Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Generasi muda atau remaja merupakan tulang punggung bangsa dimasa

depan, yang diharapkan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan

bangsa kita ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat

tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya.

Termasuk pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku negatif, yang

antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, seks bebas dan lain -

lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV (Human

Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

(Purbono & Prabawati, 2015).

Salah satu masalah kesehatan yang menjadi pusat perhatian saat ini

adalah kejadian HIV/AIDS yang menimbulkan krisis kesehatan di dunia saat ini.

Dimana Prevelensi pada tahun 2014, 36.9 juta orang hidup dengan HIV/AIDS

(UNAIDS, 2015). Sedangkan pada tahun 2016, sebanyak 36,7 juta penduduk

dunia terkena HIV dan 1,1 juta terkena AIDS dan diperkirakan 1,8 juta orang

diseluruh dunia menjadi terinfeksi HIV baru pada tahun 2016 dan sekitar 5.000

orang terkena HIV setiap harinya (UNAIDS, 2016)

Di Indonesia sendiri, sejak kasus HIV pertama kali ditemukan di Provinsi

Bali pada tahun 1987 (Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014). Sampai dengan saat

ini situasi masalah HIV/AIDS dari Triwulan I (Januari-Maret) tahun 2016 mulai

dari tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak( 859), tahun 2006
(7.195), tahun 2007 (6.048), tahun 2008 (10.362), tahun 2009 (9.793), tahun

1
2

2010 (21.591), tahun 2011 (21.031), tahun 2012 (21.511), tahun 2013 (29.037),

tahun 2014 (32.711) tahun 2015 (30.935), tahun 2016 (41.250) dan tahun 2017

(10.376). Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Maret

2017 sebanyak 242.699 orang. Sedangkan kasus AIDS dari tahun 2005 jumlah

AIDS yang dilaporkan sebanyak 5.231, tahun 2006 (3.680),tahun 2007 ( 4.828)

tahun 2008 (5.298), tahun 2009 (6.744), tahun 2010 (7.470), tahun 2011 (8.279)

tahun 2012 (10.862), tahun 2013 (11.741), tahun 2014 (7.963), tahun 2015
(7.165) , tahun 2016 (7.491) dan tahun 2017 (673). Jumlah kumulatif AIDS dari

tahun 1987 sampai dengan Maret 2017 sebanyak 87.453 orang (Kemetrian

Kesehatan RI, 2017).

Menurut Kementrian Kesehatan RI tahun 2016 penderita HIV di

Indonesia umumnya berada di usia dewasa dengan presentasi infeksi HIV pada

kelompok umur 25-49 tahun (69,7%), sedangkan kasus AIDS tertinggi pada

kelompok umur 20-24 tahun (16,6%) dan kelompok umur ≥50 tahun (7.2%).

Namun pada umur 15-19 tahun ditemukan juga kasus HIV sebanyak 697 kasus.

Jumlah kasus HIV ini meningkat menjadi 29.037 kasus, tetapi pada kasus AIDS

mengalami penurunan menjadi 6.266 kasus pada 2013, dengan kelompok umur
15-19 tahun mengalami peningkatan menjadi 1.058 kasus HIV. Akhir tahun 2014

kasus HIV/AIDS terdapat 64,5% adalah generasi mudah usia produktif yakni

usia 15-39 tahun dan terdeteksi lebih banyak pada remaja sebanyak 1.717 kasus

AIDS (Afrimal, dkk, 2015).

Sedangkan jumlah infeksi HIV yang dilaporkan per provinsi dari tahun

1987 sampai dengan September 2014, lebih banyak terjadi di DKI Jakarta

(32.782 kasus), dibandingakan dengan Jawa Timur (19.429 kasus), Jawa Barat
3

(13.507kasus), Bali (9.637 kasus), Sumatera Utara (9.219 kasus), Jawa tengah

(9.032 kasus), Kalimantan Barat (4.574 kasus), Kepulauan Riau (4.555 kasus).

Di Provinsi Papua (10.184 kasus), Papua Barat (1.734 kasus), Sulawesi Selatan

(1.703 kasus), Kalimantan Barat (1.699 kasus) dan Sumatera Utara (1.573 kasus),

(Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014).

