Anda di halaman 1dari 9

Barisan Monoton

Pada uraian berikut ini, masih akan dibahas berbagai cara dalam menentukan
kekonvergenan suatu barisan dengan melibatkan barisan-barisan yang disebut
barisan-barisan monoton. Berikut akan diberikan definisi barisan monoton.

Definisi
Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan bilangan real.
(i) Barisan 𝑋 disebut naik jika memenuhi ketaksamaan
𝑥1 ≤ 𝑥2 ≤ ⋯ ≤ 𝑥𝑛 ≤ 𝑥𝑛+1 ≤ ⋯
atau dengan ungkapan lain, 𝑥𝑛 ≤ 𝑥𝑛+1 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ
(ii) Barisan 𝑋 disebut turun jika memenuhi ketaksamaan
𝑥1 ≥ 𝑥2 ≥ ⋯ ≥ 𝑥𝑛 ≥ 𝑥𝑛+1 ≥ ⋯
atau dengan ungkapan lain, 𝑥𝑛 ≥ 𝑥𝑛+1 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ
(iii) Barisan 𝑋 disebut monoton jika barisan itu naik atau turun (tidak keduanya)

Contoh
1. Berikut adalah barisan-barisan naik:
a. 𝑋 = (1, 2, 3, 4, … , 𝑛, … ),
b. 𝑋 = (1, 2, 2, 3, 3, 3, … ),
c. 𝑋 = (𝑟, 𝑟 2 , 𝑟 3 , … , 𝑟 𝑛 , … ) untuk 𝑟 > 1.
d. 𝑋 = (1, 4, 7, … , 3𝑛 − 2, … )
2. Berikut adalah barisan-barisan turun:
a. 𝑋 = (1, 1/2, 1/3, … , 1/𝑛, … ),
1 1 1
b. (1, , ,…, , … ).
2 22 2𝑛−1

c. 𝑋 = (𝑟, 𝑟 2 , 𝑟 3 , … , 𝑟 𝑛 , … ) untuk 0 < 𝑟 < 1.


d. 𝑋 = (1, −1, −3, −5, … , −2𝑛 + 1, … ).
3. Berikut adalah barisan-barisan tidak monoton:
a. 𝑋 = (−1, 1, −1, … , (−1)𝑛 , … ),
b. 𝑋 = (1, −2, 3, … , (−1)𝑛+1 𝑛, … ),
1 1 1 (−1)𝑛+1
c. 𝑋 = (1, − 2 , 3 , − 4 , … , , … ).
𝑛
4. Berikut adalah barisan-barisan tidak monoton, tetapi “pada akhirnya”
monoton:
a. 𝑋 = (6, 6, 2, 1, 2, 3, 4, … ),
1 1 1 1
b. 𝑋 = (1, 0, 2, 2 , 3 , 4 , 5 , … ),

c. 𝑋 = (−1,2, −3,4,8,16,32, … ).

Teorema (Konvergensi Monoton)


