Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KREATIF-PRODUKTIF BERBASIS BUDAYA SIRI NA


PACCE PADA SISWA KELAS XI MIPA SMAN 12 BULUKUMBA

SUFRI ASMIN
SMAN 12 BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

Abstract. The purpose of this research is to describe the activities and learning outcomes of
students in XI MIPA 1 SMAN 12 Bulukumba on Mathematic Learning through Creative-
Productive Learning based on Siri na Pacce.This research is a classroom action research with
four main stages: planning, implementation, observation, and reflection. The study was
conducted in 2 cycles with 2 action in each cycle. The Data collection was done by
observation, documentation, product, and test technique.The results of this study show that
students activities and the learning outcomes can be improved. The first Cycle of students
activities get enough in the first cycle and good in second cycle. The completeness of
classroom study increase from 64,29% with average learning 70,39 to 75% with average
learning 74,93% .

Keywords: Creative-Productive Learning, Siri na Pacce.

1. Pendahuluan dalam melakukan observasi, bertanya,


Hasil belajar matematika yang
bernalar, dan mengkomunikasikan apa
rendah merupakan salah satu masalah bagi
yang mereka peroleh setelah menerima
mutu pendidikan matematika dewasa ini.
materi pembelajaran. Selain itu, prioritas
Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai
utama dalam implementasi kurikulum
akhir ujian matematika bila dibandingkan
2013 adalah pembentukan karakter pada
dengan nilai ujian untuk bidang studi
siswa. Upaya pembentukan karakter pada
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa diharapkan mampu merubah
pengajaran matematika di sekolah hingga
perilaku siswa menjadi lebih baik.
saat ini belum memuaskan, karena itu Berdasarkan pengalaman penulis
diperlukan upaya-upaya perbaikan proses mengajar di kelas XI MIPA khususnya
pembelajaran matematika. materi induksi matematika, ada dua
Upaya perbaikan atas rendahnya
masalah yang penulis dapatkan yaitu hasil
hasil belajar matematika telah dilakukan
belajar dan aktivitas siswa yang rendah.
oleh pemerintah, seperti penyempurnaan
Hasil belajar siswa dikatakan rendah
kurikulum. Titik berat penerapan
karena masih banyak siswa atau di atas
kurikulum 2013 bertujuan untuk
50% yang mendapatkan nilai di bawah
memotivasi siswa, mampu lebih baik
KKM yaitu di bawah 70 pada saat ulangan Adapun tujuan yang hendak
harian. dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
Selain hasil belajar siswa yang
mengetahui gambaran aktivitas dan hasil
rendah, aktivitas siswa juga rendah. Hal ini
belajar siswa kelas XI MIPA 2 SMAN 12
disebabkan oleh penggunaan model
Bulukumba pada pembelajaran
pembelajaran yang kurang melibatkan
Matematika melalui Model Pembelajaran
siswa dalam proses pembelajaran
Kreatif-Produktif berbasis budaya siri’ na
matematika dan guru kurang berani dalam
pace.
mencoba model-model pembelajaran yang
2. Kajian Pustaka
melibatkan siswa lebih aktif.
2.1. Hasil Belajar Matematika
Dalam upaya perbaikan terhadap
Suprijono (2010) mengemukakan
hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan
bahwa hasil belajar merupakan
karakter siswa maka penulis melakukan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki
suatu penelitian dengan menggunakan
siswa setelah ia menerima pengalaman
model pembelajaran kreatif-produktif
belajarnya. Hasil belajar adalah pola-pola
dikombinasikan dengan penerapan budaya
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
lokal Bugis Makassar yaitu budaya siri’ na
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
pacce. Dengan harapan akan terjadi
keterampilan.
peningkatan hasil belajar dan aktivitas Sedangkan menurut Sudjana (2013)
siswa serta membentuk karakter siswa mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
yang lebih baik. perubahan tingkah laku yang mencakup
Penerapan model pembelajaran
bidang kognitif, afektif dan psikomotorik
kreatif-produktif berbasis budaya siri’ na
yang dimiliki oleh siswa dalam menerima
pacce dapat memberikan dampak positif
pengalaman belajar.
terhadap siswa. Di antaranya adalah Berdasarkan uraian di atas dapat
kecenderungan siswa yang memiliki disimpulkan bahwa hasil belajar
kemampuan di atas rata-rata untuk merupakan perubahan perilaku siswa
memberikan bantuan kepada siswa yang selama melakukan proses pembelajaran
kesulitan menyelesaikan tugas. Siswa yang mencakup pengetahuan,
dapat saling menghargai dalam proses keterampilan, dan sikap. Dalam penelitian
pembelajaran dan pengerjaan tugas. Selain ini hasil belajar matematika dapat dilihat
itu, penumbuhan karakter rasa kasih dari nilai yang diperoleh pada post test dan
sayang untuk bekerja sama dan saling penilaian produk.
2.2. Aktivitas Belajar Matematika
membantu mengatasi masalah.
Aktivitas merupakan prinsip atau Pada tahap ini, siswa melakukan
asas yang sangat penting dalam interaksi eksplorasi terhadap masalah atau
pembelajaran sebab pada prinsipnya konsep yang akan dikaji.
c. Interpretasi
belajar adalah berbuat untuk mengubah
Dalam tahap interpretasi, hasil
tingkah laku. Dalam proses pembalajaran,
eksplorasi diinterpretasikan melalui
siswa harus aktif beraktivitas.
kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab,
Dalam penelitian ini, aktivitas
atau bahkan berupa percobaan
belajar yang dimaksud adalah kegiatan-
kembali, jika memang diperlukan.
kegiatan siswa yang meliputi exploring,
d. Rekreasi
planning, doing, communicating, dan Pada tahap re-kreasi, siswa ditugaskan
reflecting. untuk menghasilkan sesuatu yang
2.3. Pembelajaran Kreatif-Produktif
mencerminkan pengalamannnya
Pembelajaran kreatif dan produktif
terhadap konsep atau topik atau
merupakan model yang dikembangkan
masalah yang sedang dikaji menurut
dengan mengacu kepada berbagai
kreasinya masing-masing.
pendekatan pembelajaran yang
e. Evaluasi
diasumsikan mampu meningkatkan Evaluasi belajar dilakukan selama
kualitas proses dan hasil belajar. proses pembelajaran dan pada akhir
Pembelajaran ini berpijak kepada teori pembelajaran.
2.4. Budaya Siri’ na Pacce
konstruktivistik dimana belajar adalah
Siri’ merupakan perwujudan harga
usaha pemberian makna oleh siswa kepada
diri seseorang manusia, maka pantang bagi
pengalamannya, dengan demikian dalam
manusia Bugis-Makassar untuk disinggung
pembelajaran ini para siswa diharapkan
rasa harga dirinya (siri’nya). Dalam
dapat mengkonstruksi sendiri konsep atau
kaitannya dengan proses belajar mengajar
materi yang mereka dapatkan.
di kelas, maka seorang guru hendaknya
Menurut Wena (2011), penerapan
senantiasa menciptakan suasana yang
model pembelajaran kreatif-produktif di
kondusif agar siswa tidak tersinggung
dalam kelas yaitu kegiatan guru dan siswa
harga dirinya. Suasana kondusif ini
selama proses pembelajaran adalah:
a. Orientasi merupakan hal yang perlu diperhatikan
Tahap ini diawali dengan orientasi
oleh guru, sehingga siswa dapat
untuk mengkomunikasikan dan
memaksimalkan fungsi otaknya dalam
menyepakati tugas dan langkah
kegiatan belajar mengajar.
pembelajaran. Konsep pacce’/pesse’ yang
diwujudkan sebagai rasa solidaritas untuk
b. Eksplorasi membela, membantu sesama diungkapkan
dalam bahasa Makassar dengan ungkapan karakter siswa selama berlangsungnya
“abbulo sibatang” atau dalam ungkapan proses pembelajaran.
Bugis “mali siparappe, re’ba sipatokkong, e. Mempersiapkan lembar penilaian
malilu sipakainga”. Semangat abbulo untuk produk yang dihasilkan.
sibatang, mengandung makna rasa f. Membuat tes siklus I sebagai alat
solidaritas yang tinggi untuk saling evaluasi untuk melihat apakah
membantu, dalam menghadapi setiap kemampuan siswa dalam
tantangan dan kesulitan. menyelesaikan soal-soal berdasarkan
materi yang diajarkan pada siklus I.
3. Metodologi Penelitian
a. Jenis Penelitian dan Subyek 2) Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, guru
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan melaksanakan kegiatan pembelajaran
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). sesuai dengan RPP yang sudah
Adapun model yang dipakai adalah model direncanakan. Dalam setiap siklus terdiri
Kemmis & Mc Taggart. Penelitian ini atas dua pertemuan dan setiap pertemuan
dilakukan sebanyak dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran kreatif-
subyek penelitian adalah 28 siswa kelas XI produktif berbasis budaya siri’ na pacce.
3) Observasi
MIPA 2 SMAN 12 Bulukumba tahun
Pada tahap ini ada dua perlakuan
pelajaran 2019/2020.
yaitu obesrvasi dan evaluasi. Kegiatan
b. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan observasi dilaksanakan secara kolaboratif
dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus dengan guru pengamat. Pelaksanaan tahap
II. Tiap siklus terdiri dari: observasi terhadap aktivitas siswa selama
1) Perencanaan
berlangsung proses pembelajaran yang
a. Menentukan pokok bahasan yang akan
menggunakan lembar observasi dengan
diajarkan.
tujuan untuk melihat adanya peningkatan
b. Menyusun RPP
aktivitas belajar siswa dan guru dengan
c. Mendesain dan mengembangkan
cara mengamati dan mencatat aktivitas
skenario pembelajaran dengan
siswa dan guru selama pelaksanaan proses
menggunakan model pembelajaran
pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi
kreatif-produktif berbasis budaya siri’
memberikan tes hasil belajar yang
na pacce.
dilakukan pada akhir tindakan siklus I dan
d. Mempersiapkan lembar observasi
II dengan tujuan untuk mengetahui
untuk mengamati aktivitas siswa, guru,
peningkatan hasil belajar siswa.
4) Refleksi.
Hasil yang dicapai dalam tahap Nilai Rata-rata 70,39 74,93
Nilai tertinggi 94,00 96,00
observasi dan evaluasi dikumpul kemudian
Nilai terendah 32,00 35,00
dilakukan analisis dan refleksi. Refleksi Ketuntasan 64,29% 75%
dimaksudkan untuk melihat apakah klasikal
rencana telah terlaksana secara optimal
Hasil belajar siswa dalam siklus I
atau perlu dilakukan perbaikan. Aspek-
dan siklus II menunjukkan peningkatan
aspek yang dianggap bagus tetap
rata-rata maupun persentase ketuntasan.
dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan
Hal ini menunjukkan bahwa siswa
kekurangannya menjadi pertimbangan dan
mengalami peningkatan selama proses
revisi pada siklus berikutnya.
Hubungan antara komponen pada belajar dari siklus I ke siklus II. Pernyataan

siklus I dengan komponen siklus II dapat tersebut didukung oleh Hamalik (2010)

digambarkan sebagai berikut. (Arikunto, yaitu seseorang telah belajar adalah

dkk ; 2005) terjadinya perubahan tingkah laku pada


orang tersebut. Tingkah laku manusia
terdiri dari sejumlah aspek, hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan aspek-
aspek tersebut.
Pada penilaian hasil belajar setelah
penerapan model pembelajaran kreatif-
produktif diperoleh dua penilaian yaitu
Gambar 1. Penelitian Tindakan Kelas
penilaian produk dan tes tertulis. Pada
model Kemmis & Mc. Taggart.
penilaian produk digunakan untuk menilai
produk kreatif hasil kelompok yang
merupakan implikasi dari tahap rekreasi.
Penilaian produk pada siklus I memperoleh
nilai 70,67, artinya memenuhi standar
4. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil Belajar Siswa KKM yaitu 70. Sedangkan pada siklus II
Hasil penelitian baik siklus I memperoleh nilai 84, yang berarti
maupun siklus II diperoleh data sebagai memenuhi standar KKM yaitu 70.
berikut: Sedangkan tes tertulis pada siklus I
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Belajar diperoleh nilai rata-rata sebesar 70,39

Hasil Hasil dengan prosentase ketuntasan sebesar


Komponen 64,29 %. Sedangkan pada siklus II
Belajar Belajar
Siklus I Siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 74,93
dengan prosentase ketuntasan sebesar 75 sehingga belajar merupakan proses aktif
%. Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai siswa dalam membangun pengetahuannya
yang diperoleh siswa dari siklusI ke siklus sendiri. Dengan demikian, siswa didorong
II. untuk bertanggung jawab terhadap proses
b. Aktivitas Belajar Siswa
belajarnya sendiri.
Aktivitas siswa dalam
c. Aktivitas Guru dalam Proses
pembelajaran harus lebih banyak terpusat
Pembelajaran
pada mereka agar dapat mengembangkan Berdasarkan hasil observasi saat
berbagai potensi yang dimilikinya. Setiap proses pembelajaran berlangsung dengan
siklus aktivitas siswa mengalami menerapkan model pembelajaran kreatif-
peningkatan dari siklus I sampai dengan produktif berbasis budaya siri’ na pacce
siklus II. Karena dengan meningkatnya menunjukkan bahwa aktivitas guru pada
aktivitas siswa berarti meningkatkan siklus I pada kriteria cukup dan siklus II
peluang siswa untuk berinteraksi dengan pada kriteria sangat baik. Namun masih
lingkungannya lebih baik sehingga dapat terdapat kekurangan yaitu guru belum
meningkatkan pengalaman siswa. mengemukakan tindak lanjut, dan menilai
Berdasarkan hasil observasi
proses serta hasil diskusi. Selain itu, guru
aktivitas siswa pada saat proses
juga belum memberikan acuan dalam
pembelajaran diperoleh hasil pada siklus I
menjawab sehingga jawaban siswa ada
dengan kriteria cukup sedangkan pada
yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
siklus II dengan kriteria baik. Hal ini d. Karakter Siswa setelah Penerapan
menunjukkan terdapat peningkatan yang Budaya Siri’ na Pacce
Berdasarkan hasil observasi yang
signifikan dari aktivitas siswa. Adanya
telah dilaksanakan oleh observasi karakter
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
siswa setelah diterapkan pembelajaran
tercipta karena situasi belajar yang aktif.
kreatif-produktif berbasis budaya siri’ na
Hal ini senada dengan Syah (2009) bahwa
pacce dengan dua karakter utama yang
pembelajaran yang aktif berarti
diteliti yaitu siri’ dan pacce. Hasil
pembelajaran yang memerlukan keaktifan
penelitian menunjukkan bahwa dari 4
semua siswa dan guru secara fisik, mental,
indikator dari budaya siri’ terdapat 3
emosional, bahkan moral dan spritual.
indikator yang terlaksana yaitu mematuhi
Guru harus menciptakan suasana
tata tertib sekolah, mengerjakan tugas yang
sedemikian rupa sehingga siswa aktif
diberikan guru, dan menjaga kondisi kelas
bertanya, membangun gagasan, dan
tetap kondusif. Sedangkan yang tidak
melakukan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman langsung,
terlaksana adalah mengerjakan tugas tepat guru dengan kriteria cukup dan pada
waktu. siklus II dengan kriteria sangat baik.
Untuk budaya pacce, dari 4
indikator hanya 2 indikator yang terlaksana 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran

yaitu membantu teman yang kesulitan dan matematika dengan penerapan model

menanggapi dan menghargai pendapat pembelajaran kreatif-produktif berbasis

teman. Sedangkan yang belum terlaksana budaya siri’ na pacce dapat

adalah bekerja sama dengan baik dalam ditingkatkan. Pada siklus I aktivitas

kelompok dan berpartisipasi dalam siswa dengan kriteria cukup dan pada

penentuan keputusan kelompok. siklus II dengan kriteria baik.


Sedangkan pada siklus II semua
3. Hasil belajar siswa dengan penerapan
indikator budaya siri’ sudah terlaksana
model pembelajaran kreatif-produktif
dengan baik. Indikator tersebut adalah
berbasis budaya siri’ na pacce dapat
mematuhi tata tertib sekolah, mengerjakan
ditingkatkan. Pada siklus I mengalami
tugas yang diberikan guru, dan menjaga
ketuntasan belajar sebesar 64,29% (18
kondisi kelas tetap kondusif dan
siswa) dengan rata-rata 70,39 dan pada
mengerjakan tugas tepat waktu. Sama
siklus II mengalami ketuntasan belajar
halnya dengan budaya pacce, semua
sebesar 75% (21 siswa) dengan rata-
indikator telah terlaksana dengan baik.
rata 74,93.
Indikator tersebut adalah membantu teman
yang kesulitan dan menanggapi dan
menghargai pendapat teman dan bekerja
b. Saran
sama dengan baik dalam kelompok dan Berdasarkan hasil penelitian, maka
berpartisipasi dalam penentuan keputusan saran dari penelitian ini adalah sebagai
kelompok. berikut:
5. Simpulan dan Saran 1. Bagi guru, hendaknya menggunakan
a. Kesimpulan model pembelajaran yang inovatif dan
Berdasarkan hasil penelitian
variatif agar dapat meningkatkan
tindakan kelas mada dapat disimpulkan
kualitas pembelajaran di kelas. Guru
sebagai berikut:
dapat menerapkan budaya lokal yang
1. Aktivitas guru dalam pembelajaran
ada untuk meningkatkan karakter
matematika dengan penerapan model
siswa.
pembelajaran kreatif-produktif berbasis
budaya siri’ na pacce dapat
ditingkatkan. Pada siklus I aktivitas
2. Siswa hendaknya berani Penerapan model pembelajaran kreatif-
menyampaikan pendapat dalam proses produktif dalam pembelajaran dapat
pembelajaran di kelas. digunakan sebagai acuan untuk
pelaksanaan pembelajaran pada mata
pelajaran lainnya.

Daftar Pustaka

Arikunto Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi
Aksara. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara


.
Pelras, Christian.2006. Manusia Bugis. Diterjemahkan oleh Abdul Rahman Abu dkk. Jakarta :
Nalar bekerjasama forum jakarta-paris.

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Syah, Muhibbin. 2009. Bahan Pelatihan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM). Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.

Wena, Made. 2009. Model Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu tujuan Konseptual
Operasional, Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai