Anda di halaman 1dari 8

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TERIPANG EMAS (Stichopus


hermanni) TERHADAP JUMLAH SEL BETA PANKREAS TIKUS PUTIH
GALUR WISTAR DIABETES YANG DIINDUKSI DENGAN
STREPTOZOTOCIN
PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIS

EXOUSIA KIRANA CHANDRA


2016.04.1.0070

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2019
USULAN PENELITIAN
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TERIPANG EMAS (Stichopus
hermanni) TERHADAP JUMLAH SEL BETA PANKREAS TIKUS PUTIH
GALUR WISTAR DIABETES YANG DIINDUKSI DENGAN
STREPTOZOTOCIN

PENELITIAN

Oleh
EXOUSIA KIRANA CHANDRA
2016.04.1.0070

Menyetujui:

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan metabolik umum yang
ditandai dengan kondisi hiperglikemia akibat pankreas tidak memproduksi
cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
secara efektif. Diabetes mellitus telah menjadi epidemik global. Dalam
beberapa dekade terakhir, jumlah kasus dan prevalensi diabetes melitus terus
meningkat. Menurut International of Diabetic Federation (IDF, 2017) prevalensi
diabetes mellitus di dunia mencapai 429,4 juta jiwa dan diperkirakan akan
mencapai 628,6 juta jiwa pada tahun 2045. Indonesia menempati peringkat
keenam tertinggi di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan
Meksiko dengan estimasi penyandang diabetes mellitus usia 20-79 tahun
sejumlah 10,3 juta jiwa. Sejalan dengan hal tersebut, Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) mencatat adanya peningkatan angka prevalensi diabetes yang
cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018.
Seiring dengan peningkatan insidensi global tersebut, diabetes mellitus
berpotensi menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di
masa mendatang (Powers, 2015). Kondisi hiperglikemia kronis dan disregulasi
metabolic pada diabetes melitus dapat menyebabkan perubahan patofisiologis
sekunder dan kerusakan pada berbagai sistem organ, seperti sistem
kardiovaskular, saraf, ginjal, dan mata (American Diabetes Association, 2013).
Diabetes mellitus merupakan penyebab utama gagal ginjal stadium akhir,
amputasi ekstremitas inferior non-traumatik, dan kebutaan pada orang dewasa
(Powers, 2015).
Insulin adalah hormon yang mengendalikan homeostasis glukosa
dalam tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel beta pada Pulau Langerhans pankreas
oleh adanya stimulus peningkatan kadar glukosa dalam darah. Insulin
menstimulasi peningkatan uptake glukosa dari dalam darah ke sel tubuh

2
sehingga glukosa dapat digunakan untuk memproduksi energi seluler. Kondisi
seperti defisiensi insulin dan resistensi insulin dapat menyebabkan terjadinya
hiperglikemia karena glukosa dalam darah tidak dapat masuk dan digunakan
oleh sel tubuh. Defisiensi sekreksi insulin dapat terjadi akibat kerusakan sel
beta pankreas yang memproduksi insulin (Powers, 2015) Terdapat berbagai
faktor yang dapat menyebabkan kerusakan sel beta pankreas, seperti genetik,
infeksi, trauma, kondisi hiperglikemia yang berkepanjangan, dan paparan zat
diabetogenik seperti toksin, obat-obatan, dan streptozotocin. Pada kondisi
diabetes, terdapat penurunan signifikan sekresi insulin maupun jumlah sel beta
pankreas. Destruksi sel beta pankreas ini erat hubungannya dengan
peningkatan kadar radikal bebas dan proses inflamasi. Hiperglikemia akan
menyebabkan autooksidasi glukosa, glikasi protein, dan aktivasi jalur
metabolisme poliol yang mempercepat pembentukan senyawa oksigen reaktif
sehingga timbul stress oksidatif.
Manajemen dan pengendalian diabetes mellitus yang kurang baik dapat
menimbulkan komplikasi serius dan kematian (Wazaify et al., 2011). Di
Indonesia, diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab kematian ketiga
tertinggi (SRS, 2014). Pengendalian diabetes mellitus yang baik dapat dicapai
melalui kombinasi beberapa faktor, seperti penggunaan obat rutin, terapi
insulin, perencaan makanan, dan latihan fisik (Ruslianti, 2008). Sayangnya,
konsumsi obat antidiabetik memiliki beberapa efek samping seperti
peningkatan berat badan, diare, perut kembung, dan kerusakan ginjal. Selain
itu, obat-obatan antidiabetik ini kurang efektif untuk menghambat progresivitas
diabetes mellitus dan menunda terjadinya komplikasi. Oleh karena itu,
dibutuhkan obat alternatif-komplementer yang dapat meredam stress oksidatif,
yaitu antioksidan.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas
wilayah laut sekitar 5,8 juta km2. Hal ini membuat Indonesia mempunyai
potensi kekayaan sumber daya hayati biota laut, salah satunya teripang.
Selama 200 tahun terakhir, Indonesia telah menjadi negara penghasil teripang

3
berkualitas di dunia. Pada tahun 2004, hasil produksi perikanan teripang di
Indonesia mencapai 184.631 ton dengan rata-rata peningkatan produksi
sebesa 51,37% (DKP, 2006). Pemanfaatan teripang sebagai bahan makanan
penuh nutrisi dan khasiat kesehatan telah dimulai sejak lama. Dewasa ini,
beberapa spesies teripang telah terbukti kaya akan komponen bioaktif yang
bermanfaat untuk kesehatan, salah satunya teripang emas (Stichopus
hermanni). Teripang emas (Stichopus hermanni) mengandung protein yang
tinggi (44-55%) dan berbagai komponen bioaktif seperti mukopolisakarida,
glucosamine, chondroitin sulfate, mineral, steroid, kolagen, flavonoid, saponin,
omega 3 – DHA dan EPA. Bahan bioaktif dalam teripang berfungsi sebagai
antioksidan, antifungi, antibakteri, antinosiseptif, dan anti inflamasi. Teripang
emas (Stichopus hermanni) terutama dikenal karena kandungan antioksidan
yang tinggi seperti senyawa aktif sapoonin dan kemampuannya dalam
merangsang regenerasi sel. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui
kemampuan kandungan antioksidan, cell growth factor, dan berbagai
komponen bioaktif lainnya dalam teripang emas (Stichopus hermanni)
terhadap jumlah sel beta pankreas pankreas tikus putih galur Wistar diabetes
yang diinduksi dengan streptozotocin.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak teripang emas (Stichopus
hermanni) terhadap jumlah sel beta pankreas tikus putih galur Wistar
diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak teripang emas
(Stichopus hermanni) terhadap jumlah sel beta pankreas tikus putih galur
Wistar diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin.

4
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak teripang emas
(Stichopus hermanni) terhadap jumlah sel beta pankreas tikus putih galur
Wistar diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Praktis
Apabila dalam penelitian sudah terbukti bahwa pemberian ekstrak
teripang emas (Stichopus hermanni) dapat meningkatkan jumlah sel beta
pankreas tikus putih galur Wistar diabetes yang diinduksi dengan
streptozocin, maka dapat menjadi pengobatan alternative-komplementer
berbahan dasar alami bagi penderita diabetes untuk membatu meningkatkan
jumlah sel beta pankreas.
1.4.2. Manfaat Teoritis
a. Manfaat Bagi Universitas
 Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh
pemberian ekstrak teripang emas (Stichopus hermanni) terhadap
jumlah sel beta pankreas tikus putih galur Wistar diabetes yang
diinduksi dengan streptozotocin.
 Dapat dijadikan sebagai referensi untuk digunakan dalam
penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Bagi Masyarakat
 Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
manfaat ekstrak teripang emas sebagai obat alternatif-
komplementer berbahan dasar alami untuk diabetes.
c. Manfaat Bagi Peneliti
 Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan
mengenai pengaruh pemberian ekstrak teripang emas

5
(Stichopus hermanni) terhadap jumlah sel beta pankreas tikus
putih galur Wistar diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin

6
7

Anda mungkin juga menyukai