DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PANONGAN
Alamat : Jl. Jaka Kusuma No.2 Desa Panongan Kode Pos : 45448
email : puskesmas.panongan@ yahoo.com
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
a. Gambaran umum
Jarak Kondisi
Jumlah
Tempuh Keterjangkauan Desa
Luas
No Dusun RW RT ke Roda Roda Jalan
Nama Desa Wilayah
. Puskes 2 4
(Ha)
mas
(km)
1 PANONGAN 321,751 8 7 15 - V v v
2 PASINDANGAN 127,485 5 4 5 2 V v v
3 BIYAWAK 298,880 3 3 9 6 V v v
PANYINGKIRA
4 327,350 2 2 6 4 V v v
N
RANDEGAN
5 253.750 5 5 10 5 V v v
WETAN
RANDEGAN
6 263,657 5 7 11 5 V v v
KULON
Sumber : Kantor BPS Kecamatan Jatitujuh 2017
75>
70 - 74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
P
35-39
30-34 L
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
-1000 -900 -800 -700 -600 -500 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kelompok umur produktif sebesar 65,12 %,
angka ini memberikan informasi tentang berapa orang dari usia tidak produktif (0 – 15
tahun dan ≥ 60 tahun) yang menjadi tanggungan usia produktif.
Pendidikan mempunyai peranan penting bagi suatu bangsa dan merupakan salah
satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Kualitas sumber
daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Pentingnya pendidikan tercermin
dalam UUD 1945 dan GBHN, dimana dikatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap
warga negara yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian
program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan bangsa, ekonomi maupun
sosial.
Tidak
No Desa Tamat SD Tamat SLP Tamat SLA Akademi/P.T.
Tamat SD
1 PANONGAN 47 269 569 495 83
2 PASINDANGAN 141 432 306 431 12
3 BIYAWAK 128 1639 806 143 55
4 PANYINGKIRAN 12 381 322 143 29
RANDEGAN
5 WETAN 113 1483 580 310 52
RANDEGAN
6 KULON 112 2411 751 412 37
TOTAL 553 6615 3334 1934 268
Sumber : BPS Kec. Jatitujuh tahun 2017
Kualitas sumber daya manusia secara spesifik dapat dilihat dari tingkat pendidikan
penduduk sebagaimana tabel di atas. Struktur penduduk di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Panongan berdasarkan data dari BPS Kecamatan Jatitujuh tahun 2017
menunjukan tingkat pendidikan penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Panongan
didominasi oleh penduduk dengan pendidikan Sekolah Dasar dan SLTP yaitu 9.949 orang.
Kualitas pendidikan ini mempengaruhi pola fikir masyarakat, kemampuan berinovasi,
kemandirian dan produktifitas kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan
keluarga terhadap kesehatan. Dengan rendahnya pendidikan maka sangat berpengaruh
pada partisipasi masyarakat terhadap program kesehatan.
Hubungan pendidikan dengan pekerjaan ternyata dapat dibuktikan, hal ini terlihat
dari banyaknya penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Panongan yang bekerja sebagai
buruh yaitu sebanyak 6.036 orang disusul dengan ibu rumah tangga sebanyak 3.470
orang.
Pen Peg.
Pedaga BU ABRI/PO
No Desa Buruh Petani graj Swas PNS
ng MN LRI
in ta
1 Panongan 1.262 352 17 6 5 5 70 2
2 Pasindangan 856 1.213 39 141 386 2 8 1
3 Biyawak 788 538 49 15 49 2 23 4
4 Panyingkiran 1.650 978 - - - - 15 6
5 Randegan wetan 694 440 152 20 336 2 34 5
6 Randegan kulon 786 138 263 43 215 - 69 4
Total 6.036 3.659 520 225 991 11 219 22
b. Visi Puskesmas Panongan
masyarakat
d. Strategi
daya manusia yang kompeten, serta sumber dana yang memadai guna
mewujudkan pelayanan yang PRIMA (Profesional, Religius, Inovatif,
e. Motto
p. Tindakan korektif, sesuatu yang dilakukan atau perbuatan untuk meperbaiki suatu
proses atau kejadian
D. Ruang Lingkup
-Kunjungan Puskesmas;
-Pelayanan Umum;
-Rawat Inap,UGD,Kematian,dll.
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar akreditasi
puskesmas, yang meliputi :
- Identitas Puskesmas,
Manajemen Puskesmas:
Gedung dan Sarana Puskesmas:
Jejaring Puskesmas lintas sektor serta potensi sumber daya
lainnya:
Sumber daya manusia kesehatan; dan
Ketersediaan dan kondisi peralatan kesehatan.
b. Data UKM Esensial, yaitu :
- Promosi kesehatan;
- Kesehatan lingkungan;
- Pelayanan Gizi KIA-KB;
- Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular;
- Surveilans dan Sentinel SKDR; dan
- Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
c. Data UKM Pengembangan, antara lain:
- Upaya Kesehatan Sekolah (UKS);
- Kesehatan Jiwa;
- Kesehatan Gigi Masyarakat;
- Kesehatan Tradisional dan Komplementer;
- Kesehatan Olahraga;
- Kesehatan Kerja;
- Kesehatan Indera;
- Kesehatan Lanjut Usia; dan/atau
- Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan puskesmas.
-Kunjungan Puskesmas;
-Pelayanan Umum;
-Rawat Inap,UGD,Kematian,dll.
Acuan yang digunakan dalam penyusunan pedoman mutu ini adalah standar
akreditasi puskesmas.
Stuktur organisasi puskesmas panongan
II. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu dan tata nilai puskesmas dalam memberikan pelayanan disusun
secara bersama dan dituangkan dalam pedoman mutu dan kinerja. Pedoman mutu dan
perencanaan mutu/kinerja disusun berdasarkan visi, misi dan tujuan puskesmas.
Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran UPTD Puskesmas Panongan dengan
pendekatan mulyidisiplin, dan berkoordinasikan oleh penanggung jawab manajemen mutu.
Kepala puskesmas
Asep Haris Aqso,SKM
1.Hj.SETIARSIH, S.Tr.Keb
2.Hj. Esih Warsih , S.Tr.Keb
SEKRETARIS 3.Hj. Dedeh Nurhayati, S.Kep.Ners
4.Dewi Susilawati, Amd.Keb
5. Ela Nurlaela, Amd.Keb
NENENG SURYATININGSIH, SKM 6.Uun Kurnnaeni
7.Neneng Suryatiningsih, SKM
8.Hj. Siti Marpuah, SST
9.Fathul Janah, Amd.Keb
10. Iin
11.Hj. Aisah, SST
12.Wina Fitriana, Amd.Kep
13. Fitria Nafisa Algifhari, Amd.Kep
Uraian Tugas :
2 SEKRETARIS
2.1. Tugas Pokok : Membantu ketua tim dalam melaksanakan kegiatan
peningkatan mutu sesuai standar.
2.2. Fungsi : Melaksanakan kegiatan pengelolaan dokumen mutu.
2.3. Uraian Tugas :
2.3.1 Membantu Ketua Tim Mutu untuk membuat, mengelola dan mendistribusikan
dokumen mutu
2.3.2 Membantu Management Representative untuk membuat perencanaan
implementasi Sistem Manajemen Mutu
2.3.3 Menyiapkan kebutuhan dokumen unit-unit kerja
2.3.4 Memastikan ketersediaan dokumen internal dan dokumen eksternal yang
dibutuhkan untuk masing-masing unit kerja
2.3.5 Menyiapkan rapat/pertemuan/kegiatan sehubungan dengan implementasi
meliputi ruangan, media komunikasi dan Materi
2.3.6 Memastikan pengukuran indikator mutu telah dilaksanakan
2.3.7 Bersama unit kerja merekap, menganalisa dan mendokumentasikan laporan
pencapaian indikator mutu, pengendalian ketidak sesuaian layanan dan
monitoring proses peningkatan mutu layanan
2.3.8 Mendokumentasikan kelengkapan hasil kegiatan penerapan sistem
manajemen mutu: notulen rapat periodik, pertemuan evaluasi / monitoring
penerapan sistem manajemen mutu dan lain-lain
2.3.9 Membuat back up dokumen sistem manajemen mutu secara berkala
2.3.10 Memastikan implementasi sistem manajemen mutu sesuai dengan rencana
2.3.11 Melaksanakan monitoring proses realisasi layanan seluruh unit kerja
2.3.12 Mengkoordinir rapat periodik dan pertemuan evaluasi / monitoring penerapan
sistem manajemen mutu
2.3.13 Mengendalikan, memelihara dokumen, melakukan back up dokumen mutu
2.3.14 Menindak lanjuti hasil temuan monitoring seluruh proses implementasi Sistem
Manajemen Mutu, internal audit dan eksternal audit yang menyangkut
dokumentasi proses kegiatan (pembuatan, revisi, pemusnahan dan catatan
mutu)
2.3.15 Mengendalikan dokumen: perubahan, penomoran, penerbitan, distribusi dan
pemusnahan
2.3.16 Memelihara dokumen: manual mutu, prosedur mutu, prosedur klinis, instruksi
kerja dan catatan mutu
2.3.17 Menindak lanjuti hasil temuan monitoring seluruh proses implementasi Sistem
Manajemen Mutu, internal audit dan eksternal audit yang menyangkut
dokumentasi proses kegiatan (pembuatan, revisi, pemusnahan dan catatan
mutu)
2.3.18 Bersama – sama Ketua Tim Mutu mengkoordinir rapat periodik dan
pertemuan evaluasi / monitoring penerapan sistem manajemen mutu
VI. METODA:
Metoda dalam peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien adalah
sebagai berikut:
a. Penilaian kinerja dan tindak lanjut dengan melalui analisis terhadap capaian
kinerja kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana perbaikan,
pelaksanaan perbaikan, memonitoring dan menilai hasil perbaikan, dan tindak
lanjut, mengikuti siklus PDCA.
b. Menindak lanjut masukan dan keluhan pengguna dan masyarakat megikuti siklus
PDCA
c. Menerapkan manajemen risiko baik pada pelayanan manajerial, UKM, dan UKP,
dengan tahapan: menetapkan lingkup manajemen risiko, melakukan analisis
risiko, dan menindak lanjuti. Manajemen risiko diterapkan baik secara reaktif
maupun proaktif. Upaya proaktif dilakukan sebelum ada kejadian dengan
menganalisis kemungkinan terjadinya risiko dengan menggunakan metoda FMEA,
sedangkan upaya reaktif dilakukan untuk mengatasi kejadian yang sudah terjadi
dan mencegah terulangnya kejadian dengan menggunakan metoda RCA.