Anda di halaman 1dari 7

Penyakit Jantung Koroner

Definisi

Penyakit jantung coroner adalah penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan arteri koronaria yang
disebabkan karena aterosklerosis, spasme atau keduanya. Manifestasi klinis penyakit ini yaitu angina
pektoris merupakan sindroma klinis yaitu sakit dada yang timbul akibat ischemic miokard saat
melakukan aktivitas fisik.1

Prevalensi

Sekitar 48% dari kematian akibat penyakit kardiovaskuler penyebabnya adalah CHD.2 Di Eropa 20.000-
40.000/ 1 jt penduduk terkena PJK.1 Di US, PJK menyebabkan ≈1 dari 6 kematian di pada thn 2009
sehingga ada sekitar 386.324 orang amerika meninggal karena PJK.3

Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan
penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih
tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu
diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK.4 Berdasarkan diagnosis dokter,
prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar
883.447 orang, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar
2.650.340 orang.5

Faktor risiko

1. Tak dapat diubah


- Keturunan : satu orang tua biologis yang menderita PJK memiliki risiko 40-60% terkena PJK.
Selain itu, faktor risiko lain seperti hipertensi dan hiperkolestrolemia dipengaruhi oleh
genetic.6
- Umur : Setelah umur 40 tahun risiko terkena PJK adalah 49% untuk laki-laki dan 32% untuk
perempuan. Lebih dari 4/5 atau 81% orang-orang yang meninggal akibat PJK adalah ≥ 65
tahun.7
- Jenis kelamin : Penyakit jantung koroner pada laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan
pada perempuan dan kondisi ini terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki daripada
perempuan. Estrogen endogen bersifat protektif pada perempuan, namun setelah
menopause insidensi PJK meningkat dengan cepat dan sebanding dengan insidensi pada
laki-laki. 4
- Ras : Pada orang Afrika, Meksiko, India, Hawaii asli dan beberapa orang Asia memiliki risiko
lebih tinggi untuk PJK dari pada pada orang Kaukasia (Inggris) dan Jepang (Asia Timur).7
2. Dapat diubah
- Merokok :
Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat masuk dalam pembuluh darah akan
merangsang katekolamin dan bersama-sama zat kimia yang terkandung dalam rokok dapat
merusak lapisan dinding coroner.4 kebiasaan merokok berisiko untuk terjadinya PJK pada
usia > 45 tahun sebesar 2,4 kali dibandingkan dengan yang tidak merokok.8
- Aktivitas fisik :
responden yang tidak rutin melakukan olah raga berisiko mengalami kejadian PJK 2.250
lebih besar dibandingkan dengan responden yang rutin melakukan olah raga.9
- Diet tidak sehat :
subyek yang mengkonsumsi sedikit sayuran (< 1 cawan per minggu p < 0,01) akan
mengalami 3 kali kemungkinan lebih tinggi terkena PJK jika dibandingkan dengan subjek
yang mengkonsumsi lebih dari satu cawan perhari dan untuk buah/jus buah. 10
Peningkatan kolesterol LDL, dihubungkan dengan meningkatnya resiko terhadap koronaria,
sementara kadar kolesterol HDL yang tinggi tampaknya berperan sebagai faktor perlindung
terhadap penyakit arteri koronaria. 11
- Obesitas :
Kelebihan berat badan memaksa jantung bekerja lebih keras, adanya beban ekstra bagi
jantung sehingga apabila berat badan optimal, maka akan terjadi penurunan kejadian PJK
sebanyak 25%. 4
- Hipertensi :
Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka waktu panjang akan mengganggu fungsi
endotel, sel-sel pelapis dinding dalam pembuluh darah.12 Resiko PJK secara langsung
berhubungan dengan tekanan darah, untuk setiap penurunan tekanan darah diastolik
sebesar 5mmHg resiko PJK berkurang sekitar 16%. PJK dapat terjadi sejak awal walaupun
masih pada tahap prehipertensi.13
- Diabetes Militus :
Diabetes mellitus menginduksi hiperkolesterolemia dan secara bermakna meningkatkan
kemungkinan timbulnya aterosklerosis. (Pertiwi) Laki- laki yang menderita DM berisiko
mengalami PJK sebesar 50% lebih tinggi dari pada orang normal, sedangkan pada
perempuan risikonya menjadi 2x lipat.14

