1 PENDAHULUAN
Menerapkan pupuk hayati seperti bakteri nitrogen fixing dan pelarut fosfat
mikroorganisme telah menyebabkan penurunan dalam penerapan pupuk kimia dan
telah memberikan kualitas tinggi produk pertanian (Sharma, 2002). nitrogen bakteri
seperti hidup bebas; Azotobacter chroococcum dan Azospirillum lipoferum,
ditemukan memiliki tidak hanya kemampuan untuk memperbaiki nitrogen tetapi juga
kemampuan untuk melepaskan phytohormones mirip dengan asam giberelat dan asam
indol asetat, yang bisa merangsang pertumbuhan tanaman, penyerapan nutrisi, dan
fotosintesis (El Ghadban et al, 2006;. Mahfouz dan Sharaf Eldin, 2007). Pelarut fosfat
mikroorganisme seperti; bakteri dan jamur, efektif dalam melepaskan P dari kolam
anorganik dan organik total tanah P melalui pelarutan dan mineralisasi (Chen et al.,
2006). Juga, Dengan menggunakan pupuk hayati, kuantitas dan kualitas zat aktif dari
tanaman obat dapat ditingkatkan (Rashmi et al, 2008;.. Azzaz et al, 2009). Beberapa
studi telah melaporkan bahwa nitrogen fixing bakteri seperti Azotobacter
chroococcum dan Azospirillum lipoferum bisa menyebabkan peningkatan kuantitas
dan kualitas minyak atsiri beberapa tanaman obat seperti adas (Abdou et al.,2004).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan dampak dari pupuk hayati pada kuantitas dan
kualitas minyak atsiri kemangi minyak, geranial, caryophyllene,
caryophyllene oksida dan methyl chavicol dalam minyak esensial.
2. Bagaimana cara mengidentifikasi fase gerak dan fase diam ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menentukan dampak dari pupuk hayati pada kuantitas dan kualitas
minyak atsiri kemangi minyak, geranial, caryophyllene, caryophyllene
oksida dan methyl chavicol dalam minyak esensial
BAB.2 PEMBAHASAN
OC EC (ds /
(%) m)
cu Fe K (mg / P (mg / N pH Tekstur
kg) kg) (%)
1.2 8 720 48 0,127 1,86 1,55 7,6 Liat-liat
(Mg / kg) (Mg / kg)
Hasil yang disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa geranial dalam minyak
esensial dipengaruhi oleh penerapan perlakuan yang berbeda dari pupuk hayati,
secara signifikan. Di antara berbagai perawatan, dua perlakuan dari penerapan
Azotobacter dengan basil (51,09%) dan Azotobacter ditambah azosprillum ditambah
bacillus (49,86%) telah menunjukkan peningkatan maksimal dalam geranial di
esensial (Gambar 2). aplikasi terintegrasi bakteri nitrogen dan bakteri pelarut fosfat,
melalui peningkatan penyerapan unsur mineral (Rashmi et al, 2008;.. Azzaz et al,
2009), menyebabkan produksi biomassa optimal yang mengarah ke peningkatan
kualitas minyak esensial. Temuan ini sesuai dengan pengamatan Ratti et al. (2001)
pada Cymbopogon martini, Shaalan (2005b) pada Nigella sativa, Harshavardhan et al.
(2007) pada Mellisa officinalis, Mahfouz dan Sharaf Eldin (2007), Moradi et al.
(2011) pada Foeniculum vulgare, Fallahi et al. (2010) pada Matricaria recutita,
Rashmi et al. (2008) pada selasih mekah dan Darzi et al. (2013) pada Pimpinella
anisum.
Gambar 5 Berarti perbandingan untuk methyl chavicol dalam minyak esensial dalam
berbagai tingkat perawatan pupuk hayati
Hasil ini mengindikasikan bahwa methyl chavicol dalam minyak esensial
secara signifikan dipengaruhi oleh penerapan perlakuan yang berbeda dari pupuk
hayati (Tabel 2). Maksimum methyl chavicol dalam minyak esensial (1,25%)
diperoleh dengan menggunakan integrasi dua bakteri Azospirillum lipoferum dan
circulans Bacillus (Gambar 5). Biostimulants aplikasi seperti biofertilizer nitrogen
dan pupuk hayati fosfat melalui peningkatan kegiatan biologi tanah dan unsur hara
penyerapan, menyebabkan lebih pertumbuhan dan biomassa produksi yang mengarah
ke peningkatan kualitas minyak esensial (Shaalan, 2005b; Mahfouz dan Sharaf Eldin,
2007; Darzi et al., 2012). Temuan ini sesuai dengan pengamatan Harshavardhan et al.
(2007) pada Mellisa oficinalis, Rashmi et al. (2008) pada selasih mekah, Kumar et al.
(2009) pada pallens Artemisia, Moradi et al. (2011) pada Foeniculum vulgare, dan
Darzi et al. (2013) pada Pimpinella anisum.
3.1 Kesimpulan
Meyakinkan, aplikasi Terpadu pupuk hayati positif dipengaruhi pada
kuantitas dan kualitas minyak atsiri kemangi, seperti kandungan minyak tertinggi
esensial dan kualitasnya diperoleh dengan menggunakan masing-masing tiga
pupuk hayati (Azotobacter + Azospirillum + bacillus).
DAFTAR PUSTAKA