Anda di halaman 1dari 14

PSU 17

LEMBAR KERJA MAHASISWA


ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN
SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Li’anatul Mufidah (17030654014)
2. Amalia Hanifah (17030654031)
3. Dyah Puspita Ningrum (17030654046)
4. Naqiyyatu Dhihni (17030654076)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SAINS
2019
A. JUDUL
Judul pada percobaan kali ini adalah Sistem Pencernaan Makanan.
B. PERTANYAAN PENGAMATAN
Rumusan masalah pada percobaan kali ini adalah:
1. Bagaimana organ sistem pencernaan pada ikan mas?
2. Apa saja macam­macam enzim pencernaan yang terdapat pada usus

ikan mas?
3. Bagaimana fungsi empedu pada pencernaan makanan?
C. TUJUAN
Berdasarkan   rumusan   masalah   di   atas,   tujuan   pada   percobaan   kali   ini

adalah:
1. Untuk mengidentifikasiorgan sistem pencernaan pada ikan mas.
2. Untuk   mengetahui   macam­macam   enzim   pencernaan   yang   terdapat

pada usus ikan mas.
3. Untuk mengetahui fungsi empedu pada pencernaan makanan. 
D. KAJIAN TEORI
Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata
yang lain. Namun, ikan memiliki beberapa variasi terutama dalam
hubungannya dengan cara memakan. Alat pencernaan ikan terdiri atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumya, saluran
pencernaan ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut, rongga mulut,
faring, esophagus, lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan
sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada lambung, hati, dan pankeas
(Fujaya, 2004).
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum
oris). Pada rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut
pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat
digerakkan. Lidah ikan banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak
menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan masuk ke
esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang kemudian
makanan di dorong masuk ke lambung. Lambung ikan pada umumnya
membesar dan tidak memiliki batas yang jelas dengan usus. Dari lambung,
makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan
sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Struktur dan fungsi saluran
pencernaan pada ikan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Mulut
Struktur anatomi mulut erat kaitannya dengan cara mendapatkan
makanan, ada mulut yang dapat disembulkan ke depan seperti ikan
belanak. Adapula yang tidak dapat disembulkan. Posisi mulut pada
ikan sangatlah bervariasi di setiap jenis ikan. Hal ini sangat tergantung
dari kebiasaan memakan ikan, jenis pakan yang dimakan serta ukuran
pakan yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Jadi fungsi dari mulut
adalah sebagai alat untuk memasukkan makanan.
b) Faring
Pada ikan filter feeding proses penyaringan makanan terjadi pada
segmen inikarena tapis insang mengarah ke segmen faring. Lapisan
permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut, kadangkala masih
ditemukan organ pengecap. Jika material yang ditelan bukan makanan
maka akan dibuang melalui insang (Fujaya,2004).
c) Esophagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa,
mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan
laut esophagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif
menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum menurun
sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum
(Fujaya, 2004).
d) Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak
berlambung fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan
yang dimodifikasi menjadi kantong yeng membesar. Pada ikan tak
bergigi (biasanya herbivora) terdapat gizzard yang berfungsi untuk
menggerus makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel
mucus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi
sebagai pelindung dinding lambung dri kerja asam klorida. Di bagian
luar sel epitellium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi sel
mucus tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastric terletak di bagian
bawah dari lapisan epitellium mensekresikan pepsin dan asam klorida.
Berbeda dengan mamalia pada ikan pencernaan secara kimiawi dimulai
di bagian lambung, bukan di bagian rongga mulut, karena ikan tidak
memiliki kelenjar air liur (Fujaya, 2004).
e) Pylorus
Pylorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus
depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil.
Pada beberapa ikan terdapat usus-usus kecil dan pendek yang disebut
pyloric caeca. Saat menyempitnya saluran pencernaan pada segmen ini
berarti bahwa segmen pylorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran
makanan (chyme) dari lambung ke segmen usus (Fujaya, 2004).
f) Usus
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran penceraan. Pada
bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalam yaitu
saluran yang berasal dari kantung empedu dan yang berasal dari
pancreas. Lapisan mukosa usus tersusun oleh selapis sel epitellium
dengan bentuk prismatic. Pada lapisan ini terdapat tonjolan membentuk
sarang tawon pada usus bagian depan dan lebih beraturan pada usus
bagian belakang, terutama pada ikan lele. Bentuk sel yang umum
ditemukan pada epithelium usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit
merupakan sel yang paling dominan dan diantara enterosit terdapat
mukosit. Jumlah mukosit semakin meningkat ke arah bagian belakang
usus. Enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah
memiliki mikrovili yang berperan dalam penyerapan makanan. Secara
histologis enterosit pada ikan yang telah menyerap zat makanan akan
berwarna keputih-putihan dan berbeda sekali dengan sel yang tidak
menyerap zat makanan. Mukosit merupakan sel penghasil lendir yang
berbentuk piala. Bagian bawah mukosit mengandung mucigen yang
akan berubah menjadi lendir jika telah dilepaskan oleh sel dan bereaksi
dengan air (Fujaya, 2004).
g) Rectum
Rectum merupakan segmen saluran pencernaan terujung. Segmen
rectum berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Adanya penyerapan air
ini dapat dilihat dari kondisi feces yang umumnya berbentuk kompak,
berbeda dengan keadaannya ketika masih terdapat dalam usus bagian
belakang. Pada larva ikan selain fungsi tersebut rectum juga berfungsi
untuk penyerapan protein (Fujaya, 2004).
h) Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang
sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital.

