Anda di halaman 1dari 7

.

2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari masa nifas?
1.2.2 Apa pengertian dari perawatan perineum?
1.2.3 Apa tujuan dilakukan perawatan perineum?
1.2.4 Apa saja bentuk-bentuk luka perineum?
1.2.5 Bagaimana lingkup perawatan luka perineum?
1.2.6 Kapan waktu yang tepat untuk perawatan luka perineum?
1.2.7 Bagaimana penatalaksanaan luka perineum?
1.2.8 Apa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum?
1.2.9 Bagaimana dampak dari perawatan perineum?
1.3 Tujuan
 Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara perawatan luka perineum sehingga dapat memberikan asuhan yang
tepat pada ibu nifas agar tidak terjadi infeksi, komplikasi bahkan kematian ibu post partum.

 Tujuan Khusus
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari masa nifas.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari perawatan perineum.
1.3.3 Untuk mengetahui tujuan dilakukan perawatan perineum.
1.3.4 Untuk mengetahui bentuk-bentuk luka perineum.
1.3.5 Untuk mengetahui lingkup perawatan luka perineum.
1.3.6 Untuk mengetahui waktu yang tepat untuk perawatan luka perineum.
1.3.7 Untuk mengetahui penatalaksanaan luka perineum.
1.3.8 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum.
1.3.9 Buntuk mengetahui dampak dari perawatan perineum.
BAB II
PEMBAHASAN
1.2.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu.
Puerpurium (nifas) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang
diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat–alat kandungan kembali seperti pra hamil (Rustam Mochtar, 2002).
Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal dari bahasa latin yaitu
dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang
keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan (Anggraeni, 2010).
Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan. (Prawirohardjo, 2005).
Jadi masa nifas adalah masa yang dimulai dari plasenta lahir sampai alat-alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil, dan memerlukan waktu kira-kira 6 minggu.

1.2.2 Pengertian Perawatan Luka Perineum


Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial
dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004). Perineum adalah daerah
antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah
selang waktu antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada
waktu sebelum hamil (Mochtar, 2002). Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara
kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.

1.2.3 Tujuan Perawatan Perineum


Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi
sehubungan dengan penyembuhan jaringan.
Sedangkan menurut Moorhouse et. al. (2001), adalah pencegahan terjadinya infeksi pada
saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.
Tujuan perawatan luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut:
a. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
b. Menghindari pemberian obat trandisional.
c. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam.
d. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3 – 4 x sehari.
1.2.4 Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah
karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture
biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).

2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina
yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996).
Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam
keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh
kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah
diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral.
Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai
disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Jones Derek, 2002).
Menurut Syaifuddin (2007) indikasi episiotomi adalah:
a. Penyebab Maternal
1) Partus precipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong,
2) Pasien tidak mampu berhenti mengejan,
3) Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang berlebihan,
4) Edema dan kerapuhan pada perineum.

b. Faktor Janin
1) Bayi besar,
2) Posisi kepala yang abnormal,
3) Kelahiran bokong,
4) Ekstraksi forsep yang sukar
5) Distosia bahu.
Pada gambar berikut ini dijelaskan tipe episotomi
dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu :

Gambar 1. Tipe-Tipe Episiotomi


1. Episiotomi medial
2. Episiotomi mediolateral
Sedangkan rupture meliputi
1. Tuberositas ischii
2. Arteri pudenda interna
3. Arteri rektalis inferior
1.2.5 Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi
yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau
akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) (Feerer,
2001).

Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah


1. Mencegah kontaminasi dari rektum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.
1.2.6 Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
1. Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu
maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu
diperlukan pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air
seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu
diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan
maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.
1.2.7 Penatalaksanaan Perawatan Perineum
1. Persiapan
a. Ibu Pos Partum
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika
ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka.
b. Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air hangat dan handuk
bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik
(Fereer, 2001).
2. Penatalaksanaan
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa
ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan dengan
prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalah sebagai berikut:
Perawatan perineum 10 hari
1. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Letakkan dengan baik sehingga tidak
bergeser.
2. Lepaskan pembalut dari muka ke belakang untuk menghindari penyebaran bakteri dari anus ke
vagina.
3. Alirkan atau bilas dengan air hangat atau cairan antiseptik area perineum setelah buang air kecil
atau besar. Keringkan dengan kain pembalut atau anduk dengan cara tepuk-tepuk, selalu dari
arah muka ke belakang.
4. Jangan dipegang sebelum area tersebut pulih.
5. Rasa gatal pada area sekitar jahitan normal dan merupakan tanda penyembuhan. Namun, untuk
meredakan rasa tidak enak, atasi dengan merendam air hangat atau kompres dingin dengan kain
pembalut yang telah di dinginkan.
6. Berbaring pada sisi tubuh, hindari berdiri atau duduk lama, untuk mengurangi tekanan pada
daerah tersebut,
7. Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah disekitar perineum.
Dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki otot-otot.
8. Jangan terkejut jika anda tidak merasakan apa-apa saat pertama kali berlatih karena area tersebut
akan tebal setelah persalinan. Dan pulih secara bertahap dalam beberapa minggu.
Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah:

1. Perineum tidak lembab


2. Posisi pembalut tepat
3. Ibu merasa nyaman

1.2.8 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka menurut Smeltzer (2002) :
1. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
Dukungan dari lingkungan keluarga, dimana ibu akan selalu merasa mendapatkan
perlindungan dan dukungan serta nasihat – nasihat khususnya orang tua dalam merawat
kebersihan pasca persalinan.
b. Tradisi
Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk perawatan pasca persalinan masih
banyak digunakan, meskipun oleh kalangan masyarakat modern. Misalnya untuk perawatan
kebersihan genital, masyarakat tradisional menggunakan daun sirih yang direbus dengan air
kemudian dipakai untuk cebok.
c. Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan sangat menentukan lama
penyembuhan luka perineum. Apabila pengetahuan ibu kurang telebih masalah kebersihan maka
penyembuhan lukapun akan berlangsung lama.
d. Sosial ekonomi
Pengaruh dari kondisi sosial ekonomi ibu dengan lama penyebuhan perineum adalah
keadaan fisik dan mental ibu dalam melakukan aktifitas sehari-hari pasca persalinan. Jika ibu
memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah, bisa jadi penyembuhan luka perineum berlangsung
lama karena timbulnya rasa malas dalam merawat diri.
e. Penanganan petugas
Pada saat persalinan, pembersihannya harus dilakukan dengan tepat oleh penangan petugas
kesehatan, hal ini merupakan salah satu penyebab yang dapat menentukan lama penyembuhan
luka perineum.
f. Kondisi ibu
Kondisi kesehatan ibu baik secara fisik maupun mental, dapat menyebabkan lama
penyembuhan. Jika kondisi ibu sehat, maka ibu dapat merawat diri dengan baik.
g. Gizi
Makanan yang bergizi dan sesuai porsi akan menyebabkan ibu dalam keadaan sehat dan
segar. Dan akan mempercepat masa penyembuhan luka perineum.

2. Faktor – Faktor Internal yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka menurut Smeltzer (2002):
a. Usia
Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada orang tua. Orang yang
sudah lanjut usianya tidak dapat mentolerir stress seperti trauma jaringan atau infeksi.
b. Penanganan jaringan
Penanganan yang kasar menyebabkan cedera dan memperlambat penyembuhan.
c. Hemoragi
Akumulasi darah menciptakan ruang rugi juga sel-sel mati yang harus disingkirkan. Area
menjadi pertumbuhan untuk infeksi.
d. Hipovolemia
Volume darah yang tidak mencukupi mengarah pada vasokonstriksi dan penurunan oksigen
dan nutrient yang tersedia utuk penyembuhan luka.
e. Faktor lokal edema
Penurunan suplai oksigen melalui gerakan meningkatkan tekanan interstisial pada
pembuluh.
f. Defisit nutrisi
Sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat
terjadi penipisan protein-kalori.
g. Personal higiene
Personal higiene (kebersihan diri) dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat
menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman.

i. Defisit oksigen
Insufisien oksigenasi jaringan : Oksigen yang tidak memadai dapat diakibatkan tidak
adekuatnya fungsi paru dan kardiovaskular juga vasokonstriksi setempat.
Penumpukan drainase : Sekresi yang menumpuk menggangu proses penyembuhan.
j. Over aktivitas
Menghambat perapatan tepi luka. Mengganggu penyembuhan yang diinginkan.
1.2.9 Dampak Dari Perawatan Luka Perineum
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini :
1. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan
bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada
jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun
infeksi pada jalan lahir.
3. Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post
partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004)

Anda mungkin juga menyukai