Pada uraian berikut ini, masih akan dibahas berbagai cara dalam menentukan
kekonvergenan suatu barisan dengan melibatkan barisan-barisan yang disebut
barisan-barisan monoton. Berikut akan diberikan definisi barisan monoton.
Definisi
Misalkan 𝑋 = (𝑥𝑛 ) suatu barisan bilangan real.
(i) Barisan 𝑋 disebut naik jika memenuhi ketaksamaan
𝑥1 ≤ 𝑥2 ≤ ⋯ ≤ 𝑥𝑛 ≤ 𝑥𝑛+1 ≤ ⋯
atau dengan ungkapan lain, 𝑥𝑛 ≤ 𝑥𝑛+1 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ
(ii) Barisan 𝑋 disebut turun jika memenuhi ketaksamaan
𝑥1 ≥ 𝑥2 ≥ ⋯ ≥ 𝑥𝑛 ≥ 𝑥𝑛+1 ≥ ⋯
atau dengan ungkapan lain, 𝑥𝑛 ≥ 𝑥𝑛+1 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ
(iii) Barisan 𝑋 disebut monoton jika barisan itu naik atau turun (tidak keduanya)
Contoh
1. Berikut adalah barisan-barisan naik:
a. 𝑋 = (1, 2, 3, 4, … , 𝑛, … ),
b. 𝑋 = (1, 2, 2, 3, 3, 3, … ),
c. 𝑋 = (𝑟, 𝑟 2 , 𝑟 3 , … , 𝑟 𝑛 , … ) untuk 𝑟 > 1.
d. 𝑋 = (1, 4, 7, … , 3𝑛 − 2, … )
2. Berikut adalah barisan-barisan turun:
a. 𝑋 = (1, 1/2, 1/3, … , 1/𝑛, … ),
1 1 1
b. (1, , ,…, , … ).
2 22 2𝑛−1
c. 𝑋 = (−1,2, −3,4,8,16,32, … ).
Contoh
1
1. Buktikan bahwa lim ( 𝑛) = 0.
√
Bukti
1
0 adalah batas bawah dari himpunan { |𝑛 ∈ ℕ}. Selain dapat dibuktikan
√𝑛
1 1
bahwa itu 0 = inf { |𝑛 ∈ ℕ}. Di lain hal, barisan ( ) adalah monoton turun
√𝑛 𝑛 √
1 1
sebab ≥ untuk semua bilangan asli 𝑛. Berdasarkan terorema di atas,
√𝑛 √𝑛+1
1 1 1
maka barisan ( 𝑛) konvergen dengan lim ( 𝑛) = inf { |𝑛 ∈ ℕ} = 0.
√ √ √𝑛
barisan (𝑥𝑛 ) adalah barisan naik dan tak terbatas. Degan demikian tidak
konvergen.
Bukti
1
Karena 𝑥𝑛+1 = 𝑥𝑛 + 𝑛+1 > 𝑥𝑛 , maka (𝑥𝑛 ) merupakan barisan naik. Berdasarkan
Perlu diperhatikan bahwa syarat konvergen untuk barisan itu tidak boleh
dihilangkan atau diasumsikan. Sebagai contoh, jika diasumsikan barisan (𝑦𝑛 )
yang didefinisikan dengan 𝑦1 = 1, 𝑦𝑛+1 = 2𝑦𝑛 + 1 konvergen dan limitnya
adalah 𝑦, maka dengan menggunakan hubungan induktifnya maka diperoleh
𝑦 = lim 𝑦𝑛+1 = lim(2𝑦𝑛 + 1) = 2𝑦 + 1. Ini mengkibatkan 𝑦 = −1. Tentu limit
ini salah, sebab 𝑦𝑛 ≥ 1 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
Berikut bagaimana menentukan limit dengan metode di atas, namun setelah
dibuktikan konvergen dengan menggunakan teorema kekonvergenan
monoton.
Contoh
Misalkan 𝑌 = (𝑦𝑛 ) didefinisikan secara induktif dengan
1
𝑦1 = 1 , 𝑦𝑛+1 = 4 (2𝑦𝑛 + 3).
3
Buktikan bahwa barisan (𝑦𝑛 ) konvergen dan lim 𝑌 = 2.
Bukti
Untuk menunjukkan barisan (𝑦𝑛 ) konvergen, cukup ditunjukkan barisan (𝑦𝑛 )
monoton dan terbatas. Dari pendefinisian barisan di atas diperoleh
1 5
𝑦2 = (2.1 + 3) = , sehingga 𝑦1 = 1 < 𝑦2 < 2
4 4
Dengan demikian, maka diperoleh 𝑦𝑛 < 2 untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa barisan (𝑦𝑛 ) adalah barisan yang terbatas.
Berikut, akan dibuktikan 𝑦𝑛 < 𝑦𝑛+1 untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ dengan induksi
matematik.
5
Untuk 𝑛 = 1, telah ditunjukkan bahwa 𝑦1 = 1 < 𝑦2 = . Selanjutnya, misalkan
4
Hal ini menunjukkan bahwa 𝑦𝑛 < 𝑦𝑛+1 untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ. Oleh karena itu,
barisan (𝑦𝑛 ) adalah barisan naik.
Karena (𝑦𝑛 ) adalah barisan yang naik dan terbatas, maka berdasarkan teorema
Konvergensi Monoton , maka barisan (𝑦𝑛 ) konvergen.
Sebenarnya berdasarkan teorema limit konvergen monoton, maka (𝑦𝑛 ) akan
konvergen ke sup{𝑦𝑛 |𝑛 ∈ ℕ}, namun nilai ini tidak mudah ditentukan.
Untuk menentukan lim (𝑦𝑛 ) dapat ditempuh cara sebagai berikut.
1
Karena 𝑦𝑛+1 = 4 (2𝑦𝑛 + 3) untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ adalah suku ke-𝑛 dari ekor-1 𝑌_1
Oleh karena itu 𝑠𝑛+1 ≤ 𝑠𝑛 , untuk semua 𝑛 ≥ 2. Ini berarti barisan (𝑠𝑛 ) “pada
akhirnya” turun (dan terbatas). Berdasarkan Teorema Konvergensi
Monoton, lim(𝑠𝑛 ) ada dan misalkan lim(𝑠𝑛 ) = 𝑠.
1 𝑎 𝑎
Menurut teorema, 𝑠 memenuhi persamaan 𝑠 = 2 (𝑠 + 𝑠 ). Akibatnya 𝑠 = 𝑠 atau
𝑠 2 = 𝑎. Jadi 𝑠 = √𝑎.
𝑎
Selanjutnya, karena √𝑎 ≤ 𝑠𝑛 untuk semua 𝑛 ≥ 2, maka 𝑠 ≤ √𝑎 ≤ 𝑠𝑛 , sehingga
𝑛
𝑎 (𝑠𝑛 )2 −𝑎
0 ≤ 𝑠𝑛 − √𝑎 ≤ 𝑠𝑛 − 𝑠 = untuk semua , 𝑛 ≥ 2.
𝑛 𝑠𝑛
Dengan ketaksamaan ini, dapat dihitung pendekatan √𝑎, sesuai dengan
ketelitian yang diinginkan.
Bilangan Euler
Berikut akan diberikan suatu barisan yang konvergen pada suatu bilangan
transenden yang penting kedua selain bilangan 𝜋 yang dikenal dengan
bilangan Euler.
Contoh
1 𝑛
Misalkan 𝑒𝑛 = (1 + 𝑛) untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Akan ditunjukkan bahwa barisan
𝐸 = (𝑒𝑛 ) terbatas dan naik dan dengan demikian menjadi konvergen. Limit
barisan ini dikenal dengan bilangan Euler 𝑒 yang nilai pendekatannya adalah
2,718281828459045 … yang meruapakan bilangan dasar dari logaritma
narutal (ln).
1 1 1 1 2 1 1 2 𝑛−1
𝑒𝑛 = 1 + 1 + 2! (1 − 𝑛) + 3! (1 − 𝑛) (1 − 𝑛) + ⋯ + 𝑛! (1 − 𝑛) (1 − 𝑛) … (1 − ).
𝑛
1 1 1 1 2 1 1
𝑒𝑛+1 = 1 + 1 + 2! (1 − 𝑛+1) + 3! (1 − 𝑛+1) (1 − 𝑛+1) + ⋯ + 𝑛! (1 − 𝑛+1) (1 −
2 𝑛−1 1 1 2 𝑛
) … (1 − 𝑛+1) + (𝑛+1)! (1 − 𝑛+1) (1 − 𝑛+1) … (1 − 𝑛+1).
𝑛+1
diperoleh
1 1 1 1 2 1 1 2
2 < 𝑒𝑛 = 1 + 1 + 2! (1 − 𝑛) + 3! (1 − 𝑛) (1 − 𝑛) + ⋯ + 𝑛! (1 − 𝑛) (1 − 𝑛) … (1 −
𝑛−1 1 1 1 1 1 1 1
) < 1 + 1 + 2! + 3! + ⋯ 𝑛! < 1 + 1 + 2 + 22 + ⋯ + 2𝑛−1 = 2 + (1 − 2𝑛−1 ) < 3.
𝑛
Latihan
1
1. Misalkan 𝑥1 = 8 dan 𝑥𝑛+1 = 2 𝑥𝑛 + 2 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Tunjukkan