Gambar 1: Struktur ikan mas


Sumber: pak.pandani.web.id
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim
pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran
makanan. Enzim pencernaan yang hasilkan oleh ikan buas berbeda dendan
ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya mengasilkan enzim pemecah
protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah
karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping
itu, saluran perncernaannya (lambung, usus) juga berfungsi sebagai
kelenjar pencernaan.
Hati dan kantung empedu memainkan peran penting dalam
pencernaan. Hati baik asimilasi produk-produk dari pencernaan ke dalam
bentuk yang dapat digunakan dan membantu proses pencernaan melalui
produksi empedu yang disimpan dalam kantung empedu. Empedu
melayani sejumlah fungsi :
a. Membantu dengan emulsifikasi dan penyerapan lipid
b. Menetralkan asam klorida dari lambung (Dan sehingga mencegah
kemungkinan ulserasi usus)
c. Memastikan bahwa racun diserap kembali ke usus untuk ukuran
eksresi.
Pankreas memiliki kelenjar endokrin dan eksokrin. Bagian yang
predominan adalah kelenjar eksokrin, yang terdiri atas kelmpok-kelompok
sel sekretorik seperti anggur yang membentuk kantung-kantung (asinus).
Kelenjar endokrinnya terdiri atas pulau-pulau langerhans yang tersebar di
seluruh pankreas. Kelenjar eksokrin pankreas mensekresikan. Berikut ini
adalah beberapa enzim yang berperan dalam pencernaan ikan mas
diantaranya adalah:
1. Tripsin
Tripsin adalah suatu enzim pemecah protein atau proteose, yang
dihasilkan oleh sel-sel pankreas dalam bentuk molekul tripsinogen yang
tidak aktif. Tripsinogen akan diaktifkan menjadi tripsin oleh
enterokinase yaitu enzim yang dihasilkan oleh usus. Tripsin dapat
bekerja maksimal pada pH 8-9. Pembuktian adanya enzim tripsin dapat
dilakukan dengan uji biuret, apabila bahan uji mengandung protein
yang memiliki dua atau lebih ikan peptida akan berwarna keunguan bila
diuji dengan reagen biuret.
2. Amilase
Amilase (α-amilase) terdapat pada saliva dan usus halus. Amilase
berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum, dekstrin dan
glikogen menjadi maltosa. Maltosa adalah disakarida yang terbentuk
dari dua molekul glukosa. Ikatan yang terjadi adalah antara karbon
nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa masih
memiliki gugus –OH glikosidik dan demikian masih mempunyai sifat
mereduksi. Maltosa merupakan hasil hidrolisis amilum dengan asam
maupun enzim. Dalam tubuh amilum mengalami hidrolisis menjadi
maltosa oleh enzim amilase. Pengujian enzim amilase dapat dilakukan
dengan uji Benedict. Glukosa akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+yang
kemudian mengendap sebagai Cu2O. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung konsentrasi bahan
uji yang diperiksa.
3. Lipase
Lipase dalam cairan pankreas berfungsi sebagai katalis dalam proses
hidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monoasilgliserol dan
diasilgliserol. Aktivitas enzim lipase dapat bertambah dengan adanya
ion Ca2+dan asam empedu, dan bekerja secara optimal pada pH 7-8,8.
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat:
a. Rak tabung reaksi  1 buah
b. Tabung reaksi  10 buah
c. Kertas label  10 buah
d. Gelas beaker 400 ml  1 buah
e. Penjepit tabung reaksi  1 buah
f. Korek api  1 buah
g. Papan seksi  1 buah
h. Dissecting set  1 set
i. Mortar  1 buah
2. Bahan:
a. 0,5% CuSO4  Secukupnya
b. 10% NaOH  Secukupnya
c. Larutan protein albumin (putih telur) Secukupnya
d. Larutan benedict Secukupnya
e. Larutan biuret Secukupnya
f. Larutan glukosa 5%  Secukupnya
g. Larutan fruktosa 10%  Secukupnya
h. Larutan sukrosa 5%  Secukupnya
i. Larutan iodin (IKI)  Secukupnya
j. Larutan gula/pati  Secukupnya
k. Aquades  Secukupnya
l. Toluen  4­5 tetes
m. Gliserin 50%  20 ml
n. Minyak goreng  4 ml
o. Kertas karbon hitam  1 lembar
p. Kertas saring  1 lembar
q. Empat sampel eksperimen yang berbeda
F. LANGKAH
1. Pembuatan isolat usus
a. Membedah ikan mas pada bagian perut.
b. Memisahkan usus dari organ lainnya dengan hati­hati. Mengambil

usus halus dengan cara memotongnya dari bagian akhir lambung

hingga awal usus besar.
c. Mengambil kantung empedu dengan hati­hati dan jangan sampai

pecah.
d. Membuka usus halus dengan cara menyayatnya secara longitudinal.
e. Membersihkan usus halus dengan aquades.
f. Menghaluskan   usus   halus   dan   20   ml   gliserin   50%   dengan

menggunakan mortar. Mengambil 4­5 tetes toluen, menghaluskan

kembali. Setelah halus, memasukkan usus tersebut ke dalam botol

kemudian   tutup   rapat.   Membungkus   botol   dengan   kertas   karbon

hitam.
g. Menyimpan ekstrak usus halus tersebut dalam ruang gelap selama

6­7 hari.
h. Setelah   6­7   hari,   menyaring   ekstrak   usus   dengan   kertas   saring.

Ekstrak usus siap digunakan untuk uji enzim.
2. Uji empedu
a. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dengan memberi label 1 dan 2.
b. Menuang isi kantung empedu (empedu) ke dalam tabung reaksi 1

dengan   cara   menggunting   sedikit   permukaannya   di   atas   tabung

reaksi.
c. Mengencerkan   empedu   dengan   aquades   sehingga   volumenya

menjadi 2 ml.
d. Memasukkan   2   ml   aquades   ke   dalam   tabung   reaksi   2   sebagai

kontrol.
e. Menambahkan   2   ml   minyak   goreng   ke   dalam   masing­masing

tabung reaksi.
f. Mengocok   kedua   tabung   reaksi   dengan   kuat   lalu   membiarkan

selama 5­10 menit.
g. Mengamati   apa   yang   terjadi   pada   kedua   larutan   dalam   tabung

reaksi   tersebut.   Membandingkan   besar   gumpalan   lemak   dalam

masing­masing tabung reaksi.
h. Mencatat hasil pada tabel 2.
3. Uji enzim
a. Uji tripsin
1) Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dengan memberi label 1 dan

2.
2) Memasukkan 1 ml sampel yang terindikasi mengadung protein

ke dalam masing­masing tabung reaksi.
3) Memanaskan tabung reaksi hingga mendidih.
4) Mendinginkan   kedua   tabung   reaksi.   Setelah   dingin

memasukkan 1 ml ekstrak usus ke dalam tabung reaksi 1 dan 1

ml   aquades   ke   dalam   tabung   2.   Mendiamkan   selama   5­10

menit.
5) Meneteskan   masing­masing   5   tetes   reagen   biuret   ke   dalam

tabung 1 dan 2. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada

masing­masing tabung reaksi.
6) Mencatat hasil pada tabel 3.
b. Uji amilase
a) Menyiapkan 2 tabung reaksi dengan memberi label 1 dan 2.
b) Memasukkan 2 ml reagen benedict  ke dalam masing­masing

tabung reaksi.
c) Menyiapkan 2 tabung reaksi lain dengan memberi label 3 dan

4.
d) Memasukkan   2   ml   larutan   sampel   yang   terindikasi   adanya

karbohidrat ke dalam tabung 3 dan 4.
e) Memasukkan 1 ml ekstrak usus ke dalam tabung reaksi 3 dan 1

