OLEH:
NAMA : EKI KURNIADI
NO. BP : M1D117023
HARI/ TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 19 SEPTEMBER 2019
KELOMPOK/ SHIFT : 4 (EMPAT) / 1 (SATU)
REKAN KERJA : 1. SUCI ANGGELA FEBRIANTI
2. DEWI NUR ANNISA
3. RIZKI MUTIA PUTERI R.
4. FITRI SUMARDIANA
5. RENI ATIKA
6. TRI RIZKI SAPUTRA
7. MAULANA IKHSAN
ASISTEN:
1. MUNASARI
2. MUTIARA HASANAH
3. DEFRI NOFRIALDI
1. Agar praktikan dapat mengoperasikan alat HVS dan LVS sesuai dengan
prosedur peraktikum;
2. Mengukur kondisi meteorologi terkait dengan perhitungan konsentrasi
partikulat;
3. Untuk mengetahui konsentrasi partikulat tersuspensi yang berukuran kecil
dari 10 m (PM2,5) dan total patikulat tersuspensi.
B. Udara Ambien.
Udara ambien adalah udara bebas dipertemukan bumi pada lapisan toposfir
yangberada didalam wilayah yuridiksi RI yang dibutuhkan dan mempengaruhi
kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya, status
mutu udara ambien adalah keadaan mutu udara di suatu tempat pada saat
dilakukan inventarisasi. Baku utu udara ambien adalah ukuran batasan atau kadar
zat, energi dan atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada.
Adanya kegiatan makhluk hidup menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya, maka udara tersebut dikatakan telah tercemar. Dalam upaya
menjaga mutu udara dapat memberikan daya dukung bagi makhluk hidup secara
optimal, maka dilakukan penanggunglangan pencemaran udara serta pemulihan
suhu udara.
C. Pencemaran Udara.
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan bahan atau zat-zat
asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara
dan keadaan normalnya. Menurut peraturan pemerintah RI no. 41 tahun 1999
menyebutkan bahwa yang dinamakan pencemaran udara yaitu masuknya atau
dimasukkanya zat energi atau komponen lain dalam udara ambien oleh kegiatan
manusia sehingga mutu udara ambien turun sampai ngkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara
akan dipancarkan oleh sumbernya dan kemudian mengalami transportasi, dispersi
atau pengumpulan karena kondisi metereologi maupun grafi.
.
C. Total Suspended Particulate (TSP).
TSP adalah partikulat yang memiliki diameter antara 0,1 mm. Secara
alamiah partikulat dihasilkan dari debu, tanah kering, yang terbawa angin proses
vulkanis yang berasal dari letusan gunung berapi, uap air laut. Partikulat juga
dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang
mengandung senyawa karbon murnni atau tercampur dengan gas-gas organik
seperti halnya penggunaan mesin diesel yang tidak terpelihara dengan baik dan
pembakaran batu bara yang tidak sempurna.
Pada umumnya menghasilkan pratikulat dalam jumlah yang lebih sedikit.
Emisi pratikulat tergantung pada aktivitas manusia terutama dari pembakaran
bahan bakar fosil. Sumber-sumber non industri seperti pembakaran sampah
domestik atau komersial.
D. Sumber TSP.
Partikulat di udara tidak hanya dihasilkan dari emisi langsung berupa
partikulat, tetapi juga dari emisi gas gas tertentu yang mengalami kondensasi dan
membentuk partikulat sehingga ada partikulat primer dan sckunder. Sumber
partikulat adalah:
1. Sumber alami, antara lain erasal dari abu vulkanik, kebakaran hutan, serta
bunga yang diterbangkan angin, angin yang membawa partikel tanah, dan
serpihan batuan , penguapan garam air laut.
2. Sumber antropogenik berasal dari kegiatan industri, aktivitas manusia,
kendaraan bermotor dan lain-lain. Sumber antropogenik terbagi lagi menjadi 2
sumber yaitu sumber diam atau statis seperti cerobong asap PLTU dan sumber
bergerak atau dinamis seperti kendaraan bermotor.
Keterangan:
A. Pengontrol laju aliran H. Filter Holder
B. Indikator waktu I. Plat filter
C. Pompa kontrol laju aliran J. Shelter (pelindung)
D. Pengukur waktu digital
E. Perekam waktu
F. Motor pompa
G. Perekam laju aliran udara
3.2 Prosedur Praktikum
A. Sebelum Praktikum:
1. Bersihkan filter fiber yang digunakan dari kotoran dengan menggunakan
sikat kecil.
2. Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca
analitik (pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan).
Sebelum sampling dilakukan filter tidak boleh rusak;
3. Setelah ditimbang, letakkan filter dalam file box yang telah diisi dengan
silica gel dan dilapisi dengan kertas atau alumunium foil;
4. Tutup rapat file box dengan selotip/plester agar tidak berkontak dengan
udara luar.
C. Setelah Praktikum
1. Timbang filter yang telah di kondisikan minimal 5 kali pengukuran untuk
masing-masing filter.
3.3 Perhitungan:
Konversikan kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3/mnt.
1. Volume udara yang dihisap.
(Q1 Q 2 ... Q n )xT
V= ........................................(persamaan 1)
n
Dimana:
V: volume udara yang terhisap (m3)
Q1 : kecepatan aliran udara awal (m3/mnt)
Q2 : kecepatan aliran udara akhir (m3/mnt)
T : waktu sampling (mnt)
N: jumlah data pengukuran
2. Volume STP.
Ps x Vs = Pstp x Vstp ...........................................(persamaan 2)
Ts Tstp
Dimana:
Pstp = tekanan standar (1 atm/760 mmHg)
Vstp = volume standar
Tstp = suhu standar (25º C/298 K)
(Ws Wo) x 10 6
C= ...............................................(persamaan 3)
VSTP
Lembar Kerja Modul I
PARTIKULAT
Padang, 2019
Diketahui Oleh:
Asisten LKU Asisten LKU
(........................................) (......................................)
DAFTAR PUSTAKA