PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah selama suatu
waktu atau jangka waktu tertentu, dengan kata lain semua orang yang berdomisili di
suatu wilayah geografis selama enam bulan atau lebih yang berdomisili kurag dari
enam bulan tetapi berrtujuan menetap. Laju pertumbuhan penduduk (growth rate)
penduduk dan survey penduduk antar sensus (supas). Sensus di adakan pertama kakli
di Indonesia pada 1930 dan yang terakhir pada 2010. Gambaran lain dari struktur
umur penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia reproduktif secara
ekonomi (15-64 tahun) dengan jumlah penduduk yang belum atau sudah tidak
produktif lagi secara ekonomi (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas). Masih besarnya
penduduk usia muda berakibat anatar lain pada penigkatan kebutuhan biaya hidup
Gerakan Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal sekarang ini dipelopori
oleh beberapa tokoh, baik dalam maupun luar negeri. Program KB mengalami
perkembangan pesat baik ditinjau dari sudut ruang lingkup geografis, pendekatan,
operasional, dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran. Pada zaman PKBI tahun
1950 dan 1960an, tujuan KB adalah menjarangkan kelahiran, upaya ini dikaitkan
dengan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, juga diusahakan agar pasangan
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. Melakukan anamnesa untuk mengumpulkan data subjektif pada ibu.
b. Melakukan pemeriksaan untuk mencapai data objektif.
c. Menegakkan asassement dari hasil data subjektif dan objektif.
d. Merencanakan asuhan kebidanan dan memberitahukan penatalaksanaan
kepada ibu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sikap kepriaan
b. Faktor kesehatan
Status kesehatan
Riwayat haid
Riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan panggul
4. Macam-Macam Kontrasepsi
Hormonal
o Pil
o Suntik
o Implant
Non Hormonal
o Metode Amenorhea Laktasi (MAL)
o Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
o Senggama terputus
o Metode Barier
Kondom
Diafragma
Spermisida
Intrauterine Devices (IUD/AKDR)
Kontrasepsi Mantap
o Medis Operatif Pria (Vasektomi)
4
o Medis Operatif Wanita (Tubektomi)
(Saifuddin, 2003)
5
b. Sekunder
o Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa.
o Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari
ovum yang telah dibuahi
o Mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopi.
(Prawirohardjo, 2002)
6
Mengurangi jumlah perdarahan
Mengurangi nyeri saat haid
Mencegah kehamilan ektopik
Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
(Prawirohardjo, 2002)
5. Kerugian
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
Siklus haid yang memendek atau memanjang
Perdarahan yang banyak atau sedikit
Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
Tidak haid sama sekali
b. Klien sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan)
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
d. Permasalan berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis, infeksi virus HIV
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
g. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena belum habisnya pelepasan otot
suntikan dari tempat suntikan. (Prawirohardjo, 2002)
6. Efek Samping
a. Gangguan haid
Pola haid yang normal dapat berubah menjadi :
Amenorhea
Perdarahan irregular
Perdarahan bercak
Perubahan dalam Frekuensi dalam jumlah darah yang hilang
Efek pada haid tergantung pada lama pemakaian
7
Perdarahan intermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya
waktu, sedangkan kejadian amenorrhea bertambah besar.
Insiden yang tinggi dari amenorrhea diduga berhubungan dengan atrofi
endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan irregular masih belum
jelas dan tampaknya tidak ada hubungan dengan perubahan-perubahan dalam
kadar hormone atau histology endometrium.
DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan bercak
danamenorhea, pertambahan berat badan tinggi.
Bila terjadi amenorrhea, memberikan efek yang menguntungkan yakni
berkurangnya insiden anemi.
b. Berat badan bertambah
Umumnya penambahan berat badan tidak terlalu besar bervariasi antara
kurang dari 1 Kg sampai 5 Kg dalam tahun pertama
Penyebab pertambahan berat badan belum jelas. Hipotesis para ahli DMPA
merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan
akseptor makan lebih banyak daripada biasanya.
c. Sakit kepala
Insiden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan terjadi pada
< 17 % akseptor
d. Efek metabolik
DMPA mempengaruhi metabolisme karbohidrat, tetapi tidak ditemukan terjadi
diabetes pada akseptor.
e. Efek pada reproduksi
Kembalinya kesuburan/ ferilitas
Efek pada telur/janin
Laktasi
8
Perubahan pada metabolisme lemak kolesterol baik pada DMPA atau NET-
EN dicurigai dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit
kardiovaskuler. (Prawirohardjo, 2002)
b. Kontra Indikasi
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntik pada :
Kehamilan (hamil atau diduga hamil risiko cacat pada janin > per 100.000
kehamilan)
Menderita kanker
Menderita tumor jinak
Karsinomatraktur seritalia dan perdarahan yang abnormal pada uterus
Pada wanita dengan diabetes mellitus (DM) disertai dengan komplikasi.
(Ari sulistiawati, 2012)
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
Identitas
S:
Ibu datang ingin mendapatkan KB suntik 3 bulan. Ibu mengatakan hari ini adalah
jadwal kunjungan ulang. Ibu mengeluh cemas karena mengalami flek. Riwayat
persalinan yang lalu normal dan sekarang ibu sedang menggunakan KB suntik 3
bulan selama ± 3 bulan.
O:
Pemeriksaan umum
K/U : Baik
TD : 100/70 mmHg
10
N : 75 x/i
Rr : 20 x/i
T : 36 ºC
Pemeriksaan Fisik
Mata
Sklera : Tidak Ikterik
Konjuntiva : Tidak Pucat
Hidung
Polip : Tidak ada
Dada
Payudara : Simetris
Leher
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembengkakan
Pembuluh Limfe : Tidak ada pembengkakan
Perut
Bekas Luka : Tidak Ada
Bentuk Perut : Simetris
Kaki
Tungkai Atas
Oedema : Tidak Ada
Tungkai Bawah
Oedema : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
11
A : Ibu Akseptor aktif KB suntik 3 bulan (Depo Progestin)
P:
Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan
Memberitahu ibu bahwa tanda-tanda vital normal
Melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan secara intramuscular pada daerah
bokong
Menjelaskan pada ibu bahwa flek atau spoting adalah efek samping yang umum
terjadi pada kontrasepsi KB suntik 3 bulan
Menjadwalkan kunjungan ulang yaitu pada tanggal 26 Agustus 2017
Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan
Melakukan dokumentasi
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. M dengan Akseptor aktif
KB suntik 3 bulan di BPS Suryani Dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Dalam memberikan suatu pelayanan kontrasepsi komunikasi antara bidan dengan
klien harus dibina secara baik, berikan suatu kebebasan bagi klien untuk bertanya
dan jangan memaksakan jenis kontrasepsi apa yang akan klien pilih,kenyamanan
berkomunikasi secara interpersonal memudahkan klien untuk memilih kontrasepsi
secara tepat.
2. Dapat menjelaskan keuntungan dari kontrasepsi suntik yaitu sangat efektif,
pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami
istri, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek sampingnya, dapat
digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause.
B. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan, logika dan ilmiah dalam
melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG
Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. YBP - Sarwono
Prawirohardjo
Sulistyawati, Ari. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta. Salemba Medika
14