Banyaknya kasus HIV/AIDS di Indonesia terutama pada usia remaja,

semua ini kemungkinan karena keterbatasan akses informasi yang minim


sehingga sangat berdampak pada rendahnya pengetahuan tentang HIV/AIDS

pada kelompok remaja. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pencegahan

HIV/AIDS yaitu memberikan pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik

tentang HIV/AIDS pada remaja (Sadli & Agustian, 2014).

Masih minimnya jumlah remaja berusia 15-20 tahun yang memiliki

pemahaman komprehensif mengenai HIV/AIDS yang hanya mencapai 20,6%

dari target 85%. Sehingga remaja perlu menjadi sasaran dalam program

penanggulangan HIV/AIDS, salah satunya adalah memberikan pendidikan

kesehatan guna memberikan pengetahuan kepada remaja tentang apakah

HIV/AIDS, bagaimana penularan dan bagaimana pencegahannya (Husaini, dkk,


2017).

Menurut (Dinas Kesehatan Provinsi, 2016), di wilayah Sulawesi Selatan

merupakan provinsi dengan keterpaparan terhadap virus HIV yang sangat tinggi.

Kesimpulan ini benarlah adanya jika kita memperhatikan situasi epidemi HIV

dan AIDS di Sulawesi Selatan, jumlah penderita HIV pada tahun 2009 sampai

dengan Juni 2016 sebanyak 5.719, sedangkan pada penderita AIDS sebanyak

2.551. Jumlah AIDS yang hidup dan meninggal pada tahun 1987 sampai dengan
4

Juni 2016 sebanyak 2.161 orang yang masih hidup dan yang meninggal sebanyak

390 orang.

Sedangkan di Kabupaten Gowa sendiri juga sudah dilaporkan akan

adanya kasus HIV sebanyak 63 kasus dan berada pada urutan ke empat terbesar

di Sulawesi Selatan. Total penderita HIV/AIDS yang terdapat pada tahun 2010

adalah sebanyak 3.105 orang. Jumlah ini menempatkan Kabupaten Gowa sebagai

di urutan keempat setelah Makassar, Pare-Pare dan Bulukumba ( KPA Sul-Sel,


2010 ).

Salah satu hal yang menyebabkan tingginya kejadian HIV/AIDS pada

remaja adalah kurangnya pengetahuan dan informasi sehingga remaja semakin

berisiko tertular oleh HIV/AIDS dan dimana pengetahuan remaja saat ini akan

menentukan pola perilaku dan tindakan yang bersifat menyimpang (Andriansyah,

2016). Hal ini menjelaskan tentang pentingnya ilmu pengetahuan bagi setiap

orang, karena dalam islam sendiri , manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai

insan yang berilmu. Maka dari itu sudah seharusnya kita mencari ilmu

pengetahuan dimana Allah SWT mencintai orang-orang yang beriman dan

berilmu, karena akan jelas berbeda seseorang yang meliliki pengetahuan dengan
yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan. Jadi, ilmu pengetahuan yang telah

diperoleh hendaklah dipergunakan dengan baik untuk dapat membedakan mana

yang baik dan yang bathil. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an

surah Al-Zumar 39: 9:


   
  
   
  
5

Terjemahnya:

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan


orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Katakanlah : “Adakah sama orang-orang yang mengetahui hak-hak Allah

dan mengesakan-Nya dengan orang-orang yang tidak mengetahui hal-hak Allah

dan mengkufuri-Nya?” Sesungguhnya orang yang dapat menarik banyak

pelajaran adalah Ulul Albab, yakni orang-orang yang cerah pikirannya dan

sesungguhnya yang mengetahui perbedaan antara golongan ini dan golongan

yang sebelumnya hanyalah orang yang mempunyai akal. (Al-Misbah, 2009).

Salah satu upaya yang telah dijalankan Kementrian Pendidikan Kesehatan

saat ini sebagai langkah untuk mengurangi resiko penularan penyakit HIV/AIDS

pada remaja usia sekolah adalah dengan melakukan review dan penajaman

kurikulum sekolah untuk memberikan pendidikan HIV/AIDS, serta memberikan

informasi kesehatan melalui pendidikan kesehatan, pemberian pendidikan

kesehatan tentang HIV/AIDS pada remaja hal yang mutlak ada pada remaja saat

ini, dimana pendidikan kesehatan itu sendiri ialah komponen esensial dan

diarahkan pada kegiatan meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan

status kesehatan. Tujuan pendidikan kesehatan adalah mengajarkan orang untuk

hidup dalam kondisi yang terbaik yaitu berusaha keras untuk mencapai tingkat

kesehatan yang maksimal (Smeltzer, 2013).

Salah satu strategi yang paling banyak diterapkan dalam pencegahan

HIV/AIDS adalah pemberian informasi yang akurat tentang ciri- ciri penyakit,

bagaimana cara penularannya dan bagaimana cara seseorang dapat mengurangi


6

resiko tertular dengan mengubah perilakunya, (Davison, dkk, 2012). Adapun

pendukung keberhasilan dalam pemberian pengetahuan melalui pendidikan

kesehatan ialah penggunaan alat atau media yang digunakan ketika

menyampaikan informasi. Dimana media merupakan bentuk dalam menyalurkan

pesan atau informasi untuk itu, dalam menentukan media hendaknya

menyusaikan pada karakteristik dari audiens supaya apa yang disampaikan dapat

diterima secara efektif (Bagaray, dkk, 2016).


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Felisa E.K. Bagaray dkk

(2016) tentang “ Perbedaan efektifitas DHE dengan media booklet dan media flip

chart terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDN

126 Manado” dengan Hasil Penelitian menunjukkan bahwa DHE menggunakan

media booklet dan flip chart sangat efektif terhadap peningkatan pengetahuan

kesehatan gigi dan mulut anak SDN 126 Manado.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eva Susanti, dkk (2015) tentang

“Perbandingan penggunaan Medis Video dan Metode Ceramah dampak perilaku

seksual pranikah terhadap pengetahuan dan sikap remaja di Kabupaten Renjang

Lebong” dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan


media video mempunyai pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan

pengetahuan dan sikap remaja di Kabupaten Lenjang Lebong.

SMA Negeri 10 gowa merupakan salah satu sekolah negeri yang

berlokasi di Kel. Romangpolong. Kec. Somba Opuh, yang memilki jumlah 18

kelas diantaranya 6 kelas untuk siswa kelas X dan 6 kelas untuk siswa kelas XI

dan 6 kelas untuk kelas XII.


7

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada remaja

di SMA Negeri 10 Gowa di Kelas X terdapat jumlah siswa sebanyak 204 orang

dari 6 kelas, dimana jumlah laki- laki sebanyak 86 dan jumlah perempuan

sebanyak 118 . Saat dilakukan wawancara langsung secara mendalam dengan

siswa, sebanyak 8 orang 5 diantaranya pernah berciuman, setelah bertanya-tanya

tentang apakah HIV/AIDS itu, bagaimana cara penulara, bagaiman gejala klinis

serta pencegahannya, namun masih banyak siswa yang belum tahu tentang
HIV/AIDS dan berdasarkan pengamatan banyak siswa yang merokok dan

berkeliaran diluar sekolah saat jam pelajaran dan hasil wawancara dengan Kepala

Sekolah dan Kepala Bagian Tata Usaha bahwa di SMA Negeri 10 Gowa belum

pernah dilakukan pendidikan kesehatan perihal tentang HIV/AIDS.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Efektifitas Pendidikan Kesehatan Media Flip Chart dengan Media

Video Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS di SMA 10 GOWA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan-batasan tersebut, maka permasalahan yang akan

dijawab dalam penelitian ini secara jelas akan tercakup dalam rumusan masalah
berupa pertanyaan penelitian berikut ini, yaitu :

Apakah ada perbedaan efektifitas pendidikan kesehatan melalui media

flip chart dengan media video terhadap pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS

pada SMA 10 GOWA?

C. Hipotesis

1. Hipotesis Alternatif (Ha)


8

a. Ada perbedaan efektivitas pendidikan kesehatan melalui media flip

chart dan media video terhadap pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS

di SMA Negeri 10 Gowa

2. Hipotesis Nol (H0)

a. Tidak ada perbedaan efektivitas pendidikan kesehatan melalui media

flip chart dan media video terhadap pengetahuan remaja tentang

HIV/AIDS di SMA Negeri 10 Gowa


D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 1.1 Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif


NO Variabel Defenisi Operasional
Kriteria Objektif Alat Ukur
1 Independen Pendidikan kesehatan adalah - Responden aktif
Pendidikan berbasis media flip chart adalah selama kegiata
kesehatan suatu upaya penyampaian berlansung mulai
dengan media informasi kesehatan kepada dari awal sampai
Flip Chart remaja, dengan penyerapan akhir kegiatan
melalui penglihatan dan - Durasi pemberian
pandangan yang membentuk materi flip chart 5
suatu kondisi remaja dapat menit
memperoleh pengetahuan. - Mengikuti arahan
sesuai SOP.
- Responden
mengikuti kegiatan
selama 35 menit
2 Pendidikan Pendidikan kesehatan berbasis - Responden aktif
kesehatan video adalah suatu upaya selama kegiata
dengan media penyampaian informasi berlansung mulai
Video kesehatan kepada remaja, dari awal sampai
dengan penyerapan melalui akhir kegiatan
penglihatan dan pandangan - Durasi pemberian
yang membentuk suatu kondisi materi media video
remaja dapat memperoleh 5 menit
pengetahuan. - Mengikuti arahan
sesuai SOP.
- Responden
mengikuti kegiatan
9

selama 35 menit
3 Dependen Pengetahuan adalah hasil yang Hasil ukur penelitian Kuesioner
Pengetahuan di dapatkan dari pengindraan ini adalah :
remaja seseorang yang diperoleh dari 1. Baik (>76% sama
HIV/AIDS berbagai sumber misalnya dari dengan benar >22
media massa, TV, radio, dan soal).
android. 2. Cukup (56-76%
Remaja adalah anak yang sudah sama dengsn benar
balig atau sudah mengalami 17-22 soal).
menstruasi bagi perempuan. 3. Kurang (<56%
Usia remaja yaitu 15-20 tahun. sama dengan <17
Adapun materi yang harus soal)
dimengerti oleh remaja adalah
sebagai berikut :
a. Pengertian HIV/AIDS
b. Gejala klinis
c. Penularan
d. Pencegahan
e. Pengobatan

E. Kajian Pustaka

Tabel 1.2 Kajian Pustaka


Judul Penelitian Tujuan Metode Hasil Perbedaan
dengan Riset
Efektivita metode Untuk Peneltian ini Metode Perbedaan
peragaan dan mengetahui merupakan peragaan dan penelitian ini
metode video apakah ada quasi metode video terletak pada
terhsdap perbedaan eksperimental dapat metode penelitian
pengetahuan efektifitas dan mmemberikan dimana pada
penyiktan gigi antara menggunkan hasil yang penelitian ini
pada anak usia 9- metode rancangan signifikan metode yang di
12 tahun di SDN peragaan dan randomized dalam gunakan adalah
Keraton 7 metode matched two meningkatkan metode peragaan
Martapura video groups pengetahuan dan video
terhadap design penyikatan sedangkan yang
pengetahuan gigi akan di teliti oleh
penyikatan peneliti adalah
gigi pada metode flip chart
anak usia 9 – dan metode video
12 tahun di
SDN
10

Keraton 7
martapura
Perbedaan Untuk Metode DHE Perbedaan
efektivitas DHE mendapatkan penelitian ini menggunakan penelitian ini
dengan media perbedaan adalah quasi media booklet terletak pada
booklet dan media efektifikas eksperimen dan flip chart metode penelitian
flip chart terhadap DHE dengan dengan keduanya dimana pada
peningkatan Media rancangan sama efektif penelitian ini
pengetahuan booklet dan two group terhadap metode yang di
kesehatan gigi dan media flip pre-test post peningkatan gunakan adalah
mulut siswa SDN chart test design pengetahuan metode booklet
126 Manado terhadap kesehatan gigi dan flip chart
peningkatan dan mulut sedangkan yang
pengetahuan anak SDN akan di teliti oleh
kesehatan 126 Manado peneliti adalah
gigi dan metode flip chart
mulut siswa dan metode video
SDN 126
Manado
Perbandingan Untuk Metode Media video Perbedaan
penggunaan media mengetahui penelitian ini
dapat penelitian ini
video dan metode peran dari menggunakan
meningkatkan terletak pada
ceramah dampak media quasi pengrtahuan metode penelitian
perilaku seksual viedeo eksperimental
dan sikap dimana pada
pranikah terhadap terhadap dengan remaja penelitian ini
pengetahuan dan peningkatan perancangan
tentang metode yang di
sikap remaja di pengetahuan pretes – dampak gunakan adalah
kabupaten rejang dan sikap posttes perilaku metode video dan
lebong design with
seksual ceramah
control group
pranikah lebih sedangkan yang
baik dari pada akan di teliti oleh
menggunakan peneliti adalah
metode metode flip chart
ceramah dan metode video
Perbandingan Untuk Metode Ada Perbedaan
media power poin mengetahui penelitian ini perbedaan penelitian ini
dengan flip chart apakah ada menggunakan peningkatan terletak pada
dalam perbedaan quasi pengetahuan metode penelitian
meningkatkan peningkatan eksperimen kesehatan gigi dimana pada
pengetahuan pengetahuan dengan dan mulut penelitian ini
kesehatan gigi kesehatan Pretest- antara metode yang di
dam mulut gigi dan posttest menggunakan gunakan adalah
11