Suatu barisan bilangan real monoton adalah konvergen jika dan hanya jika barisan
tersebut terbatas.
Selanjutnya:
a. Jika 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan naik terbatas, maka lim(𝑥𝑛 ) = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}.
b. Jika 𝑌 = (𝑦𝑛 ) suatu barisan turun terbatas, maka lim(𝑦𝑛 ) = inf{𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}
Bukti
(⟹) Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan monoton yang konvergen. Berdasarkan
teorema (jika suatu barisan konvergen maka barisan tersebut terbatas ) maka
satu sisi dari teorema di atas secara langsung terbukti.
(⟸) Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan itu monoton dan terbatas. Akan
ditunjukkan barisan itu konvergen. Untuk pembuktiannya akan dilihat dua
kasus sesuai dengan kemonotonannya yaitu kasus barisan naik dan kasus
barisan turun:
(a) Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan naik dan terbatas. Karena terbatas, maka
terdapat 𝑀 ∈ ℝ sedemikian hingga 𝑥𝑛 ≤ 𝑀, untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ. Misalkan
𝑥 ∗ = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa 𝑥 ∗ = lim(𝑥𝑛 ).
Misalkan 𝜀 > 0, maka 𝑥 ∗ − 𝜀 bukan batas atas {𝑥𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}. Oleh karena itu
terdapat 𝐾 ∈ ℕ sedemikian hingga 𝑥 ∗ − 𝜀 < 𝑥𝐾 . Tetapi karena (𝑥𝑛 ) barisan
naik, maka
𝑥 ∗ − 𝜀 < 𝑥𝐾 ≤ 𝑥𝑛 ≤ 𝑥 ∗ < 𝑥 ∗ + 𝜀 untuk semua 𝑛 ≥ 𝐾.
Ini berarti
|𝑥𝑛 − 𝑥 ∗ | < 𝜀 untuk semua 𝑛 ≥ 𝐾.
Karena 𝜀 > 0 sebarang, maka disimpulkan lim(𝑥𝑛 ) = 𝑥 ∗ atau barisan (𝑥𝑛 )
konvergen ke 𝑥 ∗ = sup{𝑥𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}.
(b) Misalkan 𝑌 = (𝑦𝑛 ) suatu barisan turun dan terbatas. Karena 𝑌 barisan
turun dan terbatas, maka 𝑋 = − 𝑌 = (−𝑦𝑛 ) suatu barisan naik dan terbatas.
Dengan menggunakan hasil (a), maka diperoleh bahwa lim 𝑋 =
sup{−𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ} . Di sisi lain karena 𝑋 = − 𝑌 = (−𝑦𝑛 ) maka diperoleh
lim 𝑋 = − lim 𝑌. Dengan menggunakan kenyataan bahwa
sup{−𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ} = − inf{𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}, maka diperole lim 𝑌 = − lim 𝑋 =
−sup{−𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ} = −(− inf{𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}) = inf{𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}.∎

Teorema Konvergensi monoton memperlihatkan keberadaan limit suatu


barisan monoton terbatas. Kadang-kadang untuk menghitung nilai
supremum ( atau infimum ) ini sulit, sehingga diperlukan metode lain untuk
menghitung nilai supremum ( atau infimum ) ini.

Contoh
1
1. Buktikan bahwa lim ( 𝑛) = 0.

Bukti
1
0 adalah batas bawah dari himpunan { |𝑛 ∈ ℕ}. Selain dapat dibuktikan
√𝑛
1 1
bahwa itu 0 = inf { |𝑛 ∈ ℕ}. Di lain hal, barisan ( ) adalah monoton turun
√𝑛 𝑛 √
1 1
sebab ≥ untuk semua bilangan asli 𝑛. Berdasarkan terorema di atas,
√𝑛 √𝑛+1
1 1 1
maka barisan ( 𝑛) konvergen dengan lim ( 𝑛) = inf { |𝑛 ∈ ℕ} = 0.
√ √ √𝑛

lim (1/ n ) = inf { 1/ n  n  N } = 0


1 1 1
2. Misalkan 𝑥𝑛 = 1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑛 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Buktikan bahwa

barisan (𝑥𝑛 ) adalah barisan naik dan tak terbatas. Degan demikian tidak
konvergen.
Bukti
1
Karena 𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 + 𝑛+1 > 𝑥𝑛 , maka (𝑥𝑛 ) merupakan barisan naik. Berdasarkan

Teorema Konvergensi Monoton, maka untuk menunjukkan apakah barisan


(𝑥𝑛 ) konvergen atau tidak, maka cukup menunjukkan apakah barisan (𝑥𝑛 )
terbatas atau tidak.
Selanjutnya, uraian ini menunjukkan ketidakterbatasan barisan (𝑥𝑛 ):
1 1 1 1 1
𝑥2 𝑛 = 1 + + ( + ) + ⋯ + ( 𝑛−1 + ⋯ + 𝑛)
2 3 4 2 +1 2
1 1 1 1 1 1 1 1
> 1 + + ( + ) + ⋯+ ( + ⋯+ ) = 1 + + + ⋯+
2 4 4 2𝑛 2𝑛 2 2 2
𝑛
=1+
2
𝑛
Karena barisan (1 + 2 ) tidak terbatas, akibatnya barisan (𝑥𝑛 ) tak terbatas. Jadi

barisan (𝑥𝑛 ) divergen.