ml   aquades   ke   dalam   tabung   reaksi   4.   Menggoyang   kedua

tabung reaksi tersebut selama 5­10 menit.
f) Meneteskan sebanyak 5 tetes larutan tabung reaksi 3 ke dalam

tabung reaksi 1 dan larutan tabung reaksi 4 ke dalam tabung

reaksi 2.
g) Memanaskan   tabung   reaksi   1   dan   2   selama   5   menit   dan

mengamati perubahan warna yang terjadi pada larutan tabung 1

dan 2.
h) Mencatat hasil pada tabel 4.
c. Uji maltase
Langkah   pembuktian   adanya   maltase   sama   seperti   langkah

pengujian adanya amilase. Hanya saja mengganti sampel amilase

dengan sampel maltose. Kemudian mencatat hasil pada tabel 5.
G.
H. ALUR
1. Pembuatan isolat usus

IKAN MAS
­ Dibedahbagianperut.
USUS
­ Diambilusushalusdenganmemotongba
gianakhirlambungsampaiawalusus.
­ Disayatsecara longitudinal.
­ Dibersihkandeganaquades.
­ Dihaluskandengan   mortar
5 TETES TOLUENE bersamagliserin 50% 20 ml.

­ Dimasukkankedalam mortar.
­ Dihaluskankembali.
EKSTRAK USUS
­ Dimasukkankedalambotoldegankertas
karbonhitam.
­ Diletakkan   di   ruanggelapselama   6­7
hari.
EKSTRAK USUS
SIAP UJI ENZIM
2. Uji empedu

CAIRAN EMPEDU+2 ml 2 ml
AQUADES AQUADES
­ Dimasukkankedal ­ Dimasukkankedal
amtabung 1. amtabung 2.
­ Ditambahkan   2 ­ Ditambahkan   2
ml   minyak ml   minyak
goreng. goreng.
­ Dikocok.
­ Dibandingkan. ­ Dikocok.

GUMPALAN
LEMAK
3. Uji enzim
a. Uji tripsin

PUTIH PUTIH SUSU+ISOLAT


TELUR+ISOLAT TELUR+AQUADES

­ Dimasukkankedalamtab
ung.
­ Ditetesi 5 tetes benedict.
­ Dikocok.
PERUBAHAN ­ Ditunggu 5 menit.
WARNA

b. Uji amilase
AMILUM+ AMILUM+ LARUTAN
ISOLAT AQUADES KENTANG+ISOLAT

­ Dimasukkankedalamtabung.
­ Ditetesi 5 tetes benedict.
­ Dikocok.
­ Dipanaskansampaiberubahwa
rna.
PERUBAHAN
WARNA
c. Uji maltase
MALTOSA MALTOSA
+ISOLAT +AQUADES

­ Dimasukkankedalamtabung.
­ Ditetesi 5 tetes benedict.
­ Dikocok.
PERUBAHAN ­ Dipanaskansampaiberubahwarna.
WARNA
I. TABEL
Tabel 1. Pengamatan Organ Sistem Pencernaan Ikan Mas
No. Gambar Keterangan
1.

Tabel 2. Uji Empedu


Tabel 3. Uji Tripsin
Tabung Larutan Warna Hasil Reaksi Keberadaan Protein
(Ada/Tidak Ada)
1
2

Tabel 4. Uji Amilase


Tabel 5. Uji Maltase

Tabel 3. Identifikasi Tripsin


Keberadaan Protein
Tabung Larutan Warna Hasil Reaksi
(Ada/Tidak ada)
1 1 ml ekstrak usus
2 1 ml akuades

Tabel 5. Identifikasi Amilase


Warna Larutan Keberadaan
Tabung Larutan Sebelum Setelah Amilase
Dipanaskan Dipanaskan (Ada/Tidak Ada)
1 1 ml ekstrak usus
2 1 ml akuades
Tabel 6. Identifikasi Maltase
Warna Larutan Keberadaan
Tabung Larutan Sebelum Setelah Maltase
Dipanaskan Dipanaskan (Ada/Tidak Ada)
1 1 ml ekstrak usus
2 1 ml akuades

Tabel 8. Identifikasi Fungsi Empedu Ikan Mas


Tabung Larutan Gumpalan Lemak
1 2 ml empedu
2 2 ml akuades

J. DAFTAR PUSTAKA
Yuwono dan Purnama. 2001. Fisiologi Hewan Air. CV Sagang Sero:
Jakarta
Fujaya, 2004.Konsep-Konsepyang Mempelajari Perikanan.
Kanisius.Yogyakarta
Meitanisyah. 2010.Anatomy of fish.Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai