Anda di halaman 1dari 2

Bismillah, yth..

Bapak Ibu
Musrenbang atau panjangnya adalah Musyawarah Perencanaan
Pembangunan merupakan forum multi-pihak yang secara bersama
mengindentifikasi dan menentukan prioritas kebijakan rencana
pembangunan yang akan dilakukan.

Ada 5 pendekatan yang digunakan dalam seluruh rangkaian perencanaan


pembangunan yang selama ini kita kenal yaitu pendekatan Politik,
Teknokratis, Partisipatif, serta pendekatan top down – bottom up.

Dari aspek yuridis, Musrenbang dilegitimasi oleh UU No. 25 Tahun 2004


tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta UU No. 32
Tahun 2004 jis UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Sementara itu, dalam konteks politis dan sosiologis, Musrenbang


merupakan wujud pelaksanaan dari “governance” yaitu penyelenggaraan
tata kelola pembangunan yang terintegrasi, Musrenbangdesa juga
sekaligus merupakan penyelarasan dari pendekatan “top-bottom” dan
“buttom-up”.

Kata kunci dari Musrenbang Desa adalah “partisipasi”. Musrenbang Desa


menjadi ruang kolektif bagi seluruh elemen pemangku kepentingan yang
ada di desa untuk bersama sama mewujudkan pembangunan, bagi
pemerintah, Musrenbang bermanfaat untuk mengabsorpsi berbagai
masukan yang muncul di tingkat bawah, sebaliknya bagi masyarakat,
Musrenbang menjadi instrumen sebagai sarana even publik guna
menyuarakan aspirasi-aspirasi terhadap pembuat kebijakan.

Sebagai salah satu rangkaian tahapan perencanaan pembangunan,


musrenbang desa ini adalah titik awal dari proses pengakomodasian
kebutuhan masyarakat untuk berlanjut nanti ke tahap berikutnya yaitu
musrenbang Kecamatan, Forum Perangkat Daerah dan nanti puncaknya
pada bulan Maret akan diselenggarakan Musrenbang tingkat Kota.

1
Salah satu yang menjadi keluhan selama ini terkait dengan Agenda
Musrenbang Desa ini yang kemudian menjadi salah satu bahan evaluasi
kita bersama adalah rendahnya tingkat keterserapan usulan kegiatan hasil
musrenbang menjadi program kegiatan yang dilaksanakan Oleh Perangkat
Daerah. Untuk itu sebagai salah satu bentuk usaha peningkatan kualitas
musrenbang ini, Pemerintah melakukan banyak aspek perbaikan.
1) Yang pertama dalam rangka peningkatan kualitas pembangunan Desa,
dari tahun ke tahun alokasi anggaran yaitu transfer dana dari Pemda
maupun Pusat terus meningkat, khusus Desa Torongrejo, menurut
catatan kami alokasi anggaran yang diperoleh dari ADD maupun DD
terus meningkat pada tahun 2017 tercatat Rp. 3, 4 milyar
(3.470.484.829)k pada tahun 2018 Rp. dan pada tahun 2019 ini kami
mencatat anggaran yang akan dikelola dalam APBDesa torongrejo
kurang lebih 4.620.510.172 (4,6 milyar)
2) Yang kedua terhadap daftar usulan kegiatan yang dihasilkan dari
pelaksanaan musrenbang Desa ini, nanti pada waktu sebelum dibahas
dalam forum kecamatan, harus dilaksanakan klarifikasi teknis
dilapangan terhadap kelayakan usulan kegiatan oleh perangkat daerah
bersama sama dengan Pihak Kecamatan difasilitasi oleh
Bappelitbangda
3) Yang ketiga, mulai perencanaan tahun 2019 ini kita akan menerapkan
kebijakan pagu indikatif kecamatan yaitu pagu belanja langsung
Perangkat Daerah yang akan digunakan untuk mengakomodasi
pembiayaan kegiatan hasil musrenbang. Sesuai Perwali Nomor 20
Thun 2015 tentang perencanaan pembangunan partisipatif, minimal
30 % dari alokasi belanja PD yang memiliki usulan musrenbang, harus
dialokasikan untuk membiayaian pelaksanaan kegiatan yang berasal
dari usulan musrenbang.

Anda mungkin juga menyukai