Dalam menentukan kekonvergenan suatu barisan yang didefinisikan secara


induktif(rekursif) harus diperlakukan berbeda dalam menentukan limitnya.
Jika barisan tersebut diketahui konvergen, maka nilai limitnya dapat
ditentukan dengan menggunakan hubungan induktifnya.
Sebagai contoh, misalkan diberikan barisan konvergen (𝑥𝑛 ) yang diberikan
dengan
1
𝑥1 = 2, 𝑥𝑛+1 = 2 + 𝑥 , untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
𝑛

Misalkan lim(𝑥𝑛 ) = 𝑥, maka juga lim(𝑥𝑛+1 ) = 𝑥, karena 1-ekor barisan (𝑥𝑛+1 )


akan konvergen ke limit yang sama dengan barisan aslinya (𝑥𝑛 ). Lebih lanjut,
karena 𝑥𝑛 ≥ 2 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ, maka 𝑥 ≥ 2. Dengan teorema limit maka
1 1
diperoleh 𝑥 = lim(𝑥𝑛+1 ) = lim (2 + 𝑥 ) = 2 + 𝑥. Sehingga 𝑥 adalah akar positif
𝑛

persamaan kuadrat 𝑥 2 − 2𝑥 − 1 = 0 dan diperoleh 𝑥 = 1 + √2.

Perlu diperhatikan bahwa syarat konvergen untuk barisan itu tidak boleh
dihilangkan atau diasumsikan. Sebagai contoh, jika diasumsikan barisan (𝑦𝑛 )
yang didefinisikan dengan 𝑦1 = 1, 𝑦𝑛+1 = 2𝑦𝑛 + 1 konvergen dan limitnya
adalah 𝑦, maka dengan menggunakan hubungan induktifnya maka diperoleh
𝑦 = lim 𝑦𝑛+1 = lim(2𝑦𝑛 + 1) = 2𝑦 + 1. Ini mengkibatkan 𝑦 = −1. Tentu limit
ini salah, sebab 𝑦𝑛 ≥ 1 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
Berikut bagaimana menentukan limit dengan metode di atas, namun setelah
dibuktikan konvergen dengan menggunakan teorema kekonvergenan
monoton.

Contoh
Misalkan 𝑌 = (𝑦𝑛 ) didefinisikan secara induktif dengan
1
𝑦1 = 1 , 𝑦𝑛+1 = 4 (2𝑦𝑛 + 3).
3
Buktikan bahwa barisan (𝑦𝑛 ) konvergen dan lim 𝑌 = 2.

Bukti
Untuk menunjukkan barisan (𝑦𝑛 ) konvergen, cukup ditunjukkan barisan (𝑦𝑛 )
monoton dan terbatas. Dari pendefinisian barisan di atas diperoleh
1 5
𝑦2 = (2.1 + 3) = , sehingga 𝑦1 = 1 < 𝑦2 < 2
4 4

Akan ditunjukkan dengan induksi matematik, bahwa 𝑦𝑛 < 2, untuk semua


𝑛 ∈ ℕ.
Untuk 𝑛 = 1 dan 𝑛 = 2 hal ini benar sebagaimana ditunjukkan di atas.
Selanjutnya, misalkan 𝑦𝑘 < 2 untuk suatu 𝑘 ∈ ℕ. Untuk 𝑘 + 1 maka
1 1 7
𝑦𝑘+1 = 4 (2𝑦𝑘 + 3) < 4 (4 + 3) = 4 < 2.