Patofisiologi 1
Gejala klinis

Gejala PJK yang biasanya timbul adalah: 1

1. Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas, terbakar dan tercekik. Nyeri terasa di
bagian tengah dada, menjalar ke lengan kiri, leher, bahkan menembus ke punggung. Nyeri dada
merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh penderita PJK.

2. Sesak nafas

3. Takikardi

4. Jantung berdebar-debar

5. Cemas

6. Gelisah

7. Pusing kepala yang berkepanjangan

8. Sekujur tubuhnya terasa terbakar tanpa sebab yang jelas

9. Keringat dingin

10. Lemah

11. Pingsan

12. Bertambah berat dengan aktivitas


Tapi kebanyakan orang yang menderita PJK tidak mengalami beberapa gejala di atas, tiba-tiba saja
jantung bermasalah dan dalam kondisi yang kronis (Majid)

Diagnosis1

Pengobatan1

Pencegahan

Panca Usaha Jantung Sehat 1. Seimbangkan gizi 2. Enyahkan rokok 3. Hindari dan awasi rokok 4. Awasi
tekanan darah 5. Teratur dan terukur berolahraga. 5
1. Stop Merokok (S)
Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat masuk dalam pembuluh darah akan merangsang
katekolamin dan bersama-sama zat kimia yang terkandung dalam rokok dapat merusak lapisan
dinding coroner.4 kebiasaan merokok berisiko untuk terjadinya PJK pada usia > 45 tahun sebesar
2,4 kali dibandingkan dengan yang tidak merokok.8

2. Olahraga setidaknya 30 menit perhari (O)


responden yang tidak rutin melakukan olah raga berisiko mengalami kejadian PJK 2.250 lebih
besar dibandingkan dengan responden yang rutin melakukan olah raga.9

3. Tangani tekanan darah tinggi (T)


Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka waktu panjang akan mengganggu fungsi
endotel, sel-sel pelapis dinding dalam pembuluh darah.12 Resiko PJK secara langsung
berhubungan dengan tekanan darah, untuk setiap penurunan tekanan darah diastolik sebesar
5mmHg resiko PJK berkurang sekitar 16%. PJK dapat terjadi sejak awal walaupun masih pada
tahap prehipertensi.13

4. kontrol gula darah jika mengidap diabetes (K)


Diabetes mellitus menginduksi hiperkolesterolemia dan secara bermakna meningkatkan
kemungkinan timbulnya aterosklerosis. (Pertiwi) Laki- laki yang menderita DM berisiko
mengalami PJK sebesar 50% lebih tinggi dari pada orang normal, sedangkan pada perempuan
risikonya menjadi 2x lipat.14

5. hilangkan kelebihan berat badan melalui diet seimbang dan olahraga (H)
Kelebihan berat badan memaksa jantung bekerja lebih keras, adanya beban ekstra bagi jantung.
Sehingga apabila berat badan optimal, maka akan terjadi penurunan kejadian PJK sebanyak 25%

6. makan buah-buahan tinggi serat, sayur, dan serat (M)


subyek yang mengkonsumsi sedikit sayuran (< 1 cawan per minggu p < 0,01) akan mengalami 3
kali kemungkinan lebih tinggi terkena PJK jika dibandingkan dengan subjek yang mengkonsumsi
lebih dari satu cawan perhari dan untuk buah/jus buah. 10

7. batasi asupan lemak hewan, lemak trans, gula, pati (B)


Makan tinggi lemak sangat berhubungan dengan tingginya jumlah kolesterol dalam darah
dimana hal ini berhubungan dengan kejadian PJPD. Peningkatan ≥ 1 mmol/L akan menyebabkan
terjadinya peningkatan risiko PJPD

8. turunkan kolesterol melalui diet, olahraga, dan obat-obatan jika diresepkan (T)
Peningkatan kolesterol LDL, dihubungkan dengan meningkatnya resiko terhadap koronaria,
sementara kadar kolesterol HDL yang tinggi tampaknya berperan sebagai faktor perlindung
terhadap penyakit arteri koronaria. 11

S-T-O-K ------ T-M-B-H


YUK CEGAH PJK DENGAN TAMBAH STOK/ KOST MBAH

Dari unyil :

Hentikan Rokok, alcohol (anti)

Makan Makanan Sehat (diet)

Batasi lemak, gula, garam (Kurangi)

Hindari/kelola stress

Olahraga cukup

Berat badan ideal

Cek kesehatan

YUK CEGAH PJK bersama ADEK BOCAH

DAFPUS

1. Majid, A., 2007. Penyakit jantung Koroner: Patofisiologi, pencegahan dan pengobatan
terkini. Penyakit jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan Dan Pengobatan Terkini.
2. Allender, S., Peto, V., Scarborough, P., Boxer, A. and Rayner, M., 2007. Coronary heart disease
statistics.
3. Go, A.S., Mozaffarian, D., Roger, V.L., Benjamin, E.J., Berry, J.D., Borden, W.B., Bravata, D.M.,
Dai, S., Ford, E.S., Fox, C.S. and Franco, S., 2013. Executive summary: heart disease and stroke
statistics—2013 update: a report from the American Heart Association. circulation, 127(1),
pp.143-152.
4. PRATIWI, D.F., 2011. EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG
KORONER RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE 2009 (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
5. Kemenkes RI. 2014. Info Datin Situasi Kesehatan Jantung. Tersedia di
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-info-datin.html [diakses
pada 25 agustus 2017]
6. Anwar, T.B., 2004. Penyakit jantung koroner dan hypertensi. Penyakit Jantung Koroner Dan
Hypertensi.
7. Garko, M.G., 2012. Coronary heart disease Part 1: the prevalence, incidence, mortality and
pathogenesis of the leading cause of death in the United States. Health and Wellness Monthly.
Available online at: www. letstalknutrition. co m.[accessed September 17, 2013].
8. Supriyono, M., 2008. Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Penyakit
Jantung Koroner Pada Kelompok Usia< 45 Tahun (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi dan RS
Telogorejo Semarang) (Doctoral dissertation, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro).
9. Salim, A.Y. and Nurrohmah, A., 2013. Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Penyakit Jantung
Koroner di RSUD Dr. Moewardi. Gaster| Jurnal Ilmu Kesehatan, 10(1), pp.48-56.
10. Nikolić, M., Nikić, D. and Petrović, B., 2008. Fruit and vegetable intake and the risk for developing
coronary heart disease. Central European journal of public health, 16(1).
11. Muttaqin, A., 2009, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler, hal 69-
71, Salemba Medika, Jakarta.
12. Yahya, A.F., 2010, Menaklukkan Pembunuh no.1 : Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung
Koroner Secara Tepat, PT Mizan Pustaka, Bandung
13. Hata, J., Ninomiya, T., Hirakawa, Y., Nagata, M., Mukai, N., Gotoh, S., Fukuhara, M., Ikeda, F.,
Shikata, K., Yoshida, D. and Yonemoto, K., 2013. Secular trends in cardiovascular disease and
its risk factors in Japanese: half century data from the Hisayama Study (1961-2009). Circulation,
pp.CIRCULATIONAHA-113.
14. Anwar, T.B., 2004. Dislipidemia sebagai faktor resiko penyakit jantung koroner.

Anda mungkin juga menyukai