Anda di halaman 1dari 29

ANALISA VARIABEL

KOMPLEKS
Kelompok 2

Dosen Pengampu:
Ervin Oktaningtyas, S.Pd., M.Pd.
Kelompok 2:
Syalaisyah Zevanya Farabi
1
220210101134

Dina Agustin
2
220210101149

3 Putri Adilia Zahro


220210101159
Sub Materi
Akar Pangkat dari
01 Bentuk Eksponen 04 Bilangan Kompleks

Hasil kali dan


pangkat dalam Daerah pada
02 Bentuk Eksponen 05 Bidang Kompleks

03 Hasil Kali dan Bagi


01
Bentuk Eksponen
Bentuk Polar
Misalkan 𝑟 dan 𝜃 merupakan koordinat polar titik 𝑥, 𝑦 yang
berkaitan dengan bilangan kompleks bukan nol 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦.

Karena 𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 dan 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃, bentuk polar dari bilangan


kompleks adalah

𝑧 = 𝑟 cos 𝜃 + 𝑖𝑟 sin 𝜃= 𝑟 cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃

• r merupakan Panjang vector sehingga tidak mungkin bernilai negative, nilai r


didapat melalui persamaan berikut : 𝑟 = 𝑧 .

• 𝜃 memiliki tak hingga kemungkinan nilai, dengan berkelipatan sebesar 360° atau
𝑦
2𝜋. Nilai 𝜃 dapat dicari dengan cara tan 𝜃 =
𝑥
Argumen bilangan kompleks
Setiap nilai 𝜃 disebut argument 𝑧, dan dilambangkan dengan arg 𝑧. Nilai utama
dari arg 𝑧, dinotasikan Arg 𝑧 , adalah nilai unik Θ sedemikian sehingga −𝜋 < Θ ≤ 𝜋.
kemudian

(2) arg 𝑧 = 𝐴𝑟𝑔 𝑧 + 2𝑛𝜋 𝑛 = 0, ±1, ±2, … .

Juga, ketika 𝑧 adalah bilangan real negative, Arg 𝑧 memiliki nilai 𝜋, bukan −𝜋
Bentuk Eksponensial
Simbol 𝑒 𝑖𝜃 , atau exp(𝑖𝜃) didefinisikan dalam formula euler sebagai

𝑒 𝑖𝜃 = cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃

Dimana 𝜃 merupakan sudut dalam radian.

Bentuk polar dari bilangan kompleks dapat dinyatakan dalam bentuk


eksponensial sebagai berikut

𝑧 = 𝑟 cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃 → 𝑧 = 𝑟 𝑒 𝑖𝜃
02
Hasil kali dan
pangkat dalam
Bentuk Eksponen
Hasil kali dan pangkat dalam Bentuk
Eksponen
Trigonometri sederhana memberitahu kita bahwa 𝑒 𝑖𝜃 memiliki sifat penjumlahan yang sudah
dikenal dari fungsi eksponensial dalam kalkulus:

Jadi, jika 𝑧1 = 𝑟1 𝑒 𝑖𝜃1 dan 𝑧2 = 𝑟2 𝑒 𝑖𝜃2 , hasil kali 𝑧1 𝑧2 memiliki bentuk eksponensial:

(1) 𝑧1 𝑧2 = r1 𝑒 𝑖𝜃1 r2 𝑒 𝑖𝜃2 = r1 r2 𝑒 𝑖𝜃1 𝑒 𝑖𝜃2 = (r1 r2 )𝑒 𝑖(𝜃1+𝜃2)

Selanjutnya

𝑧1 r1 𝑒 𝑖𝜃1 𝑟1 𝑒 𝑖𝜃1 𝑒 −𝑖𝜃2 𝑟1 𝑒 𝑖 𝜃1− 𝜃1 𝑟1


(2) = = ∙ = ∙ = 𝑒𝑖 𝜃1− 𝜃1
𝑧2 r2 𝑒 𝑖𝜃2 𝑟2 𝑒 𝑖𝜃2 𝑒 −𝑖𝜃2 𝑟2 𝑒 𝑖0 𝑟2
Karena 1 = 𝑒 𝑖𝜃 , maka invers dari bilangan kompleks 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝜃 dapat dinyatakan
sebagai berikut
−1 1 1𝑒 𝑖𝜃 1
(3) 𝑧 = = = 𝑒 −𝑖𝜃
𝑧 𝑟𝑒 𝑖𝜃 𝑟
Sifat berikutnya adalah
(4) 𝑧 𝑛 = 𝑟 𝑛 𝑒 𝑖𝑛𝜃 ; 𝑛 = 0, ±1, ±2, …
Untuk n positif, sifat ini dapat dibuktikan dengan matematika induksi.
Bukti:
Untuk n = 1 Asumsikan benar n=k
1 1 𝑖𝑛𝜃 𝑖𝜃
𝑧 =𝑟 𝑒 → 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑧 𝑘 = 𝑟 𝑘 𝑒 𝑖𝑛𝜃
Untuk 𝑛 = 𝑚 + 1
𝑧 𝑚+1 = 𝑧 𝑚 𝑧1
= 𝑟 𝑚 𝑒 𝑖𝑚𝜃 𝑟𝑒 𝑖𝜃
= (𝑟 𝑚 𝑟)𝑒 𝑖𝑚𝜃 𝑒 𝑖𝜃
= 𝑟 𝑚+1 𝑒 𝑖(𝑚+1)𝜃
𝒛𝒏 = 𝒓𝒏 𝒆𝒊𝒏𝜽 ; 𝒏 = 𝟎, ±𝟏, ±𝟐, … TERBUKTI
Persamaan (4) dengan demikian diverifikasi ketika 𝑛 adalah bilangan bulat positif.
Itu juga berlaku ketika, 𝑛 = 0 dengan konversi bahwa 𝑧 0 = 1. jika 𝑛 = −1, 2, …, di
sisi lain, kita mendefinisikan 𝑧 𝑛 dalam bentuk invers perkalian dari 𝑧 dengan
menulis

𝑧 𝑛 = 𝑧 −1 𝑚
dimana 𝑚 = −𝑛 = 1, 2, …

Karena persamaan (4) berlaku untuk bilangan bulat positif, maka bentuk
eksponensial (3) 𝑧 −1 diperoleh:

1 𝑖 −𝜃 𝑚 1 −𝑛
𝑧𝑛 = 𝑒 = 𝑒𝑖 −𝑛 −𝜃
= 𝑟 𝑛 𝑒 𝑖𝑛𝜃 ; 𝑛 = −1, −2, …
𝑟 𝑟
Contoh
7
Untuk membuat 3+7 dalam bentuk persegi panjang, kita hanya
menuliskan

𝑥= 3 𝑦
tan θ =
𝑥
𝑦=1 1
tan θ =
𝑟= 𝑧 3
𝜋
θ=
𝑟= 𝑥2 + 𝑦2 6

𝑟 = 3+1

𝑟=2
7 7
3+𝑖 = 2𝑒 𝑖𝜋/6 = 27 𝑒 𝑖7𝜋/6 = 26 𝑒 𝑖𝜋 27 𝑒 𝑖𝜋/6 = −64 3+𝑖
Kita amati jika 𝑟 = 1, persamaan (4) menjadi
𝑛
(5) 𝑒 𝑖𝜃 − 𝑒 𝑖𝜃𝑛 ; 𝑛 = 0. ±1, ±2, …

Bisa ditulis dalam bentuk


𝑛
(6) cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃 = cos 𝑛𝜃 + 𝑖 sin 𝑛𝜃 ; 𝑛 = 0, ±1, ±2, …

Persamaan tersebut dikenal sebagai de moivre’s formula.


Berikut contoh menggunakan kasus khusus
03
Hasil Kali dan
Bagi
Jika 𝒛𝟏 = 𝒓𝟏 𝒆𝒊𝜽𝟏 dan 𝒛𝟐 = 𝒓𝟐 𝒆𝒊𝜽𝟐 , maka dapat ditulis dengan rumus:

(1) 𝒛𝟏 𝒛𝟐 = 𝒓𝟏 𝒓𝟐 𝒆𝒊 𝜽𝟏 +𝜽𝟐

Di bagian 7, dapat digunakan untuk mendapatkan identitas


penting yang melibatkan argumen:

(2) 𝒂𝒓𝒈 𝒛𝟏 𝒛𝟐 = 𝒂𝒓𝒈𝒛𝟏 + 𝒂𝒓𝒈𝒛𝟐

Hasil ini ditafsirkan dengan mengatakan bahwa jika nilai dari dua
dari tiga argument (bernilai ganda) ditentukan, maka ada nilai
dari yang ketiga sehingga persamaan berlaku
Lihat gambar berikut, di samping nilai dari arg 𝑧1 𝑧2 dan 𝑎𝑟𝑔𝑧1 yang
ditentukan, nilai-nilai tersebut sesuai dengan pilihan dari 𝑛 dan 𝑛1
dalam pernyataan

arg 𝑧1 𝑧2 = (𝜃1 + 𝜃2 ) + 2𝑛𝜋; 𝑛 = 0, ±1, ±2, …

dan

𝑎𝑟𝑔𝑧1 = 𝜃1 + 2𝑛1 𝜋; 𝑛 = 0, ±1, ±2, …

Ketika 𝜃1 + 𝜃2 + 2𝑛𝜋 = 𝜃1 + 2𝑛1 𝜋 + 𝜃2 + 2 𝑛 − 𝑛1 𝜋,

Persamaan (2) terbukti ketika nilai 𝑎𝑟𝑔𝑧2 = 𝜃2 + 2 𝑛 − 𝑛1 𝜋


Contoh 1
Ketika 𝑧1 = −1 dan 𝑧2 = 𝑖,
𝜋
𝐴𝑟𝑔 𝑧1 𝑧2 = 𝐴𝑟𝑔 −𝑖 = − tapi 𝐴𝑟𝑔𝑧1
2
𝜋 3𝜋
+ 𝐴𝑟𝑔𝑧2 = 𝜋 + =
2 2

Namun jika kita ambil nilai dari 𝑎𝑟𝑔𝑧1 dan


𝑎𝑟𝑔𝑧2 hanya dipilih dan digunakan nilainya
saja.
𝜋 3𝜋
𝐴𝑟𝑔 𝑧1 𝑧2 + 2π = − +2π =
2 2

dari arg 𝑧1 𝑧2 kita menemukan bahwa


persamaan (2) terpenuhi.
Persamaan (2) mengatakan bahwa Persamaan (3) tentu saja ditafsirkan
sebagai mengatakan bahwa nilai
𝑧1
arg = arg 𝑧1 𝑧2−1 = 𝑎𝑟𝑔𝑧1 + arg 𝑧2−1 ; himpunan di sisi kiri adalah sama
𝑧2
dengan himpunan semua nilai di sisi
dan, sehingga (di bagian 7) kanan. Persamaan (4) kemudian, harus
ditafsirkan dengan cara yang sama
1 −𝑖𝜃
𝑧2−1 = 𝑒 2 seperti persamaan (2).
𝑟2
dapat dilihat

(3) arg 𝑧2−1 = −𝑎𝑟𝑔𝑧2

sehingga

𝑧1
(4) arg = 𝑎𝑟𝑔𝑧1 − 𝑎𝑟𝑔𝑧2
𝑧2
Contoh 2
Untuk menemukan argumen 𝐴𝑟𝑔𝑧 ketika

2
𝑧=−
1 + 3𝑖
Perhatikan bahwa

arg 𝑧 = arg −2 − arg 1 + 3𝑖

sehingga
𝜋
Arg −2 = 𝜋 dan Arg 1 + 3𝑖 = ,
3

2𝜋 2𝜋
Satu nilai dari arg 𝑧 adalah , dan karena berada dia antara −𝜋 dan 𝜋, kita
3 3
2𝜋
menemukan bahwa Arg 𝑧 =
3
04
Akar Pangkat dari
Bilangan Kompleks
Perhatikan suatu titik 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝜃 , terletak pada lingkaran yang
berpusat pada titik asal dengan jari-jari 𝑟 (Gambar 1). Saat 𝜃
bertambah, 𝑧 bergerak mengelilingi lingkaran dengan berlawanan
arah jarum jam. Dalam keadaan tertentu, ketika 𝜃 bertambah
hingga 2𝜋, maka akan sampai pada titik semula dan sama halnya
ketika 𝜃 berkurang hingga 2𝜋.
Gambar 1
Oleh karena itu, terbukti dari Gambar 1 bahwa dua bilangan kompleks bukan
nol

𝒛𝟏 = 𝒓𝟏 𝒆𝒊𝜽𝟏 dan 𝒛𝟐 = 𝒓𝟐 𝒆𝒊𝜽𝟐

adalah sama jika dan hanya jika


𝒓𝟏 = 𝒓𝟐 dan 𝜽𝟏 = 𝜽𝟐 + 𝟐𝒌𝝅

Dimana 𝑘 adalah anggota himpunan bilangan bulat 𝑘 = 0, ±1, ±2, …


Pada pengamatan ini, Bersama dengan persamaan 𝑧 𝑛 = 𝑟 𝑛 𝑒 𝑖𝑛𝜃 pada bagian 7 untuk pangkat
integral bilangan kompleks 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝜃 , berguna untuk menemukan akar pangkat n dari setiap
bilangan kompleks tak nol 𝑧0 = 𝑟0 𝑒 𝑖𝜃0 , dimana 𝑛 merupkan salah satu nilai dari 𝑛 = 2, 3, ….
Metode ini dimulai dengan fakta bahwa suatu akar pangkat 𝑛 dari 𝑧0 adalah suatu bilangan
tak nol 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝜃 sedemikian sehingga 𝑧 𝑛 = 𝑧0 , atau

𝑟 𝑛 𝑒 𝑖𝑛𝜃 = 𝑟0 𝑒 𝑖𝜃0

Berdasarkan pernyataan yang dicetak miring di atas, maka

𝑟 𝑛 = 𝑟0 dan 𝑛𝜃 = 𝜃0 + 2𝑘𝜋

Dimana 𝑘 merupakan sebarang anggota himpunan bilangan bulat 𝑘 = 0, ±1, ±2, … .jadi 𝑟
= 𝑛 𝑟0 , dimana jari-jari tersebut menunjukkan akar pangkat 𝑛 dari bilangan real positif 𝑟0
adalah tunggal positif, dan

𝜃0 + 2𝑘𝜋 𝜃0 2𝑘𝜋
𝜃= = + 𝑘 = 0, ±1, ±2, …
𝑛 𝑛 𝑛
Akibatnya, bilangan kompleks
𝜃0 2𝑘𝜋 Ini bahwa mereka semua terletak pada lingkaran 𝑧
𝑛
𝑧= 𝑟0 exp 𝑖 + 2𝜋
𝑛 𝑛 = 𝑛
𝑟0 sekitar titik asal dan berjarak sama setiap
𝑛
, 𝑘 = 0, ±1, ±2, … 𝜃0
radian, dimulai dengan argumen . Terbukti, maka
𝑛
semua akar pangkat berlainan diperoleh ketika 𝑘
= 0, 1, 2, … , 𝑛 − 1, dan tidak ada lagi akar pangkat
yang muncul dengan nilai lain dari 𝑘. Kita misalkan
𝑐𝑘 𝑘 = 0, 1, 2, … , 𝑛 − 1 menunjukkan akar pangkat
berlainan dan tuliskan
𝜃0 2𝑘𝜋
Gambar 2 (1) 𝑧𝑐𝑘 = 𝑛
𝑟0 exp 𝑖 + , 𝑘 = 0, 1,2, … , 𝑛 − 1 .
𝑛 𝑛

Merupakan akar pangkat 𝑛 dari 𝑧0 . Kita


bisa langsung melihat dari bentuk akar
eksponensial.
Bilangan 𝑛
𝑟0 merupakan Panjang dari masing-masing vector jari-jari yang
𝜃0
dilambangkan akar pangkat 𝑛. Akar pangkat pertama 𝑐0 memiliki argumen ; dan
𝑛
dua akar pangkat ketika 𝑛 = 2 terletak pada ujung yang berlawanan dari suatu
diameter pada lingkaran 𝑧 = 𝑛 𝑟0 , akar pangkat kedua adalah −𝑐0 . Ketika 𝑛 ≥ 3,
akarnya terletak pada sudut suatu poligon segi−𝑛 beraturan yang tertulis dalam
lingkaran tersebut.
1
Kita misalkan 𝑧0 yang menunjukkan himpunan akar pangkat 𝑛 dari 𝑧0 . Jika, dalam
𝑛

1
suatu kondisi tertentu, 𝑧0 merupakan suatu bilangan real positif 𝑟0 , simbol 𝑟0 𝑛

menunjukkan seluruh himpunan akar pangkat; dan simbol 𝑛 𝑟0 dalam persamaan (1)
merupakan nilai utama dari argumen 𝑧0 −𝜋 < 𝜃0 ≤ 𝜋 , bilangan 𝑐0 disebut sebagai
akar utama. Jadi ketika 𝑧0 merupakan suatu bilangan real positif 𝑟0 , akar utama 𝑛 𝑟0
Perhatkan bahwa jika kita menuliskan persamaan (1)
Terakhir, cara mudah untuk mengingat persamaan (1)
untuk akar pangkat dari 𝑧0 seperti
yaitu dengan menulis 𝑧0 dalam bentuk eksponensial
yang paling umum (bandingkan dengan Contoh 2
𝜃0 2𝑘𝜋
𝑐𝑘 = 𝑛
𝑟0 exp 𝑖 exp 𝑖 , 𝑘 = 0, 1, 2, … , 𝑛 − 1 dalam Bagian 6)
𝑛 𝑛
(5) 𝑧0 = 𝑟0 𝑒 𝑖 𝜃0 +2𝑘𝜋
, 𝑘 = 0, ±1, ±2, …
Dan juga menuliskan

2𝜋
Dan secara formal menerapkan hokum eksponen
(2) 𝜔𝑛 = exp 𝑖 , pecahan yang melibatkan bilangan real, dengan
𝑛
mengingat bahwa ada akar pangkat 𝑛 yang tepat.
Hal tersebut mengikuti sifat (5), bagian 7 dari 𝑒 𝑖𝜃
bahwa 1 1
𝑖 𝜃0 + 2𝑘𝜋
𝑐𝑘 𝑧0𝑛 = 𝑟0 𝑒 𝑖 𝜃0 +2𝑘𝜋 𝑛
= 𝑛
𝑟0 exp
2𝑘𝜋 𝑛
(3) 𝜔𝑛𝑘 = exp 𝑖 , 𝑘 = 0, 1, 2, . . , 𝑛 − 1
𝑛
𝑛
𝜃0 + 2𝑘𝜋
= 𝑟0 exp 𝑖 , 𝑘 = 0, 1, 2, … , 𝑛 − 1
Dan karena itu, 𝑛
𝑐𝑘 = 𝑐0 𝜔𝑛𝑘 , 𝑘 = 0, 1, 2, … , 𝑛 − 1
Contoh-contoh pada bagian selanjutnya berfungsi
Bilangan 𝑐0 di sini, tentu saja dapat diganti dengan
untuk mengilustrasikan metode ini untuk mencari
sebarang akar pangkat 𝑛 tertentu dari 𝑧0 , karena 𝜔𝑛
akar bilangan kompleks.
menunjukkan suatu rotasi berlawanan arah jarum jam
2𝜋
melalui radian.
𝑛
05
Daerah pada
Bidang Kompleks
Daerah pada Bidang Kompleks
1. Neighborhood/Lingkungan/Persekitaran

Misalkan 𝑧0 ∈ ℂ, 𝑟 ∈ ℝ dengan 𝑟 > 0

a. 𝑁 𝑧0 , 𝑟 = 𝑧 ∈ ℂ: 𝑧 − 𝑧0 < 𝑟 disebut dengan persekitaran 𝑟 dari 𝑧0 .

Persekitaran 𝑟 dari 𝑧0 berarti himpunan titik-titik 𝑧 di bidang kompleks

dengan radius 𝑟 dan titik pusat 𝑧0 .

b. 𝑁 ∗ 𝑧0 , 𝑟 = 𝑧 ∈ ℂ: 0 < 𝑧 − 𝑧0 < 𝑟 disebut dengan persekitaran 𝑟 dari 𝑧0

tanpa 𝑧0 atau persekitaran terhapuskan. Gambar 15

2. Interior Point

Suatu titik 𝑧0 disebut titik interior dari himpunan 𝑆 , jika ada persekitaran 𝑧0
yang terletak seluruhnya dalam 𝑆 .
Daerah pada Bidang Kompleks
3. Boundary Point

Jika setiap persekitaran-ℇ dari 𝑧0 di 𝑆 memuat paling sedikit 1 titik di


dalam 𝑆 dan 1 titik di luar 𝑆, maka 𝑧0 disebut titik batas dari 𝑆. Himpunan
titik-titik batas dari 𝑆 disebut batas dari 𝑆.

4. Exterior Point

Titik yang bukan merupakan titik interior maupun titik batas disebut titik
eksterior. Dengan kata lain, 𝑧0 disebut titik eksterior dari 𝑆, jika ada
persekitaran 𝑧0 yang tidak memuat satupun titik anggota 𝑆 .

5. Open Sets

Himpunan 𝑆 disebut himpunan terbuka jika semua anggota 𝑆 adalah titik


interior 𝑆 atau himpunan yang tidak memuat bagian dari batasnya.
Daerah pada Bidang Kompleks
6. Closed Sets

Himpunan 𝑆 disebut himpunan tutup jika 𝑆 memuat semua titik batasnya.

7. Connected sets
Gambar 16
Jika sebarang pasangan titik 𝑧1 dan 𝑧2 pada himpunan 𝑆 dapat dihubungkan hingga ruas
garis saling terhubung yang seluruhnya terletak pada 𝑆, maka 𝑆 disebut terhubung.

8. Domain

Himpunan terbuka yang terhubung disebut domain.

Anda mungkin juga menyukai