Dengan demikian, maka diperoleh 𝑦𝑛 < 2 untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa barisan (𝑦𝑛 ) adalah barisan yang terbatas.
Berikut, akan dibuktikan 𝑦𝑛 < 𝑦𝑛+1 untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ dengan induksi
matematik.
5
Untuk 𝑛 = 1, telah ditunjukkan bahwa 𝑦1 = 1 < 𝑦2 = . Selanjutnya, misalkan
4

𝑦𝑘 < 𝑦𝑘+1 untuk suatu 𝑘 ∈ ℕ. Perhatikan bahwa


1 1
𝑦𝑘+1 = 4 (2𝑦𝑘 + 3) < 4 (2𝑦𝑘+1 + 3) = 𝑦𝑘+2 .

Hal ini menunjukkan bahwa 𝑦𝑛 < 𝑦𝑛+1 untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ. Oleh karena itu,
barisan (𝑦𝑛 ) adalah barisan naik.
Karena (𝑦𝑛 ) adalah barisan yang naik dan terbatas, maka berdasarkan teorema
Konvergensi Monoton , maka barisan (𝑦𝑛 ) konvergen.
Sebenarnya berdasarkan teorema limit konvergen monoton, maka (𝑦𝑛 ) akan
konvergen ke sup{𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}, namun nilai ini tidak mudah ditentukan.
Untuk menentukan lim (𝑦𝑛 ) dapat ditempuh cara sebagai berikut.
1
Karena 𝑦𝑛+1 = 4 (2𝑦𝑛 + 3) untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ adalah suku ke-𝑛 dari ekor-1 𝑌_1

dari barisan 𝑌 == (𝑦𝑛 ), maka berdasarkan teorema, maka keduanya


mempunyai limit yang sama, yaitu lim 𝑌1 = lim 𝑌. Misalkan limit ini = 𝑦, maka
1 1 3 3
diperoleh 𝑦 = 4 (2𝑦 + 3) atau 𝑦 = 2 𝑦 + 4, sehingga 𝑦 = 2.
3
Jadi lim(𝑦𝑛 ) = 2.

Berikut akan memperlihatkan penggunaan teorema Konvergensi Monoton


untuk menghitung akar kuadrat dari suatu bilangan positif.
Contoh
Misalkan 𝑎 > 0. Akan dikonstruksi suatu barisan bilangan real (𝑠𝑛 ) yang
konvergen ke √𝑎.
1 𝑎
Misalkan 𝑠1 > 0 dan didefinisikan 𝑠𝑛+1 = 2 (𝑠𝑛 + 𝑠 ) untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
𝑛

Akan ditunjukkan, bahwa barisan (𝑠𝑛 ) konvergen ke √𝑎.


Pertama, akan ditunjukkan (𝑠𝑛 )2 ≥ 𝑎, untuk semua 𝑛 ≥ 2.
1 𝑎
Karena 𝑠𝑛 memenuhi persamaan 𝑠𝑛+1 = 2 (𝑠𝑛 + 𝑠 ), maka 2𝑠𝑛+1 𝑠𝑛 = (𝑠𝑛 )2 + 𝑎
𝑛

atau (𝑠𝑛 )2 − 2𝑠(𝑛+1) 𝑠𝑛 + 𝑎 = 0 dan mempunyai akar real. Akibatnya


diskriminan 4(𝑠𝑛+1 )2 − 4𝑎 ≥ 0, sehingga (𝑠𝑛+1 )2 ≥ 𝑎 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa (𝑠𝑛 ) ”pada akhirnya” barisan turun.
Untuk 𝑛 ≥ 2, maka diperoleh
1
1 𝑎 1 𝑎 ((𝑠𝑛 )2 −𝑎)
2
𝑠𝑛 − 𝑠𝑛+1 = 𝑠𝑛 − (𝑠𝑛 + ) = (𝑠𝑛 – ) = ≥ 0.
2 𝑠𝑛 2 𝑠𝑛 𝑠𝑛

Oleh karena itu 𝑠𝑛+1 ≤ 𝑠𝑛 , untuk semua 𝑛 ≥ 2. Ini berarti barisan (𝑠𝑛 ) “pada
akhirnya” turun (dan terbatas). Berdasarkan Teorema Konvergensi
Monoton, lim(𝑠𝑛 ) ada dan misalkan lim(𝑠𝑛 ) = 𝑠.
1 𝑎 𝑎
Menurut teorema, 𝑠 memenuhi persamaan 𝑠 = 2 (𝑠 + 𝑠 ). Akibatnya 𝑠 = 𝑠 atau

𝑠 2 = 𝑎. Jadi 𝑠 = √𝑎.
𝑎
Selanjutnya, karena √𝑎 ≤ 𝑠𝑛 untuk semua 𝑛 ≥ 2, maka 𝑠 ≤ √𝑎 ≤ 𝑠𝑛 , sehingga
𝑛

𝑎 (𝑠𝑛 )2 −𝑎
0 ≤ 𝑠𝑛 − √𝑎 ≤ 𝑠𝑛 − 𝑠 = untuk semua , 𝑛 ≥ 2.
𝑛 𝑠𝑛
Dengan ketaksamaan ini, dapat dihitung pendekatan √𝑎, sesuai dengan
ketelitian yang diinginkan.

Bilangan Euler

Berikut akan diberikan suatu barisan yang konvergen pada suatu bilangan
transenden yang penting kedua selain bilangan 𝜋 yang dikenal dengan
bilangan Euler.

Contoh

1 𝑛
Misalkan 𝑒𝑛 = (1 + 𝑛) untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Akan ditunjukkan bahwa barisan

𝐸 = (𝑒𝑛 ) terbatas dan naik dan dengan demikian menjadi konvergen. Limit
barisan ini dikenal dengan bilangan Euler 𝑒 yang nilai pendekatannya adalah
2,718281828459045 … yang meruapakan bilangan dasar dari logaritma
narutal (ln).

Dengan mmenggunakan teorema binomial, maka diperoleh

1 𝑛 𝑛 1 𝑛(𝑛−1) 1 𝑛(𝑛−1)(𝑛−2) 1 𝑛(𝑛−1)…2.1 1


𝑒𝑛 = (1 + 𝑛) = 1 + 1 ⋅ 𝑛 + ⋅ 𝑛2 + ⋅ 𝑛3 + ⋯ + ⋅ 𝑛𝑛.
2! 3! 𝑛!

Dengan membagi 𝑛 pangkat ke dalam masing2 pembilang dari koefisien


binominal, maka diperoleh

1 1 1 1 2 1 1 2 𝑛−1
𝑒𝑛 = 1 + 1 + 2! (1 − 𝑛) + 3! (1 − 𝑛) (1 − 𝑛) + ⋯ + 𝑛! (1 − 𝑛) (1 − 𝑛) … (1 − ).
𝑛

Dengan cara yang serupa diperoleh

1 1 1 1 2 1 1
𝑒𝑛+1 = 1 + 1 + 2! (1 − 𝑛+1) + 3! (1 − 𝑛+1) (1 − 𝑛+1) + ⋯ + 𝑛! (1 − 𝑛+1) (1 −
2 𝑛−1 1 1 2 𝑛
) … (1 − 𝑛+1) + (𝑛+1)! (1 − 𝑛+1) (1 − 𝑛+1) … (1 − 𝑛+1).
𝑛+1

Perhatikan bahwa ekpresi 𝑒𝑛 memuat 𝑛 + 1 suku, sedangkan 𝑒𝑛+1 memuat


𝑛 + 2 suku. Lebih lanjut, masing-masing suku di 𝑒𝑛 lebih kecil atau sma
dengan suku di 𝑒𝑛+1 , dengan demikian diperoleh

2 ≤ 𝑒1 < 𝑒2 < ⋯ < 𝑒𝑛 < 𝑒𝑛+1 < ⋯


Ini berarti 𝐸 = (𝑒𝑛 ) adalah barisan naik.

