Puji syukur skami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
memberi rahmat serta karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul”dimensi budaya dan konsep sehat sakit” dari makalah ini semoga
dapat memberikan informasi atau pemahaman lebih.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada ibu dosen pengajar
kami pada mata kuliah sosio antropologi kesehatan ini. dan semua pihak yang
telat membantu kami untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Kami menyadari
atas kekurangan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga menjadi sebuah
kehormatan bagi kami jika mendapat kritikan dan saran sehingga untuk
kedepannya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Demikian akhir serta kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihan dan pembelajaran khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka
wawasan ilmu untuk masa yang akan datang.
Penyusun
Kelompok 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumus masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
PEMBAHASAN
3. Individualisme vs collectivitas
Hofstede (2001) menjelaskan dimensi individualisme sebagai sisi yang
berlawanan dari collectivism sebagai berikut:
Ini menggambarkan hubungan antara individu dan kolektivitas yang
berlaku dalam masyarakat tertentu. Itu tercermin dalam cara orang hidup bersama.
- misalnya, dalam keluarga nuklir, atau suku. dan itu memiliki banyak implikasi
untuk nilai-nilai dan perilaku(Hofstede,2001).
Ciri organisasi atau lembaga Individualisme dengan Collectivitas adalah
sejauh mana individu di integrasikan ke dalam organisasi atau lembaga tersebut.
Dalam masyarakat yang individualistik, tekanan atau stres diletakkan dalam
permasalahan pribadi, serta menuntut hak-hak individu. Orang-orangdiharapkan
untuk membela diri sendiri dan keluarga mereka. Selain itu juga mereka
diharapkan untuk memilih afiliasi sendiri. Sebaliknya dalam masyarakat kolektifis,
individu bertindak terutama sebagai anggota kelompok seumur hidup. Daya
kolesifitas yang tinggi tercipta di dalam kelompok mereka (kelompok di sini tidak
mengacu kepada politik atau negara). Orang-orang memiliki keluarga besar, yang
dijadikan sebagai perlindungan bagi dirinya sehingga loyalitasnya tidak
diragukan.
4. Maskulinitas vs Feminimitas
Hofstede menjelaskan Maskulinitas dan Feminimitas sebagai berikut:
Pola peran gender dominan di sebagian besar tradisional dan modern masyarakat.
(Saya akan menggunakan 'seks' ketika merujuk pada fungsi biologis dan 'gender'
kapan merujuk pada fungsi sosial) (Hofstede, 2001).
Maskulinitas berkaitan dengan nilai perbedaan gender dalam masyarakat,
atau distribusi peran emosional antara gender yang berbeda. Nilai-nilai dimensi
maskulinitas terkandung nilai daya saing, ketegasan, materialistik, ambisi dan
kekuasaan. Dimensi feminin menempatkan nilai yang lebih terhadap hubungan dan
kualitas hidup. Dalam dimensi maskulinitas, perbedaan antara peran gender nampak lebih
dramatis dan kurang fleksibel dibandingkan dengan dimensi feminin yang melihat pria dan
wanita memiliki nilai yang sama, meningkatkan kesederhanaan serta kepedulian.
Penggunaan terminologi feminin dan maskulin yang mengacu terhadap perbedaan
gender yang jelas tersirat melahirkan kontroversial. Sehingga beberapa peneliti
yang menggunakan perspektif Hofstede (2011) mengganti terminologi tersebut,
misalnya “Kuantitas Hidup” dengan “Kualitas Hidup”.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian di atas dapat dipahami bahwa perbandingan
budaya mengandaikan bahwa ada sesuatu yang harus dibandingkan dan bahwa
setiap budaya sebenar nya tidaklah begitu unik, bahwa setiap budaya yang paralel
dengan kebudayaan lain tidakmemiliki makna yang begitu berarti. Berikut ini
adalah enam dimensi budaya yang dibangun oleh Hofstede dan beberapa peneliti
lain.
Konsep sehat sakit menurut antropologi kesehatan dipandang sebagai
suatu disiplin budaya yang memberi perhatian pada askes biologis dan sosial
budaya dari tingkah laku manusia. Sifat dari perilaku sehatsakit sendiri adalah
subjektif sehingga tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan mutu kehidupan dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu
disamping unsur soail budya yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA