Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARBARU
UTARA KOTA BANJARBARU

Proposal
Karya Tulis Ilmiah guna memperoleh sebagian salah satu syarat
memperoleh predikat Ahli Madya Keperawatan

Oleh :
Bella Ajeng Pratiwi
NIM : P07120117051

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
KEPERAWATAN
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum

sehingga terjadi konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya

kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari

hari pertama dan haid terakhir. (Jenni dkk, 2016)

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari

140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan

pada dua kali pengukuran atau lebih. Hipertensi adalah faktor risiko utama

untuk penyakit kardiovaskuler aterosklerotilk, gagal jantung, stroke, dan

gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan risiko morbiditas atau mortalitas

dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat.

Peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan merusak pembuluh darah

di organ target (jantung, ginjal, otak, dan mata). (Brunner & Suddarth

2018).

Kehamilan dengan hipertensi menyebabkan resiko tinggi pada

wanita hamil dan bayinya. serta merupakan penyebab kematian maternal

tertinggi dan penyebab angka mortalitas perinatal yang tinggi, selain

partus prematurus dan berat badan lahir rendah di United Kingdom.

Hipertensi yang timbul selama kehamilan kebanyakan kasus terjadi pada

kehamilan anak pertama. biasanya terjadi pada pertengahan usia

1
2

kehamilan. Hipertensi yang terjadi bisa tanpa disertai proteinuria

bermakna (hipertensi gestasional) atau disertai dengan proteinuria

bermakna (pre-eklampsia), dapat juga terjadi pada pasien yang

sebelumnya dengan riwayat hipertensi kronik, maupun kehamilan yang

mempengaruhi terjadinya hipertensi (hipertensi gestasional). (Lalenoh,

2018)

Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul selama

kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 % kehamilan

adalah hipertensi. Kejadian hipertensi pada kehamilan sekitar 5-15 % dan

merupakan satu diantara tiga penyebab mortalitas dan morbiditas ibu

bersalin disamping infeksi dan perdarahan, selain itu frekuensi komplikasi

pada kehamilan dan persalinan juga meningkat pada ibu hamil yang

mengalami hipertensi. Dampak dari hipertensi kehamilan lebih lanjut

antara lain resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi

lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat. Pesta Corry, dkk,

(2016) dalam Hasrianah (2017).

Menurut data World Health Organization (WHO), hipertensi

dalam kehamilan menyumbangkan 6-8% kematian maternal. Kematian

maternal ini terjadi hampir 99% di negara berkembang, dan sisanya

dinegara maju. Uteri (2013) dalam Ardhiyanti (2018)

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015

menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi,

artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang


3

hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025

akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap

tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.

(Kemenkes RI, 2019). Secara global, 80% kematian ibu hamil yang

tergolong dalam penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan

karena terjadi perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca persalinan,

hipertensi pada ibu hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan

karena sebab lain (22%). WHO (2012) dalam Trisiani dan Hikmawati

(2016)

Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 diketahui bahwa

hipertensi (27,1%) adalah persentasi tertinggi kedua penyebab kematian

ibu setelah perdarahan (30,3%). Secara global, lima penyebab utama

kematian ibu adalah perdarahan sebanyak 30,1%, hipertensi 26,9%,

infeksi 5,6%, partus lama 1,8%, abortus 1,6% dan lain-lain 34,5%

(Lalage, 2013). Sedangkan penyebab kematian ibu di Indonesia akibat

hipertensi dalam kehamilan (HDK) proporsinya semakin meningkat,

hampir 30% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh HDK

(Kemenkes RI, 2013)

Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan

dan perdarahan post partum, dapat diminimalisir apabila kualitas

Antenatal Care dilaksanakan dengan baik. (Profil Kesehatan Provinsi

Kalimantan Selatan, 2018)


4

Berdasarkan data profil Kabupaten/kota se Kalimantan Selatan

tahun 2016 diketahui penyebab kematian ibu di Provinsi Kalimantan

Selatan diantaranya 28% perdarahan, 24% hipertensi, 6% infeksi, 4%

gangguan sistem peredaran darah, 2% gangguan metabolisme, 28% lain-

lain. Penyebab kematian ibu tahun 2016 tertinggi adalah perdarahan dan

penyebab lain yang memperburuk kondisi ibu seperti faktor non obstetri

diantaranya karena gangguan jantung, oedem pulmonal, diabetes mellitus

dan gagal ginjal. (Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2017)

Jumlah absolut Kematian Ibu pada tahun 2015 ada 5 orang

merupakan seluruh jumlah kematian ibu yang dilaporkan Puskesmas / RS

ke Dinas Kesehatan karena tidak menutup kemungkinan masih ada

kematian yang tidak terlaporkan atau tidak terlacak oleh petugas

kesehatan. Secara kasar, angka kematian ibu di Kota Banjarbaru tahun

2015 yaitu sebesar 158 /100.000 KH. Target nasional yang ingin dicapai

2010 sampai dengan 2015 menurunkan Angka Kematian Ibu dari

228/100.000 KH menjadi 118/100.000 KH. Adapun penyebab kematian

ibu antara lain: Pre eklampsi 35%, perdarahan 20%, lain-lain 45%. Semua

kematian yang dilaporkan 90 % terjadi di Rumah Sakit. (Profil

Kabupaten/Kota Kalimantan Selatan tahun 2016)

Dari data diatas masih banyak terdapat kasus ibu hamil dengan

hipertensi sebab itu peneliti tertarik ingin melaksanakan “Asuhan

Keperawatan Maternitas pada Ibu Hamil dengan Hipertensi”. Sebagai


5

wujud di bidang keperawatan dalam memberikan kontribusi pencegahan

sebelum terjadi pre eklampsi.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil

dengan hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Utara?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengeksplorasi asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil dengan

hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Utara

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian pada asuhan keperawatan maternitas

pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Utara

b. Menganalisa data pada asuhan keperawatan maternitas pada ibu

hamil dengan hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Utara

c. Merumuskan masalah keperawatan pada asuhan keperawatan

maternitas pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas

Banjarbaru Utara

d. Menentukan intervensi pada asuhan keperawatan maternitas pada

ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Utara

e. Melaksanakan implementasi keperawatan pada asuhan

keperawatan maternitas pada ibu hamil dengan hipertensi di

Puskesmas Banjarbaru Utara


6

f. Melakukan evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan

maternitas pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas

Banjarbaru Utara

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan

sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan

mahasiswa khususnya tentang pemahaman mengenai asuhan

keperawatan maternitas pada ibu hamil dengan hipertensi di

Puskesmas Banjarbaru Utara

2. Secara Praktis

a. Bagi Pelaksana

Dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman

dalam melakukan penelitian khususnya tentang asuhan

keperawatan pada ibu hamil dengan kasus hipertensi, serta

memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait

yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil laporan kasus ini diharapkan akan berguna sebagai

acuan bagi pelaksana lain yang bermaksud melakukan penelitian

tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan kasus

hipertensi dan sebagai bahan referensi perpustakaan Poltekkes

Kemenkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai