Anda di halaman 1dari 13

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

KADER POSYANDU DESA PUSPO

NINGSIMAS BOGANG

(PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT DENGAN BONGGOL GEDANG)

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS PUSPO

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat dan berkah Tuhan Yang Maha Esa, telah dapat kami susun
Laporan Kerja Program Inovasi Upaya Kesehatan Masyarakat desa Puspo sebagai bentuk
kewajiban kami dalam laporan dan evaluasi pelaksanaan Program. Harapan kami
Program Inovasi “ NINGSIMAS BOGANG ” dapat memberikan manfaat sebagaimana
yang diharapkan.

Pelaksana Program menyadari sepenuhnya bahwa program inovasi ini masih jauh
dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan yang ada pengalaman, pengetahuan dan
waktu. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan program inovasi ini.

Atas terlaksananya program inovasi ini ucapan terimakasih yang mendalam dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada:

1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Bapak dr Agung Basuki, M.Kes


2. Camat Puspo, Bapak Sudiro S.SOS yang telah memberikan dukungan atas
terlaksananya program inovasi ini.
3. Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Puspo, dr. H.M Shouni Sholahuddin selaku
mentor yang telah memberikan banyak bantuan maupun arahan dalam
pelaksanaan program inovasi ini.
4. Dokter Kedua, dr. Ratih Nuzuhria selaku pencetus nama program dan mentor yang
telah memberikan banyak bantuan dan tenaganya dalam pelaksanaan pogram
inovasi ini.
5. Kepala Desa Puspo, Bapak Bagus Trangono yang telah memberikan bimbingan
dan dukungan sepenuhnya agar program inovasi ini dapat berjalan dengan baik
6. Para pemuda karang taruna komunitas KOMPAK Dusun Kebon Tengah desa
Puspo yang telah memberikan partisipasi ide, dan tenaganya dalam melaksanakan
program inovasi ini.
7. Seluruh karyawan UPTD Kesehatan Puskesmas Puspo
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan dan semoga program inovasi
ini bisa terlaksana dengan lancar serta bermanfaat bagi intitusi kami maupun pihak
lain yang terkait dalam program inovasi ini.
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pohon pisang selama ini masih menjadi limbah organic produktif, keadaan ini
dikarenakan Bonggol Pisang kuranng tersentuh oleh masyarakat secara umum,
Keberadaan pohon pisang di kecamatan puspo melimpah, namun kondisi ini
menjadi masalah ketika pohon pisang yang sudah tidak produktif ditebang dan
bonggolnya dapat menjadi tempat prindukan nyamuk. Masayarakat tidak
mengetahui manfaatkan bonggol pisang yang memiliki gizi tinggi yang dapat
menjadi sebuah produk olahan yang mempunyai nilai ekonomis serta dapat
bermanfaat langsung bagi masyarakat.

Kecamatan Puspo yang saat ini secara umum tingkat ekonomi


masyarakatnya, mayoritas berada pada level menengah kebawah. Memerlukan
sebuah terobosan baru untuk dapat meningkatkan pendapatan financial. Status
ekonomi masyarakat Puspo pada umumnya berbanding lurus dengan sisi
kesehatanmasyarakat. Baik itu dimelalui dari penerapan pola hidup bersih sehat
yang masih belum terlaksana dengan baik juga kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap pemenuhan gizinya..

Melalui pengolahan Bonggol Pisang menjadi makanan penunjang berupa


Keripik dan Kerupuk Bonggol Pisang diharapkan mampu untuk mendongkrak
sisi ekonomi masyarakat lewat usaha mikro kecil menengah juga bermanfaat
bagi lingkungan serta kesehatan.Mengingat ketersediaan Bonggol Pisang untuk
di wilayah Kecamatan Puspo sangat melimpah.

II. AREA DAN FOKUS PROGRAM INOVASI

Berdasarkan latar belakang yang ada, daerah puspo yang berpotensi masih
banyaknya pohon gedang yang setelah tua ditebang menjadi sarang perindukan
nyamuk padahal pohon gedang tersebut kaya akan gizi yang dapat dijadikan
bahan alternatif sebagai peningkatan gizi masyarakat dari bahan lokal. Daerah
yang menjadi fokus untuk pengolahan bahan tersebut adalah daerah Desa
Puspo Dusun Kebontengah, inovasi tersebut diolah oleh kader posyandu dan
bekerjasama dengan karang taruna.
III. TUJUAN DAN MANFAAT PROGRAM INOVASI
1. Tujuan Program Inovasi
Tujuan kegiatan program inovasi
a. Terwujudnya masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
b. Terlaksananya masyarakat yang peduli lingkungan
c. Terwujudnya masyarakat yang mandiri yang produktif (UMKM Pengolahan
Bonggol Gedang)
d. Peningkatan gizi masyarakat dengan bahan lokal
e. Pemberdayaan masyarakat
2. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari program inovasi adalah:
1. Internal
a. Bagi pelaksana program
1) Sebagai salah satu inovasi di dalam mengembagkan potensi dan
kemampuan diri didalam menjalankantugas di UPTD Kesehatan
Puskesmas Puspo Kabupaten Pasuruan
2) Dapat meningkatkan kerjasama Tim dalam mewujudkan masyarakat
Puspo yang mandiri dan sehat.
b. Bagi UPTD Kesehatan Puskesmas Puspo
1) Sebagai bentuk peningkatan pelayanan terbaik untuk masyarakat Puspo
2) Sebagai bentuk inovasi melalui pemberdayaan masyarakat
3) Tercapainya Misi Puskesmas Puspo sebagai mewujudkan budaya Hidup
sehat menuju masyarakat yang mandiri
2. Eksternal
a. Bagi masyarakat
1) Mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai proses pengolahan
limbah produktif
2) Mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dari tenaga
kesehatan yang berkompeten
3) Terciptanya masyarakat Puspo yang sehat dan mandiri
b. Bagi Pemerintahan Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur:
1) Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Pasuruan dalam
menciptakan Kabupaten yang sehat lahir batin.
IV. RUANG LINGKUP PROGRAM INOVASI
Adapun yang menjadi ruang lingkup program inovasi yaitu:
1. Melakuakan koordinasi Lintas sektor terkait perubahan yang dilakukan
2. Melakukan koordinasi dengan tim pelaksana Program Inovasi di UPTD dan
Desa
3. Membuat Kerangka Acuan Kerja Pengolahan Bonggol Gedang dan Temu
Lintas Sektor dalam pelaksanaan program inovasi
4. Melakukan persiapan pendukung kegiatan Program Inovasi
5. Sosialisasi pengolahan Bonggol Gedang Kepada Masyarakat Desa
6. Penggalangan komitmen bersama dan penandatanganan pakta integritas
7. Pembentukan kelompok pengolahan bonggol gedang
8. Pelaksana Program inovasi
9. Pelaksana Monitoring dan evaluasi angka konsumen yang berkaitan dengan
peningkatan gizi masyarakat
V. KRITERIA KEBERHASILAN
1. Keadaan lingkungan tanpa bonggol yang menjadi sarang perindukan
nyamuk
2. Keadaan warga yang sehat mandiri\
3. Keadaan warga yang konsumeris terhadap bonggol gedang
4. Kedaan sekarang kelompok bonggol gedang anggotanya meningkat.
BAB II
PEMBAHASAN DESKRIPSI PROGRAM INOVASI

I. OUTPUT KUNCI PROGRAM INOVASI

Output yang akan dihasilkan dalam program inovasi ini baik output kunci antara
jangka pendek dan jangka menengah serta jangka menegah sebagai berikut:

1. DEFINISI DARI UMKM, KADER POSYANDU, BONGGOL PISANG


A. Pengertian UMKM

UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM
diatur berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,dan
Menengah. Berikut kutipan dari isi UU 20/2008.

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

B. Pengertian Kader Kesehatan

Kader Kesehatan adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan


ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela mengelola
posyandu. (Zulkifli, 2003).
Kader adalah pria atau wanita yang berbadan sehat jasmani dan rohani
serta mau bekerja secara sukarela mengelola posyandu (Din.kes.prov.jatim,
2006).

Kader posyandu merupakan pilar utama penggerak pembangunan


khususnya di bidang kesehatan (www.purwakarta.go.id). Mereka secara
swadaya dilibatkan oleh puskesmas dalam kegiatan pelayanan kesehatan desa
yang salah satunya adalah pemberian imunisasi Polio. Tanpa mereka kegiatan
pelayanan kesehatan di desa tidak banyak artinya (Mardiati, 2006). Kader
posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelola posyandu, karena merekalah
yang paling memahami masyarakat di wilayahnya (Dinkes.Prov. Jatim, 2006).
Kader bertugas melaksanakan penyuluhan di posyandu, salah satunya
penyuluhan tentang bayi / balita mengenai jadwal pemberian imunisasi dan
manfaatnya (Dinkes.Prov.Jatim, 2005).

C. Pengertian Bonggol Pisang

Bonggol Pisang adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh


masyarakat Indonesia. Bonggol Pisang mengandung energi sebesar 43
kilokalori, protein 0,6 gram, karbohidrat 11,6 gram, lemak 0 gram, kalsium 15
miligram, fosfor 60 miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain itu di dalam
Bonggol Pisang juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,01
miligram dan vitamin C 12 miligram.

2. Apa kandungan gizi dari Bonggol Pisang.


Kandungan gizi yang terdapat pada setiap 100 gram Bonggol Pisang,
dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %. Informasi Rinci Komposisi
Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Bonggol Pisang :

Nama Bahan Makanan : Bonggol Pisang


Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Bonggol Pisang yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Bonggol Pisang yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
1. Jumlah Kandungan Energi Bonggol Pisang = 43 kkal
2. Jumlah Kandungan Protein Bonggol Pisang = 0,6 gr
3. Jumlah Kandungan Lemak Bonggol Pisang = 0 gr
4. Jumlah Kandungan Karbohidrat Bonggol Pisang = 11,6 gr
5. Jumlah Kandungan Kalsium Bonggol Pisang = 15 mg
6. Jumlah Kandungan Fosfor Bonggol Pisang = 60 mg
7. Jumlah Kandungan Zat Besi Bonggol Pisang = 1 mg
8. Jumlah Kandungan Vitamin A Bonggol Pisang = 0 IU
9. Jumlah Kandungan Vitamin B1 Bonggol Pisang = 0,01 mg
10. Jumlah Kandungan Vitamin C Bonggol Pisang = 12 mg
11. Huruf Awal Nama Bahan Makanan : B
12. Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia serta sumber lainnya.

Hasil Penelitian Lain Pada Bahan Makanan Bonggol Pisang :

Nama Bahan Makanan : Bonggol Pisang Kering

Banyaknya Bonggol Pisang Kering yang diteliti (Food Weight) = 100 gr


Bagian Bonggol Pisang Kering yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
1. Jumlah Kandungan Energi Bonggol Pisang Kering = 245 kkal
2. Jumlah Kandungan Protein Bonggol Pisang Kering = 3,4 gr
3. Jumlah Kandungan Lemak Bonggol Pisang Kering = 0 gr
4. Jumlah Kandungan Karbohidrat Bonggol Pisang Kering = 66,2 gr
5. Jumlah Kandungan Kalsium Bonggol Pisang Kering = 60 mg
6. Jumlah Kandungan Fosfor Bonggol Pisang Kering = 150 mg
7. Jumlah Kandungan Zat Besi Bonggol Pisang Kering = 2 mg
8. Jumlah Kandungan Vitamin A Bonggol Pisang Kering = 0 IU
9. Jumlah Kandungan Vitamin B1 Bonggol Pisang Kering = 0,04 mg
10. Jumlah Kandungan Vitamin C Bonggol Pisang Kering = 4 m

No. Kandungan gizi Bonggol basah Bonggol kering


1 Kalori (kkal) 43.00 245.00
2 Protein (g) 0.36 3.40
3 Lemak (g) 0.00 0.00
4 Karbohidrat (g) 11.60 66.20
5 Kalsium (mg) 15.00 60.00
6 Fosfor (mg) 60.00 150.00
7 Zat besi (mg) 0.50 2.00
8 Vitamin A (SI) 0.00 0.00
9 Vitamin B1 (mg) 0.01 0.04
10 Vitamin C (mg) 12.00 4.00
11 Air (g) 86.00 20.00
12 Bagian yang dapat dimakan (%) 100.00 100.00
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI (1981) dalam Rukmana, R. (2005).
3. PEMANFAATAN BONGGOL PISANG
Pemanfaatan bonggol pisang sebagai makanan penunjang berupa keripik dan
kerupuk bagi penderita gizi buruk, dikarenakan nilai gizi yang terkandung dalam
Bonggol Pisang mencukupi apabila digunakan sebagai sarana peningkatan asupan
gizi. Selain itu pemanfaatan bonggol pisang cukup mudah, cara memperoleh bahan
baku bonggol pisang untuk diwilayah Kecamatan Puspo relatif mudah untuk
didapatkan. Pembuatan keripik dan kerupuk bonggol pisang dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat dari sisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

4. CARA PEMBUATAN KERIPIK DAN KERUPUK BONGGOL PISANG

A. CARA PEMBUATAN KERIPIK BONGGOL PISANG


a. Pilih bonggol pisang terbaik dan segar.

b. Bagian tengah dari bungkil (yang berwarna putih) diiris tipis lalu direndam
dengan air garam selama 1 hari (untuk menghilangkan rasa sepet dan getir).

c. Kemudian bonggol pisang direbus selama 3 jam menggunakan api kecil,


kemudian jika sdh selesai bonggol dicuci sampai bersih.

d. Irisan bonggol pisang dijemur hingga kering.

e. Irisan bonggol pisang yang sudah kering kemudian digoreng dalam minyak
panas dengan api sedang, lalu ditiriskan.

f. Kerupuk dapat dikonsumsi atau dikemas dalam kantung plastik.

B. CARA PEMBUATAN KERUPUK BONGGOL PISANG

a. Pilih bonggol pisang terbaik dan segar.

b. Bagian tengah dari bungkil (yang berwarna putih) dipotong kecil" lalu direndam
dengan air garam selama 1 hari (untuk menghilangkan rasa sepet dan getir).

c. Kemudian bonggol pisang direbus selama 3 jam menggunakan api kecil,


kemudian jika sdh selesai bonggol dicuci sampai bersih.
d. Bonggol rebus dihaluskan dengan cara ditumbuk atau diparut.

e. Bonggol halus diperas dengan menggunakan kain sampai airnya habis.

f. Bonggol halus diseduh dengan air panas sampai terendam, didiamkan


sebentar, lalu diperas lagi sampai airnya habis.

g. Bumbu-bumbu dihaluskan, dicampur dengan bonggol pisang yang telah


dihaluskan tersebut, diaduk-aduk sampai tercampur rata.

h. Tepung tapioka dimasukkan lalu diuleni sampai adonan berwarna agak putih
dan terasa liat.

i. Adonan dipipihkan di atas selembar daun pisang hingga tipis.

j. Adonan dikukus sampai matang (berubah warna) sekitar 10 menit.

k. Adonan tipis kerupuk dijemur di bawah sinar matahari beserta daunnya.

l. Bila sudah setengah kering, adonan dilepaskan dari daun pisang dan dijemur
lagi hingga kering.

m. Kerupuk mentah digoreng dalam minyak panas dengan api sedang, lalu
ditiriskan.

n. Kerupuk dapat dikonsumsi atau dikemas dalam kantung plastik.

5. YANG DIBUTUHKAN DALAM PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN NILAI


EKONOMIS DARI PRODUK KERIPIK DAN KERUPUK BONGGOL PISANG

Sertifikasi terhadap produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) keripik
dan kerupuk bonggol pisang sangat diperlukan. Peran serta aktif unsur pemerintahan
terkait dalam mendukung peningkatan dan pengembangan produk keripik dan kerupuk
bonggol pisang sangat dibutuhkan. Unsur pemerintahan mulai dari tingkat terkecil
(Desa, sebagai pendamping dan Pembina kegiatan masyarakat) hingga unsur
pemerintahan tingkat atas harus berkesinambungan.
Beberapa bentuk sertifikat yang dibutuhkan guna peningkatan dan
pengembangan nilai ekonomis dari produk keripik dan kerupuk bonggol pisang, antara
lain sebagai berikut:
A. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan.

B. Industri Pangan (UMKM Pangan) bukan skala IRTP


Semua Industri Pangan bukan skala IRTP, termasuk UMKM Pangan (definisi
UMKM lihat UU no.20 tahun 2008 tentang UMKM), wajib mendaftarkan
produknya ke Badan POM RI sesuai persyaratan yg ditetapkan dalam
Peraturan Kepala Badan POM RI :
Perka Badan POM RI No. Hk.03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Tentang
Pendaftaran Pangan Olahan;
Pada peraturan ini diatur antara lain :
a) Pengecualian ketentuan Persetujuan Pendaftaran Pangan Olahan
b) Kriteria Pangan Olahan yang didaftarkan
c) Kriteria Keamanan Pangan Olahanyang di daftar
d) Kriteria dan Tanggung Jawab Perusahaan
e) Ketentuan Importir dan distributor Pangan Olahan
f) Pemeriksaan Sarana Produksi dan Distribusi oleh petugas Balai
Besar atau Balai POM setempat (Sebelum melakukan Pendaftaran
Pangan Olahan, Pendaftar wajib mengajukan permohonan audit
sarana produksi atau sarana distribusi kepada Kepala Balai
setempat).
g) Kriteria dan Tanggung Jawab Pendaftar
h) Persyaratan Pendaftaran Pangan Olahan
i) Tata Cara Pendaftaran Pangan Olahan
j) Masa berlaku surat persetujuan pendaftaran
k) Pendaftaran Kembali sebelum Surat Persetujuan Pendaftaran
berakhir
l) Penilaian Kembali dengan adanya data atau informasi baru terkait
dengan keamanan, mutu, gizi, dan Label Pangan Olahan
m) Sanksi untuk Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan
ini
n) Persyaratan Pendaftaran pangan Olahan (Lampiran 1)
o) Persyaratan Label Pangan Olahan (Lampiran 3)
C. Sertifikat Halal dari MUI.

Disamping dari beberapa sertifikat dan persyaratan yang dibutuhkan sesuai


dengan yang sudah tercantum diatas. Peningkatan dan pengembangan produk keripik
dan kerupuk bonggol pisang juag membutuhkan sarana dan prasarana penunjang.
Beberapa sarana dan prasarana penunjang tersebut, antara lain adalah:
A. Mesin pemotong yang digunakan untuk irisan keripik.
B. Mesin penggorengan keripik dan kerupuk bonggol pisang (VACUM FRYER).
C. Mesin pengering (Mesin Penguapan).
D. Sarana gedung yang berfungsi sebagai tempat produksi keripik dan kerupuk
bonggol pisang.
E. Penyuluhan tentang system pemasaran produk hasil olahan bonggol pisang.
F. Pinjaman modal usaha bagi kader posyandu sebagai salah satu unsur dasar dalam
system manajemen ekonomi.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Bahwa Bonggol Pisang apabila dimanfaatkan secara optimal dapat
membantu sebagai makanan penunjang bagi penderita gizi buruk, dikarenakan
nilai gizi yang terkandung dalam Bonggol Pisang mencukupi jika digunakan
sebagai sarana peningkatan asupan gizi. Disamping itu pengelolaan Bonggol
Pisang cukup mudah, ketersediaan bahan baku Bonggol Pisang sangat
melimpah. Pembuatan keripik dan Kerupuk Bonggol Pisang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dari sisi UMKM apabila dapat
dimanfaatkan secara maksimal.

2. SARAN
A. Mohon kiranya Bapak Ibu dari Dinas Kesehatan Provinsi JAWA TIMUR
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan dan Puskesmas Puspo dapat
menunjang proses pemanfaatan limbah organik produktif Bonggol Pisang
dengan mengeluarkan sertifikat kandungan nilai gizi kepada produk keripik
dan Kerupuk Bonggol Pisang kader posyandu Desa Puspo.
B. Mohon kiranya Bapak Ibu dari Dinas Kesehatan Provinsi JAWA TIMUR
melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan dan Puskesmas Puspo dapat
menunjang proses pemanfaatan limbah organik produktif Bonggol Pisang
dengan mengeluarkan sertifikat penyuluhan aman pangan dan membantu
proses sertifikasi BPOM.
C. Besar harapan kami kepada pemerintahan Desa Puspo dan Kecamatan
Puspo untuk dapat mendorong dan menunjang produktifitas kader posyandu
Desa Puspo melalui pemanfaatan limbah organik produktif Bonggol Pisang
agar lebih maksimal dan optimal.

Anda mungkin juga menyukai