Anda di halaman 1dari 10

A.

Latar Belakang

Isolasi Sosial atau Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang

mengalami ketidak mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang

lain atau dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien

dengan perilaku menarik diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan

untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien melakukan usaha untuk

melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien

menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga

kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri, semakin

banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial

dan emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Dalam

membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon yan

adaptif sampai dengan maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang

dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang berlaku,

sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu

dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-

norma sosial dan budaya.

Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering sekali terjadi dalam

kehidupan sehari hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri

sehingga melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif

penulis berusaha memberikan asuhan keperawatan yang semaksimal

mungkin kepada pasien dengan masalah keperawatan utama kerusakan

interaksi sosial : menarik diri. Menurut pengajar Departemen Psikiatri,


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Surjo Dharmono, penelitian

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di perbagai Negara menunjukkan,

sebesar 20-30 persen pasien yang datang ke pelayanan kesehatan dasar

menunjukkan gejala gangguan jiwa. Bentuk yang paling sering adalah

kecemasan dan depresi.

Dari segi kehidupan sosial kultural, interaksi sosial adalah merupakan hal

yang utama dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai dampak adanya

kerusakan interaksi sosial : menarik diri akan menjadi suatu masalah

besar dalam fenomen kehidupan, yaitu terganggunya komunikasi yang

merupakan suatu elemen penting dalam mengadakan hubungan dengan

orang lain atau lingkungan disekitarnya

B. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).

Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam

rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu

fokus terapi adalah membuat sadar diri (self-awareness). Peningkatan hubungan

interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.

Kelompok adalah suatu system social yang khas yang dapat didefinisikan dan

dipelajari. Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling berinteraksi,


interelasi, interdependensi dan saling membagikan norma social yang sama

(Stuart & Sundeen, 1998).

C. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi terhadap

kemampuan pasien berinteraksi sosial.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kemampuan klien berinteraksi sosial sebelum dilakukan

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sosialiasi.

b. Mengidentifikasi kemampuan klien berinteraksi sosial setelah diberikan

dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi.

c. Menganalisis pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi

terhadap kemampuan pasien berinteraksi sosial.

D. Sesi yang Digunakan

SESI 1 : Kemampuan Memperkenalkan Diri

a. Tujuan

Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,

nama panggilan, asal dan hobi.

b. Setting

Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran ruangan nyaman

dan tenang
E. Klien

1. Kriteria klien

a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal

b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan

stimulus

2. Proses seleksi

a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.

c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:

menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan

aturan main dalam kelompok.

F. Waktu dan Tempat

Hari/ tanggal : Selasa, 17 September 2019.

Jam : 08.00 – selesai.

Tempat : Laboratorium Akper Panti Kosala.

G. Metode Terapi Aktivitas Kelompok

a. Dinamika kelompok.

b. Diskusi dan tanya jawab.

c. Bermain peran/ simulasi.

H. Media atau Alat


- Laptop

- Musik/ lagu

- Bola

- Buku catatan dan pulpen

- Kartu nama/ name tag

- Jadwal kegiatan klien

I. Setting Tempat

L CL

K K K K

Keterangan Gambar :

L : Leader :Observer

K : CL : Co-Leader : Klien

F : Fasilitator

J. Pembagian tugas

a. Leader : Tisya A

Tugas:
 Menyiapkan proposal kegiatan TAK

 Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok

sebelum kegiatan dimulai.

 Menjelaskan permainan.

 Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan

memperkenalkan dirinya.

 Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib

 Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok

b. Co-leader : Yuyun A

Tugas :

 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.

 Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.

c. Fasilitator : Abinta A

Tugas:

 Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.

 Memotivasi klien yang kurang aktif.

 Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan

memfasilitasi anggota kelompok

d. Observer : Yuyun A

Tugas :

 Mengobservasi jalannya proses kegiatan.

 Mencatat prilaku Verbal dan Non- verbal klien selama kegiatan

berlangsung.
K. Susunan Pelaksanaan

1. Fase Orientasi (5 menit)

a. Memperkenalkan diri

b. Menjelaskan tujuan therapi

c. Melaksanakan kontrak waktu

d. Membaca tata tertib

2. Fase Kerja (30 menit)

a. Appersepsi

b. Penjelasan tentang pengertia berkenalan

c. Penjelasan tentang cara berkenalan

d. Tanya jawab untuk dievaluasi

3. Fase Terminasi (10 menit)

a. Menanyakan perasaan anggota setelah mengikuti TAK

b. Menanyakan manfaat dari adanya TAK

c. Menarikkesimpulan dari TAK

d. Menutup jalannya TAK.

L. Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi social

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan


2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Memberi salam terapeutik : salam dari terapis

b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini

3. Kontrak

a. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.

b. Menjelaskan aturan main/terapi :

 Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin

kepada terapis.

 lama kegiatan 15 menit.

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

4. Tahap kerja

a. Jelaskan kegiatan, yaitu hidupkan laptop dan play musik serta bola

diedarkanberlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan pada

saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola

memperkenalkan dirinya.

b. Hidupkan musik kembali dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum

jam

c. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola

mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap , nama

panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.

d. Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan tempel/pakai.

e. Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.


f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi

tepuk tangan.

5. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak

2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. Rencana tindak lanjut

1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri

pada orang lain di kehidupan sehari-hari.

2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan

harian klien.

c. Kontrak yang akan dating

1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota

kelompok

2) Menyepakati waktu dan tempat

M. Kriteria

1. Evaluasi Struktur Terkait dengan Persiapan

a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat yang tertutup dan

memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.

b. Posisi tempat didalam ruang Laboratorium Akademi Keperawatan Panti

Kosala.

c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.


d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.

e. Leader, Co-leader, fasilitator, Observer berperan sebagaimana mestinya.

2. Evaluasi Proses Saat Kegiatan Dilakukan

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordiansi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu Leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung

jawab dalam antisipasi masalah.

f. Observasi sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada

kelompok yang berfungsi sebagai elevator kelompok.

g. Pesera mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

3. Evaluasi Hasil

Diharapkan 75% dari kelompok mampu memperkenalkan diri dengan

menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

Anda mungkin juga menyukai