Untuk menunjukkan bahwa 𝐸 = (𝑒𝑛 ) terbatas di atas, perhatikan bahwa jika


𝑝
𝑝 = 1,2, … , 𝑛, maka (1 − 𝑛) < 1. Lerbih lanjut 2𝑝−1 ≤ 𝑝! (lihat contoh pada
1 1
materi induksi), akibatnya ≤ . Dengan demikian, jika 𝑛 > 1, maka
𝑝! 2𝑝−1

diperoleh

1 1 1 1 2 1 1 2
2 < 𝑒𝑛 = 1 + 1 + 2! (1 − 𝑛) + 3! (1 − 𝑛) (1 − 𝑛) + ⋯ + 𝑛! (1 − 𝑛) (1 − 𝑛) … (1 −
𝑛−1 1 1 1 1 1 1 1
) < 1 + 1 + 2! + 3! + ⋯ 𝑛! < 1 + 1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑛−1 = 2 + (1 − 2𝑛−1 ) < 3.
𝑛

Jadi 2 < 𝑒𝑛 < 3 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.

Dengan teorema kekonvergenan monoton, maka disimpulkan barisan 𝐸 =


(𝑒𝑛 ) konvergen pada suatu bilangan diantara 2 dan 3. Didefinisikan bilangan
1 𝑛
𝑒 sebagai limit 𝐸 = (𝑒𝑛 ), yaitu lim (1 + 𝑛) = 𝑒.

Latihan
1
1. Misalkan 𝑥1 = 8 dan 𝑥𝑛+1 = 2 𝑥𝑛 + 2 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Tunjukkan

bahwa barisan (𝑥𝑛 ) barisan monoton yang terbatas. Selanjutnya tentukan


limitnya.
1
2. Misalkan 𝑥1 > 1 dan 𝑥𝑛+1 = 2 − untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Tunjukkan bahwa
𝑥𝑛

barisan (𝑥𝑛 ) barisan monoton dan terbatas. Selanjutnya tentukan limitnya.

3. Misalkan 𝑥1 ≥ 2 dan 𝑥𝑛+1 = 1 + √𝑥𝑛 − 1 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.. Tunjukkan


bahwa barisan (𝑥𝑛 ) barisan turun dan terbatas di bawah oleh 2.
Selanjutnya tentukan limitnya.

4. Misalkan 𝑥1 = 1 dan 𝑥𝑛+1 = √𝑥𝑛 + 2 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Tunjukkan bahwa


(𝑦𝑛 ) konvergen dan tertukan limitnya.

5. Misalkan 𝑦1 = √𝑝 dengan 𝑝 ≥ 0 dan 𝑦𝑛+1 = √𝑦𝑛 + 𝑝 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.


Tunjukkan bahwa (𝑥𝑛 ) konvergen dan tertukan limitnya. (Petunjuk: satu

batas atas {𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ} adalah 1 + 2√𝑝)


6. Misalkan 𝑥1 = 𝑎 > 0 dan 𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 + 1/𝑥𝑛 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Tentukan
apakah (𝑥𝑛 ) konvergen atau divergen.

7. Misalkan 𝑎 > 0 dan misalkan 𝑧1 > 0. Didefinisikan 𝑧𝑛+1 = √(𝑧𝑛 + 𝑎)


untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Tunjukkan bahwa barisan (𝑧𝑛 ) konvergen dan
tentukan limitnya.
8. Misalkan (𝑥𝑛 ) adalah barisan naik, (𝑦𝑛 ) adalah barisan turun, dan berlaku
𝑥𝑛 ≤ 𝑦𝑛 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Buktikan bahwa (𝑥𝑛 ) dan (𝑦𝑛 ) masing-masing
konvergen dan berlaku lim(𝑥𝑛 ) ≤ lim(𝑦𝑛 ). Dengan demikian simpulkan
sifat interval bersarang dari teorema kekonvergenan monoton.
9. Tentukan kekonvergenan atau kedivergenan barisan (𝑦𝑛 ) yang
didefinisikan oleh:
1 1 1
𝑦𝑛 = 𝑛+1 + 𝑛+2 + ⋯ + 2𝑛 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
1 1 1
10. Selidiki kekonvergenan barisan 𝑏𝑛 = (𝑛+1)2 + (𝑛+1)2 +. . . + (𝑛+𝑛)2.

Anda mungkin juga menyukai