mulut antara control group media power metode power


media power design point dan flip point dan flip chart
point dan chart sedangkan yang
flipchart akan di teliti oleh
peneliti adalah
metode flip chart
dan metode video

E. Tujuan Penelitan
1. Tujuan Umum

Diketahuinya efektivitas pendidikan kesehatan melalui media flip chart dan

video terhadap pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 10

Gowa

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS sebelum diberikan

pendidikan kesehatan melalui media flip chart dan media video di SMA

Negeri 10 Gowa

b. Diketahuinya pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS sesudah diberikan

pendidikan kesehatan melalui media flip chart dan media video di SMA

Negeri 10 Gowa

c. Diketahuinya efektivitas pendidikan kesehatan melalui media flip chart

dan media video terhadap pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di

SMA Negeri 10 Gowa.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi pendidikan

Tambahan referensi dan pengembangan penelitian di Institusi Pendidikan


tentang Pendidikan kesehatan dengan media flip chart dan media video
12

terhadap pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja. Selain itu, sebagai

bahan rujukan institusi atau instansi lainnya dalam kaitannya dengan

pemberian pendidikan kesehatan pada remaja.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti dan data dasar untuk

penelitian selanjutnya yang membahas tentang topik yang sama.

3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi, pengetahuan dan

juga pendidikan untuk masyarakat yang memiliki anggota keluarga atau orang

disekelilingnya yang belum mengetahui tentang penyakit HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai

  • Leukimia 3b Baru
    Leukimia 3b Baru
    Dokumen18 halaman
    Leukimia 3b Baru
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • Daftar Riwayat Hidup
    Daftar Riwayat Hidup
    Dokumen1 halaman
    Daftar Riwayat Hidup
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • Leukimia 3b Baru
    Leukimia 3b Baru
    Dokumen18 halaman
    Leukimia 3b Baru
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • HIV
    HIV
    Dokumen22 halaman
    HIV
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • Gadar Pada Gagal Ginjal Akut
    Gadar Pada Gagal Ginjal Akut
    Dokumen8 halaman
    Gadar Pada Gagal Ginjal Akut
    Ima Latief
    50% (2)
  • Kegawatdaruratan Syok
    Kegawatdaruratan Syok
    Dokumen26 halaman
    Kegawatdaruratan Syok
    endang sutreni
    Belum ada peringkat
  • HIV
    HIV
    Dokumen22 halaman
    HIV
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • Leukimia 3b Baru
    Leukimia 3b Baru
    Dokumen18 halaman
    Leukimia 3b Baru
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok
    Tugas Kelompok
    Dokumen38 halaman
    Tugas Kelompok
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • Terapi Kongnitif
    Terapi Kongnitif
    Dokumen22 halaman
    Terapi Kongnitif
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • Leukimia 3b Baru
    Leukimia 3b Baru
    Dokumen18 halaman
    Leukimia 3b Baru
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • HIV
    HIV
    Dokumen22 halaman
    HIV
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • LP Askep Osteosarcoma
    LP Askep Osteosarcoma
    Dokumen19 halaman
    LP Askep Osteosarcoma
    Firsha Arda II
    Belum ada peringkat
  • Buku Blok
    Buku Blok
    Dokumen43 halaman
    Buku Blok
    Agung Ikhssani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    PisangEpe
    Belum ada peringkat
  • Makalah Hiv Aids
    Makalah Hiv Aids
    Dokumen36 halaman
    Makalah Hiv Aids
    Amril Wirawan Akhmad
    Belum ada peringkat
  • LP Askep Osteosarcoma
    LP Askep Osteosarcoma
    Dokumen19 halaman
    LP Askep Osteosarcoma
    Firsha Arda II
    Belum ada peringkat