PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
islam adalah agama yang sempurna dan diridhoi oleh Allah SWT. Hanya saja
kesempurnaan Islam ini hanya bisa kita rasakan dalam kehidupan jika kita pun
melaksanakannya secara sempurna. Jika kita hanya melaksanakan Islam secara
setengah-setengah, atau sebagainya saja, maka tidak akan bisa merasakan
kesempurnaan Islam itu sendiri.
Kita hanya akan bisa merasakan sebagian saja dari kesempurnaan itu. Dan
yang lebih penting, kita hanya akan bisa menjadi muslim yang seutuhnya jika kita
masuk kedalam Islam secara keseluruhan. Jika kita masuk kedalam islam secara
setengah-setengah, kita pun akan menjadi muslim yang setengah-setengah.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda “ Telah aku tinggalkan dua perkara,
selama kalian (umat islam) berpegang teguh, kalian tidak akan sehat, yaitu
Kitabulloh ( Al-Qur’an dan Sunnah Nabi (Al-Hadist).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan aqidah dalam islam ?
2. Apa sumber dan bagaimana fungsi aqidah dalam islam ?
3. Prinsip-prinsip apa sajakah yang terdapat dalam aqidah dalam islam
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian dan ruang lingkup yang terdapat pada aqidah
dalam islam
2. Untuk mengetahui sumber dan fungsi aqidah dalam islam
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang terdapat pada aqidah dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian aqidah :
1. Menurut Hasanal-Banna:
"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman
jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan".
Selain ruang lingkup yang di atas aqidah juga bisa mengikuti sistematis
arkanul iman yaitu :
1. Iman keppada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepad Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada Qada dan Qadar
“…. Dan kami turunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur’an ) sebagai penjelas atas
segala sesuatu petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri.”
Apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah
dalam sunnahnya wajib diimani ( diyakini dan di amalkan ). Akal pikiran tidak
menjadi sumber aqidah, tapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat
dalam kedua sumber tersebut. Akal tidak akan mampu menjangkau hal-hal yang
ghaib.
Adapun beberapa Dalil aqidah dalam Al-Qur’an yaitu :
1. Dalam Qs. Al-Kahfi (110)
قُإْل ِ نَّ َماأَنَابَ َش ٌر ِم ْثلُ ُك ْميُو َح ٰىإِلَيَّأَنَّ َماإِ ٰلَهُ ُك ْمإ ِ ٰلَه ٌَوا ِح ٌد
ًاواَل يُ ْش ِر ْكبِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِهأ َ َحدًا َ صالِح َ فَ َم ْن َكانَيَرْ جُولِقَا َء َربِّ ِهفَ ْليَ ْع َم ْل َع َماًل
Qul innamā ana basyarum miṡlukum yụ ḥ ā ilayya annamā ilā hukum ilā huw
wā ḥ id, fa mang kā na yarjụ liqā `arabbihī falya'mal 'amalan ṣā liḥ aw wa lā
yusyrik bi' ibā dati rabbihī aḥ adā .
Artinya : “katakanlah, “sesungguhnya aku ini hanya manusia seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku,’bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan Yang Maha Esa’. Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan
TuhanNya maka hendak ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia
mempersekutukanseorangpun dalam ibadah kepada TuhanNya”. (Qs. Al-
Kahfi :110)
2. Dalam Qs. Az-Zumar (2,3,65)
َإِنَّاأَ ْنز َْلنَاإِلَ ْي َك ْال ِكتَابَبِ ْال َحقِّفَا ْعبُ ِداللَّهَ ُم ْخلِصًالَهُال ِّدين
Innā anzalnā ilaikal-kitā ba bil-ḥ aqqi fa'budillā ha mukhliṣal lahud-dīn
Artinya : “sesungguhnya kami menurunkan kepadamu kitab (Al-Qur’an)
dengan (membawa) kebenaran, maka sembahlah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya. (Qs. Az-Zumar : 2)
“ingatlah, hanya kepada Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah
(Berkata) “ kami hendak menyembah mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-
dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan diantara
mereka tentang apa yang mereka berselisih kepada-Nya.
Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta
dan sangat inkar”.(Qs. Az-Zumar : 3)
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada
(nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi. (Qs. Az-Zumar: 65)
3. Dalam Qs. An-Nahl (36)
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut1 itu’,…” (QS. An
Nahl: 36)
4. Dalam Qs. Al-A’raf (59, 65, 73,85)
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata:
"Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-
Nya". Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu
akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)”. (Qs. Al-A’raf:59)
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ´Aad saudara mereka, Hud. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" (Qs. Al-
A’raf:65)
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh.
Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu
dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka
biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya
dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan
yang pedih". (Qs. Al-A’raf:73)
“Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka,
Syu´aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang
nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan
janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan
timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi
sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
betul-betul kamu orang-orang yang beriman". (Qs. Al-A’raf:85)
Adapun Fungsi Aqidah yaitu:
1. Aqidah dapat menimbulkan optimisme dalam kehidupan
2. Aqidah dapat menumbuhkan kedisiplinan
3. Aqidah berpengaruh dalam peningkatana etos kerja
4. Membebaskan kita dari ubudiyah/penghambaan kepada selain Allah, baik
bentuknya menghamba kepada kekuasaan, harta, pimpinan maupun yang
lainnya.
5. Membentuk pribadi yang seimbang, yaitu selalu taat kepada Allah, baik
dalam keadaan suka maupun duka.
6. Kita akan merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas, takut
kepada kurang rezeki, terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh
manusia, termasuk takut kepada kematian. Sehingga dia penuh tawakal
kepada Allah.
7. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa, sekokoh gunung. Aqidah hanya
berharap kepada Allah dari ridha terhadap segala ketentuan Allah.
8. Aqidah Islamiyah berdasarkan kepada asasukhuwah (persaudaraan) dan
persamaan, tidak membedakan antara miskin dan kaya, antara pejabat dan
rakyat jelata, antara kulit putih dan hitam, dan antara orang Arab dan
bukan Arab, kecuali kadar ketakwaan kita di sisi Allah SWT.
1. Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena Nabi
tidak berkata-kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.
2. Amanah artinya dapat dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya
3. Fathanah artinya bijaksana dan cerdas. Nabi mampu memahami perintah-
perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.
4. Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada umatnya apa
yang diwahyukan Allah kepadanya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN