saja ke 𝑛𝑛 turunan pertama dari fungsi 𝑓𝑓 di atas kontinu di 𝑥𝑥 = 0.
Selanjutnya, rumus polinom Taylor pada (1.9) di atas dapat dinyatakan
secara parsial yang terdiri atas dua komponen penting yaitu:
𝑃𝑃 (𝑥𝑥) f (a)
1 𝑓𝑓 (2) (𝑚𝑚)(𝑥𝑥−𝑚𝑚)2 𝑓𝑓 (𝑛𝑛) (𝑚𝑚)(𝑥𝑥−𝑚𝑚)𝑛𝑛
𝑛𝑛 f (a)(x a) 2!
+ .....+ 𝑛𝑛!
.
(𝑛𝑛+1) (𝑛𝑛+1)
𝑓𝑓 (𝑐𝑐)(𝑥𝑥−𝑚𝑚)
R x ; 𝑐𝑐 ∈ (𝑁𝑁,
)n
𝑏𝑏 .
(𝑛𝑛+1)!
Bentuk 𝑃𝑛𝑛 (𝑥𝑥) di atas disebut Polinom Taylor derajat n dari fungsi 𝑓𝑓 disekitar 𝑥𝑥 =
𝑁𝑁. Dan bentuk polinom inilah yang digunakan untuk mencari nilai hampiran
suatu fungsi. Polinom Taylor ini dapat dituliskan secara singkat yaitu:
𝑓𝑓 𝑘𝑘 (𝑚𝑚)(𝑥𝑥−𝑚𝑚)𝑘𝑘
𝑃𝑃 (𝑥𝑥) = . ……………………….... (1.11)
∑𝑛𝑛
𝑛𝑛 𝑘𝑘=0 𝑘𝑘!
7
Sedangkan bentuk 𝑅𝑅𝑛𝑛(𝑥𝑥) di atas disebut suku sisa yang terjadi karena 𝑃𝑃𝑛𝑛(𝑥𝑥)
mendekati fungsi 𝑓𝑓. Bentuk 𝑅𝑅𝑛𝑛(𝑥𝑥) inilah yang disebut galat pada perhitungan
nilai hampiran fungsi yaitu:
𝑓𝑓 (𝑛𝑛+1) (𝑚𝑚)(𝑥𝑥−𝑚𝑚)(𝑛𝑛+1)
𝐸𝐸 = |𝑅𝑅𝑛𝑛 (𝑥𝑥)| = � �. ……………… (1.12)
(𝑛𝑛+1)!
Berdasarkan uraian di atas, maka hubungan fungsional antara nilai eksak, nilai
hampiran dan galat yang telah disebutkan pada uraian 1.3, nampaknya tetap
berlaku walaupun simbol yang digunakan agak berbeda. Nilai fungsi yang terdiri
dari nilai hampiran dan galat dapat ditulis menjadi:
𝑓𝑓(𝑥𝑥) = 𝑃𝑃𝑛𝑛(𝑥𝑥) + 𝑅𝑅𝑛𝑛(𝑥𝑥)
Jarak antara nilai 𝑁𝑁𝑎𝑎𝑁𝑁𝑛𝑛𝑥𝑥 pada penggunaan bentuk 𝑃𝑃𝑛𝑛(𝑥𝑥) dan 𝑅𝑅𝑛𝑛(𝑥𝑥) di atas,
biasanya diambil cukup kecil karena selalu ada nilai 𝑐𝑐 ∈ [𝑁𝑁, 𝑥𝑥]. Berikut ini
diberikan beberapa contoh soal yang dapat memperjelas situasi di atas.
Contoh 3
Gunakan Polinom Taylor orde tiga dari 𝑓𝑓(𝑥𝑥) = √𝑥𝑥 disekitar 𝑥𝑥 = 9 untuk
menghampiri nilai √10. Taksir galat maksimum yang ditimbulkan.
Jawab.
Untuk mengurangi penggunaan Deret Taylor secara keseluruhan, maka kita
dapat memperoleh pengertian mengenai prilaku fungsi dengan membentuknya
suku demi suku sebagai berikut:
1944
8𝑥𝑥2√𝑥 −15
𝑥 ⇒ 𝑓𝑓(4)(𝑐𝑐) =
−15 ; 9 ≤ 𝑐𝑐 ≤ 10
𝑓𝑓(4)(𝑥𝑥) =
16𝑥𝑥3√𝑥𝑥 16𝑐𝑐3√𝑐𝑐
Nilai-nilai turunan fungsi yang telah diperoleh di atas dimasukkan pada rumus
Polinom Taylor (1.11), sehingga diperoleh bentuk polinom yang menghampiri
fungsi 𝑓𝑓(𝑥𝑥) = √𝑥𝑥disekitar 𝑥𝑥 = 9 yaitu:
− 108.2! 1944.3!
6
Nilai hampiran dari √10 adalah:
+ − 108.2! 1944.3!
6
8
1 1 1
√10 ≈ 3 + − + .
6 216 3888
√10 ≈ 3,15586.
Sedangkan taksiran besarnya galat maksimum yang dapat ditimbulkan,
digunakan rumus (1.12) yaitu:
𝑓𝑓 (3+1)(𝑚𝑚)(𝑥𝑥−𝑚𝑚)(3+1)
|𝑅𝑅3 (𝑥𝑥)| = � (3+1)! �
−15(10−9)4
𝑅𝑅 (10) = � � ; 9 ≤ 𝑐𝑐 ≤ 10
3 16𝑐𝑐3√𝑐𝑐
Suatu pecahan membesar jika penyebutnya mengecil. Atas dasar ini, maka galat
maksimum terjadi untuk c = 9.
−15(10−9)4
𝑅𝑅 (10) = � � = 0,00042867
3 16.93√9
Contoh 4.
1
Gunakan polinom Maclaurin orde ketiga dari 𝑓𝑓(𝑥𝑥) =
√1+𝑥𝑥 ; 𝑥𝑥 ≠ −1 untuk menentukan
nilai hampiran 𝑓𝑓(−0,2) dan carilah taksiran minimum dari galatnya.
Jawab.
1
𝑓𝑓(𝑥𝑥) = = (1 + 𝑥𝑥) ⇒ 𝑓𝑓(0) = 1
√1+𝑥𝑥 −1
�2
1
𝑓𝑓 (1) (𝑥𝑥) = − (1 + 𝑥𝑥) ⇒ 𝑓𝑓(1)(0) = −
1
3
− �2 2
2 3
3 5� ⇒ 𝑓𝑓(2)(0) =
𝑓𝑓 (2) (𝑥𝑥) = (1 + 𝑥𝑥)− 2 4
4 15
15 ⇒ 𝑓𝑓 (0) = −
(3)
fungsi dan turunannya yang membentuk suku-suku deret Taylor adalah sebagai
berikut :
𝜋𝜋 1
𝑓𝑓(𝑥𝑥) = 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠 𝑥𝑥 ⇒ 𝑓𝑓( ) = √2
4 2 𝜋𝜋 1
𝑓𝑓(1)(𝑥𝑥) = − 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛 𝑥𝑥 ⇒ 𝑓𝑓(1)( ) = − √2
4 2
𝜋𝜋 1
𝑓𝑓 (𝑥𝑥) = − 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠 𝑥𝑥 ⇒ 𝑓𝑓 ( ) = − √2
(2) (2)
4 2
𝜋𝜋 1
(3) (3)
𝑓𝑓 (𝑥𝑥) = 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛 𝑥𝑥 ⇒ 𝑓𝑓 ( ) = √2
4 2
𝑓𝑓(4)(𝑥𝑥) = 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠 𝑥𝑥 ⇒ 𝑓𝑓(4)(𝑐𝑐) = 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠 𝑐𝑐 ; |𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠 𝑐𝑐| ≤ 1
1
0
Nilai-nilai yang diperoleh tersebut di atas dimasukkan pada Polinom Taylor (1.11)
𝜋𝜋
sehingga diperoleh polinom yang menghampiri𝑓𝑓(𝑥𝑥) = 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠 𝑥𝑥 di 𝑥𝑥 = yaitu:
4
1 1 𝜋𝜋 1 2 √2(𝑥𝑥 −𝜋𝜋 2 1 𝜋𝜋 3
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠
) 𝑥𝑥 = √2 − √2(𝑥𝑥 − ) − )2 √2(𝑥𝑥 − + 𝑅𝑅 (𝑥𝑥).
4 4
+
2 2 4 2! 3! 3
𝜋𝜋 𝜋𝜋
Substitusi 𝑥𝑥 = 42 di ruas kiri dan gunakan 420 = −
0
sesuai batasan di ruas
4 60
2 2 60) −2 2!
60
+2 60
3! .
0
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠 42 ≈0,707106781 + 0,707106781 (0,052359877)
– 0,000969287 – 0,000016917 ≈ 0,743144822
Nilai hampiran yang diperoleh ini dapat diuji dengan Kalkulator tangan yaitu:
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠 420 ≈ 0,743144825.
Sedangkan galat maksimumnya adalah:
𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐
𝑅𝑅 (𝑥𝑥) = �
𝑐𝑐
𝜋𝜋 4
3 �𝑥𝑥 − � �
4! 4
𝜋𝜋 𝜋𝜋 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 𝑐𝑐 𝜋𝜋
𝑅𝑅 � − � = � �− �� ; −1 ≤ 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠 𝑐𝑐 ≤ 1
3 4 60 24 60
𝜋𝜋 𝜋𝜋 1 𝜋𝜋
𝑅𝑅 � − � = � �− �� = 0,0,000000313.
3 4 60 24 60
Proses sama dengan uraian di atas, maka dapat diperoleh 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛 420 = 0,669130387.
Namun nilai ini sebenarnya sudah dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
identitas fungsi trigonometri yaitu 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛2 𝑥𝑥 + 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠2 𝑥𝑥 = 1𝑁𝑁𝐺𝐺𝑁𝑁𝑎𝑎 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑛𝑛 𝑥𝑥 = √1 − 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑠𝑠2 𝑥𝑥
sehingga diperoleh :