Anda di halaman 1dari 11

BAB 7

K E S I M P U LA N

7.1 RENCANA PENGUNAAN LAHAN

Usulan penggunaan lahan dan pengembangan pertanian di lokasi survei ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas lahan terutama setelah dilakukan perbaikan/ penyempurnaan jaringan
tata air. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dengan meningkatnya produktivitas lahan
persatuan luas dan indeks pertanaman sehingga akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani di daerah survei secara berkesinambungan.

Berkaitan tujuan tersebut, maka pola penggunaan lahan dan pertanian yang diusulkan berdasarkan
beberapa aspek antara lain:

 Kesesuaian lahan dan potensinya.

 Program pengembangan daerah dan sektoral

 Penggunaan lahan saat ini, aspirasi petani, dan tehnik budidaya pertanian.

 Prospek produksi dan peningkatan pendapatan petani

 Pemanfaataan sarana yang telah tersedia

 Kelestarian sumberdaya lahan dan lingkungannya

Berdasarkan atas pertimbangan tersebut di atas maka penggunaan lahan yang diusulkan di daerah
survei adalah sebagai berikut:
1. Persawahan padi-palawija
2. Lahan pemukiman dan pekarangan

1.Persawahan Padi - Palawija

Persawahan direncanakan pada lahan seluas 1693 ha atau 93,8 % dari total luas areal survei. Areal
ini meliputi tipologi lahan potensial , yaitu SPT 1 dan 2, berdasarkan hasil penilaian lahan untuk
sawah teknologi tinggi termasuk sesuai (S2). Pola tanam yang diusulkan adalah padi 1 kali dan
palawija 1 kali pertahun bila dilaksanakan perbaikan sarana drainase.

PT. SUKAWENING ANUGERAH 1


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

2.Permukiman dan Lahan pekarangan

Satuan penggunaan lahan ini terdapat disepanjang/tepi Sungai Indragiri, dimana pemukiman bersatu
dengan kebun campuran terutama tanaman durian, jeruk, rambutan, dukuh ,pisang dll.

Tabel 7.1 Usulan Penggunaan lahan di Daerah Survei

No Usulan Penggunaan lahan Pola tanam No. SPT Luas


Ha %
1. Persawahan - Padi-padi-palawija 1,2 1.693 93,8
- Padi – palawija
2. Lahan untuk permukiman dan Jeruk,rambutan,dukuh 1,2 111,23 6,2
pekarangan
Luas Total 1.804 100

7.2 LAY-OUT TATA AIR

Beberapa hal penting yang mendasari perencanaan jaringan tata air adalah sebagai berikut :

1. Parit-parit existing dianggap sebagai saluran induk dan saluran primer yang berfungsi
sebagai penyangga beban drainase tiap blok lahan antara dua parit existing. Untuk
meningkatkan kemampuan drainabilitas, perlu dilakukan normalisasi saluran induk, primer
atau parit-parit existing tsb agar proses pencucian dapat berjalan sampai pada ujung rencana
saluran sekunder

2. Dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan jaringan tata air, maka hendaknya saluran
dibuat lebar tetapi tidak terlalu dalam mengingat kedalaman piryt dan tanman pangan tidak
memerlukan air tanah yang dalam . Hal ini dibuat agar pengaruh tidak terjadi overdrain.
Selanjutnya jalan produksi akan memanfaatkan tanggul saluran yang dibuat dengan bahan
galian saluran.

3. Diperlukan normalisasi Saluran Induk Kuala Cinaku untuk meningkatkan kapasitas


saluran agar beban drainase dapat dibuang menuju saluran induk Kuala Cinaku .

PT. SUKAWENING ANUGERAH 2


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

4. Jaringan pembuang yang diusulkan semaksimal mungkin memanfaatkan saluran alam /


parit yang ada. Penempatan pemasangan pintu dapat dilakukan di ujung saluran sekunder,
agar dimensi tidak terlalu besar.

7.3 BIAYA PROYEK

Perhitungan rencana anggaran biaya yang dihasilkan dari desain terpilih dari volume pekerjaan
Daerah Rawa Rengat seluas 1800 Ha yang diukur ( kontrak 1.290 Ha) serta analisis harga satuan
dapat diuraikan sebagai berikut :

PT. SUKAWENING ANUGERAH 3


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

REKAPITULASI BIAYA PROYEK TANPA TANGGUL PENGAMAN S.INDRAGIRI


RE- DESAIN DAERAH RAWA RENGAT
SELUAS 1.290 HA KABUPATEN INDRAGIRI HULU ,
PROPINSI RIAU

NO. JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH HARGA

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Direksi Keet m2 70 580,000 40,600,000
Uitzet m 49,030 3,000 147,090,000

II. PEKERJAAN TANAH


1 Galian saluran induk (L= 20007 m) m3 216,784 8,500 1,842,664,000
2 Perataan dan perapihan tanggul m3 169,664 2,500 424,160,000
3
3 Galian sal primer-1 (L=1622 m) m 21,909 8,500 186,226,500
4 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-1 m3 10,975 2,500 27,437,500
3
5 Galian sal primer-2 (L=2291 m) m 30,935 8,500 262,947,500
6 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-2 m3 15,496 2,500 38,740,000
7 Galian sal primer-3 (L=4127 m) m3 55,728 8,500 473,688,000
8 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-3 m3 27,916 2,500 69,790,000
9 Galian sal primer-4 (L=2239 m) m3 67,217 8,500 571,344,500
10 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-4 m3 20,984 2,500 52,460,000
11 Galian sal sekunder primer-4 m3 24,297 8,500 206,524,500
12 Perataan dan perapihan tanggul sal. Sek.Primer-4 m3 11,986 2,500 29,965,000
13 Galian sal primer-5 (L=471m) m3 12,907 8,500 109,709,500
14 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-5 m3 3,414 2,500 8,535,000
15 Galian sal primer-6 (L=4132m) m3 85,866 8,500 729,861,000
16 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-6 m3 30,805 2,500 77,012,500
17 Galian sal sekunder primer-6 m3 29,712 8,500 252,552,000
18 Perataan dan perapihan tanggul sal. Sek.Primer-6 m3 18,548 2,500 46,370,000
19 Galian sal primer-7 (L=4452 m) m3 65,935 8,500 560,447,500
20 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-7 m3 31,164 2,500 77,910,000
21 Galian sal sekunder primer-7 m3 6,884 8,500 58,514,000
22 Perataan dan perapihan tanggul sal. Sek.Primer-7 m3 6,676 2,500 16,690,000

III. PEKERJAAN KONSTRUKSI

1 Bangunan Pengatur Muka air bh 17 62,957,500 1,070,277,500


2 Gorong-gorong jalan bh 17 56,393,700 958,692,900
3 Jembatan sekunder bh 4 46,000,000 184,000,000
Jumlah Rp. 8,524,209,400
PPN 10% Rp. 852,420,940
Total Rp. 9,376,630,340
dibulatkan Rp. 9,376,000,000
terbilang : Sembilan+B127 Milyar Tiga Ratus Tujuh Puluh Enam Juta Rupiah

PT. SUKAWENING ANUGERAH 4


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

PT. SUKAWENING ANUGERAH 5


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

REKAPITULASI BIAYA PROYEK DEANGAN TANGGUL PENGAMAN S.INDRAGIRI


RE- DESAIN DAERAH RAWA RENGAT
SELUAS 1.290 HA KABUPATEN INDRAGIRI HULU ,
PROPINSI RIAU

NO. JENIS PEKERJAAN SATUAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH HARGA

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Direksi Keet m2 70 580,000 40,600,000
Uitzet m 49,030 3,000 147,090,000

II PEKERJAAN TANGGUL SUNGAI (5000 m) m3 240,000 20,405 4,897,200,000

II. PEKERJAAN TANAH


3
1 Galian saluran induk (L= 20007 m) m 216,784 8,500 1,842,664,000
2 Perataan dan perapihan tanggul m3 169,664 2,500 424,160,000
3
3 Galian sal primer-1 (L=1622 m) m 21,909 8,500 186,226,500
4 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-1 m3 10,975 2,500 27,437,500
3
5 Galian sal primer-2 (L=2291 m) m 30,935 8,500 262,947,500
6 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-2 m3 15,496 2,500 38,740,000
7 Galian sal primer-3 (L=4127 m) m3 55,728 8,500 473,688,000
8 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-3 m3 27,916 2,500 69,790,000
9 Galian sal primer-4 (L=2239 m) m3 67,217 8,500 571,344,500
10 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-4 m3 20,984 2,500 52,460,000
11 Galian sal sekunder primer-4 m3 24,297 8,500 206,524,500
12 Perataan dan perapihan tanggul sal. Sek.Primer-4 m3 11,986 2,500 29,965,000
13 Galian sal primer-5 (L=471m) m3 12,907 8,500 109,709,500
14 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-5 m3 3,414 2,500 8,535,000
15 Galian sal primer-6 (L=4132m) m3 85,866 8,500 729,861,000
16 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-6 m3 30,805 2,500 77,012,500
17 Galian sal sekunder primer-6 m3 29,712 8,500 252,552,000
18 Perataan dan perapihan tanggul sal. Sek.Primer-6 m3 18,548 2,500 46,370,000
19 Galian sal primer-7 (L=4452 m) m3 65,935 8,500 560,447,500
20 Perataan dan perapihan tanggul sal. Primer-7 m3 31,164 2,500 77,910,000
21 Galian sal sekunder primer-7 m3 6,884 8,500 58,514,000
22 Perataan dan perapihan tanggul sal. Sek.Primer-7 m3 6,676 2,500 16,690,000

III. PEKERJAAN KONSTRUKSI

1 Bangunan Pengatur Muka air bh 17 62,957,500 1,070,277,500


2 Gorong-gorong jalan bh 17 56,393,700 958,692,900
3 Jembatan sekunder bh 4 46,000,000 184,000,000
Jumlah Rp. 13,421,409,400
PPN 10% Rp. 1,342,140,940
Total Rp. 14,763,550,340
dibulatkan Rp. 14,763,000,000
terbilang : Empat Belas Milyar Tujuh Ratus Enam Puluh Tiga Juta Rupiah

PT. SUKAWENING ANUGERAH 6


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

PT. SUKAWENING ANUGERAH 7


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

PT. SUKAWENING ANUGERAH 8


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

7.4 PARAMETER-PARAMETER KELAYAKAN EKONOMI

Parameter-parameter kelayakan ekonomi yang biasa digunakan dalam analisa ekonomi adalah
sebagai berikut.

7.4.1 NET PRESENT VALUE (NPV)

NPV merupakan selisih antara “present value benefit” dan “present value” dari biaya, yang
dinyatakan dengan rumus :
n
( Bt  C t
NPV  
t i 1  i  t
dimana :
t = umur proyek
i = tingkat bunga
Bt = benefit (manfaat proyek) pada tahun t
Ct = cost ratio (biaya) pada tahun t

Bila nilai NPV > 0 dan positif berarti proyek dapat dilaksanakan, karena akan memberikan
manfaat. NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar biaya (cost) yang

PT. SUKAWENING ANUGERAH 9


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

dilakukan, sedangkan apabila nilai NPV < 0, maka proyek tidak akan memberi manfaat
sehingga tidak layak untuk dilaksanakan.

7.4.2 INTEREST RATE OF RETURN (IRR)

Nilai IRR adalah nilai discount rate ( i ) sehingga NPV proyek sama dengan nol. NPV dapat
dinyatakan dengan persamaan
n
( Bt  Ct
NPV   0
t i 1  IRR  t
Bila nilai IRR > social discount rate, maka proyek layak untuk dilaksanakan, dan bila IRR <
social discount rate, maka proyek proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

7.4.3 BENEFIT COST RATIO (B/C)

Benefit cost ratio adalah perbandingan antara benefit dan cost yang sudah disesuaikan dengan nilai
sekarang (present value). B/C ratio dapat dinyatakan dengan persamaan :
n
Bt
 1  i 
t i
t
B/C  n
Ct
 1  i 
t i
t

Hasil analisis ekonomi

Keadaan Proyek dengan asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Nilai B/C akan mendekati nilai 1 bila terdapat suku bunga sebesar 20%,

NPV > 0 pada saat bunga /diskonto < 20 %

Jadi untuk kondisi bunga yang berlaku dibawah 20 % Proyek dinyatakan layak untuk dikontruksi
secara ekonomi. Pada kondisi pembangunan tanggul sungai Indragiri tidak dimasukkan.

PT. SUKAWENING ANUGERAH 10


KONSEP LAPORAN AKHIR

REDESAIN DAERAH RAWA RENGAT

Seluas 1290 Ha, Kabupaten INDRAGIRI HULU

Apabila terdapat pembangunan tanggul sungai Indragiri maka proyek menjadi tidak layak
untuk dilaksanakan mengingat B/C mendekati nilai 1 dengan nilai interest rate sebesar 10 %.
Padahal bunga bank saat ini berkisar antara 18-24 %.

PT. SUKAWENING ANUGERAH 11

Anda mungkin juga menyukai