Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Perairan air tawar, salah satunya waduk dan telaga menempati ruang yang lebih
kecil bila dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem
air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah
tangga dan industri yang murah. Perairan air tawar merupakan tempat
disposal/pembuangan yang mudah dan murah.Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh
adanya interaksi antara makhluk dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup
dengan makhluk hidup lainnya dan antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotik
(habitat). Interaksi dalam ekosistem didasari adanya hubungan saling membutuhkan
antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk
kebutuhan dasar hidup bagi makhluk hidup.

Dilihat dari aspek kebutuhannya, sesungguhnya interaksi bagi makhluk


hidup umumnya merupakan upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan
hidupnya yang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan
pergerakan.Keberlangsungan tersebut membuat setiap individu berjuang untuk
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga mereka memproduksi
segala hal yang mereka butuhkan dalam melangsungkan hidupnya.

Hanya 3% air di permukaan bumi ini adalah air tawar. Sebagian besar dapat
membeku dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer. Sisanya terdapat dalam
danau, kolam, sungai, dan aliran.
Perairan tawar kebanyakan berupa perairan pedalaman. Susunan dan kadar garam
terlarutnya relative rendah atau dapat diabaikan. Ekosistem perairan tawar dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu air tawar mengalir (lotik) dan ait tawar diam (lentik).
Air tawar mengalir terdiri dari air bergerak yang mengalir terus-menerus kearah
tertentu, termasuk semua sungai dan aliran dengan segala ukuran. Sedangkan periaran
tawar lentik terdediri dari air tergenang, seperti danau, kolam, dan rawa.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perairan lentik?
2. Jelaskan tentang perairan lotik?

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui organisme apa saja yang terdapat diperairan lotik dan
lentik dan jenis – jenis ekosistem perairan lentik dan lotik.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1. Perairan Lentik (menggenang)
Perairan Lentik (lentic water) atau Perairan menggenang disebut juga perairan
tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air
terakumulasi dalam periode waktu yang lama. Arus tidak menjadi faktor pembatas
utama bagi biota yang hidup didalamnya.

Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di


dalamnya aliran atau arus air tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran
air tidak begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di
dalamnya. Pada perairan ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah
pembagian wilayah air secara vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap
lapisannya, contoh dan jenis perairan ini adalah danau, rawa, situ, kolam dan perairan
menggenang lainnya.

Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang didasari oleh ada
tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik dan
profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya, perairan
menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion, dan
hipolimnion.

Kelompok organisme di perairan menggenang berdasarkan niche utama dalam


kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof), makro konsumer (heterotrof)
dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme yang ada di perairan
menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos, plankton, perifiton, nekton
dan neuston.

 Distribusi Organisme di Perairan Menggenang

Pada zona litoral, produser utamanya adalah tanaman yang berakar (anggota
spermatophyta) dan tanaman yang tidak berakar (fitoplankton, ganggang dan tanaman
hijau yang mengapung). Sedangkan konsumernya meliputi beberapa larva serangga
air seperti, platyhelminthes, rotifer, oligochaeta, moluska, amphibi, ikan, penyu, ular
dan lain sebagainya.

Pada zone limnetik, produsernya terutama fitoplankton dan tumbuhan air


yang terapung bebas seperti, water hyacinth (Eichornia crassipes), Cerratophyllum
spp, Utricularia spp, Hydrilla verticillata, duckweed (Lemna spp); dan vascular

3
plants, seperti: Equisetum spp; Ioetes spp dan Azolla spp. Sedangkan konsumernya
meliputi zooplankton dari copepoda, rotifera dan beberapa jenis ikan.

Pada zona profundal, banyak dihuni oleh jenis-jenis bakteri dan fungi,
cacing darah, yang meliputi larva chironomidae, dan annelida yang banyak
mengandung haemoglobin, jenis-jenis kerang kecil seperti anggota famili sphaeridae
dan larva “phantom” atau Chaoboras (corethra). Rantai makanan adalah suatu transfer
energi dari tumbuhan melalui serangkaian organisme dengan jalan makan-memakan.
Pada tiap transfer ada 80-90% energi potensial yang hilang sebagai panas. Oleh
karena itu rantai makanan dalam satu deretan jumlahnya terbatas, biasanya 4 - 5
tingkat. Makin pendek rantai makanan, maka lebih banyak tersedia energi yang dapat
dimanfaatkan.

Jenis Ekosistem Perairan secara Tergenang (Lentik)

A. Danau

Danau merupakan kumpulan air yang seolah-olah berda dalam suatu baskom
dan tidak mempunyai hubungan dengan laut atau merupakan suatu badan air yang
menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter
persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari.
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut
daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di
danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi.

4
Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

1. Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan
optimal. Contohnya berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi,
reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa
mamalia yang sering mencari makan di danau.

2. Daerah limnetic
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat
ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk
ganggang dan sianobakteri. Zooplankton limnetic hanya terdiri dari beberapa jenis
tetapi jumlah individual mungkin besar. Copepod,cladocera dan rotifer umumnya
paling penting dan jenis ini amat berbeda dari yang dijumpai di zona litoral. Nekton
limetik di daerah air tawar hampir seluruhnya terdiri dari ikan. Di dalam kolam, ikan
di zona limetik sama dengan ikan di zona litoral tetapi di perairan yang lebih luas
beberapa jenis mungkin hanya sampai di daerah limnetic.

3. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Karena
tidak ada cahaya, penghuni daerah profundal tergantung pada daerah limnetic dan
litoral untuk bahan makanan dasar. Sebaliknya zona profundal memberikan nutrisi

5
yang telah di daur ulang yang terbawa oleh arus dan binatang yang berenang ke zona
lain.

4. Daerah bentik
Daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu


sebagai berikut:

1. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena
fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali,
dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang
tahun.

2. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya
keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dangkal, kaya akan fosfor, bahan
organik dan plankton sertaoksigen terdapat di daerah profundal. Danau atau kolam
Eutrofik mempunyai keanekaragaman organisme yang tinggi.
 Kolam

Kolam umumnya di definisikan sebagai kumpulan air yang dangkal dan sifat
umumnya relatif merupakan air tenang dan kaya akan vegetasi.
Kolam dapat dibagi atas :

Kolam berasal dari danau yang luas.

a. Kolam yang tidak berhubungan dengan danau, ukurannya kecil.

b. Kolam buatan manusia

Berdasarkan musim, kolam dapat di bedakan atas :

a. Kolam sementara (Kolam sementara hanya ada pada waktu ada tertentu.)

b. Kolam permanen (Kolam permanen berisi air sepanjang tahun.)

6
Kolam merupakan tempat tinggal yang baik bagi hewan-hewan invertebrata
misalnya:

a. Flagellata terdiri dari Euglena, Pandoria, Rudorina dan volvox.

b. Diantara Coelenterata, hydra sering terlihat menempel pada tanaman dibawah air

c. Filum Platyhelminthes seperti turbellaria tedapat di bawah batu dan di antara


vegetasi.

d. Annalida diwakili oleh cacing tanah air tawar seperti Limicoloa,

e. Arthropoda merupakan bentuk yang dominan terdapat dalam perairan kolam.

 Rawa

Rawa dan payau merupakan bentuk peralihan antara air terbuka dan dataran.
Rawa biasanya dikelilingi vegetasi, umunya dangkal dan tanaman mengapung.
Vegetasi rawa terdiri dari tumbuh-tumbuhan menahun yang selalu hijau yang
diselingiu oleh tamnaman merambat. Variasi atau keanekargaman hewan sangat kecil.
Terdapat protozoa, rotifer, nematode, larva capung, Amphisoda, Isopoda, ikan, dan
kura-kura. Pada lapisan dasar terdapat insekta, keong, dan ikan-ikan. Dalam keadaan
yang tidak menyenangkan penghuni rawa membentuk kista. Sebagai contoh ikan
(lepidosiner dan ceratodus) mem bungkus diri dengan lumpur selama beberapa bulan.

2.2. Perairan Lotic (mengalir)


Perairan lotik (lotic water) atau Perairan mengalir dicirikan adanya arus yang
terus menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air
berlangsung terus-menerus. Ekosistem Lotik adalah ekosistem yang airnya bergerak
mengalir, misalnya selokan, parit, atau sungai. Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya
mengalir, merupakan ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi.
Aliran air dalam ekosistem lotik merupakan faktor pembatas bagi organisme yang ada
di dalamnya. Artinya organisme yang tidak dapat melakukan adaptasi terhadap
adanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini juga dapat menjadi penentu jenis dan
komposisi komponen biotik dalam ekosistem. Aliran air tergantung pada topografi,
besarnya sungai dan debit air yang mengalir. Misalnya, jenis organisme di pinggir
sungai berbeda dengan jenis organisme di dalam atau di dasar sungai.

7
Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah tergantung pada musim. Di
pulau Jawa, pada umumnya air sungai keruh dan banjir di musim hujan sedangkan di
musim kemarau airnya kecil dan bahkan mengering. Keadaan ini merupakan suatu
indikator adanya kerusakan ekosistem darat didaerah hulu sungai.

Sebagai suatu ekosistem terbuka, kosistem lotik memperoleh kiriman bahan


organik yang terbawa aliran air dari daerah hulu atau daratan misalnya, berupa
bangkai, sampah atau daun-daun yang gugur ke sungai. Meskipun dari ekosistem
lotik itu sendiri hewan-hewan dapat memperoleh makanan, beberapa hewan sungai
ada yang memakan bahan organik yang terbawa aliran air. Jadi, ekosistem lotik
mendapat pengaruh yang besar dari ekosistem daratan.

Aliran air memudahkan terjadinya persentuhan antara permukaan air yang


luas dengan udara. Apalagi, jika disepanjang ekosistem lotik terdapat jeram, riak-riak
kecil, dan air terjun. Keadaan yang demikian menyebabkan kadar oksigen terlarut
relatif tinggi. Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada hewan-hewan
sungai untuk hidup dilingkungan yang cukup oksigen, sehingga mereka menjadi peka
terhadap kekurangan oksigen. Adanya bahan pencemar yang dapat mereduksi
(mengurangi) oksigen terlarut dapat menimbulkan bencana bagi hewan air itu.

Terdapat beberapa perbedaan antara ekosistem sungai dimana terdapat aliran


air dan ekosistem danau yang airnya tenang/menggenang.

a. Adanya arus
b. Pertukaran antara air dengan dasar lebih intensif karena adanya arus.
c. Pada air mengalir, kadar oksigen lebih tinggi dibandingkan air tenang
d. Percampuran suhu dan kandungan zat lebih merata

Pada air mengalir terdapat beberapa adaptasi organism sebagai berikut :

a. Melekat permanen pada substrat yang tetap misalnya batu dan tanaman

b. Mempunyai alat kait tau penghisap untuk melekat pada tempat yang licin

c. Permukaan bawah tubuh dapat dipakai untuk melekat. Beberapa jenis hewan dapat
melekat pada dasar dengan perantaraan bagian tubuh yang lekat seperti golongan
siput dan cacing pipih.

8
d. Bentuk badan strean line. Insekta, larva, dan ikan mempunyai bentuk tubuh
menyerupai telur yang membulat di depan dan membulat di belakang untuk
mengurangi tekanan air.

e. Bentuk tubuh pipih. Hewan di perairan mengalir mempunyai bentuk tubuh pipih
agar mudah bersembunyi di bawah batu

f. Rheothaksis positif. Organisme Air mengalir selalu berusaha berenang menentang


arus berbeda dengan organism perairan tenang yang bila diletakkan di perairan tenang
yang bila diletakkan di perairan mengalir selalu mengikuti arus.

g. Tigmotaxis positif. Organisme perairan lotik mempunyai kecenderungan


bergantung dan menempel pada permukaan.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

9
Ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan
sumber air rumah tangga dan industri yang murah. Sebuah perairan yang tercemar
ditandai dengan kandungan CO yang lebih besar bila dibandingkan dengan
kangdungan oksigennya (O2). Terdapat korelasi antara tingkat pencemaran air dengan
organisme yang hidup dalam sebuah perairan air tawar. Semakin tinggi kadar CO ,
maka kepadatan populasi semakin rendah. Semakin tinggi kadar O2 dan kecerahan
air maka kepadatan populasi semakin tinggi.

3.2. Saran

Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan dilakukannya pemeliharaan


untuk menjaga kualitas lingkungan perairan air tawar. Meningkatnya aktivitas
manusia di bantaran sungai dalam pemenuhan kebutuhannya mengancam terjadinya
degradasi kualitas lingkungan perairan air tawar sehingga perlu dilakukan
pengelolaan terpadu untuk menjaganya agar tetap terpelihara dengan baik dan
terkontrol.

10

Anda mungkin juga menyukai