Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM LABORATORIUM KUALITAS UDARA

-TOTAL SUSPENDED PARTICULATE-

OLEH:
NAMA : EKI KURNIADI
NO. BP : M1D117023
HARI/ TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 19 SEPTEMBER 2019
KELOMPOK/ SHIFT : 4 (EMPAT) / 1 (SATU)
REKAN KERJA : 1. SUCI ANGGELA FEBRIANTI
2. DEWI NUR ANNISA
3. RIZKI MUTIA PUTERI R.
4. FITRI SUMARDIANA
5. RENI ATIKA
6. TRI RIZKI SAPUTRA
7. MAULANA IKHSAN

ASISTEN:
1. MUNASARI
2. MUTIARA HASANAH
3. DEFRI NOFRIALDI

LABORATORIUM KUALITAS UDARA


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum.

1. Agar praktikan dapat mengoperasikan alat HVS dan LVS sesuai dengan
prosedur peraktikum;
2. Mengukur kondisi meteorologi terkait dengan perhitungan konsentrasi
partikulat;
3. Untuk mengetahui konsentrasi partikulat tersuspensi yang berukuran kecil
dari 10 m (PM2,5) dan total patikulat tersuspensi.

1.2 Metode Pengukuran.


Pengukuran Konsentrasi Partikel Udara.
Metode baku pengukuran konsentrasi partikel udara PM2,5 menggunakan
pencuplik udara yang dilengkapi impaktor bertingkat Andersen untuk
memisahkan udara berdiameter lebih kecil dari 10μm dan 2,5μm . Partikel yang
lolos dari impaktor akan mengendap pada filter selulosa berdiameter 8,1 cm,
beratnya ditimbang menggunakan timbangan elektronik orde μg. Impaktor
dihubungkan dengan flowmeter, manometer dan pompa isap. Pengukuran TSP
sama dengan PM2,5 perbedaannya hanya pada pompa dan jenis filternya. TSP
menggunakan pompa air sampler dengan laju alir 35 liter.

1.3 Prinsip Pengukuran.


1. Metode yang digunakan adalah absorbsi gas oleh absorban.
2. Udara dihisap oleh pompa vakum dengan laju aliran tertentu yang
menyebabkan tekanan udara di dalam tabung impinger lebih rendah dari
tekanan udara luar. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya
gelembung udara yang melewati absorban.
3. Pada saat terjadinya gelmbung udara, zat pencemar gas akan diserap oleh
absorban.
4. Jenis zat pencemar yang diserap sesuai dengan absorban yang digunakan.
5. Penyerapan zat pencemar menyebabkan perbedaan warna pada absorbat.
6. Perbedaan warna tersebut diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang
gelombang tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting Wilayah Sampling.


2.2 Dasar Teori.
A. Definisi Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Kommposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan.
Komponen yang konsentrasinya paling berfariasi adalah air dalam bentuk uap
H2O dan carbon diokside (CO2). Jumlah uap air yang terdapat diudara
bervariasitergatung dari cuaca dan suhu. Udara terdiri dari konsentrasi gas
dinyatakan dalam presegi dan masih lagi ada gas-gas lain yang mungkin terdapat
di udara tetapi jumlahnya sangat kecil yaitu kurang dari lppm2
Udara dalam tidak pernah ditemukan bersih tanpa puluhan sama sekali.
Beberapa gas sepertisulfur diokside (SO2), hidrogen sulfide (H2S), dan karbon
monokside (CO) selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari
proscs proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukansampah tanaman
kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu partikel-partikel padatan abucairan
berukuran kecil dapat tersebar diudara oleh angin, letusan vulkanik atau gangguan
alam ainya. Selain disebabkan polutan alami, polusi udara juga dapat disebabkan
oleh aktivitas manusia.

B. Udara Ambien.
Udara ambien adalah udara bebas dipertemukan bumi pada lapisan toposfir
yangberada didalam wilayah yuridiksi RI yang dibutuhkan dan mempengaruhi
kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya, status
mutu udara ambien adalah keadaan mutu udara di suatu tempat pada saat
dilakukan inventarisasi. Baku utu udara ambien adalah ukuran batasan atau kadar
zat, energi dan atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada.
Adanya kegiatan makhluk hidup menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya, maka udara tersebut dikatakan telah tercemar. Dalam upaya
menjaga mutu udara dapat memberikan daya dukung bagi makhluk hidup secara
optimal, maka dilakukan penanggunglangan pencemaran udara serta pemulihan
suhu udara.
C. Pencemaran Udara.
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan bahan atau zat-zat
asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara
dan keadaan normalnya. Menurut peraturan pemerintah RI no. 41 tahun 1999
menyebutkan bahwa yang dinamakan pencemaran udara yaitu masuknya atau
dimasukkanya zat energi atau komponen lain dalam udara ambien oleh kegiatan
manusia sehingga mutu udara ambien turun sampai ngkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Pencemaran udara
akan dipancarkan oleh sumbernya dan kemudian mengalami transportasi, dispersi
atau pengumpulan karena kondisi metereologi maupun grafi.
.
C. Total Suspended Particulate (TSP).
TSP adalah partikulat yang memiliki diameter antara 0,1 mm. Secara
alamiah partikulat dihasilkan dari debu, tanah kering, yang terbawa angin proses
vulkanis yang berasal dari letusan gunung berapi, uap air laut. Partikulat juga
dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang
mengandung senyawa karbon murnni atau tercampur dengan gas-gas organik
seperti halnya penggunaan mesin diesel yang tidak terpelihara dengan baik dan
pembakaran batu bara yang tidak sempurna.
Pada umumnya menghasilkan pratikulat dalam jumlah yang lebih sedikit.
Emisi pratikulat tergantung pada aktivitas manusia terutama dari pembakaran
bahan bakar fosil. Sumber-sumber non industri seperti pembakaran sampah
domestik atau komersial.

D. Sumber TSP.
Partikulat di udara tidak hanya dihasilkan dari emisi langsung berupa
partikulat, tetapi juga dari emisi gas gas tertentu yang mengalami kondensasi dan
membentuk partikulat sehingga ada partikulat primer dan sckunder. Sumber
partikulat adalah:
1. Sumber alami, antara lain erasal dari abu vulkanik, kebakaran hutan, serta
bunga yang diterbangkan angin, angin yang membawa partikel tanah, dan
serpihan batuan , penguapan garam air laut.
2. Sumber antropogenik berasal dari kegiatan industri, aktivitas manusia,
kendaraan bermotor dan lain-lain. Sumber antropogenik terbagi lagi menjadi 2
sumber yaitu sumber diam atau statis seperti cerobong asap PLTU dan sumber
bergerak atau dinamis seperti kendaraan bermotor.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TSP.


Salah satu faktor yang mempengaruhi TSP adalah faktor meteorologi, yang
terdiri dari
1. Suhu pada suhu tinggi akan lebih banyak partikel yang terhisap
dibandingkan dengan suhu rendah. Karena kecepatan mengendap partikel
pada suhu tinggi lebih lambat dibandingkan pada suhu rendah
2. Kelembapan, partikel debu lebih cepat mengendap pada kelembapan lebih
tinggi dibandingkan kelembapan lebih rendah.
3. Arah dan kecepatan angin, Penyebaran partikulat dipengaruhi oleh
kecepatan angin dan arah angin. Partikel debu dapat menempuh perjalanan
yang jauh oleh angin sebagai pembawanya.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan.
3.1.1 Alat Total Partikulat Tersuspensi (TSP) High Volume Sampler (HVS).
Peralatan sampling terdiri atas 3 unit:
a. Face plate (plat bagian depan) dan gasket;
b. Filter adapter;
c. Motor pompa vakum.
Ketiga alat tersebut dilindungi oleh shelter. Hi-Vol Sampler harus mampu
menghisap udara melalui filter fiber glass berukuran 20,3 x 25,4 cm2 dengan
kecepatan aliran udara minimum 1,13 m3/mnt (30 cfm) dan mampu beroperasi
selama 24 jam.

Keterangan:
A. Pengontrol laju aliran H. Filter Holder
B. Indikator waktu I. Plat filter
C. Pompa kontrol laju aliran J. Shelter (pelindung)
D. Pengukur waktu digital
E. Perekam waktu
F. Motor pompa
G. Perekam laju aliran udara
3.2 Prosedur Praktikum
A. Sebelum Praktikum:
1. Bersihkan filter fiber yang digunakan dari kotoran dengan menggunakan
sikat kecil.
2. Filter dikondisikan selama 24 jam kemudian ditimbang dengan neraca
analitik (pemberian nomor pada filter dilakukan sebelum penimbangan).
Sebelum sampling dilakukan filter tidak boleh rusak;
3. Setelah ditimbang, letakkan filter dalam file box yang telah diisi dengan
silica gel dan dilapisi dengan kertas atau alumunium foil;
4. Tutup rapat file box dengan selotip/plester agar tidak berkontak dengan
udara luar.

B. Pada Saat Praktikum:


1) Total Partikulat Tersuspensi (TSP) High Volume Sampler (HVS).
1. Siapkan sumber arus lisrik, pastikan voltase alat sama dengan voltase
sumber arus listrik.
2. Pasang filter dengan rapi di antara face plate dan gasket, pasang alat
pengukur debit sesuai dengan waktu pengukuran.
3. Hidupkan HVS dan setelah berjalan 5 menit catat kecepatan aliran udara.
Biarkan sampling berlangsung selama 1 jam.
4. Catat kondisi meteorologi (suhu, tekanan udara, kelembapan udara, arah,
dan kecepatan angin) minimal setiap 10 menit, dan apabila sampling
berakhir catat kembali laju aliran udara.
5. Setelah praktikum berakhir, matikan alat HVS, face plate dibuka dan filter
dikeluarkan, filter dilipat sedemikian rupa sehingga bagian yang
mengandung partikel tersuspensi saling berhadapan.
6. Masukkkan filter tersebut ke dalam plastik.
7. Kondisian filter dalam desikator minimal 24 jam.

C. Setelah Praktikum
1. Timbang filter yang telah di kondisikan minimal 5 kali pengukuran untuk
masing-masing filter.
3.3 Perhitungan:
Konversikan kecepatan aliran udara dari cuft menjadi m3/mnt.
1. Volume udara yang dihisap.
(Q1  Q 2  ...  Q n )xT
V= ........................................(persamaan 1)
n
Dimana:
V: volume udara yang terhisap (m3)
Q1 : kecepatan aliran udara awal (m3/mnt)
Q2 : kecepatan aliran udara akhir (m3/mnt)
T : waktu sampling (mnt)
N: jumlah data pengukuran

2. Volume STP.
Ps x Vs = Pstp x Vstp ...........................................(persamaan 2)
Ts Tstp

Dimana:
Pstp = tekanan standar (1 atm/760 mmHg)
Vstp = volume standar
Tstp = suhu standar (25º C/298 K)

3. Hitung konsentrasi partikel tersuspensi.

(Ws  Wo) x 10 6
C= ...............................................(persamaan 3)
VSTP
Lembar Kerja Modul I
PARTIKULAT

A. Berat Filter untuk Total Partikulat Tersuspensi.

No Berat Awal (Wo) Berat Akhir (Wt) Selisih

B. Berat Filter untuk Particulate Matter (PM2,5).

No Berat Awal (Wo) Berat Akhir (Wt) Selisih


C. Kondisi Meteorologi
No. Filter : Hari/Tanggal :
Lokasi : Waktu :

Data Jam Suhu Tekanan Flowrate Kecepatan Arah Kelembapan


ke (°C) (inHg) (cfm) Angin Angin
(m/dt)

Padang, 2019

Diketahui Oleh:
Asisten LKU Asisten LKU

(........................................) (......................................)
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Imfatul. 2019. Jurnal Kesehatan Lingkingan : ANALISIS KADAR


DEBU PM 2,5 DAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA INDUSTRI
PUPUK ORGANIK DI NGANJUK. Vol. 11, No. 2. Departemen Kesehatan
Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kampus C UNAIR Jl.
Mulyorejo Surabaya

Chahaya, I. 2003. Pengendalian Pencemaran Udara Melalui Penanganan Emisi


Gas Buang Kendaraan Bermotor. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Gindo, Agus & Hari, Budi. 2016. PENGUKURAN PARTIKEL-PARTIKEL


UDARA AMBIEN (TSP, PM10, PM2,5) DI SEKITAR CALON LOKASI
PLTN SEMENANJUNG LEMAHABANG. Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Pengolahan Limbah VI. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-
BATAN. Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

Otto, Soemarwoto. 2004. Buku Ekologi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan.


Jakarta; Djambatan.

Rahmadini, Rafini dkk. 2005. ANALISIS RISIKO TOTAL SUSPENDED


PARTICULATE (TSP) PADA TAHAP PEMBANGUNAN JALAN
TERHADAP KESEHATAN PEKERJA (STUDI KASUS:
PEMBANGUNAN JALAN KENDAL – BATAS KOTA SEMARANG,
JAWA TENGAH. Vol. 4., No.4 Program Studi Teknik Lingkungan.
Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang

Anda mungkin juga menyukai