Anda di halaman 1dari 7

Piitpittnews

Senin, 16 Juni 2014

Konsep Aqidah Dalam Islam

Konsep Aqidah Dalam Islam


I. Pengertian Aqidah

A. Pengertian AQidah Secara Bahasa (Etimologi)

Kata "‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraam
(pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu
biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu
(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu
(penetapan).

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil
keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan
keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul.
Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id.

Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunah, bukan dari akal atau
pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk memahami apa yang terkandung
pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib untuk diyakini dan diamalkan.

B. Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)

Aqidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi
tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

1. Pengertian aqidah menuruthasan al-Banna:

"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit
dengan keraguan-raguan".

2. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:

"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati
serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu
yang bertentangan dengan kebenaran itu.

II. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah


A. Uluhiyah

Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud
Allah dan sifat-sifat Allah, dan lain-lain

B. Rububiyah

Yaitu mengEsakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya
Allah yang Mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.

C. Ruhiyah

Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti
malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.o

D. Nubuwwah (Kitab)

Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul,
termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Allah, mu'jizat, dan lain sebagainya.

E. Samiyah

Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli
berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat,
surga neraka dan lainnya.

III. Sumber Dan Fungsi Aqidah

A. Sumber Aqidah

Aqidah bersumber dari Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak diragukan lagi. Ada
beberapa Dalil aqidah dalam Al-Qur’an (Qs. Al-Kahfi (110), Qs. Az-Zumar (2,3,65), Qs. An-Nahl
(36), Qs. Al-A’raf (59, 65, 73,85)

1. Dalam Qs. Al-Kahfi (110)

ِ ‫ي أَنَّ َما إِ ٰلَ ُه ُك ْم إِ ٰلَهٌ َو‬


‫اح ٌد ۖ فَ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو ِلقَا َء َربِ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل َع َم اًل‬ َّ َ‫قُ ْل إِنَّ َما أَنَا بَش ٌَر ِمثْلُ ُك ْم يُو َح ٰى إِل‬
‫صا ِل احا َو ََل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َدةِ َربِ ِه أَ َحداا‬
َ
Arab-Latin: Qul innamā ana basyarum miṡlukum yụḥā ilayya annamā
ilāhukum ilāhuw wāḥid, fa mang kāna yarjụ liqā`a rabbihī falya'mal
'amalan ṣāliḥaw wa lā yusyrik bi'ibādati rabbihī aḥadā

Referensi: https://tafsirweb.com/4936-surat-al-kahfi-ayat-110.html
“katakanlah, “sesungguhnya aku ini hanya manusia seperti kamu, yang diwahyukan
kepadaku,’bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa’. Barang
siapa yang mengharap perjumpaan dengan TuhanNya maka hendak ia mengerjakan
amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam ibadah kepada
TuhanNya”. (Qs. Al-Kahfi :110)

2. Dalam Qs. Az-Zumar (2,3,65)


َ‫صا لَهُ الدِين‬
‫َّللا ُم ْخ ِل ا‬ ِ ‫َاب بِ ْال َح‬
َ َّ ‫ق فَا ْعبُ ِد‬ َ ‫إِنَّا أ َ ْنزَ ْلنَا إِلَيْكَ ْال ِكت‬
Arab-Latin: Innā anzalnā ilaikal-kitāba bil-ḥaqqi fa'budillāha mukhliṣal
lahud-dīn

Referensi: https://tafsirweb.com/8664-surat-az-zumar-ayat-2.html
“sesungguhnya kami menurunkan kepadamu kitab (Al-Qur’an) dengan (membawa)
kebenaran, maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. (Qs. Az-
Zumar : 2)

َ َّ ‫َّللا ُز ْلف َٰى إِ َّن‬


‫َّللا يَحْ ُك ُم‬ ُ ‫الدينُ ْالخَا ِل‬
ِ َّ ‫ص ۚ َو َّالذِينَ اتَّ َخذُوا ِم ْن دُونِ ِه أ َ ْو ِليَا َء َما نَ ْعبُ ُد ُه ْم إِ ََّل ِليُقَ ِربُونَا ِإلَى‬ ِ َّ ِ ‫أ َ ََل‬
ِ ‫ّلِل‬
‫ار‬ٌ َّ‫َّللا ََل يَ ْهدِي َم ْن ه َُو كَاذِبٌ َكف‬ َ َّ ‫بَ ْينَ ُه ْم فِي َما ُه ْم فِي ِه َي ْختَ ِلفُونَ ۗ ِإ َّن‬
Arab-Latin: Alā lillāhid-dīnul-khāliṣ, wallażīnattakhażụ min dụnihī
auliyā`, mā na'buduhum illā liyuqarribụnā ilallāhi zulfā, innallāha
yaḥkumu bainahum fī mā hum fīhi yakhtalifụn, innallāha lā yahdī man
huwa kāżibung kaffār

Referensi: https://tafsirweb.com/8665-surat-az-zumar-ayat-3.html
“ingatlah, hanya kepada Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Allah (Berkata) “ kami hendak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”.
Sesungguhnya Allah akan memutuskan diantara mereka tentang apa yang mereka
berselisih kepada-Nya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta
dan sangat inkar”.(Qs. Az-Zumar : 3)

َ‫ط َّن َع َملُكَ َولَت َ ُكون ََّن ِمنَ ْالخَا ِس ِرين‬


َ َ‫ي ِإلَيْكَ َو ِإلَى الَّذِينَ ِم ْن قَ ْبلِكَ لَئِ ْن أ َ ْش َر ْكتَ لَيَحْ ب‬ ِ ُ ‫َولَقَ ْد أ‬
َ ‫وح‬
Arab-Latin: Wa laqad ụḥiya ilaika wa ilallażīna ming qablik, la`in
asyrakta layaḥbaṭanna 'amaluka wa latakụnanna minal-khāsirīn

Referensi: https://tafsirweb.com/8727-surat-az-zumar-ayat-65.html
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Qs. Az-Zumar: 65)

3. Dalam Qs. An-Nahl (36)

‫ت‬ْ َّ‫َّللاُ َو ِم ْن ُه ْم َم ْن َحق‬


َّ ‫غوتَ ۖ فَ ِم ْن ُه ْم َم ْن َه َدى‬ َّ ‫َّللا َواجْ تَنِبُوا‬
ُ ‫الطا‬ َ َّ ‫وَل أَ ِن ا ْعبُدُوا‬
‫س ا‬ُ ‫َولَقَ ْد َب َعثْنَا فِي ُك ِل أ ُ َّم ٍة َر‬
َ‫ْف َكانَ َعاقِ َبةُ ْال ُمك َِذ ِبين‬َ ‫ظ ُروا َكي‬ُ ‫ض فَا ْن‬ ِ ‫يروا فِي ْاْل َ ْر‬
ُ ‫َعلَ ْي ِه الض ًََّللَةُ ۚ فَ ِس‬
Arab-Latin: Wa laqad ba'aṡnā fī kulli ummatir rasụlan ani'budullāha
wajtanibuṭ-ṭāgụt, fa min-hum man hadallāhu wa min-hum man ḥaqqat
'alaihiḍ-ḍalālah, fa sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa kāna 'āqibatul-mukażżibīn
Referensi: https://tafsirweb.com/4384-surat-an-nahl-ayat-36.html
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut1 itu’,…” (QS. An Nahl: 36)

4. Dalam Qs. Al-A’raf (59, 65, 73,85)

ُ ‫َّللا َما لَ ُك ْم ِم ْن إِ ٰلَ ٍه َغي ُْرهُ ِإنِي أَخ‬


َ َ‫َاف َعلَ ْي ُك ْم َعذ‬
‫اب يَ ْو ٍم‬ َ َّ ‫س ْلنَا نُو احا إِلَ ٰى قَ ْو ِم ِه فَقَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا‬
َ ‫لَقَ ْد أ َ ْر‬
‫َع ِظ ٍيم‬
Arab-Latin: Laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī fa qāla yā
qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, innī akhāfu 'alaikum
'ażāba yaumin 'aẓīm

Referensi: https://tafsirweb.com/2513-surat-al-araf-ayat-59.html
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai
kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya". Sesungguhnya
(kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar
(kiamat)”. (Qs. Al-A’raf:59)

َ‫َّللا َما لَ ُك ْم ِم ْن ِإ ٰلَ ٍه َغي ُْرهُ ۚ أَفَ ًَل تَتَّقُون‬


َ َّ ‫َو ِإلَ ٰى َعا ٍد أَخَا ُه ْم هُوداا ۗ قَا َل يَا َق ْو ِم ا ْعبُدُوا‬
Arab-Latin: Wa ilā 'ādin akhāhum hụdā, qāla yā qaumi'budullāha mā
lakum min ilāhin gairuh, a fa lā tattaqụn

Referensi: https://tafsirweb.com/2519-surat-al-araf-ayat-65.html
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ´Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka
mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" (Qs. Al-A’raf:65)

ۖ ‫َّللا َما لَ ُك ْم ِم ْن ِإ ٰلَ ٍه َغي ُْرهُ ۖ َق ْد َجا َءتْ ُك ْم َب ِينَةٌ ِم ْن َر ِب ُك ْم‬


َ َّ ‫صا ِل احا ۗ قَالَ َيا قَ ْو ِم ا ْع ُبدُوا‬ َ ‫َو ِإلَ ٰى ث َ ُمو َد أَخَا ُه ْم‬
‫سوءٍ فَ َيأ ْ ُخذَ ُك ْم َعذَابٌ أَ ِلي ٌم‬ ُ ‫َّللا ۖ َو ََل ت َ َمسُّوهَا ِب‬
ِ َّ ‫ض‬ ِ ‫َّللا لَ ُك ْم آ َيةا ۖ فَذَ ُروهَا ت َأْ ُك ْل ِفي أ َ ْر‬
ِ َّ ُ‫ٰ َه ِذ ِه نَاقَة‬
Arab-Latin: Wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi'budullāha
mā lakum min ilāhin gairuh, qad jā`atkum bayyinatum mir rabbikum,
hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā
tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum 'ażābun alīm

Referensi: https://tafsirweb.com/2527-surat-al-araf-ayat-73.html
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah
ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah
kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa
siksaan yang pedih". (Qs. Al-A’raf:73)

ۖ ‫َّللا َما لَ ُك ْم ِم ْن إِ ٰلَ ٍه َغي ُْرهُ ۖ قَ ْد َجا َءتْ ُك ْم بَيِنَةٌ ِم ْن َربِ ُك ْم‬
َ َّ ‫شعَ ْيباا ۗ قَالَ يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا‬ُ ‫َوإِلَ ٰى َم ْديَنَ أَخَا ُه ْم‬
‫ص ًَل ِح َها ۚ ٰ َذ ِل ُك ْم َخي ٌْر‬ ِ ‫اس أَ ْشيَا َء ُه ْم َو ََل ت ُ ْف ِسدُوا فِي ْاْل َ ْر‬
ْ ِ‫ض بَ ْع َد إ‬ َ َّ‫سوا الن‬ُ ‫فَأ َ ْوفُوا ْال َك ْي َل َو ْال ِميزَ انَ َو ََل تَ ْب َخ‬
َ‫لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ ِمنِين‬
Arab-Latin: Wa ilā madyana akhāhum syu'aibā, qāla yā
qaumi'budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, qad jā`atkum
bayyinatum mir rabbikum fa auful-kaila wal mīzāna wa lā tabkhasun-
nāsa asy-yā`ahum wa lā tufsidụ fil-arḍi ba'da iṣlāḥihā, żālikum khairul
lakum ing kuntum mu`minīn

Referensi: https://tafsirweb.com/2539-surat-al-araf-ayat-85.html “Dan


(Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu´aib. Ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka
sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia
barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
betul-betul kamu orang-orang yang beriman". (Qs. Al-A’raf:85)

B. Fungsi Aqidah

1. Aqidah dapat menimbulkan optimisme dalam kehidupan

2. Aqidah dapat menumbuhkan kedisiplinan

3. Aqidah berpengaruh dalam peningkatana etos kerja

4. Membebaskan kita dari ubudiyah/penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya


menghamba kepada kekuasaan, harta, pimpinan maupun yang lainnya.

5. Membentuk pribadi yang seimbang, yaitu selalu taat kepada Allah, baik dalam keadaan
suka maupun duka.

6. Kita akan merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas, takut kepada kurang
rezeki, terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia, termasuk takut kepada
kematian. Sehingga dia penuh tawakal kepada Allah.

7. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa, sekokoh gunung. Aqidah hanya berharap
kepada Allah dari ridha terhadap segala ketentuan Allah.

8. Aqidah Islamiyah berdasarkan kepada asasukhuwah (persaudaraan) dan persamaan,


tidak membedakan antara miskin dan kaya, antara pejabat dan rakyat jelata, antara kulit
putih dan hitam, dan antara orang Arab dan bukan Arab, kecuali kadar ketakwaan kita di
sisi Allah SWT.

IV. Prinsip – Prinsip Aqidah


A. Iman kepada Allah

Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah-lah dzat yang paling
berhak disembah, karena Dia menciptakan, membina, mendidik dan menyediakan segala kebutuhan
manusia

B. Iman kepada malaikat

Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah menciptakan
makhluk dari cahaya. Sifat-sifat malaikat di antaranya :

1. Selalu patuh dan taat

2. Sebagai penyampai wahyu

3. Diciptakan dari cahaya

4. Mempunyai kemampuan yang luar biasa

C. Iman kepada kitab suci (Al-Qur’an)

Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada empat :

1. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As

2. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As

3. Injil diturunkan kepada Nabi Isa As

4. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

D. Iman kepada Nabi dan Rasul

Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada umat manusia, memberi
teladan akhlak mulia dan berpegang teguh terhadap ajaran Allah. Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi
dan Rasul Allah adalah :

1. Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena Nabi tidak berkata-
kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.

2. Amanah artinya dapat dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya

3. Fathanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi mampu memahami perintah-perintah Allah
dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.

4. Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada umatnya apa yang


diwahyukan Allah kepadanya

E. Iman kepada hari akhir

Beriman kepada hari akhir adalah meyakinibahwa manusia akan mengalami kesudahan dan meminta
pertanggung jawaban di kemudian hari.Al-Qu’ran selalu menggugah hati dan pikiran manusia dengan
menggambarkan peristiwa-peristiwa hari kiamat, dengan nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah,
al-qari’ah, an-naba’ dan al-qiyamah. Istilah-istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan keadaan
yang bakal dihadapi manusia pada saat itu.
F. Iman kepada qada’ dan qadar

Menurut bahasa, qada memiliki beberapa pengertian yaitu : hukum, ketetapan, pemerintah,
kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah adalah ketetapan Allah sejak zaman azali
sesuai dengan iradah-Nya tantang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar
adalah kejadian suatu ciptaanyang sesuai dengan penetapan. Iman kepada qada dan qadar artinya
percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi
makhluknya.

Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam, yakni :

1. takdir muallaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha) manusia misalnya :
orang miskin berubah menjadi kaya atas kerja kerasnya

2. takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada pada diri manusia dan tidak dapat diubah-
ubah misalnya : kematian, kelahiran dan jenis kelamin

Anda mungkin juga menyukai