Penyebab penyakit Jembrana adalah suatu Lentivirus, yang disebut virus penyakit
Jembrana atau Jembrana disease virus (JDV) yang merupakan anggota dari famili Retroviridae
(Kertayadnya et al., 1993), dan lebih khusus merupakan anggota sub famili Lentiviridae
(Chadwick et al., 1995a). Gejala klinis yang utama adalah sebagai berikut: demam, lethargy,
anorexia, dan pembengkakan nodus limpha superficial. Penyakit Jembrana menyebabkan
perubahan haemotologis pada sapi yang terinfeksi: leukopenia (sebagai akibat dari limphopenia,
eosinopenia, dan neutropenia), thrombocytopenia, anemia, peningkatan konsentrasi urea dalam
darah, dan penurunan konsentrasi protein plasma. Perubahan patologis juga terjadi, termasuk
kerusakan vaskular, seperti haemorragic, tetapi perubahan yang paling khas ialah
lymphadenopathy dan splenomegaly. Dengan teknik hibridisasi in situ pada binatang percobaan,
pada awalnya, virus penyakit Jembrana ditemukan di banyak sel pada berbagai jaringan, seperti
limpa, nodus limpatikus, paru-paru, sumsum tulang, hati, dan ginjal. al., 1998). Selama kejadian
akut, virus penyakit Jembrana dapat dideteksi pada air liur dan air susu sapi. Penularan terjadi
secara langsung dengan kemungkinan melalui conjunctival, intranasal, dan mulut. Pada
kejadian akut, titer virus sangat tinggi, tetapi menurun setelah 60 hari kejadian, dan virus tidak
lagi dapat dideteksi pada cairan sekresi (Soeharsono et al., 1995).
b) Alat :
1. Elektrophoresis SDS-PAGE
2. Ependorf PlastibrandR (Brand GmbH,Germany)
3. Tips untuk mikropipet (masing-masing 40-200 µl dan 200-100 µl)
4. Sonikator Labsonic U (B. Bram, USA)
5. Sentrifus Beckman J-6B (Smithkline Beckman Co., USA)
6. Sentrifus Megafuge (Heraeus Sepatech GmbH, Germany)
7. Freezer –70oC dan –20oC
8. Refrigerator;
9. Spektrofotometer
10. Shaking incubator
11. Waterbath dengan pengatur suhu
12. MicroSpin GST Colums Purification (Amersham Pharmacia Biotech)
13. Laminar air flow.
c) Metode :
1. Isolasi plasmid pGEX-CA dari E.coli DH5a dengan High Pure Plasmid
Isolation Kit (Roche)
sdsdsds
Pelet diresuspensikan dengan 250 µl buffer 1 (0,1 M Rnase A, 50 mM Tris-
HCl dan 10 mM EDTA, pH 8,0), ditambahkan 250 µl buffer 2 (0,2 M NaOH
dan 1% SDS) dan dicampur dengan membolak-balik pada suhu kamar selama
5 menit.
6. Purifikasi Protein
Purifikasi protein yang terdapat dalam lysate menggunakan MicroSpin
GST Colums Purification (Amersham Pharmacia Biotech).
c) Purifikasi Protein
Purifikasi dilakukan untuk memperoleh protein rekombinan yang akan
digunakan sebagai calon vaksin virus penyakit Jembrana. Purifikasi protein ini
dilakukan dengan cara sebagai berikut : sampel hasil ekspresi konstruksi
pGEXCA sebanyak 600 µl supernatan ekstrak bakteri dimasukkan dalam kolom
MicroSpin GST, kemudian dilakukan pencucian dengan PBS 1x sebanyak 2 kali
dan selanjutnya di-elusi dengan menggunakan reduced glutathione sebanyak 3
kali. Protein dari berbagai tahap purifikasi kemudian dianalisis dengan
elektroforesis SDS-PAGE untuk melihat profil pita proteinnya.
Hasil ini menunjukkan bahwa kolom afinitas Glutathione Sepharose
cukup efisien, baik dalam penyingkiran protein yang tidak berinteraksi maupun
dalam kapasitasnya untuk purifikasi protein rekombinan yang berfusi dengan
GST. Dari proses purifikasi ini dapat disimpulkan bahwa protein CA dapat
diekspresikan dengan efisien dari konstruksi pGEX-CA sebagai protein yang
berfusi dengan GST, dan purifikasinya dapat dilaksanakan dengan baik
menggunakan kolom Glutathione Sepharose 4B (MicroSpin GST).
C. Kesimpulan