Anda di halaman 1dari 9

KRITERIA KUNCI GLUKONEOGENESIS

Tugas : KELOMPOK

Mata Kuliah : GIZI & METABOLISME NUTRIENT

GLUKONEOGENESIS

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Nilai Pada Mata Kuliah


Gizi dan Metabolisme Nutrient

Oleh :

1. Kiki Uniatri Thalib P102181008


2. Kiki Reski RB P102181014
3. Musmir Haeriah P102181021
4. Musdalifah P102181025
5. Sitti Hardiyanti P102181043
6. Jumriana Ibrahim P102181048
7. Nurmawati A Paca P102181068
8. Hamdiah Ahmar P102181070
9. Riski Amalia P102181076

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN


Mensistesis senyawa non karbohidrat (substrat) yang
TUJUAN JALUR menghasilkan pyruvate (produk) berupa Glukosa dengan
menggunakan energy dalam bentuk ATP
LOKASI JARINGAN Sel-Sel Ginjal dan Hepar (Hati)
1. Glukoneogenesis terjadi di sel cytosol.
SITUS SEL 2. Piruvate yang terbentuk dapat
3. Dipindahkan kedalam mitokondria
URUTAN PERISTIWA Glukoneogenesis memiliki 3 reaksi
1. Reaksi Hexokinase
LANGKAH-LANGKAH KUNCI
2. Reaksi Phospofructokinase
3. Reaksi Pyruvate Kinase
1. Fruktosa-2,6- bisfosfat secara alosterik mengaktifkan
fosfofruktokinase dan menghambat fruktosa 1,6-
bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak maka
glikolisisaktif dan glukoneogenesis dihambat
EFEK PENGHAMBATAN SIKLUS 2. Metabolisme asetilKoA tidak mengakibatkan
peningkatan jumlah oksaloasetat yang tersedia untuk
glukoneogenesis. Bila oksaloasetat dihilangkan dari
siklus dan tidak diganti, kapasitas pembentukan ATP
dari sel akan segera membahayakan

A. PENGERTIAN
Glukoneogenesis merupakan mekanisme dan lintasan yang bertanggung
jawab untuk mengubah senyawa non karbohidrat menjadi glukosa. Asam
amino glikogenik, asam laktat, dan gliserol adalah tiga kelompok substrat
untuk proses ini. Glukoneogenesis dari asam amino akan berlangsung pada
keadaan dimana tubuh kekurangan / kehabisan zat hidratarang ataupun lipid
sebagai sumber energi.
Glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, contohnya asam laktat dan beberapa asam amino. Karena
senyawa yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah
sejumlah senyawa glukogenik terutama berasal dari asam amino-L, laktat
atau gliserol. Proses ini terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup
mengandung D-glukosa yang dapat menyebabkan turunnya kadar glukosa
darah.
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat
karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam makanan.
Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energi,
khususnya bagi sistem syaraf dan eritrosit. Kegagalan pada Glukoneogenesis
biasanya berakibat fatal. Kadar glukosa darah di bawah nilai yang kritis akan
menimbulkan disfungsi otak yang dapat mengakibatkan koma dan kematian.
Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adiposa sebagai sumber gliserida-
gliserol, dan mungkin mempunyai peran di dalam mempertahankan kadar
intermediat pada siklus asam sitrat dibanyak jaringan tubuh. Bahkan dalam
keadaan lemak memasok sebagian besar kebutuhan kalori bagi organisme
tersebut, selalu terdapat kebutuhan basal tertentu aaakan glukosa. Glukosa
merupakan satu-satunya bahan bakar yang yang memasok energi bagi otot
rangka pada keadaan anaerob. Unsur ini merupakan prekursor gula susu
(laktosa) di kelenjar payudara dan secara aktif diambil oleh janin. Selain itu,
mekanisme glukoneogenik dipakai untuk membersihkan berbagai produk
metabolisme jaringan lainnya dari darah, missal laktat yang dihasilkan oleh
otot dan eritrosit, dan gliserol yang secara terus-menerus diproduksi oleh
jaringan adipose. Propionat, yaitu asam lemak glukogenik utama yang
dihasilkan dalam proses digesti karbohidrat oleh hewan pemamah biak,
merupakan substrat penting untuk Glukoneogenesis di dalam tubuh spesies
ini.
B. TEMPAT BERLANGSUNGNYA GLUKONEOGENESIS
Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati.
Glukoneogenesis juga berlangsung di korteksginjal, tetapi jumlah total
glukosa yang terbentuk di situ hanya sedikit sepersepuluh dari yang
terbentuk di hati, karena massa ginjal yang lebih kecil. Sangat sedikit
glukoneogenesis terjadi di otak, otot kerangka atau otot jantung. Bahkan,
glukoneogenesis di hati dan ginjal membantu memelihara kadar glukosa
darah, agar otak dan otot dapat mengekstraksi cukup glukosa dari darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Harus diingat bahwa rangkaian reaksi glukoneogenesis walau
menggunakan lintasan yang sama dengan glikolisis , bukan merupakan
kebalikan dari reaksi glikolisis. Aktivitas keduanya diatur secara timbalbalik,
satu jalan relative tidak aktif saat jalan lain aktif. Enzim utama dari proses ini
yang mengangkat alisis reaksi tambahan pada glukoneogenesis adalah:
Piruvat karboksilase, Fosfoenolpiruvat karboksikinase, D Fruktosa 1,6
bifosfatasedan D Glukosa 6 fosfatase. Reaksi oleh enzim-enzim ini dapat
mengelakkan (menghindarkan) reaksi –reaksi yang irreversible pada glikolisis

C. GAMBAR JALUR GLUKONEOGENESIS


Reaksi Glukoneogenesis
Reaksi1 :
Glukosa + ATP Glukosa 6-P + ADP
Glukokinase / Heksokinase
Reaksi2 :
Fruktosa 6-p + ATP Glukosa 1-p + ADP
Phospofructokinase
Reaksi 3
Fosfoenol piruvat + ADP asam piruvat + ATP
Piruvatkinase
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka
proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu :

1. Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam


oksalo asetat.
(a) asam piruvat + CO2 + ATP + H2O asam oksalo asetat +
+
ADP + Fosfat + 2H
(b) oksalo asetat + guanosin trifosfat fosfoenol piruvat +

guanosin difosfat + CO2

Reaksi (a) menggunakan katalis piruvatkarboksilase dan reaksi (b)


menggunakan fosfoenolpiruvat karboksilase. Jumlah reaksi (a) dan (b)
ialah :

Asam piruvat + ATP + GTP + H2O fosfoenolpiruvat + ADP+


+
GDP + fosfat + 2H
2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis
oleh enzim fruktosa-1,6-difosfatase.
Fruktosa 1,6-difosfat + H2O fruktosa-6-fosfat + fosfat
3. Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-fosfat dengan katalis
glukosa-6-fosfatase.

glukosa-6-fosfat + H2O glukosa+fosfat

Secara garis besar proses pembentukan glukosa dapat dilihat pada


gambar berikut
Dari Skema tersebut tampak adanya hubungan antara glukoneogenesis dengan
siklus asam sitrat, yaitu suatu siklus reaksi kimia yang mengubah asam pirivat
menjadi CO2 + H2O dan menghasilkan sejumlah energi dalam bentuk ATP,
dengan proses oksidasi aerob. Apabila otot berkontraksi untuk bekerja, maka
asam piruvat dan asam laktat dihasilkan oleh proses glikolisis. Asam piruvat
digunakan dalam siklus asam sitrat. Pada waktu otot digunakan, jumlah asam
piruvat yang dihasilkan melebihi jumlah asam piruvat yang digunakan dalam
siklus asam sitrat. Dalam keadaan demikian sejumlah asam piruvat diubah
menjadi asam laktat dengan proses reduksi. Reaksi ini akan menghasilkan NAD+
dari NADH
Dalam proses glukoneogenesis, asam laktat adalah hasil yang terakhir. Untuk
metabolisme yang lebih lanjut, asam laktat harus diubah kembali menjadi asam

piruvat terlebih dahulu. Demikian juga untuk proses glikolisis.

D. LANGKAH-LANGKAH KUNCI GLUKONEOGENESIS


Glikogen sintetase
UDPG + (glukosa)n (glukosa)n+1 + UDP
Uridin difodfat glukosa dapat dibentuk dari reaksi uridintriposfat
dengan glukosa-1-fosfat. Kebalikan dari glikogenesis ialah glikogenolisis, yaitu
reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi molekul-molekul glukosa.
Glikogen yang terdapat dalam hati dan otot dapat di pecah menjadi
molekul glukosa-1-fosfat melalui suatu proses yang disebut fosforolisis, yaitu
reaksi dengan asam fosfat. Enzim fosforilse ialah enzim yang menjadi katalis pada
reaksi glikogenilisi itu.

Glikogen + asam fosfat fosforilase glukosa-1-fosfat

Ada dua macam fosforilase yaitu fosforilase a, bentuk aktif yang dapat
diaktifkan. Aktifitas fosforilase b berlangsung oleh adanya fosfokinase, ATP dan
ion Mg++.

2 fosforilase b + 4 ATP fosfokinase fosforilase a + 4 ADP


Mg++

Dalam hati glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa-6-fosfat yang


kemudian diubah menjadi glukosa dan fosfat oleh enzim fosfatase. Glukosa yang
terjadi masuk kedalam darah dan dibawah ke jaringan-jaringan. Glukosa-1-fosfat
yang dihasilkan oleh penguraia glikogen dalam otot diubah menjadi glukosa-6-
fosfat untuk digunakan lebih lanjut dalam proses glikolisis. Akan tetapi karena
dalam sel otot tidak terdapat enzim fosfatase, maka glukosa-6-fosfat tidak dapat
diubah menjadi glukosa

E. EFEK PENGHAMBATAN SIKLUS


Aktivitas glukoneo genesis dan glikolisis diatur secara terkoordinasi
dengan cara perubahan jumlah relative glucagon dan insulin dalam sirkulasi. Bila
kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari cadangan
jaringan adipose dan aktivitas –oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini
mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati.
Karena asam amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi
peningkatan kadar asam amino terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi
piruvat dan substrat lain glukoneogenesis. Peningkatan kadar asam lemak, alanin,
danasetil-KoA semuanya memegang peranan mengarahkan substrat masuk
keglukoneogenesis dan mencegah penggunaannya oleh siklus asamsitrat. Asetil-
KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat karboksilase dan menghambat
piruvatdehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa piruvat akan diubah
menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan alanin, jadi
menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.
Pengaturan hormonal fosfofruktokinase dan fruktosa-1,6-bisfosfatase
diperantarai oleh senyawa yang baru ditemukan yaitu fruktosa 2,6-bisfosfat.
Pembentukan dan pemecahan senyawa pengatur ini dikatalisis oleh enzim-enzim
yang diatur oleh fosforilasi dan defosforilasi. Perubahan konsentrasi fruktosa-2,6-
bisfosfat sejajar dengan perubahan untuk glukosa dan insulin yaitu konsentrasinya
meningkat bila glukosa banyak dan berkurang bila glukosa langka. Fruktosa-2,6-
bisfosfat secara alosterik mengaktifkan fosfofruktokinase danmenghambat
fruktosa 1,6-bisfosfatase. Jadi, bila glukosa banyak maka glikolisisaktif dan
glukoneogenesis dihambat. Bila kadar glukosa turun, peningktan glucagon
mengakibatkan penurunan konsentrasi fruktosa-2,6-bisfosfat dan penghambatan
yang sederajat pada glikolisis dan pengaktif anglukoneogenesis.
Krebs menegaskan bahwa penghalang energi merintangi pembalikan
sederhana reaksi glikolisis antara piruvat dan fosfoenolpiruvat, antara fruktosa
1,6-bisfosfat dan fruktosa6-fosfat antara glukosa 6-fosfat dan glukosa, serta antara
glukosa 1-fosfat dan glikogen. Semua reaksi ini bersifat non-ekuilibrum dengan
melepas banyak energi bebas dalam bentuk panas dan karenanya secara fisiologis
tidak reversibel. Reakri-reaksi tersebut dielakkan oleh sejumlah reaksi khusus.
1. Piruvat dan Fosfoenolpiruvat: Di dalam mitokondria terdapat enzim Piruvat
karboksilase, yang dengan adanya ATP, Vitamin B biotin dan CO2 akan
mengubah piruvat menjadi oksaloasetat. Biotin berfungsi untuk mengikat
CO2 dari bikarbonat pada enzim sebelum penambahan CO2 pada piruvat
Enzim kedua, fosfoenolpiruvat karboksinase, mengatalisis konversi
oksaloasetat menjadi fosfoenolpiruvat. Fosfat energi tinggi dalam bentuk
GTP atau ITP diperlukan dalam reaksi ini, dan CO2 dibebaskan. Jadi, dengan
bantuan dua enzim yang mengatalisis transformasi endergonik ini dan laktat
dehidrogenase, maka laktat dapat diubah menjadi fosfoenolpiruvat sehingga
mengatasi penghalang energi antara piruvat dan fosfoenolpiruvat.
2. fruktosa 1,6-bisfosfat dan fruktosa 6-fosfat: Konversi fruktosa 1,6-bisfosfat
menjadi fruktosa 6-fosfat, yang diperlukan untuk mencapai pembalikan
glikolisis, dikatalisis oleh suatu enzim spesifik, yaitu fruktosa 1,6-
bisfosfatase. Enzim ini sangat penting bila dilihat dari sudut pandang lain,
karena keberadaanya menentukan dapat-tidaknya suatu jaringan menyintesis
glikogen bukan saja dari piruvat tetapi juga dari triosafosfat. Enzim fruktosa
1,6-bisfosfatase terdapat di hati dan ginjal dan juga telah diperlihatkan di
dalam otot lurik. Enzim tersebut diperkirakan tidak terdapat dalam otot
jantung dan otot polos.
3. Glukosa 6-fosfat dan glukosa: Konversi glukosa 6-fosfat menjadi glukosa
dikatalisis oleh enzim fosfatase yang spesifik lainnya, yaitu glukosa 6-
fosfatase. Enzim ini terdapat di hati dan ginjal tetapi tidak ditemukan di
jaringa adipose serta otot. Keberadaanya memungkinkan jaringan untuk
menambah glukosa ke dalam darah.
4. Glukosa 1-Fosfat dan Glukogen : Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-
fosfat dilaksanakan oleh enzim fosforilase Sintesis glikogen melibatkan
lintasan yang sama sekali berbeda melalui pembentukan uridin disfosfat
glukosa dan aktivotas enzim glikogen sintase
Enzim yang penting ini memungkinkan pembalikan glikolisis memainkan
peran utama di dalam glukoneogenesis. Hubungan antara glukoneogenesis dan
lintasan glikolisis. setelah transminasi atau deaminasi, asam amino glukogenik
membentuk piruvat atau anggota lain siklus asam sitrat. Dengan demikian, reaksi
yang diuraikan di atas dapat menjelaskan proses konversi baik asam amino
glukogenik maupun laktat menjadi glukosa atau glikogen. Jadi, senyawa laktat
membentuk piruvat dan harus memasuki mitokondria sebelum konversi menjadi
oksaloasetat serta konversi akhir menjadi glukosa langsung.
Selainitu ATP dan NADH yang diperlukan pada glukoneogenesis harus
berasal dari oksidasi bahan bakar lain, terutama asam lemak. Walaupun lemak
menyediakan sebagian besar energy untuk glukoneogenesis, tetapi lemak hanya
menyumbangkan sedikit fraksi atom karbon yang digunakans ebagai substrat.Ini
sebagai akibat struktur siklus asam sitrat. Asam lemak yang paling banyak pada
manusia yaitu asam lemak dengan jumlah atom karbon genapdidegra
dasiolehenzim –oksidasi menjadi asetil-KoA. Asetil KoA menyumbangkan
fragmen 2-karbon kesiklus asam sitrat, tetapi pada permulaan siklus 2 karbon
hilang sebagai CO2.
Jadi, metabolism asetil KoA tidak mengakibatkan peningkatan jumlah
oksalo asetat yang tersedia untuk glukoneogenesis. Bila oksalo asetat dihilangkan
dari siklus dan tidak diganti, kapasitas pembentukan ATP dari selakan segera
membahayakan. Siklus asam sitrat tidak terganggu selama glukoneogenesis
karena oksalo asetat dibentuk dari piruvat melalui reaksi piruvat karboksilase.

Anda mungkin juga menyukai